Berprasangka

Ehem... Renata berdehem ringan ketika akan menduduki kursinya. "Apakah dia mengenaliku?" Batin Renata yang sering sengaja mencuri padang ketika mereka ada dalam perta Bisnis atau meeting.

"Hi...!!" Sapa Renata.

Anthony hanya diam Dan menajamkan matanya sesaat. Setelah itu dia hanya mengangguk datar.

Kaki Renata sedikit bergetar mengambil duduk Di seberang pria impiannya. Usia Antonio memang tidak muda. Tapi keelokan fisiknya jauh lebih baik dari para pria muda.

Wajahnya yang maskulin, sepasang mata yang tajam dengan bingkai alis yang tegas Dan pekat. Rahangnyapun nampak cukup kokoh di sepanjang pipinya.

"su... Su.. dah lama menunggu.." Tanya Renata sedikit gugup.

Ambisi untuk dominant yang tadi sangat kuat, sudah lenyap Entah ke mana. Renata tidak dapat menahan lagi emosi ke kanak - kanakannya. Dalam hatinya, perjodohan ini harus berhasil. Pernikahan itu harus terjadi.

" Kamu sepertinya keberatan?" Antonio membuyarkan lamunan Renata.

"ehem..." Renata mencoba menata dirinya untuk jual mahal "Begitulah... Kamu tahu perbedaan usia kita bukan?"

Mengungkit Kekurangan lawan, mungkin tidak benar. Tapi setidaknya menurut Renata Antonio harus merasa beruntung memilikinya.

Kedua sudut bibir Anthony terangkat sempurna. Sepasang bibir penuh yang merona itu nampak begitu segar oleh pantulan sinar bias kaca.

"Benar... Aku tidak muda, tapi bukankah artinya aku lebih berpengalaman" Anthony mengangkat sepasang alis panjangnya Dan mulai mengamati Renata dari atas hingga ke bawah.

Renata segera membuang muka, mencoba menghindari Andaikan ada rona merah Di wajahnya.

"Wanita secantik Dan semuda dirimu, Sebenarnya bukan selera ku"

'Sial..! "umpat Renata dalam hati" Kenapa dia jual mahal lebih dulu "Ada percik amarah yang tumbuh Di batin Renata.

" Ini bukan soal selera "Renata menyela cepat. Kali ini dia mulai berani menatap lurus Pada pria tegap nan rupawan Di depannya" Kita Di sini, karena keuntungan bukan? "

Anthony bertepuk Tangan kecil." Well... Ternyata gadis dari kelas atas sangat berbeda. Kamu sangat tahu tentang keadaan "

Renata tertawa lirih menertawakan dirinya sendiri." Tentu saja, jadi jangan buat aku kecewa "nafasnya mulai Di tarik dengan sangat dalam" Aku tidak akan membiarkanmu menghabiskan masa mudaku dengan cara murahan "

Renata mulai mengisyaratkan tangannya, untuk meminta menu Pada pelayan Di mulut tangga.

" Aku tidak pernah memiliki nilai yang sedikit "Anthony membalas ucapan Renata dengan suara Berat.

" Tawarkan dirimu padaku, akan aku pertimbangkan " Renata mulai Bisa menguasai dirinya.

" Kamu sudah melihat portfolio ku? "

Renata mengangguk tanpa menatap.

" Aku cukup kompeten untuk masa depan perusahaan keluarga ayahmu. Dan aku memberikan garansi dengan baik, sangat baik "

" termasuk menikahi ku "

Anthony mendengus singkat Dan tersenyum indah" Bukan hal yang perlu di hindari, karena aku yakin kita Akan cepat Saling menyukai "

Reflect Renata langsung menatap Anthony dengan Mulut sedikit ternganga" Anthony menyukai ku "Batinnya.

" Tunggu.... Kamu bilang aku bukan seleramu "protest Renata.

" Aku suka mencoba hal baru "Anthony mengerlingkan matanya Dan tersenyum simpul.

'Tenang Renata, harga diri harus Di jaga' Renata mendesis kecil "ternyata kamu tidak berpendirian kuat ".

"Ukurlah kekuatanku Pada saat yang berbeda nona kecil, bukankah yang terpenting adalah hasil"

"Maksudmu??"

"mungkin aku hanya seorang CEO yang kompeten Dan kamu adalah putri konglomerat, tapi bukankah posisimu selalu yang terbawah dalam keluargamu?"

Deg.. Renata terhenyak sesaat, dia tidak menyangkal Anthony menyadari posisinya. Orang lain selalu mengira dirinya adalah tuan putri. Itu tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar.

" Perjodohan kita bukan perjodohan strategies pilihan pertama, perjodohan kita bukankah hanya plan B dari pimpinan Tower High? Yang adalah pamanmu?"

Renata mengangguk cepat.

"Aku menawarkanmu berpijak Pada posisi tertinggi Di keluarga Bisnismu dengan Tanganku"

Renata tersenyum senang, tanpa sadar dia langsung mengangguk "Aku setuju..."

******

"Aku memang mengajukannya, tapi kamu menginginkannya" Suara Antony cukup Berat mengisi Ruang dengar Renata.

"Tapi bukan dengan ahir begini, harusnya kamu mencegahku mendapatkan perlakuan seperti tadi"

"Seperti apa?" Anthony menarik lengan Renata.

Sepasang mata mereka beradu dengan makna yang berbeda.

"Seperti wanita seharusnya" suara Renata lirih, hatinya tenggelam dalam persona Anthony yang hampir tak berjarak.

Anthony mengangguk cepat.

"Kamu Bisa berteriak keras?"

"Maksudnya?" Renata tidak mengerti tentang pertanyaan Anthony.

"Ini..."

"Hey......!!" Suara Renata segera meninggi. Tangannya yang ramping segera memungut kain gaunnya yang tersobek begitu mudah. "Ini perusakan property" protest nya sekali lagi, usai dia berhasil menutupi tubuhnya dengan bagian kain yang lainnya.

"Aku sudah pernah melihatnya bukan" Anthony mengikuti langkah Renata yang perlahan mundur. "Kita menikah bukan sebentar... Kamu tahu aku sedang berbicara soal apa bukan"

"Kamu... Kamu.." Suara Renata sedikit bergetar.

"Aku tidak suka orang lain berminat Pada milikku"

"Stop...!!" Renata mencoba menahan tubuh Anthony "Apa Maksudmu?" Tidak ada pilihan kali ini selain mendongak.

Anthony menatap lekat bagian tubuh yang sedang terbungkus jemari Renata.

"Kamu.. Milikku" jemari panjang Anthony dengan kuat menarik Tangan Renata, tanpa segan dia segera mengikat Tangan itu Di satu sudut ranjang dengan ika pinggang yang Entah sejak kapan Di dapatnya.

"Ini kekerasan dalam rumah tangga.." Renata memekik.

"Benar...!" Anthony sama sekali tidak menyangkal.

"Lepaskan?" Renata mencoba melepaskan tangannya.

"Apakah kamu menyukai cara Eduardo menginginkanmu?"

"A... A.. Pa?" Renata terkejut dengan ucapan Anthony "yang benar saja, dia hanya menyapa"

Anthony tersenyum ringan menanggapi ucapan Renata.

"Sapa lah dia dengan teriakanmu dari hasil kekasaranku saat ini"

Sepasang mata indah Renata membulat seketika. Dia mulai mengerti ke mana arah sikap Anthony, dan...

"Aaaaaah..."

Anthony menghujamnya langsung tanpa permisi.

"Ini pemerkosaan" Desis Renata yang tak terima Di kasari.

"Apakah masih pemerkosaan bila aku suamimu"

"Aaah...." kali ini Renata menahan sakit dari keratan gigi Anthony yang menyerang sisi dadanya."Aku tidak suka"

"Aku tidak bertanya... Aku mau kamu berteriak lepas, hingga tidak ada yang ragu soal kamu Dan aku"

"Kamu sinting!!" Umpat Renata.

" Rupanya kamu butuh serangan lebih.. Agar Bisa berteriak lebih lanang, dari pada protest"

******

Renata terkapar di atas ranjang dengan mata yang mengembun menatap wajah Anthony yang sepertinya puas.

Dia merasakan nyeri dari beberapa sudut tubuhnya.

"Kamu lebih baik dari Pada dulu.."puji Anthony yang sama sekali tidak menyenangkan.

" Kamu biadap... "

Anthony mulai merebah,

" Lepaskan!!! "Renata menarik tangannya yang masih terikat.

" Aku tidak bilang kita selesai bukan "

" Cih... Aku tidak sudi "

" Jangan jual mahal.. Kamu yang menggodaku di malam pertunangan kita "Anthony mulai menyentuh bekas luka Di dada Renata.

" Kita pakai caramu sekarang.. Bagaimana? "

Renata Sungguh benci kenyataan ini, bagaimana dia mengangguk begitu saja dengan tawaran konyol Anthony.

Tapi tawaran itu memang menggiurkan.

" Woman on Top.." Desis Renata manja.

"Well.. I don't mind"

******

Seorang paranoia cenderung sering berburuk sangka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!