Suasana angin yang dingin tiba-tiba menerpa dengan kencang di sebuah lokasi pinggiran kota Jakarta. Vani turun dari angkutan umum itu menuju sebuah pabrik textile. David yang melihat pabrik itu langsung melotot karena terkejut.
Pasalnya pabrik itu adalah anakan perusahaan yang di pimpin nya sekarang ini, dalam artian pabrik itu adalah milik orang tua nya.
Jadi Vani adalah karyawan dalam pabrik ini, dunia memang begitu sempit, Guman David. Ia lantas memarkirkan mobil nya dan memasuki kawasan pabrik itu. Satpam yang langsung mengenali nya langsung memberi hormat padanya.
" Pak David, selamat datang pak, ada yang bisa kami bantu pak..?" Ucap salah seorang Manager yang terkejut atas kedatangan David secara mendadak.
" Ahh, santai saja, Aku hanya datang melihat-lihat tidak sedang bersama Ayahku." David menepuk pelan pundak manager yang membungkuk memberi salam pada nya." Tidak seperti biasa nya yang berpakaian Formal dengan kesan kewibaan nya David datang dengan pakaian casual anak muda pada umum nya dengan celana training sport dan hodie.
Ia meminta manager itu menemani nya berkeliling di ruang produksi perusahaan itu.
" Kamu tahu karyawan yang bernama Vani Natali..?". Tanya David kepada Manager itu.
" Ah, akan saya segera carikan pak David, mohon di tunggu sebentar." Manager itu langsung menghubungi bawahan nya untuk mencari Vani.
David dan Manager itu terus berjalan berkeliling pabrik itu.
Para karyawan yang tak sadar kalau itu adalah Ceo perusahaan mereka, merasa terkagum akan paras nya yang tanpa embel-embel pakaian formal nya. Manager menatap tajam siapa saja yang menatap David dengan tatapan tak biasa. Hingga sampai di bagian paling ujung terdengar suara amarah seseorang yang sedang meneriaki bawahan nya.
" Kamu pikir ini perusahaan nenek moyang kamu bisa seenak nya tidak masuk tiga hari lalu meminta keringanan."
" Saya tidak enak badan bu selama tiga hari itu, saya juga melampirkan surat keterangan dokter." Ucap nya sembari memberikan amplop berisi surat itu kepada salah seorang atasan itu. Namun amplop itu ia tolak mentah-mentah dan langsung merobek nya.
" Kamu aku kembalikan ke HRD, cepat pergi." Ucap ketus tanpa berbelas kasih. Ia lantas memunguti kertas yang telah robek berkeping-keping itu namun sebelum beranjak seorang Pria mendatangi nya dan membantu memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai itu.
" Pak David....". Ucap Gugup atasan itu lalu memberi hormat dengan sedikit membungkuk.
Vani yang mendengar suara lantang atasan nya itu langsung menoleh menatap Pria itu, Vani langsung terkejut Pria itu adalah sebuah ingatan yang ingin ia lupakan.
Vani langsung beranjak pergi namun David mencegah nya dengan memegang sebelah lengan nya.
" Ikut aku sekarang." Ucap David membawa Vani ke arah ruangan kantor, tak sedikit yang menatap heran pemandangan janggal itu.
Sesampai nya di sebuah ruangan kantor yang sepi tanpa seorangpun di sana, ia menutup pintu dan mengunci nya Vani lalu melepaskan paksa genggaman tangan nya.
" Apa mau mu..?" Ucap Vani lantang. David yang memandang dengan seksama wajah Vani seketika langsung luluh, paras cantik itu sedikit memprihatinkan dengan wajah pucat pasi dan terdapat lingkaran hitam di kedua mata nya.
" Kamu sakit Van..?" David memegang kening Vani yang terasa hangat itu. Vani terus menolak berkontak fisik dengan nya, seakan Vani memang tak mau berurusan lagi dengan David.
" Aku David, pria yang tempo hari bersama mu dalam kamar hotel club malam itu." David terbata mengatakan itu kepada Vani.
" Aku tahu, hubungan kita hanya sebatas malam itu saja dan tidak lebih, tolong jangan campuri urusan ku." Ucap Vani lantas pergi meninggalkan David.
Wanita itu mendatangi HRD untuk mengurus surat pengunduran diri nya tanpa menggubris David. Vani langsung pergi meninggalkan pabrik itu setelah berkas-berkas pengunduran diri nya telah selesai, namun David terus mengikuti nya, ia sudah menunggu Vani di sebuah parkiran pabrik itu.
" Vani tunggu sebentar aku mau bicara." David menghalangi jalan Vani.
" Aku benar-benar minta maaf malam itu, aku benar-benar tidak sadar karena mabuk berat malam itu, kau boleh meminta kopensasi apapun dariku."
Vani menatap David dengan wajah kesal dan terus membuang muka.
" Pergilah aku sudah tak ingin ada urusan dengan mu."
Vani terus meminta David pergi, namun sebelum Vani benar-benar beranjak David memberikan kartu nama pada nya.
" Segera hubungi aku jika kamu meminta apapun."
Ucap David terus menatap mata Vani.
Vani akhirnya pulang menaiki angkutan umum lagi, perasaan nya benar-benar kesal hari itu, sudah di pecat dari pekerjaan nya malah bertemu pria menyebalkan itu lagi.
Dalam lamunan penyesalan nya ia tak sengaja melihat mantan suami nya Doni dalam jendela angkutan umum itu. Mantan suami nya itu sedang asyik duduk ngobrol mesra dengan wanita lain dalam sebuah Caferia outdoor.
Sudah jatuh tertimpa tangga itulah yang pantas di berikan kepada Vani, Wanita bodoh itu langsung turun setelah melihat mantan suami nya itu. Namun sayang nya mereka sudah beranjak pergi menaiki mobil, saat Vani akan mengejar nya, sebuah mobil melintas dan menyerempet nya.
Ia langsung jatuh dengan sedikit luka di siku tangan dan lutut nya, seseorang dari dalam mobil itu langsung keluar menghampiri Vani.
" Nona, Kau tak apa-apa, apakah ada yang terluka."
Ucap Seseorang yang seakan dikenal oleh Vani.
" Hanya luka ringan, tidak apa-apa. Ucap Vani menutup sedikit darah di siku tangan nya.
" Mari kita ke klinik untuk mengobati nya." Ucap Pria itu segera memapah Vani masuk ke mobil nya.
Vani merasa familiar dengan suara nya tapi dimana ia mendengar nya, Vani terus mengingat-ingat tapi tetap tidak mengingat nya.
" Sekali lagi maaf ya Nona, aku akan membayar semua pengobatan mu." Ucap pria itu dengan masih fokus menyetir. Vani diobati dan diperban di bagian siku serta lutut nya yang sedikit memar, Pria itu bertanggung jawab dengan masih setia menunggui Vani sampai keluar dari ruangan klinik dan mengantar nya pulang sampai kerumah nya.
" Nona aku sudah membayar biaya pengobatan nya, ini kartu namaku hubungi kapan saja jika terjadi sesuatu padamu." Memberikan kartu nama kepada Vani lalu berpamitan pulang.
Vani menatap kartu nama itu dan mencocokan nya dengan kartu nama yang di terima nya dari David. Ada sebuah logo berlambang yang sama dari kartu nama itu, mungkinkah mereka bekerja di sebuah Perusahaan yang sama, Gumam Vani. Sebuah kebetulan yang aneh. Vani meletakkan kedua kartu nama itu di laci kamar nya.
Tapi kalau di fikir-fikir lagi kenapa David bisa masuk ke pabrik tempat ia bekerja dengan mudah bahkan atasan nya seperti tunduk kepada nya. Vani masih terheran karena selama ia bekerja disana tidak pernah sekalipun melihat sosok pemilik pabrik itu, biasa nya hanya atasan-atasan yang bisa melihat langsung pemiliknya.
" Apa David dan Pria ini bekerja di sebuah perusahaan yang berkaitan dengan pabrik tempat ku bekerja kemarin."
Gumam Vani berfikir lagi.
Terimakasih atas dukungan nya, menerima kritikan yang membangun. ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments