Suka

"Mereka bekerja keras untuk itu, wajar bukan?" lanjutnya dengan melempar pandang Pada Renata yang cukup bingung dengan kenyataan kehidupan baru suaminya yang sudah tidak muda.

"Apakah kamu mulai menyesal?" Anthony bertanya dengan nada yang sedikit mengejek.

"Tentu.. saja" Tania merasa tak perlu Pura - Pura bahagia "Kamu tidak memperlakukanku dengan baik" Renata menjawab tanpa basa - basi.

"keromantisanmu ternyata hanya sebatas gaji dari ayahku" Renata mulai menyadari warna Anthony yang Sebenarnya."Tunggu...! Dengan uang sebanyak itu, Kenapa kamu tertarik dengan kekayaan ayahku?"

Anthony tertawa makin lepas " Aku tidak pernah menyangka, sku sangat terhibur dengan kepolosan atau kebodohanmu"

"Kebodohan yang selalu kamu butuhkan" Renata membuang muka ke area luar jendela. "Hmm.... Apakah kamu Bisa masuk penjara" gumamnya lirih.

"Tidak buruk, paling tidak aku tidak merusak generasi" Anthony menjawab dengan sangat ringan.

"Jadi... Kenapa orang - orang itu ingin membunuhmu?"

Seketika mobil Anthony berhenti Dan menepi dengan tajam.

Meski sudah terancam beberapa kali, dan sesekali terintimadasi Renata tidak pernah segan melontarkan hal yang terkadang cukup sensitive.

Wajah Anthony menegang lurus kedepan nafasnya perlahan menjadi lebih panjang dan dalam. Aroma feromonnya mulai semakin tercium tajam merasuk hingga membuat jantunh Renata berdegup kencang.

"Semua uang Dan beberapa harta yang kamu rinci sebelumnya belum seutuhnya terbagi" Jawab Anthony lirih.

Wajahnyapun lebih mendekat dengan mata tanpa berkedip. Sepasang mata yang dalam Dan jernih Dan tentu mengintimidasi.

"La... Lan.. Tas.. Kenapa ka.. Mu.. masih hidup" Renata masih saja menggali rasa penasarannya meski situasi emosi Anthony yang tidak bersahabat.

Anthony Kini lebih merapat Pada sisi kiri wajah Renata. Aroma after shave Antjonypun mulai mengacak emosi Dan hasratnya.

Orang - orang yang memiliki hal seperti kamu lihat tadi selalu membutuhkanku Dan akan selalu begitu.

"uhuk... Uhuk. .." Renata terbatuk palsu, untuk menelan salivanya yang tertahan sesaat "Hubungan dengan perusahaan keluargaku Dan mantan istrimu?" lidah nya mulai lebih lancar.

"Nona manis... Apakah kamu mulai bosan hidup?" kali ini sepasang bibir Anthony terasa jelas Di telinganya bukan hanya suaranya. Bahkan kelembutam texturenya.

"Tentu saja tidak..." jawabnya ketus.

Sebuah kecupan mendarat pelan. Jadi cukuplah berada Di sisiku Dan menjadi pengalihan perhatian mereka. Aku lebih suka pandangan mereka padamu dari Pada ke arah ku.

Renata mulai menggunakan kesempatannya untuk tertawa kecil demi meringankan kegelisahannya yang tak Bisa di cegah. "Ternyata kamu penakut"

"Jadilah aku... Dan aku jamin kamu akan lebih buruk"

"Tidak mungkin!!" Renata menegakkan leher jenjangnya tinggi - tinggi, memandang wajah Anthony yang Kini sudah tepat berada Di depannya.

"Aku hampir seperti akan Di bunuh beberapa kali olehmu, sepertinya aku mulai lebih tangguh darimu"

"Nyalimu rupanya tidak buruk, sebagai amatir"

Renata tak bergeming dari posisinya, dia tidak ingin menyerah Pada ke angkuhan pria Di depannya.

"hmmm" Anthony tersenyum penuh arti, tubuhnya perlahan beringsut membuat jarak Dan kembali kebelakang kemudi.

"Jadi...." Renata menata keberanian untuk kembali mengatakan "Kapan kamu Bisa mendapatkan koperku kembali, setidaknya passportku"

Anthony yang baru saja menyidahi senyumnya Kini kembali tertawa seiring dengan suara mesin mobil yang mulai melaju.

"Kamu berniat kabur?"

Renata menggeleng pasti, "Kita masih berstatus suami istri bukan?"

Anthony hanya diam Dan tetap konsentrasi Pada Jalanan Di depannya.

"Ada peluang untukku menjadi warga negara tetap, aku rasa Italy tidak buruk"

Mobil kembali berhenti mendadak, beruntung saat ini benar - benar sedang lampu merah.

"Baru saja kamu ku berikan peluang, tapi malah kamu mulai menggali lubang kuburmu sendiri"

"Gara - gara kamu aku tidak punya rumah, seluruh keluargaku bersikap memusuhiku Dan kamu menghilang tanpa kabar dalam waktu yang cukup sulit di tolerir" Renata mengoceh tanpa peduli akan konsekuensinya. "Lebih baik aku berenang sekalian. Setidaknya, bersamamu aku adalah peran utama"

Anthony tak menanggapi ocehan Renata yang terasa tak masuk akal, wanita mana yang mau terjun Pada kehidupan penuh ranjau miliknya.

Sejauh ini Di mata Renata semua terlihat baik - baik saja. Tapi apakah dia lupa bahwa Di rumahnya dia bahkan tidak bisa memakai peralatan makan selain yang di sediakan ya sendiri.

Anthony terus melaju tanpa sepatah katapun, sesekali dia memandang Renata yang perlahan mulai nampak bosan Dan terlelap.

*****

Tubuh Renata terasa Berat, sekujur tubuhnya serasa remuk. Dia coba menarik lehernya kebeberapa arah. Hanya untuk memastikan bahwa keadaannya baik - baik saja.

Jemarinya dengan ringan mencoba meraba area Di bawah bantalnya berharap menemukan ponselnya, tapi...

Renata menepuk jidatnya, sambil mengumpat pelan. Anthony belum memberinya ponsel.

Dia mulai membuka matanya karena penasaran dengan aroma wangi yang semerbak menusuk Hidungnya. Renata menghirupnya dalam dalam sambil mulai bangkit dari tidurnya.

"Sudah bangun?" gumaman terdengar dari tubuh tegap yang Kini sedang membelakanginya. Sesaat sepertinya pria yang di kenalnya sebagai Antonio boldovino itu baru saja mengenakan pakaiannya. Tepatnya...

Celana..

Renata baru menyadari kalau dia juga dalam keadaan yang tidak jauh beda. Sejenak Di mengintip pemandangan Di balik selimutnya. Dan sekali lagi dia harus mengumpat.

"Bilang saja kalau kamu sangat berminat"

Anthony membalikkan badannya, "Aku tidak pernah mengamati dengan baik potensimu" Dia menatap Renata yang sedang mencebik "Kamu mulai naik level"

"huh.. Sebagai apa? Sugar Baby? Istri? Partner atau pelampiasan mungkin saja alat pendukung karirmu seperti sebelumnya"

Anthony yang belum rampung mengancingkan badannya mulai mendekat Dan mengangkat rahang Renata. Aroma menyegarkan itupun terasa semakin menyengat hingga ke ubun - ubun.

"Tapi kamu menyukainya... Dan aku mulai menyukai caramu menyambutku" suara Anthony terdengar cukup Berat, tapi justru terdengar sexy.

"Aha... Kamu sungguh penuh perhatian, hingga tahu apa yang aku suka"

"Dengunganmu pagi ini cukup menyenangkan, bahkan kamu bereaksi meski kamu masih dalam mimpi" Anthony tersenyum simpul "Aku tidak menyangka bahwa kamu juga menyebut namaku dengan jelas"

Dada Renata seakan terbakat dengan ejekan Anthony saat ini.

"Sial..." umpatnya dalam hati. "Aku belum pernah miskin, dan sekalinya aku bergantung Pada seseorang harus seperti mu"

"Itu pilihanmu, aku sudah memperingatkanmu" Anthony menarik lengan Renata "bersih kan badanmu"

"Aku harus menfampingimu bekerja lagi.. Hah?" potong Renata segera.

Anthony kembali tegap Dan berkacak pinggang "Jangan sampai sikap manusiawiku musnah" Dadanya yang bidang terang kat seiring oksigen yang tertahan Di sana "Kita ke Spa Dan mencoba beberapa menu makanan"

Wajah Renata langsung cerah. Sudah cukup lama rasanya dia tidak merawat diri. Tanpa peduli aka keadaan tubuhnya yang masih tidak tertutup sempurna. Dia segera melompat Dan berlari ke kamar mandi.

Gemericik airpun segera terdengar bersamaan senandung kecil dari suara Renata yang selalu terdengar manja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!