Alasan

"Aku tidak pernah berniat selingkuh"

Anthony mendekat Dan membantu Renata memasang seat beltnya. "Setia dalam hidupku lebih dari sekedar tidur dengan orang lain, sebagai contoh kecil, aku menyukai caramu menolak bunga mawar dari Eduardo. Itu sudah benar"

Sesaat mereka Saling menatap hingga Anthony mulai tertawa kecil penuh makna Dan melajukan mobilnya berkerumun bersama lalu lintas.

"Aku selalu penasaran Kenapa kamu memilih Maria menjadi istrimu"

"Apakah kamu masih penasaran?"

Renata memalingkan wajahnya Pada Anthony yang masih konsentrasi mengemudi "Aku sekarang lebih penasaran bagaimana mungkin kalian Bisa bercerai"

Anthony tidak bergeming Pada posisinya.

"Sedikit banyak kalian mirip"

"Dan karena itu, Lagi pula Maria selalu memilih Jalan yang terang Dan aku tidak punya pilihan selain untuk terus berada Di jalur temaram"

"Dengan menggunakan perusahaan miliknya? Dan melakukan hal yang sama dengan perusahaan keluargaku?"

Anthony menggaruk sudut pelipisnya "Bukankah sebagai wanita yang mengemis belas kasihan dariku Dan makan dari uangku, kamu terlalu banyak bertanya?"

"Ehemm...." Renata mengangkat Alisnya Dan kembali menatap lurus Pada Jalanan panjang Di depannya 'Aku rasa aku akan membuat perhitungan yang tepat denganmu suatu saat nanti "

*******

Mobil terparkir Pada Sebuah bangunan mewah berarsitektur indah. Beberapa lukisan karya seniman terpajang gagah Di beberapa sudutnya.

Tanpa ragu Anthony segera mengambil duduk Di meja bar Dan mempersilahkan Renata untuk mengambil duduk Di sisinya.

"Jadi pernikahan kalian sungguh serius?"

Seorang lelaki dengan jenggot berwarna silver menghampiri kami dengan shaker Di satu sisi tangannya.

"Ayahmu?"

"Benar"

"Kalian pesan apa?, maaf tidak bisa menghadiri pernikahan kalian"

Anthony hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Aku pesan salmon tar tar" Anthony langsung memesan tanpa menanggapi ucapan ayah angkatnya.

"Kamu menemuiku hanya untuk Sebuah salmon tar tar"

Anthony mengarahkan pandangan ke arah Renata yang mulai khawatir perawatan Spa yang di janjikan padanya tidak jadi terpenuhi.

"Aku rasa aku punya Jalan untuk membawa Mrs Winston Pada pemilik barunya"

Mrs. Winston adalah sebutan salah satu kalung Berlian termahal Di dunia harganya mencapai 5.2 juta American dollar.

"Sorry... Apakah yang kalian maksud adalah Mrs.winston yang itu?" sela Renata yang ingin memastikan apa yang baru saja di dengarnya.

Serempak Anthony Dan ayah angkatnya tersenyum penuh arti.

"Tidak semua wanita beruntung untuk memakainya" Anthony meng-iyakan secara tersirat.

"Kamu memiliki leher yang indah nona"

"Namaku Renata" Renata menegaskan namanya "Apakah kamu tidak keberatan menjadi ayah mertua ku"

"Aku tidak punya hak kalau pun Antonio menginginkannya" Senyum tipis pria tua itu mengembang. "Kamu juga mau salmon tar tar?"

Renata otomatis mengangguk.

"Kamu menginginkan ku sebagai sugar Baby Di mata lingkunganmu, tapi sepertinya itu sebutan yang salah untukku" Renata protes dengan ke tidak pastian sikap Anthony padanya.

"Aku mengenal beberapa teman yang berprofesi sebagai sugar Baby, mereka tidak pernah di minta mempertaruhkan nyawanya"

"Karena mereka bukan dari kelasmu, sugar Baby biasa hanya akan Di gaji untuk menyenangkan nafsu para sugar daddynya"

"Apakah aku tidak? Apakah kamu tidak senang ketika bersama ku" Renata sedikit tersinggung.

Anthony menuangkan whisky yang di tinggalkan ayahnya Di meja bar.

"Tidak aku pungkiri, aku mulai menikmatinya"

"Tapi tidak ada sugar Baby yang mempertaruhkan nyawanya setiap kali sugar daddynya sepertiku bukan?"

"Aku belum tahu"

"OK.... Aku menganggap kamu suami hingga beberapa waktu lalu. Tapi sepertinya harus ada sedikit improfisasi.

Anthony hanya meringis tipis.

" Aku mau tahu bagian ku, terus terang aku cukup memiliki konstribusi dalam pekerjaanmu atau apapun hal yang kamu lakukan"

" Kita Akan berhitung?"

"Tentu saja" Renata menjawab cepat, tubuhnya pun segera berputar menghadapi Anthony yang mulai meneguk minumannya.

" misimu tidak akan lancar tanpa leher Dan Kecantikanku" Renata mengambil jeda sesaat "Benar bukan?"

Antjony hanya diam merasakan aliram whisky Di tenggorokannya dia masih belum Bisa menebak kemampuan Renata bernegosiasi.

"40, 60" lanjut Renata.

"Serakah?"

"Tidak salah, aku punya nilai lebih"

"25, 75"

"Aku tidak menyangka aku semurah itu Di matamu., 50 50"

"Aku hargai keberanianmu, tapi itu keterlaluan, kita ahiri Di 35 Dan 65, atau tidak sama sekali" Anthony memandang ke arah pintu keluar "Kamu bebas keluar, aku akan Pura - Pura tidak mengenalmu.

" Deal "Renata tidak berfikir untuk berdebat lebih panjang lagi.

******

" Ini bisa di tuntut denga exploitasi istri " Renata mengumam saat salah satu pelayan wanita membantunya untuk mengenakan baju.

" Istri harus selalu mendukung suami "

" bukankah seharusnya kamu yang menguntungkanku?" renata mendengus kesal "Aku memilihmu karena itu ingat?"

Anthony tidak menjawab dia hanya mulai melangkah maju memegang pinggang tubuh renata yang kini sudah terbalut gaun starpless velvet hitam.

"Tidak usah sok mengagumi kecantikanku aku tidak butuh itu"

"ssssttt..." antjony mendaratkan jemarinya di bibir renata.

"Aku ingin kamu ramah kali ini. Benda ini fantastis. Aku tidak ingin transaksi kali ini gagal karena sifat kurang ramahmu"

"Aku...?"

"Tentu.. Siapa lagi?" keduanya saling beradu pandang.

"Kamu sama sekali belum tersenyum ramah padaku sejak kita bersama"

"Hmmmm..." Renata coba mengingat lagi "sulit untuk ramah ketika kamu menyambutku seperti terorist"

Anthony mengambil satu langkah mundur, dan kemudian kembali dengan kalung berlian yang sudah mereka bahas sejak berada di meja bar.

Mr.Winston adalah sebuah kalung berlian karya Harry Winston segera melingkar di leher telanjang renata. Tanpa sadar renata segera terkesima akan kecantikan dan pesona kalung yang di patok dengan harga jutaan dollar itu. Tapi...

"aachh..!" tiba - taba kalung itu tertarik kencang menjerat lehernya. Membuat tenggorokan renata teercekat bahka tak mampu untuk berteriak.

'Anthony sialan... Apakah kamu ingin membunuhku?' Batinya yang mendapati bayangan amtjony di cermin yang masih memegang unung dan pangkal kalung itu dengan erat.

"Pleaase...." suara Renata tercekat memohon penuh harap, mungkin saja Anthony masih memiliki sedikit hati untuk mengasihinya.

Namun Anthony masih tidak bergeming, dia hanya memandangi panfulan cermin Renata dengan wajah dinginnya tanpa berkedip.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!