Wajah Elle tampak kusut ketika pulang ke rumah Maverick, bahkan matanya masih sembap dan bengkak, akibat terlalu lama menangis.
Kebetulan saat itu Maverick sudah pulang dan sedang bersantai di ruang tengah. Jadi, dia langsung tahu dengan kedatangan istrinya.
"Elle!" panggil Maverick.
Elle menoleh dan menghampiri sang suami. Tidak ada kata yang ia ucapkan, sekadar menunduk dan mencengkeram tali tas.
"Kau ... habis menangis?" tanya Maverick. "Apa mantanmu menyakitimu?"
"Apa kamu yang memberitahukan keadaan Kak Al padanya?" Elle balik bertanya.
"Dia bertanya, jadi ... aku jawab. Apa itu jadi masalah?"
Elle memejam dan kemudian menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Kamu tahu, kan, sejak dulu aku merahasiakan hal itu? Kenapa sekarang harus diungkap?" sesalnya.
Maverick beringsut dan menarik tubuh Elle dalam rangkulannya. Dia usap dengan lembut lengan mulus yang tidak tertutup kain.
"Maaf, aku sudah lancang menceritakan itu semua. Tapi ... juga tidak mungkin hal ini dirahasiakan selamanya. Reyvan bukan orang bodoh, Elle. Cepat atau lambat, dia pasti akan tahu," ujar Maverick.
Elle melepaskan pelukan Maverick sambil menyeka air mata yang kembali menetes. Meski yang dikatakan Maverick ada benarnya, tetapi Elle masih kesal, hanya saja dia tidak ada keberanian untuk marah.
"Lupakan saja, mungkin aku yang berlebihan," kata Elle sembari membuang pandangan.
"Aku benar-benar minta maaf, Elle," gumam Maverick. Tangannya terulur dan merapikan rambut Elle yang sedikit berantakan.
Mendapat perlakukan yang seperti itu, Elle kembali menoleh dan matanya langsung tertuju pada sudut bibir Maverick yang lebam.
"Bibirmu kenapa?" tanya Elle dengan suara pelan.
"Tidak apa-apa, hanya luka kecil." Maverick tersenyum seraya menatap teduh.
"Apa kamu dan Reyvan___"
"Jangan banyak berpikir. Perbincangan kami tadi berjalan baik," pungkas Maverick.
"Aku akan bersikap lembut agar kamu nyaman dengan kehadiranku. Kamu tidak boleh pergi selama Aurora masih ada. Kamu harus jadi istri yang baik, Elle." Maverick membatin sambil menuangkan air untuk Elle.
Mulai saat ini, dia akan memperlakukan Elle dengan lembut dan manis. Tujuannya agar istrinya betah menjadi ibu Aurora. Namun, benarkah dirinya sanggup bertahan tanpa perasaan? Entahlah.
_____________
Dua bulan kemudian.
Reyvan mulai berani mengembangkan bisnisnya ke negara lain. Berkat bantuan sang kakak ipar yang merupakan pelukis dan pemilik galery terkemuka di Pulau Bali, Reyvan bisa mengenal seniman asal Spanyol—Jeronimo Demitry atau kerap disapa Jerry. Dia dan Jerry bertemu di acara pelelangan lukisan pada bulan lalu.
Meski bukan orang besar yang memiliki pengaruh penting di negaranya, tetapi Jerry termasuk jajaran orang kaya. Selain memiliki galery di pusat kota, dia juga punya kebun anggur yang cukup luas.
Sepuluh hari yang lalu, Jerry membuka peluang kerja sama untuk semua relasi. Dia ingin merenovasi galery dan mencari desain terbaik.
Reyvan mengambil kesempatan itu untuk memulai bisnis di negara asing. Dia mempersiapkan segalanya dengan sungguh-sungguh untuk menarik perhatian Jerry. Harapannya desain yang ia sodorkan lolos dan lain kali ada kesempatan lagi untuk mengembangkan bisnis di sana.
"Balas dendam terbaik adalah membuktikan bahwa diri kita lebih hebat dari yang mereka pikirkan."
Sebuah kalimat yang memotivasi Reyvan untuk mengepakkan bisnis di beberapa negara. Dia tidak ingin terlalu lama larut dalam rasa kecewa akibat ulah Maverick. Dia berambisi bangkit agar bisa membalikkan keadaan—lebih unggul dari Maverick.
"Sempurna. Seharusnya desain ini bisa diterima olehnya," ucap Reyvan seorang diri.
Dia menatap kagum pada sketsa desain yang menurutnya luar biasa. Namun, beberapa saat kemudian dia ingat seberapa besar dan hebatnya negara itu. Bukan mustahil desain milik rivalnya jauh lebih sempurna darinya.
"Berhasil ataupun gagal, yang penting usaha. Dengan mencoba, aku bisa mengantongi pelajaran dan pengalaman untuk tender-tender selanjutnya," ucap Reyvan.
Dalam hidupnya, memang nyaris tak ada kata pesimis. Reyvan selalu optimis dan berhati-hati, meski di sisi lain ambisinya juga sangat tinggi. Dengan menggunakan logika dalam hal apa pun, Reyvan tak pernah mengabaikan bisnis demi kepentingan pribadi, termasuk cinta.
Walau kini rasa cintanya untuk Elle masih tetap utuh, tetapi Reyvan tak pernah mengemis atau memohon. Pikirnya, lebih baik menjadi pribadi yang jauh lebih hebat, daripada membuang waktu dengan mengemis dan memohon, yang akhirnya akan sia-sia. Bukannya pengecut, melainkan dia punya cara sendiri untuk mengambil kembali wanitanya.
Di sisi lain, Elle mulai terbiasa dengan pernikahannya. Rasa takutnya terhadap Maverick sedikit berkurang karena sikap pria itu lebih lembut dari sebelumnya. Sejauh ini, Maverick juga tidak pernah menuntut hal lebih. Jangankan yang lebih intim, ciuman bibir pun Maverick tidak pernah melakukannya. Keseharian mereka sekadar berbincang, bercanda, dan bersama-sama mengasuh Aurora ketika Maverick sudah pulang kerja.
Bukan hanya itu, bisnis keluarga Elle pula sudah dikembalikan. Namun, karena dasarnya sudah hampir hancur sejak Andres meninggal, maka sekarang pun kurang stabil, masih banyak bergantung pada pihak lain termasuk Maverick. Pria itu menjadi investor utama dalam bisnis yang dikelola Marissa.
Siang ini, Maverick pulang lebih awal. Baru tengah hari, dia sudah tiba di rumah. Kedatangannya langsung disambut oleh Aurora, yang saat itu sedang memetik bunga bersama Elle. Sejak dua minggu terakhir, kesehatan Aurora makin membaik.
"Daddy!" teriak Aurora.
"Halo, Sayang." Maverick menghampiri Aurora dan membawanya dalam gendongan.
"Aku dan Mommy memetik bunga untuk Daddy. Cantik, kan, Daddy?" celoteh Aurora sambil menunjuk beberapa tangkai mawar putih yang diletakkan dalam vas.
"Sangat cantik, tapi ... masih kalah cantik sama gadis kecilnya Daddy." Maverick menjawab sambil mencubit pipi Aurora.
"Dan aku kalah cantik sama Mommy. Iya, kan, Dad?"
Mendengar jawaban anaknya, otomatis Maverick menoleh ke arah Elle. Benar apa yang dikatakan Aurora, istrinya memang cantik, mengalahkan bunga-bunga dan segala keindahan yang ada di sekitar. Dalam paras anggun bermata biru, Maverick menemukan setitik rasa yang makin lama makin mengusik benaknya. Sebuah hal yang seolah-olah ingin menggeser posisi Devara dalam sudut hatinya.
"Hanya dua bulan dan kau sudah mengusik hatiku. Tidak heran Reyvan sangat marah saat aku merebutmu. Pesonamu sangat memikat, Elle," batin Maverick.
"Mas!" panggil Elle.
Maverick tersenyum kecut, lantas mengajak Elle dan Aurora masuk ke rumah.
"Tuan, Nyonya, makan siang sudah siap," kata Rani ketika Maverick dan Elle sudah tiba di ruang tamu.
"Terima kasih," jawab Elle.
Kemudian, mereka bersama-sama menuju ruang makan. Elle duduk di samping Aurora, sedangkan Maverick di depan mereka.
Ketika Elle masih mengambilkan makanan untuk Aurora, tiba-tiba ponsel Maverick berdering. Setelah tahu nama sang penelepon, Maverick bangkit dan menjauh dari anak istrinya.
"Ada apa?" tanya Maverick tanpa basa-basi.
"Lusa Tuan Rey akan terbang ke Spanyol dan ikut tender dalam sebuah proyek," lapor seorang lelaki dari seberang sana.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yuli Fitria
Betul Rey 👍👍
2022-11-19
0
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
masih nyimak
2022-09-22
3
ria
maverick..maksudmu apa ya..
penasaran..
semangat sukses buat rey..
semangat lanjut up thor..
2022-09-22
1