Bekerja

"Jadi... Kenapa sepertinya keluargamu tidak bersahabat?"

"Kamu sudah tahu kalau aku adalah anak adopsi"

Renata mengangguk.

"Tapi kamu adalah anak kandung dia bukan" Renata menunjuk foto pria berharisma yang terbingkai pigura emas.

Anthony mengangguk "Anak haram mungkin" Anthony tertawa kering sambil membenarkan kemejanya. " karena aku Di sembunyikan Di panti asuhan"

"Dan apakah kamu sudah tahu Kenapa kamu di pungut kembali? Tidak mungkin hanya karena kamu anak kandung kan?"

" otakmu tidak setumpul yang aku kira" tanggapnya seraya mendekati arah ranjang tempat Renata bersemayam.

" Ada beberapa hal yang hanya Bisa di akses dengan..." Anthony mendekatkan wajahnya Pada Renata yang masih berbalut selimut Di ranjangnya "Mataku..." Lanjutnya sambil mengerling.

"konsep murahan, sepertinya tidak begitu Cocok denganmu. Kamu terlalu galak untuk peran itu" Anthony mengkoreksi sesaat.

Perlahan dia berbalik dan membuka salah satu pintu lemari. "Ini.."

Sebuah gaun berbahan satin berwarna burgundy mendarat Di kepala Renata.

"Kamu punya banyak stock gaun perempuan...?"

"Aku tampan Dan sedikit kasar.... " Antony mengangkat kedua bahunya."Segeralah mandi Dan berdandanlah yang cantik hari ini"

"Apa aku tidak cantik?"

Anthony mendengus sedikit kesal "Aku ingin menggunakanmu bukan hanya di ranjang... Ingat kamu miskin di sini"

Renata mencebik seketika, dia sangat benci kata miskin. Mungkin harusnya dia sudah mulai menyesal mengejar Anthony hingga sejauh ini. Andai saja saat itu dia tetap menunggu seperti yang Anthony bilang. Dia tetap Bisa hidup nyaman di kediamannya dengan Di layani para pelayan.

"Bergegaslah... Nona..! Uang dariku tidak akan turun hanya dengan goyangan pinggulmu, waktunya kamu bekerja"

Renata melempar bantal Di sisinya ke arah Anthony yang menyebalkan. Tapi...tentu saja Anthony sigap menangkapnya. Dan meninggalkan ruang setelah melemparkannya kembali.

"Pantas saja mereka bercerai, keduanya sama - sama menyebalkan" Renata bermonolog tentang pernikahan Anthony yang gagal sebelumnya.

(mantan istri Anthony adalah Maria dari novel Sugar Mamy)

******

Sepasang manik Eduardo tak Bisa berkedip ketika Renata menuruni tangga. Renata Bisa menangkap jelas itu Di balik cangkir kopi yang membeku Di Mulut lelaki itu.

"Aku tidak suka berbagi apalagi mewariskan.. Cari wanitamu sendiri" bisik Anthony yang segera menyambut Renata Di pangkal tangga.

"Kamu pandai memikat" bisiknya dengan nada kurang ramah.

Renata hanya mendengus kasar Dan menyodorkan tangannya ke arah Anthony. Tapi Anthony malah meraih pinggangnya Dan mennariknya menuju mobil mewah tang sudah terparkir menunggu mereka. Tanpa menghiraukan sepasang mata Eduardo yang disadarinya masih mengikuti arah langkahnya.

"Mereka normal.. Kamu yang tidak" Renata mencoba membela diri..akan pujian yang tidak tulus dari Mulut Anthony saat Di ambang pintu mobil yang sedang Di buka.

"Semua orang punya selera, dan terkadang wanita cantik sepertimu juga harus menerima kenyataan bahwa ada pengecualian"

"Dan sayangnya aku menikahi sang pengecualian itu" gerutu Renata yang mulai menata posisi duduknya Di dalam mobil.

Anthony tersenyum sinis," Aku tidak pernah memaksa"

Brak.. Pintu mobilpun tertutup dengan keras.

Seakan menyandarkan Renata bahwa dialah Sebenarnya yang sangat menginginkan Anthony Pada saat itu.

Harus mengakui bahwa Anthony bahkan sempat memberi kelonggaran padanya untuk tidak pernah memulai hubungan special. Tapi kenyataannya, dia sangat menginginkan lelaki tampan itu menjadi miliknya. Seperti anak perempuan yang menginginkan boneka barbie.

"Dan aku tidak pernah menyesalinya"

"Karena aku mengagumkan"

Cih... Renata membuang muka ke luar jendela Dan memilih untuk menyebar padang Pada hamparan Kota.

*****

"Bekerja?" Renata mengernyitkan dahinya ketika mobil mewah Anthony berhenti Di lobby Sebuah bangunan casteel mewah. "Kamu tidak menjualku bukan?" Tanpa ragu dia bertanya Pada Anthony yang membukakan pintu.

"Aku tidak sebodoh itu.." Anthony segera menarik lengan Renata yang mulai enggan keluar.

"Ah... Lama tidak berjumpa.." seorang wanita paru baya dengan penampilan elegan menyapa ketika berpapasan Di pintu masuk.

"Sibuk.." jawab Anthony singkat seiring dengan senyum dingin yang mengembang.

Renata yang merasa kurang nyaman segera membalas sapaan wanita itu dengan senyum seramah mungkin.

"Hallo tuan Anthony senang berjumpa kembali"

"Seperti biasa" sambut Anthony Pada wanita Di meja receptionist.

"Kamu baru datang, bagaimana mereka mengenalmu sebaik ini?"

"Ini salah satu pekerjaan utama ku"

"Mafia?" celetuk Renata ketus.

Sepasang mata Anthony segera berubah ada amarah yang muncul dengan jelas Di sana. Giginya sejenak mengertak perlahan. Membuat Renata mulai merinding.

Apa aku salah? Tanya Renata dalam hati Dan..

PLAK... Sebuah tamparan mendarat Pada pipi kirinya, saat pintu lift sudah tertutup.

"Kamu tidak berhak menilaiku" gumamnya.

Rasa Panas menjalar hebat Di pipi Renata. Tapi lebih sakit adalah hatinya. Dia tidak menyangka Anthony akan marah hanya dengan hal yang sangat sederhana. "Bukankah memang dia adalah Mafia?" Tanya Renata dalam hati.

Ada tangis yang ingin pecah Di saat itu. Tapi tidak, dia tidak boleh menunjukkan dirinya lemah Di hadapan pria yang Kini dia nobatkan sebagai musuh kesayangan. Yang di benci tapi tak Bisa di lepaskannya.

Ting...

Lift berhenti, pintu pun terbuka seorang wanita cantik be rambut pirang dengan tatanan rapi segera menyambut mereka.

"Sebelah sini tuan Anthony" sapanya denga Tangan mengarah Pada ujung lorong.

Renata mulai lebih penasaran, beberapa hari yang lalu Anthony merasa terancam. Di saat yang lain dia sepertinya yang paling Di hormati Dan Di muliakan?

Pintu ruangan itu terbuka Dan ternyata hanya Sebuah lounge.

"Silahkan menunggu.. Kami akan segera menjemput Apabila meja Anda sudah siap"

"Hmmm...." jawab Anthony singkat.

Renata hanya mengikuti Anthony untuk mengambil duduk Di salah satu sofa. Tapi dia lebih suka memilih untuk berada Di sofa yang berbeda. Hatinya masih perih akan tamparan pertama dalam hubungannya bersama Anthony beberapa waktu lalu.

Namun, tanpa Di duga..

Entah sejak kapan jemari Anthony segera mendarat Di lehernya Dan perlahan Sebuah kalung indah bertahta Berlian melingkar sempurna.

"Hmmm....kamu memang cantik" Anthony menggumam sendiri memandangi Renata yang semua jengkel berubah jadi salah tingkah.

"Dan seharusnya aku tidak Di tampar" kebiasaan Renata sebagai putri keluarganya, tidak segan protest tanpa melihat situasi.

"Mungkin... Kamu lupa kamu tidak Di dunia ayahmu. Aku harus sedikit memberi peringatan" Anthony mengusap wajahnya kasar. "Kamu sudah menyuntikkan insulinmu?"

Renata mengangguk cepat.

"Berapa yang tersisa?"

"Yang jelas tidak banyak"

Anthony mengangguk singkat Dan

"Ting..." Seperti Sebuah suara Bell. Antjonypun segera membuka pintu ruangan.

"Meja Anda sudah siap tuan"

Anthony mengisyaratkan Renata untuk mengikutinya beranjak yang segera Di sambut oleh sepasang kaki jenjang Renata yang mengiringi langkah anthony.

"Ting..." pintu lift terbuka Anthony mengarahkan telapak tangannya "tampilkan dirimu yang tercantik, kita bekerja"

Meski rasa penasaran menggulung Di hati Renata tangannya pun langsung menyambut tawaran Anthony ke dunia yang mungkin tidak terduga lainnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!