tahap 1

"Bukankah kamu cukup hidup mewah Di cisily?"

"Aku sedang butuh aman. Bukan mewah" sejenak Anthony menarik nafasnya dalam - dalam. "Kamu sudah salah mendatangiku"

"Tidak ada kesalahan seorang istri menghampiri suaminya"

Susu mata Anthony melirik tajam ke arah jendela. Tanpa peduli dengan Renata, Anthony segera menghambur ke arah jendela. Menyapu Sejenak Pada hamparan suasana yang gelap Di luaran sana. Dengan cekatan jemari kekarnya mulai mengunci setiap jendela Dan pintu yang Sebenarnya sudah terkunci.

"Bukankah sudah terkunci?"

Anthony kembali duduk Di sofa.

"Bukan urusanmu" desahnya dengan kesal "kamu bahkan tidak membawa insulin? Huh.. Seharusnya kamu lebih menghawatirkan dirimu sendiri. Kamu terlalu muda untuk mati"

Renata hanya terdiam mengamati Anthony yang nampak resah tanpa alasan. Deretan giginya perlahan mengertak Dan mulai menggigiti sisi ujung jemarinya Dan mengikis lapisan kukunya.

"Jadi semua itu benar?" Renata mendesah pelan. Matanya tertutup Rapat menahan kenyataan bahwa harapannya adalah salah.

****

Anthonio...

Namaku Antonio, aku hanya anak dari panti asuhan. Tanpa tahu asal usulku. Dan aku tidak pernah peduli. Yang aku tahu Dan peduli adalah aku bagian dari keluarga Nottingham orphan yang berjumlah 30 anak Dan empat orang dewasa. Itulah keluargaku saat itu. Hingga....

"Usia kamu sudah tidak lagi anak - anak" Miss Beatrix menjelaskan alasannya memanggilku keruangannya hari itu.

"Sudah waktunya kamu untuk menjalani hidup Di lingkungan masyarakat" Sepasang mata teduh Dan penuh kasih sayang itu nampak juga redup. Ada kesedihan yang tertular padaku.

"Tapi... Aku tidak ingin pergi, kalian adalah keluargaku. Aku akan mencari kerja Dan akan mengabdi Pada panti asuhan" Anthony mencoba untuk menolak situasinya yang tidak akan lama lagi berkumpul dengan keluarga Nottingham orphan.

Miss Beatrix menggeleng pelan. "Kamu tetap bagian dari kami, tapi ada beberapa hal yang di luar kendali kami" but Iran bening sudah tak muat lagi dalam kantong mata wanita paru baya itu. Hingga terpaksa ia mengusapnya tergesa - gesa.

"Tapi aku tidak mau..."

"Anthony... Takdir adalah yang terbaik. Kami akan selalu menerima kedatanganmu Apabila kamu rindu. Tapi kami tidak bisa menghalangi takdirmu" miss Beatrix mengangkat wajahnya tinggi - tinggi mencegah aliran bening dari matanya yang lain.

Tarikan nafas terdengar kasar dari keduanya. Tangan keriput miss Beatrix segera menggenggam erat jemari lunglai Anthony yang harus berserah atas takdir yang menantinya Di ruang aula.

"Baik - baik lah, bagaimanapun mereka juga keluargamu tetaplah menjadi matahari Di hati mereka seperti yang kamu lakukan Pada keluargamu Di sini"

****

Miss Beatrix Mengantar Anthony dengan busana terbaiknya hari itu. Sebuah senyum ramah nan keibuan Di hadirkannya untuk Mengantar Anthony yang masih enggan menerima keluarga yang akan menjemputnya.

"Miss.... Aku tidak mengenal mereka. Bagaimana?"

Miss Beatrix berlutut mensejajarkan wajahnya dengan wajah Anthony yang mulai sembab.

"Bagaimanapun dia adalah pamanmu, mereka pastinya akan memperlakukan yang terbaik. Bukankah darah lebih kental daripada budi?"

Anthony menggeleng cepat. Dia tidak ingin percaya pepatah palsu itu. Bukankah keluarganya telah mendaparkannya Di panti asuhan selama belasan tahun? Bagaimana mungkin darah lebih kental.

****

Perlahan pintu aulapun terbuka. Jajaran kursi kayu berwarna coklat tua yang berjejer rapi menjadi saksi bisu dari moment hari itu.

Sepasang suami istri nampak tersenyum Di ujung aula dengan tangan Saling menggenggam cukup erat.

Aroma wangi parfume mahal telah tercium sejak beberapa meter dari tempat mereka berdiri. Membuat Anthony sedikit kesulitan membayangkan kehidupan yang jelas nampak timpang yang akan dia Jalani.

"Lihatlah... Dia sangat mirip" desis wanita cantik itu sambil mengusap sisi kiri pipinya dengan punggung Tangan yang terbungkus sarung Tangan beludru.

Lelaki tampan Di sampingnya pun langsung mengangguk mantap Dan segera berjongkok membentangkan kedua tangannya menyambut Anthony yang perlahan mendekat seiring langkah Miss. Beatrix.

"Miss...." Anthony menghentikan sepasang kakinya. Wajahnya mengadah ragu ke arah wanita yang sudah di anggap ya lebih dari sekedar ibu.

"Semua baik - baik saja" Miss Beatrix berucap lirih dengan senyum Dan air mata yang tidak senada. Antara Sedih Dan bahagia.

Anthony kembali menatap lelaki dewasa yang masih menyiratkan wajah bahagia Di hadapannya dengan tangan yang masih membentang.

Ragu, bahagia, Sedih Dan penasaran serta harapan. Wajah yang hampir mirip dengannya itu tidak bisa tersangkal akan garis keluarga Di antara mereka. Tapi senyum lebar itu sedikit meragukannya atas ketulusan lelaki itu. Dan sesungguhnya harapan siapa yang akan terwujud Di antara mereka ketika mereka bersama nanti.

Sekali lagi Anthony memandangi wajah miss Beatrix Dan untuk ke sekian kali pula miss Beatrix meyakinkan bahwa semua baik - baik saja.

Anthony tidak ada pilihan selain ahirnya membenamkan diri berada Di Pelukan sepasang suami istri itu Dan menumpahkan tangisannya yang diperuntukkan untuk perpisahannya dengan keluarganya Di Nottingham Orphan.

*****

Sebuah porshe berwarna biru pekat terparkir Di halaman rumah mewah bergaya classic Italy dengan aroma anggur yang ranum.

"Selamat datang Di rumahmu" Wanita yang akan dia panggil ibu itu me genggam kembali tangannya yang mulai dingin.

Anthony muda hanya mengatupkan sepasang bibirnya yang beku. Tidak ada pilihan lain. Ini lah kehidupan barunya, menjadi bagian dari keluarga yang nampaknya berlimpah ruah.

Jajaran pria bertubuh tegap segar a menghampiri mereka. Dengan cekatan mereka semua membantu sepasang suami istri itu memasuki rumah dengan semua barang.

Dan sengan sigap para wanita Dan perempuan berseragam Di dalam rumah melayang mereka dengan sangat proffesional.

"Segelas ristreto" ungkap pria yang mirip dengannya kepada salah satu pelayan

"I just want a good red wine" Timpal sang wanita dengan aksen Spanish yang kental.

"Bagaimana denganmu pangeran kecil" seorang wanita muda berseragam hitam menghampirinya.

"Bisakah coklat Panas?" Anthony berharap mendapatkan minuman favoritnya.

"Tentu Bisa..." Wanita be rambut coklat itu segera berlalu usai mengusap lembut kepala Anthony.

"Ahirnya menjadi pewaris kakakmu bukan lagi mimpi" Wanita cantik yang beberapa saat lalu nampak keibuan sekejap berubah sedikit culas.

"Sungguh akal yang sangat pintar menyembunyikan pewaris kecil ini Di sana" Lelaki yang lain menyahut dengan nada yang cukup lega. "Bukankah takdir harus seperti ini?" sepasang suami istri itu menatap Anthony yang masih nampak bingung dengan situasi baru Di hadapannya.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!