Dua hari telah berlalu sejak Elle menemui Reyvan. Kini, hari yang sangat dibenci telah tiba, hari di mana dia harus menikah dengan Maverick Shane.
"Tuhan memang tidak berpihak padaku," batin Elle ketika dirinya harus duduk di depan cermin dan membiarkan wajahnya dirias MUA.
"Mbak, tolong jangan nangis lagi ya, nanti mekapnya rusak. Tuan Erick sudah menunggu loh," tegur MUA. Meski bibirnya mengulas senyum, tetapi matanya menyiratkan kekesalan. Maklum, sudah berkali-kali mekap Elle berantakan hanya karena air mata.
"Maaf." Elle menjawab singkat.
Tak lama kemudian, pintu diketuk dari luar. Rupanya Maverick yang datang. Matanya menatap tajam ke arah Elle. Dia kesal melihat raut sendu di wajah cantik itu.
"Masih lama?" tanya Maverick pada MUA.
"Sudah selesai, Tuan."
"Pergilah!" perintah Maverick pada MUA tersebut.
Elle menunduk dan mencengkeram gaun panjangnya. Matanya kembali memanas. Lantas, dia menggigit bibir agar air mata tidak tumpah seperti tadi.
"Apa seburuk itu menikah denganku?" Maverick bertanya sambil mendekati Elle.
"Aku tidak mencintaimu. Kamu tahu itu, kan?" jawab Elle dengan gemetaran.
Maverick tersenyum miring. Lalu, meraih dagu Elle dan memaksanya mengangkat wajah. Kini, pandangan keduanya bertemu di dalam cermin.
"Bagus kalau kau tidak mencintaiku," ucap Maverick.
Elle berpaling sambil tersenyum remeh, "Dari jawabanmu, terlihat jelas bahwa kamu tidak mencintaiku. Lalu, kenapa kamu mengajakku menikah? Kamu tahu aku punya kekasih dan kami saling mencintai. Kamu memisahkan kami hanya demi hubungan yang tidak jelas ini?"
Maverick menunduk hingga wajahnya sejajar dengan wajah Elle.
"Karena aku membutuhkanmu," ucapnya dengan tegas.
Elle diam sambil mengerjap cepat. Sedikit-banyak dia bisa menebak ke mana arah pembicaraan Maverick. 'Butuh', pasti itu sesuatu yang tidak jauh dari hal-hal intim. Pria dewasa yang memiliki banyak harta, apalagi yang dibutuhkan selain penghangat ranjang.
Meski banyak berita yang mengatakan bahwa Maverick gay, tetapi Elle tak memercayai hal tersebut. Pasalnya, Maverick pernah menikah dan memiliki anak. Jika benar gay, mana mungkin hal itu bisa terjadi.
Sekarang, lelaki itu sudah lama menduda. Elle yakin dia kesepian dan haus belaian, makanya mencari wanita yang bisa melayani hasratnya, dan wanita itu adalah dirinya.
Elle sangat muak ketika membayangkan hal tersebut. Namun sialnya, hal memuakkan itu akan terjadi mulai hari ini.
"Kuharap pernikahan kita tidak berjalan lama. Aku sangat menunggu hari di mana kamu bosan denganku, lalu membuangku dan mencari penggantiku," batin Elle.
"Aku tidak mau lagi melihatmu murung, apalagi menangis. Sebagai suami, aku akan bertanggung jawab atas semua kebutuhanmu, termasuk biaya pengobatan Alroy. Aku juga akan memperlakukanmu dengan layak. Jadi, baik-baiklah menjadi istri! Jangan menyinggungku atau berbuat sesuatu yang mencoreng namaku," kata Maverick.
Elle tidak menyahut dan hanya membalas tatapan Maverick sekilas.
"Jangan terus menyimpan amarah.
Percayalah, pernikahan ini tidak buruk. Setidaknya ... lupakan saja!" Maverick mendengkus sambil beralih ke tepi ranjang, meninggalkan Elle yang penasaran dengan kalimat barusan.
Detik berikutnya, Maverick dan Elle sama-sama diam. Masing-masing bergelut dengan pikiran yang berbeda, Maverick dengan masalahnya dan Elle pun dengan masalahnya sendiri.
Setelah berhasil menenangkan hati, Maverick bangkit dan kembali menghampiri Elle.
"Ayo keluar! Penghulu sudah datang sejak tadi," ajak Maverick seraya mengulurkan tangan.
Dengan ragu Elle menyambut tangan Maverick. Mau bagaimana lagi, dia kesulitan berjalan sendiri. Gaunnya terlalu panjang dan high hells-nya pun terlalu tinggi.
Maverick dan Elle keluar kamar, menuju tempat yang telah disediakan untuk akad.
Elle menatap ke sekeliling, sempat kagum dengan dekor yang sangat mewah dan elegan. Entah berapa banyak budget yang dikeluarkan Maverick untuk menyewa tempat tersebut—Hotel Luxury—hotel terbaik di Ibu Kota.
Tak lama kemudian, Maverick dan Elle tiba di tempat akad. Di atas karpet merah yang berhiaskan bunga-bunga indah, penghulu sudah menunggu di dekat meja kecil. Di sana juga ada Marissa dan hakim yang bertindak sebagai wali—ayah Elle sudah meninggal, sedangkan kakak dan pamannya ada di benua lain.
"Bisa kita mulai?" tanya penghulu ketika Maverick dan Elle sudah duduk ditempatnya.
"Iya."
Karena kedua mempelai sudah siap, penghulu mengucap basmallah dan doa. Lantas, menjabat tangan Maverick dan melangsungkan ijab kabul.
"Saya nikahkan engkau Maverick Shane Bin Edwin Bagaskara dengan Elleane Zee Binti Andres Benedict Zee dengan mas kawin seratus gram emas dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Elleane Zee Binti Andres Benedict Zee dengan mas kawin seratus gram emas dibayar tunai."
Setetes air mata Elle jatuh bersamaan dengan teriakan 'sah' dari para saksi.
"Mulai detik ini hidupku akan berubah. Aku akan menyandang status istri dari seorang pria yang tak pernah kucintai," batin Elle sambil memejam, menahan air mata agar tidak banyak keluar.
__________________
Jarum jam menunjukkan pukul 07.00 malam, Elle duduk sendiri di depan cermin, didalam kamar hotel. Dia menatap pantulan diri yang disulap sempurna oleh sang MUA.
Kali ini, Elle tidak mengenakan kerudung seperti tadi siang. Rambutnya disanggul rapi dengan hiasan mahkota indah, lengkap dengan kain renda yang menjuntai hingga menyentuh pinggang.
"Aku sudah menjadi istri," batin Elle seraya menggenggam gelang emas yang dipasangkan Maverick seusai akad.
"Entah bagaimana caraku menjalani semua ini." Elle mendongak sambil mengerjap, karena lagi-lagi air matanya mendesak keluar.
Tak lama kemudian, Elle dikejutkan dengan getar ponsel. Rupanya Alroy yang mengirim pesan. Lelaki itu mengkhawatirkan keadaannya karena sedari pagi tidak mengirim pesan atau menjawab telepon.
[Aku baik-baik saja, Kak. Cuma hari ini memang sibuk, bahkan sekarang pun aku masih di kantor. Kuhubungi besok lagi, ya.]
Usai mengirim pesan balasan yang berisi kebohongan, Elle meletakkan kembali ponselnya. Lalu, dia memakai high hells dan menyemprotkan parfume white rose ke seluruh tubuh. Dia bersiap-siap sambil menunggu Maverick menjemputnya.
Di tempat yang berbeda, Reyvan juga bersiap-siap datang ke acara itu. Meski menyakitkan, tetapi dia berusaha datang tanpa terlihat rapuh. Dia ingin menunjukkan kepada Maverick bahwa dirinya bukan orang lemah.
Sebelum berangkat, Reyvan menilik kembali penampilannya. Setelah dirasa sempurna, dia keluar kamar dan bergegas menuju garasi. Lalu, masuk mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.
Empat puluh menit kemudian, Reyvan tiba di Hotel Luxury. Dia menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan, melakukannya berulang kali agar sesak di dada sedikit berkurang.
Setelah tenang, Reyvan keluar mobil dan berjalan menuju ballroom. Ternyata, sudah banyak tamu yang berdatangan.
"Selamat malam, Tuan Rey," sapa salah satu relasi.
"Selamat malam," jawab Reyvan dengan senyum masam.
Malam ini, dia tidak ada mood untuk berbincang banyak. Tujuannya datang ke resepsi ini adalah menemui pengantin, bukan yang lain.
"Elle," batin Reyvan ketika melihat sosok Elle di depan sana.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
angel
ceritanya macam org luar dari nama2 nya nama asing kog nikahnya akad? sy kira nikah kristen ...hadeeeh/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-06-15
2
Kendarsih Keken
👍👍👍💜💜💜
2022-09-16
1
ria
mencintai tak hrs memiliki..nyesek
aq tau maverick menikahi elle hanya demi anak kesayanganx..
hanya sebatas sah d mata umum..
kemungkinan km tdk akan d sentuh
maverick..elle
2022-09-16
2