Fussy

"Aku hanya memberi pelajaran Pada perempuan angkuh itu"

"Plak..." Renata menampar ringan Anthony.

Anthony hanya meringis... "Kamu lupa kamu sekarang siapa nona?"

Tangan Renata sesaat bergetar, ada ketakutan yang menjalar akan ancaman Anthony. Sungguh dia memang bukan siapa - siapa sekarang. Tidak ada dukung an keluarga super power yang bisa membantunya dalam segala kondisi.

Kabur ke Paris?

Setidaknya ada kakek dari sepupu ayahnya yang mungkin akan membantunya. Tapi Sungguh memalukan Apabila itu terjadi. Bukankah Maria, mantan istri Anthony telah menjadi bagian dari mereka.

Renata hanya menahan emosinya dengan lirih tangis dalam hati.

"Ehem..." Anthony terbatuk kecil Dan mulai melingkarkan lengannya. Seolah memberi pinta Pada Renata untuk kembali merangkul pangkal lengan.

Tanpa harus meminta dua kali Renata harus mengakui bahwa hanya Anthony tempat dia bersandar. Wajahnya tertunduk dengan sepasang mata terpejam. Berharap "Jangan menangis, meski kamu cengeng" pintanya lirih dalam hati.

"Thank you Sergio" Anthony menepuk pundah Lelaki tambun itu saat dia menghampiri "hitung dengan benar bagianmu, aku tidak ingin ada salah paham"

Sergio tertawa renyah "Dari seluruh klanmu aku paling percaya padamu. Kalau ada yang salah itu pasti salahku" Sergio menepuk balik pundak Anthony "Tenang saja, senang kamu kembali"

Anthony mengangguk ramah. "Ah...soal penyambutanmu aku sangat terhibur"

"Rodriguez?"

Anthony sekali lagi membenarkan

"Aku hanya menyebut namamu, dia datang sendiri dengan mudah bahkan dia yang meminta untuk semeja denganmu" Sergio menarik nafas perlahan dengan mata yang terus mengikuti activitas kedua pria tegap Di depannya.

"Entah dia senang atau kecewa karena kamu tidak bersama Maria, mantan istrimu itu"

"Wanita itu tidak membuka harapan lagi untuk yang lain dia sudah menikah Dan memiliki kehidupan yang akan sulit untuk di sentuh. Dia terlalu pintar"

Sergio melirik Renata sesaat "Seleramu berubah?"

"Tidak sopan me nilai wanita hanya dengan melihat seperti itu" sergah Renata yang sedikit cemburu dengan nama mantan istri Anthony yang mereka ungkit.

Sergio tersenyum sesaat "Tapi sepertinya Cocok untukmu, dia cukup galak Dan pasti cukup menantang"

Renata tak tahan Dan mencubit Anthony yang diam tanpa menanggapi ucapan Sergio.

*'****

"kenapa tak membelaku dari ucapan kurang ajar temanmu itu?" Tanya Renata ketika keduanya kembali ke mobil mewah mereka

"itu kenyataan Re.. Kamu galak" jawab Anthony enteng.

"Tapi..."renata hendak protest Namun tiba - tiba kedua Tangan Anthony menariknya mendekat. Tanpa permisi Anthony sudah memanggutnya Dan menjalarkan tangannya beberapa saat.

Tok... Tok...tok...

Suara ketukan jendela segera terdengar. Anthony menghentikan aksinya. Dan tanpa ragu membuka kaca jendela.

"Kamu masih bersikap rendahan dengan melakukannya Di tempat sembarangan"

Anthony kembali memanggut Renata sejenak kemudian menjawab " Menyentuh barang orang lain tanpa izin itu lebih rendah" Anthony menunjukkan jemari Rodriguez yang menempel Di mobilnya.

" mobilku Dan wanitaku..." Anthony melempar senyum Pada Renata yang bingung akan bersikap bagaimana. "Aku juga masih membayar member exclusiveku" Anthony mengangkat kedua bahunya.

"Apakah kamu keberatan kalau dia menonton sayang?" Anthony melemparkan Tanya yang cukup membingungkan Renata.

Tapi belum sempat Renata menjawab Anthony kembali memanggut bibirnya serta dengan bebas menjalarkan jemarinya Di tubuh Renata. Meski Rodriguez masih belum mengalihkan sepasang maniknya.

Renata mendorong sekuat tenaga tubuh Anthony menjauh darinya usai Rodriguez telah menghilang Di pangkal area parkir.

"Kamu membuatku nampak murahan"

Anthony hanya diam Dan menatap tajam "Perempuan murahan mana yang memakai kalung seharga dua juta euro?"

Renata tertegun Dan refflek Menyentuh kalung Berlian Di lehernya yang hampir dia lupa.

"percayalah, banyak wanita yang akan menjual dirinya dengan Di tukarkan keadaanmu saat ini"

Anthony sedikit memandangi Renata yang terpaku mengakui kenyataan dari Mulut Anthony.

"Awalnya aku hanya ingin Pura - Pura, karena aku tidak ingin membahas hal yang panjang lebar dengan Rodriguez"

"Jadi kamu hanya Pura - Pura?" potong Renata.

" Jangan khawatir, sekarang aku sangat berminat untuk serius" Anthony menarik lengan Renata dengan keras Dan membuatnya terjatuh Di pangkal pahanya. " mulailah dengan ini"

Renata melempar tatapan tak senangnya kepada sepasang mata yang menatapnya tajam.

"Kamu tidak suka Di paksa bukan?"

******

Dermaga?

"Kamu tidak berencana kabur lagi kan?" Renata menodong pertanyaan ketika melihat dermaga tempat mereka menghentikan mobilnya.

Anthony hanya sibuk memeriksa benda pipih canggih Di tangannya tanpa menghiraukan Renata.

"Aku tidak mau jadi immigrant gelap, setidaknya Di sini aku masuk dengan passport ku"

Kali ini Anthony mulai memandang Renata yang tampak sedikit panik.

"Kamu terlalu menduga liar, kita hanya makan siang" jawab Anthony ringan, Namun jemarinya langsung meraih pistol dari dashboard mobil.

"Kamu Bisa menggunakanya?"

Seumur - umur Renata baru melihat pistol secara Nyata. Jantungnyapun seakan berhenti berdetak.

"Tidak..?" Anthony menjawab pertanyaannya sendiri. Dan mulai memasukkan peluru demi peluru ke dalamnya.

"Kita hanya makna siang bukan?" Renata mencoba mengkonfirmasi pernyataan Anthony beberapa waktu lalu.

Anthony tertawa ringan "Kamu takut?"

Renata langsung menganghuk cepat.

"Bagus...!! Kita sekalian belajar menembak hanya untuk berjaga - jaga"

Renata hanya membisu, menyaksikan kesibukan Anthony yang jauh dari Persiapan makan siang biasa. Sejenak Anthony sibuk menyala kan laptopnya Dan mulai memeriksa beberapa hal. Dan mengahiri dengan kedua sudut bibirnya yang terang kat sempurna.

"Sempurna.." Desisnya.

Anthony segera mengemasi laptop Dan pistolnya is Dan segera mengajak Renata untuk meninggalkan area parkir. Langkahnya sangat bersemangat, dan semakin cepat ketika semakin dekat ke area dermaga.

Langkah mereka terhenti Di dekat Sebuah yacht.

"Lamborghini 63" gumam Renata yang mengenali type yacht yang mulai Di tumpangi suaminya.

"Ayo...!"renata masih tercengang dengan kendaraan mewah Anthony.

" Milikmu? "

Anthony menarik nafas dalam - dalam." Aku kira seseorang yang memiliki pesawat jet pribadi tidak akan norak melihat serpihan mewah lainnya "

Renata mulai tergelagap sejenak." Aku tidak pernah bermain air" jawabnya sekenanya.

"Ayo..."

Renata segera menyambut ukuran Tangan Anthony Dan mengikutinya ke arah kemudi yacht (sejenis kapal Boat).

Hanya beberapa menit, merekapun telah berada Di lepas pantai, hanya selang beberapa menit terlihat perlahan ada yacht mewah lain yang mulai mendekat.

Seorang pria yang nampak lebih muda dari Anthony nampak membentangkan Tangan Dan berteriak "Hello..." Dengan lantang Dan tertawa lepas.

Anthony segera melambatkan mesin Dan perlahan berhenti. Wajahnya langsung sumringah Dan segera memanggut Renata yang masih sedikit tegang, khawatir Dan sekali lagi penasaran.

Anthony segera berdiri Dan menyambut sapaan lelaki itu.

" Aku hampir berfikir bahwa kamu sudah mati" sapa pemuda itu ketika dia sudah berada Di yacht milik Anthony.

"Apakah seharusnya begitu?" goda Anthony yang terkesan bercanda sekaligus menuduh.

Pemuda itu yang didampingi dengan empat pengawalnya hanya tertawa terbahak - bahak.

" Tentu tidak buat ku... Dengan siapa lagi aku bertransaksi sebesar ini?" pemuda itu menunjukkan kapal nelayan yang rupanya sudah menunggu tak jauh dari tempat mereka berada. Tapi tentu saja bukan nelayan yang di atasnya, tapi beberapa lelaki bertubuh tegap yang dua Di antaranya adalah lelaki yang Renata lihat Di kasino.

" Kalian hanya berdua?" Tanya pemuda itu.

"Aku dalam masa honeymoon.." jawab Anthony sederhana.

Pemuda itu memandangi Renata dari atas hingga bawah Dan mengulang Sebaiknya.

"Asian beauty lady... Perkenalkan aku Alfonso" Alfonso menyodorkan tangannya ke arah Renata.

Tapi dengan cepat Anthony menepis. "Aku sedang honeymoon, dan aku tidak suka milikku Di sentuh orang lain"

Alfonso..tertawa lebar.

"Welcome back... Kamu memang benar - benar Antonio.."

'huh... Bahkan sikap fussy Anthony sudah sangat terkenal' gerutubrenata Di antara rasa lega bahwa dia tidak perlu khawatir ketahuan bertapa dinginnya tangannya saat ini karena rasa takut. Karena hanya dia sendiri yang tanpa senjata saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!