3. Sakit

Namun, saat Nara hendak pergi, tiba tiba tangan Nara digandeng oleh Arvin. Dan Nara pun berhenti.

"Kenapa?" Tanya Nara

"Tidak usah aku baik baik saja" ujar Arvin sambil kedinginan

"Apa katamu? Tidak usah? Kau sampai menggigil seperti ini tidak usah?" Ujar Nara

"Iya,,, aku hanya ingin di rawat di Rumah saja. Dan minum obat itu sudah cukup" ujar Arvin

Karena Arvin tak mau di Bawa ke Rumah sakit, Akhirnya Nara pun mengikuti permintaan Arvin.

"Yasudah kalo gitu" ujar Nara

Lalu Nara pun menarik selimut Dan menyelimuti badan Arvin yang menggigil karena kedinginan, Padahal badannya sangat panas.

"Oke lalu dimana Rumah mu? Kau naik apa?" Tanya Nara

Lalu Arvin tak menjawab apapun

"Em? Sudah tidur...?" Ya sudah baguslah kalo kayak gitu" ujar Nara

Arvin tertidur karena bandannya yang begitu sangat panas. Lalu Nara pun menempelakan tangannya di dahi Arvi.

"Oh.. panas sekali...." Ujarnya

"Gue harus ngabarin Novi dulu deh" ujarnya

Lalu Nara pun mengirim pesan untuk temannya.

"Nov, kasih Tau Rara keknya Hari ini gue nggak bisa ngerjain tugasnya sekarang. Aku lagi ada urusan di UKS. Kalian pulang duluan aja. Kita kerjakan besok" pesan Dari Nara

"Oke" balas Novi

Pukul 16:00

Bunyi bell sekolah pulang pun telah dinyalakan.

"Triiinggg"

"Oh sudah pulang ya? Terus dia gimana ya? Apa aku bangun kan saja?" Ujar Nara Sembari menggigit Bibirnya

Karena Nara kebingungan, Dan Arvin masih demam, Nara memutuskan untuk membangunkan Arvin.

"Arvin, Arvin" ujar Nara sembari menggoyang goyangkan badan Arvin

Tak lama Kemudian Arvin pun membuka matanya.

"Eeenggg"

"Sudah waktunya pulang. Kau bawa apa di sekolah biar aku antar" ujar Nara

"Em aku bawa Mobil" jawab Arvin

"Yasudah ayo keluar Dari Uks. aku akan membantumu memapah" ujar Nara

Lalu Nara pun membantu Arvin untuk berdiri Dan memapah Arvin sampai ke dalam Mobil.

"Badanmu panas banget. Kau tak mau ke Rumah sakit?" Tanya Nara Sembari mempah Arvin

"Nggak" jawab Arvin yang sangat lemas

Tak lama Kemudian Nara Dan Arvin pun sampai di Mobil Arvin.

"Ah, tapi aku tak bisa menyetir Mobil. Kita minta bantuan Pak satpam saja gimana?" Tanya Nara

Arvin pun kaget mendengar omongan Nara yang tak bisa membawa Mobil. Lalu Arvin menatap ke arah Nara yang dengan wajah juteknya.

"Kau? Tak bisa membawa Mobil?" Tanya Arvin

"Kenapa Kau menatapku seperti itu?" Tanya Nara pelan karena takut dengan wajah Arvin

"Tidak usah. Aku Masih kuat. Kau masuk saja" ujar Arvin sembari melepaskan tangan Nara yang ada di pundaknya

Lalu Arvin berjalan memasuki Mobil untuk menyetir sembari bergumam.

"Lalu kenapa dia Sok sok an mau menolongku? Hah" ujarnya sembari Menyengir

"Klap"

Saat masuk Mobil, Arvin melihat Nara yang Masih berdiam di luar Mobil.

"Ha? Kenapa dia tak masuk?"

Lalu Arvin membuka kaca Mobilnya

"Hey! Kau tak mau masuk? Kau akan Membiarkan ku menyetir sendirian?" Ujar Arvin

"Ah, ya aku akan masuk" ujar Nara

Lalu Nara pun segera masuk ke dalam Mobil Arvin. Lalu Arvin mengendarai Mobilnya ke arah Rumahnya dengan sangat lemas.

"Ah jika Kau lemas hati hati saja" ujar Nara

"Apa? Kau meragukanku saat menyetir?"

"Nggak kok"

"Hahaha" Arvin pun tertawa kecil

"Apa Kau anaknya dokter?" Tanya Arvin

"Em? I iya" ujar Nara

"Emang kenapa?"

"Tidak papa"

Terdiam beberapa Menit lalu Arvin pun memulai pembicaraan lagi

"Apa Kau mau merawat ku?" Tanya Arvin

"Em? Maksudmu?"

"Jawab saja. Jika Kau tidak mau merawat ku untuk apa Kau ikut ke mobilku?"

"Sudahlah Kau sedang lemas jangan banyak bicara." ujar Nara

Tak lama Kemudian mereka telah sampai ke Rumah Arvin.

"Ah, ini Rumah mu?" Tanya Nara

Lalu Arvin pun mengangguk

"Kenapa?" Tanya Arvin

"Em" Nara menggelengkan kepalanya

"Rumah mu bagus"

"Ya sudah ayo masuk"

Nara mengangguk

Arvin mengajak Nara masuk ke rumahnya. Dan saat Nara masuk, Nara begitu sangat kaget melihat isi dalam Rumah Arvin yang berantakan.

"Ceklek. Masuklah"

"Em?" Nara kaget melihat isi Rumah Arvin

"Rumahku memang berantakan" ujar Arvin

"Kenapa Rumah nya berantakan sekali?" Ujar Nara dalam hati

Karena Nara adalah orang yang baik ia tetap tak mau menyinggung perasaan orang lain

"Rumah ku tak serapi orang lain kok" ujar Nara

"Hos hos hos" tiba tiba Arvin merasa capek

Saat masuk Rumah badan Arvin pun semakin melemas Dan kembali kedinginan.

Lalu Nara pun mendekat ke arah Arvin

"Ah, Kau badan mu semakin lemas, dimana Kamrmu?" Tanya Nara

"Sebelah Sana" ujar Arvin sembari menunjukkan jarinya

Lalu Nara pun memapah Arvin Dan membantu untuk membaringkan Arvin di ranjangnya. Dan Nara menyelimuti Arvin.

"Em? Ngomong ngomong dimana orang tuamu? Tanya Nara

Nara yang penasaran saat masuk Rumah Arvin yang sepi Dan berantakan.

"Orang tua ku di luar Negeri" jawab Arvin

"Apa mereka semua bekerja di Luar Negeri?" Tanya Nara

Lalu Arvin Menjawabnya dengan Mengangguk

"Wahhh itu Keren sekali" ujar Nara sembari tersenyum

"Hah? Apa Hal semacam itu menuruti Keren? Tanya Arvin

"Tentu saja" jawab Nara

Lalu Arvin pun tersenyum melihat wajah Nara yang Ceria

"Em? Ngomong ngomong, apa Kau punya teh?" Tanya Nara

"Tidak, aku tak pernah menyimpan Apa pun, aku hanya menyimpan air Putih" jawab Arvin

"Oh begitu ya"

Lalu Nara tak sengaja melihat ke arah jendela Dan ternyata di depan Rumah Arvin ada pohon jeruk nipis.

"Ah, apa itu pohon jeruk nipis? Apa itu punyamu?" Tanya Nara

"Em. Di depan Rumah ku memang banyak pohon. Ibu ku yang menanam" jawab Arvin

"Bolehkah aku mengambilnya?" Tanya Nara

"Ambil saja jika Kau mau"

Lalu Nara pun punya ide untuk membuat Teh jeruk nipis. Namun, saat Dia mengingat jawaban Arvin yang tak punya apa apa di Rumah, sepertinya Arvin tak punya gula Dan lain lain.

"Ah, Arvin. Aku akan pulang sebentar lalu aku akan balik ke sini lagi untuk membawa bahan makanan. Dan aku juga akan minta izin dengan orang tua ku" ujar Nara

Lalu Nara pergi begitu saja. Dan Arvin pun bangun mengejar Nara

"Hey? Kau mau pulang?" Tanya Arvin

"Cuma sebentar?"

"Lalu Kau naik apa?"

"Aku akan naik bus. Byeeee"

"Hey? Hey?"

Nara pergi begitu saja Dan Arvin kembali ke dalam Rumah.

"Hah? Kenapa aku mempercayainya. Mungkin dia mau kabur" ujar Arvin

"Hahaha Bodoamat" ujar Arvin

Sedangkan Nara ia benar benar niat untuk merawat Arvin. Ia pergi ke Rumah untuk memgganti bajunya Dan meminta izin ibunya untuk pulang telat.

"Ibu? Bolehkah aku merawat seseorang?" Tanya Nara

"Siapa dia? Pacarmu? Ujar bu Fey ( ibu Nara)

...Terimakasih Sudah membaca teman Teman.....

...jangan lupa like Dan vote...

...terimakasih...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!