Rival

" Jangan lupa.. Semua nominal itu.. Mengandung darah yang tertumpah" Desis Anthony ketika memeluk tubuh gadis itu saat mulai menyeberangi Jalan raya.

"Pilih apapun yang bagus untuk, maksudku untuk kau kenakan. Tapi jangan pilih warna yang mencolok"

"Kamu mentraktirku belanja?"

"This is compliment... Pakai uang yang aku berikan sebelumnya, dan akan aku berikan lagi nanti" Anthony menyapu pandangan sekitar Dan "Jangan banyak me ngobrol, pilih Dan pergi"

Renata mencebik meski dia ahirnya mengikuti pinta Anthony. Ini pertama kalinya dia mengunjungi Rome Dan tentu saja dia juga ingin menikmati Kota yang bertabur architecture indah ini.

"Tidak sedikit pun...?" Renata mencoba untuk menawar peraturan Anthony yang sangat tidak menyenangkan, usai menebus Insulin untuknya.

"Nope...!!" sepasang mata Anthony yang tajam seketika melebar. "Atau aku tidak Bisa menjamin nyawamu"

Renata berdecih Dan melangkah dengan sedikit jengkel. Dia ingin sekali menanyakan setidaknya trend musim ini. Atau tempat romantis yang mungkin Bisa dia kunjung bersama Anthony Di sela Ketegangan yang tidak dia ketahui pasti.

****

"Kenapa terlalu banyak?" Wajah Anthony yang kaku menyiram padam semangat Renata yang baru saja keluar dari salah satu toko baju dengan brand ternama.

"Ah.. Itu..." Renata agak sedikit gugup.

Anthony berdecih Dan segera menarik lengannya menuju ujung Jalan sebelum keduanya masuk ke dalam taxi.

"Kebiasaanmu harus berubah, kamu sedang menggunakan uangku. Bukan uangmu"

"Kamu suamiku, uangmu adalah uangku" Renata mencoba bernegosiasi dengan culture yang dia punya.

"Aku tidak akan mati secepat itu"

"Aku tidak ingin kamu mati...." Anthony benar benar tidak memahami ucapannya.

" San Casciano De begni.." Anthony segera memberikan tujuannya Pada supir taxi. Yang segera Di tanggapi dengan senyum ramah dan beberapa sambutan khas Italy.

"Kita tidak ke Sicily?" Renata mengkoreksi tujuan mereka.

"Itu rumah ibu Angela, dia akan mengunjungiku Di San casciano begitu mendengar aku tiba"

"Cara bicaramu Sungguh tidak seperti orang Italy"

"Aku lebih British, kamu tidak buta geography bukan? " Anthony mulai sadar dia sedang bersama gadis yang cukup cerewet. "Nottingham itu inggris" Jawabnya lirih sambil menutup matanya untuk Pura - Pura tidur. Setidaknya dia tidak perlu meladeni gadis bodoh yang tak tahu apa - apa.

******

Whoa....!! Sepasang mata indah Renata menyapukan pandangannya Pada Kota baru yang sama sekali tidak Di kenal nya. Namanya saja sudah aneh, San Casciano.

Beberapa saat taxi mulai berhenti Di depan rumah berpagar besi tinggi.

"Kita sampai..." Anthony segera membuka pintu taxi Dan keluar tanpa menunggu Renata yang masih sibuk mengkoleksi paper bag belanjaannya.

Supir taxi yang sedari tadi hanya membisu, Kini mulai tersenyum Dan menawarkan bantuan. Renata membalas senyum ramahnya Dan terpaksa mengiyakan.

"Kamu masih sangat muda... Apakah kamu keluarga mereka? Atau anggota?" Renata mengunyah bibirnya sendiri. Mendapati bahwa Supir taxi ini tahu bahwa dia berhubungan dengan mafia.

"Aku Is..."sebuah Tangan kekar tiba - tiba membungkam mulutnya.

" Selesaikan pekerjaanmu Dan cepat pergi "Sergah Anthony yang terdengar tersulut emosi.

Supir taxi itu ahirnya hanya menunduk dengan sedikit jemari bergetar. Dia juga hampir saja melupakan upahnya.

" Kenapa kamu begitu kasar, dia hanya bertanya? "

" Apa aku pernah lembut Re...? "

Renata mundur beberapa langkah, pernyataan Anthony benar. Anthony hampir tidak pernah lembut bahkan urusan ranjang. Renata Kini mulai memilih untuk diam.

Beberapa pria tinggi Dan kekar segera datang ke arah pagar Dan membuka gerbang. Tangan mereka dengan cekatan mengangkat belanja an Renata. Namun sepasang mata mereka menatap heran Pada dirinya.

"Wanita Baru...?" Tanya pria yang paling terahir muncul. Busananya rapi, begitu pula aturan rambut ikalnya yang tertata teratur ke arah belakang.

"I love Sugar Baby" jawab Anthony sekejap usai menyapukan pandangannya secara menyeluruh ke arah Renata.

Renata hanya mengerjap, ada rasa terkejut tapi juga tidak bisa menjawab. Tangannya yang ramping segera memegang lengan Anthony Dan melingkar. Sebelum ahirnya dia tersenyum.

"Ayo..." Ajak Anthony yang melangkah cepat seperti biasanya.

"Kamu tidak berniat selingkuh bukan?" Anthony menanyakan dengan wajah kakunya setelah kami memasuki Sebuah ruang kamar. "Aku melihat kamu menatap Eduardo cukup lama"

Renata sekali lagi terkejut akan pemikiran Anthony saat ini.

"Kamu cemburu padaku, biasanya kamu tidak peduli"

"Aku tidak peduli soal hatimu, tapi selama berada Di lingkunganku. Jangan ikut merendahkanku dengan keputusan rendah"

Renata menghela Dan menghembuskan nafasnya perlahan. "Aku hanya berfikir bagaimana kalian Bisa tidak mirip"

"Aku anak adopsi" jawabnya singkat.

"Tapi bukankah kamu justru adalah keturunan asli klan kamu ini kan?"

Anthony hanya terdiam, sepasang matanya melirik ke arah pintu. Dalam hitungan kurang dari lima detik. Dia menyeret Renata ketepi ranjang Dan segera merobek kemejanya. Sepasang bibirnyapun dengan cekatan membenam Dan menari Pada sepasang bibir Renata yang menegang.

"Ups... Sorry.." Eduardo ternyata muncul dari daun pintu kamar. Sepasang matanya segera mengatup usai tersentak dengan pemandangan yang ada.

"Kebiasaanmu yang tidak mengetuk sungguh menganggu" suara Anthony terdengar sedikit serak.

"Hanya kebiasaan, aku manawarkan jaman. Sebelum ayahmu datang"

"Aku masih ada pekerjaan, siapkanlah saja. Aku akan segera ke sana ketika sudah selesai" Jawab Anthony yang kembali menarikan sepasang bibirnya, kali ini Di ikuti oleh jemarinya. Yang membuat Eduardo tak segan menutup daun pintu dengan cepat.

"Eduardo adalah anak angkat sesungguhnya untuk menggantikanku saat aku tidak ada" bisik Anthony dengan nafas terengah.

"Aku tidak tertarik dengannya... Mari kita bahas tentang kita" Renata Sungguh menginginkan hal yang baru saja mereka lakukan memang serius. Bukan hanya untuk mengusir Anthony.

Tapi Anthony segera berpaling Dan menjauh.

"Kamu pasti membeli baju yang indah bukan. Pakailah itu, aku ingin kamu terlihat cantik"

Huh... Renata mulai kecewa "Aku tidak ingin cantik untuk orang lain, percuma kalau kamu tidak menyentuhku"

"Pertahankan prinsipmu itu, kalau kamu ingin prmakamanmu Di hiasi pohon anggur" kepala Anthony menggeleng ringan ke arah pemandangan luar jendela yang nampak indah dengan bentangan ladang anggur.

Tapi keindahan itu menjadi sedikit ancaman buat Renata. Dia sadar dia sudah berada di pusaran kehidupan Anthony sesungguhnya. Dan sudah tidak mungkin untuk mundur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!