Gejala 1

Anthony terbangun dengan tergesa - gesa. Dentuman, teriakan Dan suara nyaring lainnya seakan menggaung Pada gendang telinganya. Nafasnya sesak dengan buliran keringat dingin mengalir Di dahinya.

Kini usianya sudah 47 tahun, tapi semuanya sepertinya tidak mudah pulih. Dia juga sudah dinyatakan bersih dari narkoba Pada usia 30an tapi efek samping yang di deritanya. Sepertinya... Harus seumur hidup.

Anthony bergegas menuju kulkas untuk sekedar mendapatkan minuman dingin. Tapi tangannya harus memutar kunci Di sudut pintu kulkas. Yup..... Anthony selalu mengunci setiap bendanya. Meski kulkas ini hanya berisi air mineral saja.

Matanya terpajam sejenak membiarkan aliran dingin air ke sudut paru - parunya.

"Tidak... Renata tak boleh Di sini... Dia akan tahu sesungguhnya" Anthony bermonolog pelan.

Dia mulai mengarahkan pandang Pada gadis cantik yang masih nampak belia yang sedang meringkuk lelap Di sofa. Kulitnya Halus Dan penampilannya nampak tetap rapi meski usai berpacu dengan kejaran penculik.

Anthony tersenyum miring sejenak, membayangkan kegilaan putri konglomerat itu memilihnya dengan membabi buta.

"dasar gadis bodoh" gumamnya tanpa iba.

Langkahnyapun segera menuju kamar mandi Dan mulai membersihkan tubuhnya dengan sangat hati - hati. Ini bukan karena ada luka, tapi sudah terbiasa. Wajah yang rupawan mungkin adalah garis keturunannya, tapi nampak tetap menawan mungkin karena perawatannya.

Tapi... Itu bukan tujuannya awal merawat diri secara berlebih. Dia hanya tidak ingin tubuhnya terjangkit penyakit atau hal - hal yang di sebut kotor.

Anthony memutar kunci pintu kamar mandinya. Dan membuka pintu dengan perlahan. Dalam pikirannya dia menimbang - nimbang kondisi keberadaan Renata yang mungkin tidak baik untuknya.

"Kamu sudah bangun?" Renata berdiri tegak dengan setengah menguap.

"Kenapa mengikutiku?" Tanya Anthony tanpa ragu.

"Bagaimana aku tidak ikut denganmu ketika kamu masih suamiku" Renata berkelakar dengan senyum ceria. Dia seolah lupa bahwa baru saja semalam dia hampir saja diculik oleh gerombolan pria tak Di kenal.

"Kamu pikir aku percaya begitu saja denganmu?" Anthony mengibaskan rambutnya yang setangah basah Dan melewati Renata begitu saja.

Tanpa perhitunga Renata segera meraih lengan kekar Anthony.

"Bukankah kita cukup romantics sebelum kamu pergi?"

"Itu perkiraanmu bukan perkiraanku" Anthony masih tidak memperdulikan.

" You are sick?" Renata sudah mulai tak tahan untuk mencoba menyatakan bahwa dia tahu tentang Paranoia yang sedang di derita Anthony.

"Apakah kamu melihat orang yang lebih sehat dari aku" Kali ini Anthony memutar tubuhnya yang setengah telanjang. Tanpa ragu dia mendekatkannya Pada wanita muda itu yang masih tidak bergeming dari tempatnya berdiri.

Tubuh tegap nan kokoh dengan ukuran otot yang sempurna segera memenuhi ruang pandang Renata. Salivanyapun segera tertahan cepat Di pangkal tenggorokan ketika terlintas bagaimana tubuh itu pernah menari indah dalam hasrat bersamanya.

"Aku tidak bertanya soal tubuhmu" Renata memberanikan diri berkata Di sela ke gugupannya.

Anthony menarik nafas dalam - dalam. "Bersiaplah, aku akan segera Mengantarmu ke tempat seharusnya"

"Aku tidak punya passport, mereka membawanya" Renata menjawab cepat dengan satu langkah mundur.

Dari sudut ini dia Bisa melihat jelas wajah rupawan suaminya.

"Damn!!!" geram Anthony. "Sudah berapa kali aku bilang, hidupku tidak mudah untuk kamu hinggap" wajah Anthony mendadak merah padam. Kedua maniknyapun menegang tanpa alasan.

"Apakah mantan istriku yang menyuruhmu?" Tanyanya yang Kini mulai melangkah maju lebih Rapat dengan Renata.

Renata menggeleng dengan cepat. "Aku selalu ikhlas membantumu"

"Cih... Mana mungkin" Anthony mulai memangkas jarak sekali lagi. "Apa ayahmu menyuruhku membayar kerugian image yang keluarga kalian alami?"

Kali ini Renata tidak bisa melangkah mundur lagi. Apartment sempit ini sudah membuatnya menekan tembok hanya dalam sekejap.

Renata menggeleng dengan cepat beberapa kali. Ada rasa takut yang menjalar beberapa saat. Kemarahan Anthony Pada hal kecil sudah disaksikannya beberapa kali ketika Anthony bertemu dengan mantan istrinya tapi Kemarahan itu belum pernah tertuju padanya.

Tak terasa Renata mulai terisak lirih, ketakutannya sulit dia bendung. Dalam sejarahnya belum ada yang mengintimidasinya seperti sekarang. Dia hidup bak putri dalam keluarganya. Tapi sekarang dia diperlakukan tidak seperti biasanya.

"Aku tulus..." gumamnya Di sela tangis yang meledak.

"ck.. CK.." Anthony mulai membungkukkan tubuhnya mengusap sepasang pipi basah Renata. "Gadis bodoh... Kamu harus pulang, kamu tidak akan sanggup bersamaku"

Anthony membalikkan tubuhnya Dan bersiap meninggalkan Renata sendiri.

"Kalau begitu, Kenapa kamu tidak menceraikan aku saja sebelum kau pergi? " pekik Renata tertahan.

Langkah Anthony tertahan. Wajah tampannya memutar perlahan ke arah suara sendu itu berasal.

"Kamu Sungguh ingin tahu?"

******

Tanda paranoia

Selalu curiga bahwa orang lain memiliki motif tersembunyi atau ingin menyakitinya

******

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!