Harimau Keluar Kandang

Tepat pukul 08.00 pagi, Maverick sudah menginjakkan kaki di Shan Senor. Meski dalam hati tersenyum senang, tetapi dia memasang wajah dingin di hadapan para karyawan, termasuk David—tangan kanannya.

"Jika tamu dari Arkatama sudah datang, langsung arahkan ke ruangan saya," perintah Maverick kepada David. Saat itu mereka sudah berada di dalam lift.

"Baik, Tuan." David mengangguk patuh.

Setelah pintu lift terbuka, Maverick keluar dan menuju ruangannya, begitu pun dengan David.

Maverick duduk di kursi kerjanya sambil memeriksa laporan pemasaran terkait produk yang belum lama diluncurkan. Maverick tersenyum puas karena pencapaian perusahaan terus meningkat. Dari waktu ke waktu bisnis yang dia kelola makin berkembang.

Ketika Maverick masih sibuk dengan tugasnya, David melaporkan bahwa tamu dari Arkatama sudah datang.

"Suruh kemari!" kata Maverick.

Sepeninggalan David, Maverick tersenyum miring.

"Kau sangat nekat, Reyvan," gumamnya pelan.

Tak lama kemudian, lelaki muda bertubuh tegap dan berwajah rupawan masuk ke ruangannya. Siapa lagi kalau bukan Reyvan. Dengan tatapan yang dingin dan tajam, lelaki itu langsung duduk di hadapannya.

"Selamat pagi, Tuan Rey. Apa gerangan yang membawa Anda kemari? Ingin bekerja sama atau___"

"Jangan basa-basi! Kau tahu jelas apa tujuanku!" pungkas Reyvan dengan nada tinggi.

Maverick tertawa, "Ya, ya, ya. Aku tahu kau bukan orang yang suka bercanda."

"Kau menikahi Elle karena wajahnya mirip dengan Devara, mantan istrimu. Dengan begitu, kau bisa membohongi anakmu. Kau menikahi Elle untuk mematahkan asumsi publik yang mengatakan kau gay," ujar Reyvan langsung pada intinya.

Maverick memijit pelipisnya, "Lalu?"

"Bayimu tidak prematur, tapi dia memang ada sebelum kau menikah. Kau mengaku bahwa kesehatannya terganggu, padahal tidak. Itu sebabnya kau menjaga privasinya agar publik tidak menyadari kebohonganmu." Reyvan menjeda kalimatnya sejenak. "Kau menikah di usia 39 tahun dan sebelum itu kau tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita. Untuk orang besar yang punya segalanya seperti dirimu, itu sangat aneh," sambungnya.

"Rupanya kau tahu banyak tentangku, Tuan Rey. Sangat hebat!" Lagi-lagi Maverick tersenyum.

"Devara bukan istrimu yang sebenarnya. Dia hanya ibu pengganti untuk melahirkan anakmu. Kau ... memang gay," kata Reyvan dengan mata yang memicing.

Maverick berdiri sambil memasukkan kedua tangan di saku celana. Tanggapannya sangat santai, bahkan dia tidak membantah tuduhan Reyvan.

Reyvan pun ikut berdiri. Dengan tatapan yang masih tajam, dia membentak Maverick.

"Lepaskan Elle! Jangan bawa dia dalam drama hidupmu yang menjijikkan. Kau menggunakan keluarganya dan juga aku untuk mengancam Elle. Sikapmu adalah cerminan seorang pengecut!"

Maverick masih santai, bahkan dia menyahut bentakan Reyvan dengan nada pelan.

"Awalnya ... aku memang berniat menggunakan kamu untuk mengancamnya. Aku sudah bekerja sama dengan Tuan Linzy untuk melancarkan aksi ini. Tapi, kemudian aku sadar. Kau tidak seistimewa itu di hatinya. Kehancuranmu bukan hal penting yang membuatnya berani mengambil keputusan besar."

"Kau___" geram Reyvan.

"Jangan terlalu naif, Tuan Rey. Rasa cinta Elle tidak sebesar yang kau bayangkan. Dia ... mau menikah denganku demi orang ini, bukan kamu." Maverick mengambil selembar foto dari laci dan meletakkannya di atas meja, di depan Reyvan.

Reyvan tersentak seketika.

"Lelaki ini." Reyvan membatin seraya mengambil foto itu.

Lelaki dalam foto itu adalah Alroy. Reyvan tahu dia adalah kakak kandung Elle. Namun, satu hal yang membuat Reyvan heran, yaitu keadaannya. Dalam foto itu terlihat jelas bahwa Alroy sedang duduk di kursi roda, di samping brankar. Tubuhnya dibalut pakaian khas pasien dan tangan kirinya dipasang slang infus.

"Alroy, apa yang terjadi padanya?" batin Reyvan.

"Tiga tahun yang lalu, Om Andress dan Alroy kecelakaan parah. Mobilnya ringsek dan nyaris jatuh ke jurang. Sebuah tragedi yang membuat Om Andress koma selama dua bulan dan akhirnya meninggal. Di sisi lain, tragedi itu juga membuat Alroy lumpuh sampai sekarang. Butuh biaya besar untuk membuatnya pulih seperti semula, itulah kenapa Elle mau menikah denganku. Karena dengan begitu, aku yang menanggung biayanya," ujar Maverick, yang lantas membuat Reyvan makin terkejut.

"Kau jangan bicara sembarangan!" sahut Reyvan.

Menurut keterangan Elle, Alroy sedang mengurus bisnis pribadinya di Spanyol. Sudah dua tahun lebih, dia belum berkunjung ke Indonesia. Itu sebabnya, Reyvan belum pernah bertemu secara nyata.

"Bicara sembarangan?" Maverick menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum remeh.

"Jangan-jangan ... hal sebesar ini kau juga tidak tahu, Tuan Rey," sambung Maverick.

Reyvan masih diam. Dia belum berani membantah ucapan Maverick.

"Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada Elle. Karena aku baik hati, kuizinkan kau bertemu dengannya. Tapi ... jaga batasanmu!" sambung Maverick. Kali ini sembari menggenggam bahu Reyvan.

Lagi-lagi Reyvan tak menjawab, sekadar berpaling guna menghindari tatapan Maverick. Pria dewasa itu terkekeh-kekeh, seolah tingkah Reyvan adalah sesuatu yang lucu.

"Jika kau sudah paham bagaimana perasaan Elle terhadapmu, ada baiknya cepat selesaikan urusan kalian. Kau tidak ingin, kan, terus terbelenggu dalam cinta yang tak terbalas?" Maverick kembali bicara.

"Lepas!" bentak Reyvan seraya menepis kasar tangan Maverick yang masih memegang bahunya.

Maverick tertawa, lantas duduk di kursi tanpa rasa bersalah. Dia melipat tangan dan mengangkat satu kaki, sedangkan tatapan tetap tertuju ke wajah Reyvan.

"Ada wanita secantik Elle, bodoh sekali kalau masih mencintai lelaki tampan di luar sana. Itu pun kalau aku benar-benar gay," kata Maverick.

"Kau___"

"Harta, rupa, kekuasaan, semua aku punya. Menurutmu, butuh berapa hari untuk membuat Elle jatuh cinta padaku?" pungkas Maverick.

Kali ini, Reyvan tidak menjawab sepatah kata pun. Dia langsung menghampiri Maverick dan mencengkeram kerah kemejanya. Dengan gerakan cepat, Reyvan menarik tubuh Maverick dan melayangkan pukulan keras di wajahnya. Tidak cukup satu kali, Reyvan melakukannya hingga tiga kali. Hidung dan sudut bibir Maverick sampai mengeluarkan darah karenanya.

"Dasar brengsek! Pengecut kau!" bentak Reyvan dengan napas yang memburu.

Maverick tersenyum simpul, lalu mengusap darah di sudut bibirnya dengan punggung tangan.

"Sangat barbar, persis seperti ABG labil," gumam Maverick.

Reyvan mengangkat tangan dan hendak mendaratkan kembali kepalannya. Namun, dengan sigap Maverick menahan. Sambil tersenyum miring, Maverick merogoh saku celana dan mengambil pistol yang ia simpan di sana.

"Kau lepaskan sendiri cengkeramanmu atau ... butuh bantuanku?" kata Maverick.

Reyvan menggeram dan melepaskan cengkeramannya dengan kasar, hingga tubuh Maverick terhuyung ke belakang. Detik ini, ada satu hal lagi yang membuat Reyvan makin emosi, yaitu pistol.

Reyvan teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu, ketika Elle datang padanya dan mengancam bunuh diri. Kala itu Elle juga membawa pistol. Awalnya, Reyvan berpikir pistol itu milik orang tua Elle. Namun, kini dugaannya patah. Pistol itu bukan milik orang tua Elle, melainkan milik Maverick.

"Elle berani meminjam pistol padanya. Sedekat apa hubungan mereka?" batin Reyvan.

"Tuan Rey, kau___"

"Brengsek!" Reyvan berteriak sambil menendang kursi yang tadi diduduki, cukup keras, sampai-sampai benda itu terlempar dan beradu dengan dinding.

"Wow! Tenagamu luar biasa, Tuan Rey," canda Maverick sambil terkekeh-kekeh.

"Karena aku bukan pengecut sepertimu!" bentak Reyvan.

Tanpa menunggu tanggapan Maverick, Reyvan langsung keluar dari ruangan itu. Dia melampiaskan emosinya dengan membanting pintu. Dentumannya cukup keras, bahkan karyawan yang ada di dekat sana sampai melonjak.

"Marah saja sesuka hatimu, tapi kau tidak akan bisa melawanku. Ahh, jangankan melawan, menemukan orang suruhanku saja kau tidak bisa. Reyvan, Reyvan, mainmu masih kurang jauh, sama sekali tidak sebanding denganku." Maverick tersenyum sambil mengusap darah di sudut bibirnya.

"Andai saja yang kau dapat informasi tentang Mama Papa. Lalu kau tahu kalau mereka mati di tanganku. Kira-kira ... apa kau masih berani datang ke sini?" sambung Maverick. Pikirannya kembali menerawang ke masa silam, masa-masa kelam yang membuatnya terjebak dalam titik tergelap.

Tak lama kemudian, dentuman kembali terdengar, sangat keras dan seolah menggetarkan ruangan. Maverick terkejut dan sampai melompat dari tempatnya. Ternyata, masih perbuatan Reyvan. Entah sebesar apa tenaga yang ia kerahkan, yang jelas pintu ruangan Maverick rusak dalam satu kali tendang.

"Tuan Rey, di mana sopan santunmu?" geram Maverick, tetapi tidak mendapat tanggapan dari Reyvan. Lelaki itu justru berlalu usai menatapnya sekilas.

"Sepertinya ungkapan 'gila karena cinta' itu memang benar adanya," gumam Maverick sambil menahan kesal.

"Tuan, maaf saya datang terlambat. Apakah Anda baik-baik saja?" David menghampiri Maverick dengan terburu-buru.

"Ada harimau kecil yang keluar kandang," sahut Maverick dengan asal.

"Hidung dan bibir Anda terluka, Tuan. Biar saya___"

"Aku tidak apa-apa. Lebih baik kau urus saja pintuku. Aku tidak bisa bekerja dengan pintu yang terbuka," potong Maverick. Dia melirik ke arah pintu yang pegangannya hampir terlepas.

"Baik, Tuan."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Partini Minok Nur Maesa

Partini Minok Nur Maesa

kenapa menurutku tokoh utamanya mlh eeick dan ele bukan reyvan

2024-08-12

0

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Maverick menggunakan fakta tentang kecelakaan yg terjadi pada papanya Elle & Alroy untuk membuat Reyyan tak dapat berkata - kata
Siapa lagi mata mata Maverick yg ada di perusahaan Reyyan?
Apakah Reyyan akan menemui Elle?

2022-09-20

2

ria

ria

semangat lanjut up thor..
semakin penasaran..
buat rey..km hrs sabar

2022-09-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!