Perjodohan

"Apa.. Apa an ini?" emosi Renata tersulut.

"Besikaplah seperti Sugar Baby, sweety. Cantik, bodoh Dan agresif" Anthony segera membuka pintu ruang kamarnya Dan meninggalkan Renata yang masih sibuk memasang beberapa perhiasan Di kedua sisi telinganya.

Renata hanya Bisa menarik nafas panjang mendapati dirinya yang di tinggal sendiri.

Gaun hijau pekat menjadi pilihannya, gaya halter dengan over expose Di bagian belakang diharapkannya Bisa mematik kembali semangat Panas pernikahan mereka.

"Sial..!!" umpatnya "Aku memang murahan "

*****

Meja tergelar panjang, masing masing sudah menempati tempat duduknya. Dan rupanya juga sesuai dengan posisinya. Anthony memiliki posisi Di kepala meja Di susul ayah Dan ibu angkatnya. Serta satu kursi kosong yang Renata anggap sebagai miliknnya.

Sambil menebar senyum terindahnya Renata dengan cepat mengisi kekosongan itu. Tanpa menyadari atas semua mata yang mengarah padanya. Semua tertegun Dan terdiam.

"Hallo... Salam kenal" Renata sempat berfikir mungkin mereka hanya mengagumi kecantikannya. Namun..

"Ehem...." Eduardo yang baru tiba segera berdehem dengan senyum kecut. "Apakah posisiku di geser oleh seorang Sugar Baby?" Eduardo memungut satu slice Keju dari salah satu cold and meat plate yang tersaji Di meja.

"Apakah hanya aku yang akan terus Di geser posisinya setiap ada anak baru?" Eduardo berjalan pasti menuju kursi Di mana Renata berada.

"mungkin posisimu Di atas ketika Di ranjang... Tapi tidak Di sini" Bisik Eduardo yang masih cukup terdengar jelas oleh yang lain.

Renata menatap Anthony tajam. Dia tidak menyangkal akan penyambutan yang tidak ramah ini. Mungkin dia salah, tapi memang tidak ada kursi yang lain.

"Maaf, aku tidak mengerti" Renata segera berdiri dengan sesak yang cukup menyiksa. Wajahnya merah menahan amarah Dan malu yang terjadi secara serentak terjadi di benaknya.

Tanpa ragu sepasang kaki cantiknya melangkah cepat ke arah Di mana dia tadi muncul. Namun...

Tangan kekar Anthony menahan. Sepasang mata indah sebening madu itu menegadah dengan ramah. "Duduk Di sini"

Anthony segera berdiri Dan mengosongkan kursinya dengan ramah, dia mempersilahkan Renata untuk mengambil tempat duduknya.

"Seorang gentlemen sejati pasti mrnghormati wanita, apapun posisi ataupun status wanita itu" Anthony mengahiri kalimatnya dengan mencium punggung Tangan Renata.

Dengan santai Anthony meminta kursi extra Dan menempatkan Di sebelah Renata. Dan kembali melanjutkan makan siangnya. Tentu saja dengan peralatan makannya sendiri.

"Cih... Pintar sekali Anthony memanfaatkan konflik" Batin Renata yang Kini memilih membisu Dan menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Ibu menyukai seleramu yang baru, dari pada yang sebelumnya. Sepertinya yang ini lebih artistic" Madame Angela melempar senyum ramah yang misterius ke arah Renata.

*****

"Aku tidak murahan... Aku memang istrimu" Renata langsung melempar protest. Begitu perjamuan usai. "Kamu yang mengajukan pernikahan Di antara kita. Bukan aku.."

*****

Perjodohan...

Siang itu Renata berdandan cantik seperti biasa. Untuk ke sekian kalinya dia harus menghadiri Perjodohan yang di fancang orang tua atau keluarganya.

Kecantikan Dan nilai kekayaan yang tinggi, tidak membuatnya jadi superior. Namun, itu hanya menjadi Bahan dari nilai transaksi Bisnis besar keluarganya.

"Siapa calonnya saat ini?" Tanya Renata sembarangan Pada penasehat ayahnya yang sudah menyambutnya Di depan kamar.

"Hakim? Jaksa? Anak konglomerat atau.." Renata menarik nafas Berat sambil mengamati penampilannya yang sempurna dibpantulan cermin interior ruang tamu.

"Seorang CEO, Calvin CEO perusahaan kita" Jawab sang penasehat ringan.

"Jadi kali ini posisinya lebih rendah?" renata memastikan pendengarannya.

"Benar nona"

"Bagus... Aku lebih menyukai seperti ini. Posisi lebih tinggi meski hanya Pada suamiku"

Menjadi anak terahir Dan putri satu - satunya. Membuatnya selalu berada dibawah bayang - bayang kakak kakaknya.

Romantika cinta yang seperti dia baca Di novel, hanya menjadi pelipur lara semata. Dia sering iri dengan para pemeran wanita yang mempunyai penampilan rupawan sepertlinya, dengan mudah mereka menemukan orang yang mencintainya, meski mereka miskin.

Tapi dalam dunia Nyata, Renata merasa dirinya lebih cantik, lebih kaya sayangnya kisah cintanya tidak lebih baik.

Renata memilih mengatupkan sepasang matanya selama perjalanan. Dia hanya tak sanggup melihat penampilannya yang menawan yang merupakan transaksi Bisnis semata.

"Kamu tidak ingin melihat foto calonmu"

"Aku sudah melihat biographynya, Aku tak menyangkal kalian menikahkanku dengan om... Om.." Renata menjawab tanpa membuka matanya "Aku pikir hanya wanita miskin saja yang akan menjadi sugar Baby.. Tapi sepertinya aku akan menyandang status itu sebentar lagi"

Renata mulai membuka matanya "Kamu tahu paman, kalau kamu sedikit punya hati. Tutup mulutmu Dan biarkan aku berdoa agar kesepakatan kali ini gagal. Paling tidak aku punya kesempatan untuk berharap" Renata kembali menutup matanya.

Bangunan yang seperti rumah kaca ini ternyata adalah lokasi pertemuan perjodohan kali ini. Namun Di mata Renata ini lebih tepat sebagai sangka emas.

"Dia menunggu and a Di lantai dua"

"Hanya kami berdua bukan? Tanpa pengunjung yang lain?"

"Benar nona, kami akan berjaga Di tangga"

Renata hanya mengangguk tanpa banyak komentar. Perjodohan dalam keluarganya sudah bukan hal asing. Kedua kakaknya juga sukses dengan perjodohan Dan masing masing telah menciptakan kerjaan Bisnis yang lain.

Harusnya perjodohan ini tidak mampir padanya andai saja sepupunya yang rupawan tidak menolak dengan brutal perjodohannya.

"Tunggu..." Renata mulai mengernyitkan dahinya.

Gesture pria yang sedang duduk dengan posisi membelakanginya nampak sangat akrab. Pundaknya yang lebar, rambutnya yang brunet Dan... Sekilas wajah pria itu menoleh ke arahnya.

"Antonio..." Renata memekik lirih. Jantungnya sejenak berdegup kencang, ada desir sorak dalam hatinya.

Pria berpenampilan menawan itu, Sebenarnya sudah lama berada Di benak Renata. Namun yang dia ketahui pria itu sudah menikah. Namun diam - diam dia juga pernah berharap bila lelaki itu segera bercerai dari istrinya sehingga dia Bisa mengejarnya.

Ehem... Renata berdehem ringan ketika akan menduduki kursinya. "Apakah dia mengenaliku?" Batin Renata yang sering sengaja mencuri padang ketika mereka ada dalam perta Bisnis atau meeting.

"Hi...!!" Sapa Renata.

Anthony hanya diam Dan menajamkan matanya sesaat. Setelah itu dia hanya mengangguk datar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!