Maaf Aku Tidak Bisa!

Hari ini Tristan di sibukkan di bagian gudang mengecek baju-baju mengurus baju packing yang akan diluncurkan ke luar kota.

Toko yang sering Tristan kunjungi merupakan tokoh utama yang tokohnya jauh lebih besar serta terdapat gudang-gudang untuk barang-barang jualan.

Dan banyak pula cabang-cabang Delano fashion termasuk salah satu tokoh yang Alana singgahi. Di Mall pun banyak cabang dari toko milik Tristan.

"Semua baju setelan sudah siap meluncur, tinggal mengecek celana jeans yang sedang di buat." Tristan memperhatikan dan mengecek kembali barang-barang nya untuk memastikan lagi semuanya.

"Pak, untuk para penjahit, ada sebagian yang keluar karena alasan izin suami. Sedangkan kita butuh menyelesaikan pesanan secepatnya," ucap Ricky sang manager di perusahaan baju nya yang juga ikut mengecek.

"Kenapa mendadak? Bukan kah sedari awal sudah ada kesepakatan dengan pihak konvensi kalau pesanan kita harus selesai akhir bulan ini?"

"Mereka juga tidak memiliki pikiran ke sana, Pak. Kemungkinan pesanan celana Jeans pria ke setiap kota untuk bulan depan akan sedikit terlambat." Jelas Ricky menjelaskan sedikit permasalahan di bagian konveksi.

Setiap satu bulan sekali Tristan selalu meluncurkan produk-produknya keluar kota mulai dari atasan bawahan hingga baju muslimah pria dan wanita. Dia juga bekerja dengan salah satu konveksi ternama di daerahnya untuk membantu mengembangkan usaha fashion nya.

"Nanti saya bicarakan lagi dengan pemilik konveksi. Tapi apa stok barang-barang bulan ini masih ada?" banyak Tristan sambil tangannya memegang sebuah buku catatan usahanya.

"Kalau untuk bulan sekarang masih aman, Pak."

"Yang penting bulan sekarang dulu, kalau bulan depan terlambat sedikit tidak masalah asalkan tetap ada barang meski tidak sesuai target selesai."

Di tengah keduanya sedang berbincang-bincang membicarakan masalah kerjaan, tiba-tiba di depan suara keributan.

"Ayu, ada apa ribut-ribut di depan?" tanya Tristan kepada sekretarisnya.

"Itu Pak, Kekasih Bapak memaksa masuk menemui Bapak di gudang. Dan security sedang menghalanginya karena kami ingat pesan Bapak tidak ada seorangpun yang boleh masuk tanpa seizin Bapak."

Tristan mengangguk-angguk kan kepalanya. "Dia bukan kekasih saya lagi tapi sudah jadi mantan." jawab Tristan melangkah ke depan. ayu dan Ricky saling lirik mereka saling berbisik.

"Gue seneng kalau Pak Tristan putus dari itu Mak Lampir. Di depan saja dia kayak baik, polos, di belakang sok berkuasa. Syukur dah kalau dia putus dari Pak Tristan," ucap Ayu tidak menyukai Lisa.

"Saya juga bersyukur, mudah-mudahan saja Pak Tristan tidak lagi kembali dengan wanita itu," balas Ricky.

"Kenapa kalian menghalangi saya? Saya itu ke sini mau menemui calon suami saya. Apa kalian tidak tahu kalau saya ini calon istrinya?" Lisa memaksa masuk namun di halangi oleh security.

"Maaf Bu, kami tidak bisa mengijinkan siapapun masuk ke gudang terkecuali atas izin dari atasan kami. Kami hanya menjalankan tugas. Lebih baik Ibu tunggu saja di luar atau di toko sambil melihat-lihat pakaian."

"Ibu-ibu, Saya ini bukan ibu kau. Saya tidak menikah dengan Bapak kau. Saya ini calon atasan Anda jadi seharusnya Anda menghormati saya dan membiarkan saya bertemu dengan pemilik Delano fashion."

"Ada apa?" tanya Tristan menghampiri.

"Tristan, security ini menghalangi ku masuk. aku kan calon istrimu Pas masa dia tega membiarkan ku berdiri di luar tanpa mengizinkanku masuk ke dalam?" Lisa menghiba mendekati Tristan memegang tangan kiri Tristan.

"Pak, Maafkan ke lancangan saya. Saya hanya bertugas sesuai instruksi apa yang Anda berikan. Nona ini begitu memaksa masuk dan dia membuat keributan di depan. Makanya saya langsung turun tangan untuk menghalanginya," kata security membela diri dan juga berbicara apa adanya.

Tristan mengangguk, "Terima kasih Pak atas kerjasamanya. Silakan Bapak kembali bekerja lagi biar dia menjadi urusan saya."

Security itupun mengangguk meninggalkan Tristan. Lisa mendelik dan Dia menoleh menatap wajah Tristan sambil tersenyum. Namun senyum itu pudar ketika Tristan melepaskan genggaman Lisa.

"Ada apa kamu datang ingin menemuiku? bukankah kita tidak memiliki hubungan lagi?"

"Tristan, aku benar-benar minta maaf. Izinkan ku bicara sebentar saja dengan kamu, aku mohon?" pinta Lisa memohon.

Tristan membuang nafas secara kasar. Diapun mengangguk, "Kita duduk saja di sana." ajaknya, lalu Tristan berjalan duluan duduk di bangku yang ada di depan tokonya.

"Mau bicara apa lagi?" tanya Tristan dingin.

"Tan, Maafkan aku yang kemarin tidak menerima lamaranmu. Sekarang aku mau menjadi istrimu dan aku mau menerima kekuranganmu." ucap Lisa mengungkapkan maksud dan tujuannya mendatangi Tristan.

Tristan mengerutkan kedua alisnya, dia mena tap Lisa. "Kenapa berubah secepat ini? bukankah kamu tidak mau memiliki suami tidak sempurna seperti ku? Bukankah kamu takut jika kedua orang tuamu tidak merestui kita?"

"Itu kemarin-kemarin, Tan. Sekarang aku mau kok, aku akan menerima kamu dan kita akan berobat ke dokter manapun agar kemandulanmu itu sembuh, agar penyakit impotenmu itu bisa disembuhkan lagi."

Tristan menyunggingkan sudut bibirnya. "Setelah di putuskan dan di khianati oleh selingkuhan mu kau malah kembali padaku. Aku yakin jika alasan tidak mau memiliki pria tidak sempurna seperti ku hanyalah kebohongan semata," batin Tristan.

"Maaf aku tidak bisa!"

"Tidak bisa apa?" Lisa kaget.

"Tidak bisa menerima kembali kamu dalam hidupku. Kau yang menolakku maka di hari itu juga aku sudah memutuskan untuk tidak menerimamu lagi. Maaf aku tidak bisa menerima sampah yang sudah kubuang!" pedas coy ucapannya sungguh pedas bagaikan bon cabe melebihi level 10.

Ya, iyalah, Tristan pun berpikir dua kali, kali. Masa dia yang memutuskan lalu memungut kembali. Apalagi tahu kalau Lisa berkhianat membuat dia semakin enggan menerimanya lagi.

Tristan berdiri, "Mending kamu cari pria lain saja yang bisa membuat mu memiliki keturunan. Tidak dengan aku yang memiliki ketidaksempurnaan, pria impoten."

"Tapi bohong. Aku kan udah sembuh," batin Tristan.

Lisa mengepalkan tangan tidak terima dirinya ditolak oleh pria, apalagi dikatain sampah semakin membuat Lisa marah.

"Kau pikir hanya dirimu pria yang mau padaku? Kalau bukan karena rasa kasihan terhadap kau yang memiliki ketidaksempurnaan, mana mungkin ku mau memohon-mohon seperti ini meminta balikan." Kepalang ditolak, kebobrokan Lisa ia tunjukkan juga.

Tristan mengernyit, "Ini orang kenapa gila, atau tidak waras? Kemarin menolak tidak mau dengan alasan ketidaksempurnaanku, sekarang malah berucap begini. Dasar bersilat lidah," batin Tristan pergi begitu saja enggan meladeni wanita itu.

"Tristan sialan, aku pikir dia akan mau ku ajak balikan lagi." Gerutu Lisa pergi dengan wajah kesal.

*********

"Al, aku pulang duluan ya? Maaf tidak bisa menemanimu di sini. Aku buru-buru ada pengajian di rumah nenekku," ucap Silvi.

"Tidak apa-apa, Vi. Aku bisa nunggu ojek sendirian. Jangan khawatir kan diriku, ok." Alana tersenyum ramah. Silvi pun berpamitan pergi sebab sudah dijemput seseorang.

Tinggal Alana yang menunggu ojek online nya. Namun, Ibu nya tiba-tiba datang.

"Alana Ibu minta duit...!"

Terpopuler

Comments

Nurul Faridah

Nurul Faridah

dasR ibu tak tau malu

2023-01-27

0

Zain malik

Zain malik

astaghfirullah haladzim 😔😔😔😔😔 y Allah udah di usir malah minta uang

2022-10-07

0

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

emak bikin kesel trus punya anak cwo tpi malas kerja aduhhhh.........

2022-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Meminta Maaf
3 Alana
4 Di Tolak
5 Putus
6 Insiden Kecil
7 Mengantarkan Pulang
8 My Imperfection ( ketidak sempurnaanku )
9 Roti Melayang
10 Delano fashion ( Mencari )
11 Di Tuduh Pencuri
12 Tawaran Pekerjaan untuk Alana
13 Keluar Rumah
14 Insiden 2
15 Mengajak Alana
16 Izin Mama Jihan dan Papa Marko
17 Sarapan
18 Caca Mari ca
19 Keusilan Alana
20 Maaf Aku Tidak Bisa!
21 Di rampas
22 Keinginan Jihan dan Marko
23 Keluarga Hangat
24 Rencana Ica
25 Rebutan Baju
26 Berdebar
27 Main Sosor Saja
28 Sebuah Rencana
29 Ingin Menikah
30 Ungkapan Tristan
31 Apa..! Alana..! Tidak Mungkin..!
32 Kesediaan Alana
33 Anak Tiri
34 Rencana Terselubung
35 Penasaran Kan Pemirsa?
36 Reaksi Tristan
37 Ikut Merasakan Sedih
38 Tidak Terjadi Sesuatu
39 Di omeli
40 Pembicaraan Ariel dan Alana
41 Persiapan dan Penyesalan
42 Melepas Gelar Duda
43 Aku Menginginkan Kamu, Alana!
44 Buaya ke rawa-rawa
45 Permintaan Alana
46 Sebuah Kenyataan
47 Masih tidak taubat juga Ica
48 Masakan Tristan
49 Tatapan Berbeda
50 Viral
51 Secepatnya Bertindak
52 Mencari Dalang
53 Di Tangkap
54 Konferensi pers
55 Kedatangan Lisa
56 Salah paham
57 Meminta Maaf & Ungkapan
58 Lisa vs Alana
59 Cemburu
60 Penawaran
61 Penolakan
62 Marah
63 Tristan Kelimpungan.
64 Kejutan
65 Kena Semuanya
66 Periksa Kembali
67 Perdebatan Menantu dan Mertua
68 Sensitifnya Tristan
69 Tak mau kalah
70 Dewi Kesal
71 Berdua
72 Rencana Lisa
73 Semakin Romantis
74 Peringatan
75 Video Call
76 Kesalahan
77 Prustasi
78 Cepatlah Pulang!
79 Drama Bunuh Diri
80 Malam Indah
81 Bantuan Dimas
82 Alana
83 Obrolan di Bawah Langit Senja
84 Berkunjung ke Rumah Dewi
85 Masalah Uang
86 Alana Pingsan
87 Keantusiasan Para Keluarga
88 Bergembira Bersama
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Awal mula
2
Meminta Maaf
3
Alana
4
Di Tolak
5
Putus
6
Insiden Kecil
7
Mengantarkan Pulang
8
My Imperfection ( ketidak sempurnaanku )
9
Roti Melayang
10
Delano fashion ( Mencari )
11
Di Tuduh Pencuri
12
Tawaran Pekerjaan untuk Alana
13
Keluar Rumah
14
Insiden 2
15
Mengajak Alana
16
Izin Mama Jihan dan Papa Marko
17
Sarapan
18
Caca Mari ca
19
Keusilan Alana
20
Maaf Aku Tidak Bisa!
21
Di rampas
22
Keinginan Jihan dan Marko
23
Keluarga Hangat
24
Rencana Ica
25
Rebutan Baju
26
Berdebar
27
Main Sosor Saja
28
Sebuah Rencana
29
Ingin Menikah
30
Ungkapan Tristan
31
Apa..! Alana..! Tidak Mungkin..!
32
Kesediaan Alana
33
Anak Tiri
34
Rencana Terselubung
35
Penasaran Kan Pemirsa?
36
Reaksi Tristan
37
Ikut Merasakan Sedih
38
Tidak Terjadi Sesuatu
39
Di omeli
40
Pembicaraan Ariel dan Alana
41
Persiapan dan Penyesalan
42
Melepas Gelar Duda
43
Aku Menginginkan Kamu, Alana!
44
Buaya ke rawa-rawa
45
Permintaan Alana
46
Sebuah Kenyataan
47
Masih tidak taubat juga Ica
48
Masakan Tristan
49
Tatapan Berbeda
50
Viral
51
Secepatnya Bertindak
52
Mencari Dalang
53
Di Tangkap
54
Konferensi pers
55
Kedatangan Lisa
56
Salah paham
57
Meminta Maaf & Ungkapan
58
Lisa vs Alana
59
Cemburu
60
Penawaran
61
Penolakan
62
Marah
63
Tristan Kelimpungan.
64
Kejutan
65
Kena Semuanya
66
Periksa Kembali
67
Perdebatan Menantu dan Mertua
68
Sensitifnya Tristan
69
Tak mau kalah
70
Dewi Kesal
71
Berdua
72
Rencana Lisa
73
Semakin Romantis
74
Peringatan
75
Video Call
76
Kesalahan
77
Prustasi
78
Cepatlah Pulang!
79
Drama Bunuh Diri
80
Malam Indah
81
Bantuan Dimas
82
Alana
83
Obrolan di Bawah Langit Senja
84
Berkunjung ke Rumah Dewi
85
Masalah Uang
86
Alana Pingsan
87
Keantusiasan Para Keluarga
88
Bergembira Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!