Insiden 2

Di tengah perjalanan pulang Tristan mendapati panggilan dari mamanya Jihan.

"Halo Mah kenapa?"

"Tan, kamu sudah pulang belum?"

"Udah di jalan mau pulang ada apa emangnya?" tanya Tristan sambil tangannya mengemudi setir mobil dan matanya melirik ke sisi kanan sisi kiri depan belakang memperhatikan baju mobil sekitar.

"Kamu bisa minta tolong nggak, untuk membelikan sate ayam 50 tusuk dan juga mampir ke butik yang ada di jalan mawar mengambilkan pesanan Mama."

"Iya, Mah. Baik, mumpung Tristan belum sampai?"

Andrew kamu mau nitip sesuatu nggak sama Uncle Ayah?

Mama Jihan bertanya kepada cucunya.

Atu mau Ayam tlispy make donal cama coup buah.

Dengan tatanan bahasa cadel dan menggemaskan, Andrew menyebutkan apa saja yang ia inginkan.

Dengan setia Tristan mendengarkan kedua orang itu dibalik telepon.

"Tan, beli juga ayam crispy sama soup buahnya dua."

"Iya, Mah. Siap." hal pertama yang Tristan lakukan yaitu mengambil pesanan mamanya dulu di butik jalan mawar. Tristan pun membelokkan setirnya ke kiri.

Lain halnya dengan Alana, gadis berlesung pipi itu tengah berjalan sendirian. Di bawah langit Malam tanpa sinar bintang. Tangan kanannya membawa koper berisi baju, di tangan kirinya memegang tongkat sebagai alat bantu kakinya berjalan.

Semenjak lahir kaki Alana memang utuh. Namun, salah satu kakinya mengalami kecacatan yaitu tidak normal berjalan. Jadi, jika berjalan Alana ter pincang-pincang. Kalau tongkatnya dilepas kaki satunya tidak mampu menopang berat badan tubuhnya.

Tiada henti Alana berusaha berjalan mencari tukang ojek yang selalu menjadi langganan Alana. Matanya ia edarkan berharap ada kendaraan yang lewat di ke depan rumahnya.

"Malam-malam begini mau cari kontrakan di mana? mana malam, mana susah kendaraan, Ck, benar-benar keterlaluan. Aku yang memutuskan keluar kok aku yang repot sendiri, ya."

"Ini salahmu sendiri sih, Al. sok-sokan minggat dari rumah, dasar otaknya tidak bisa memutuskan nanti malah ingin segera."

"Mana lapar, mana belum makan dari tadi sore, mana kedinginan, lengkaplah sudah penderitaanmu ini, Al. Ck ck ck derita orang yang minggat dari rumahnya sendiri."

Merasa lelah terus berjalan, Alana memberhentikan dulu langkahnya dan duduk di pinggir jalan sendirian. Iya mencelupkan kakinya ke depan memijat-mijat kaki tersebut dan matanya terus memperhatikan kiri kanan depan belakang Berharap ada orang yang ia kenal.

"Malam ini aku sendiri, tiada yang menemani. Hanya satu keyakinanku bintang kan bersinar menerpa hidupku bahagia kan datang." Gadis itu malah bernyanyi bintang kehidupan milik milik Nike Ardila.

Mata Alana melihat seekor anak kucing tengah meong-meongan di tengah jalan. "Sepertinya anak kucing itu kehilangan induknya. Kasihan sekali dia, sama seperti ku yang juga sama-sama kehilangan kasih sayang ibuku."

Alana berdiri berjalan mengambil anak kucing berwarna hitam putih itu. Namun, karena saking fokusnya pada kucing tersebut tiba-tiba mobil membunyikan klakson nya membuat ia terperanjat kaget.

"Aaaakhh..." jerit Alana memejamkan mata seraya memeluk kucing.

Braakk..

Tristan masih menjalankan mobilnya sedikit agak kencang. Tangan kirinya mengambil botol minuman di jok samping. Namun ketika ingin membuka tutupnya, minuman tersebut malah jatuh ke bawah kakinya.

"Ck, malah jauh segala." Tristan pun berusaha mengambil minuman itu. Dia sedikit menundukkan kepalanya ke bawah dan tangannya mencari keberadaan botol tersebut.

Setelah mendapatkan botol tersebut, kepala Tristan kembali terangkat ke atas. Namun, ia terbelalak melihat seorang wanita tengah berdiri di depan jalannya hingga refleks ia membunyikan klakson kemudian banting setir ke kanan menghindari gadis tersebut. Alhasil dirinya lah yang menabrak pohon saking kaget dan lupa menginjak rem.

"Astaghfirullah Ya Allah ya Tuhanku." Tristan memegangi keningnya sebab tak sengaja ia terbentur. Dia masih bersyukur Tuhan melindungi dirinya.

Hingga ia dikagetkan oleh suara gedoran dari samping kanan pintu kaca mobilnya.

Alana segera mendekati mobil tersebut, tubuhnya gemetar ketakutan takut jika orang yang ada di mobil tersebut kenapa-kenapa.

Dia pun mengetuk-ngetuk kaca mobilnya berharap orang yang ada di dalam bisa membuka pintu mobilnya. Dan orang yang ada di dalam itu membuka pintu mobil ingin memarahi gadis yang sudah menyebabkan dia kecelakaan.

"Kau ti..." Alana menggantungkan ucapannya setelah mengetahui Siapa pemilik mobil tersebut. "Pak Tristan..! Kau, jadi kamu."

Tristan kembali dibuat kaget. "Alana..! Astaga ya Tuhan, Alana. Kenapa sih setiap kali aku bertemu denganmu hampir saja mobilku ini menyerempet tubuhmu? bagaimana kalau tadi tidak membelokkan mobilku pasti tubuhmu sudah terbentur oleh mobilku?"

Tristan berdiri dengan tangan kanan bertolak pinggang dan tangan kiri memegangi keningnya yang terasa masih sakit.

"Pak Tristan ma.." Alana ingin meminta maaf namun perkataan itu tidak jadi keluar di saat matanya melihat luka memar di kening Tristan dengan sedikit darah keluar.

"Ya Tuhan, Pak.. Kepalamu berdarah..." Alana panik, dia kebingungan mencari lap. Tanpa pikir panjang dia pun merobek ujung lengan baju yang ia kenakan lalu mengelap darah di kening Tristan.

"Pak Maafkan saya. Saya beneran tidak sengaja. Tadi saya mengambil kucing yang ada di tengah jalan tanpa menengok kiri kanan. Saya tidak tahu kalau ada mobil bapak lewat sini. Maafkan saya, pak." Mata Gadis itu nampak berkaca-kaca merasa bersalah telah menyebalkan bosnya kecelakaan.

Tristan terpaku, dia memperhatikan mata gadis yang ada di hadapannya. "Kenapa wanita ini malah menangis?" batin Tristan bingung.

"Sudah, sudah, tidak perlu repot-repot mengelap kening ini. Aku baik-baik saja." Tristan mengambil tangan Alana menurunkan nya.

"Tapi Pak, Anda kecelakaan gara-gara saya, bahkan Anda terluka karena menghindari saya. Bagaimanapun saya harus bertanggung jawab, kalau saya tidak tanggung jawab nanti saya bisa didenda. Nanti saya dituntut ke penjara. Nanti saya mendekam di jeruji besi dan saya tidak mau itu." cerocos Alana tanpa jeda kata.

Tristan kembali terperangah. "Bawel sekali kau ini. Jadi sedari tadi matamu berkaca-kaca menangis itu karena kau takut aku melaporkanmu begitu? takut kau dipenjara begitu?"

Alana mengangguk, dengan polosnya menjawab, "Iya, Pak. Aku takut dipenjara. Jangan penjarakan aku, ya? jangan bawa kasus ini ke ranah hukum, please?" gadis manis memiliki lesung pipi itu menangkupkan kedua matanya memohon Tristan dengan tetapkan menyedihkan.

Tristan membuang nafasnya secara kasar. "Astaga Alana, saya kira kamu menangis berkaca-kaca itu karena kau khawatir terhadap diri saya. Ternyata eh ternyata, kau hanya mengkhawatirkan dirimu saja, benar-benar keterlaluan, nih."

"Ngapain Saya harus mengkhawatirkan Bapak? Bapak kan kaya, banyak uang, pasti dengan mudahnya bisa menyogok polisi ataupun pengacara agar menjebloskan saya ke penjara. Sedangkan saya, saya hanyalah anak yatim tidak memiliki uang, miskin. Lalu kalau saya dituntut sama bapak saya harus bayar siapa? saya harus minta tolong sama siapa? mana mungkin kan saya minta tolong sama bapak? jadi saya lebih mengkhawatirkan diri saya sendiri dibandingkan bapak."

"Hah...!"

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

Jodoh pertemuan itu sudah ditentukan..
moga mereka berjodoh

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Meminta Maaf
3 Alana
4 Di Tolak
5 Putus
6 Insiden Kecil
7 Mengantarkan Pulang
8 My Imperfection ( ketidak sempurnaanku )
9 Roti Melayang
10 Delano fashion ( Mencari )
11 Di Tuduh Pencuri
12 Tawaran Pekerjaan untuk Alana
13 Keluar Rumah
14 Insiden 2
15 Mengajak Alana
16 Izin Mama Jihan dan Papa Marko
17 Sarapan
18 Caca Mari ca
19 Keusilan Alana
20 Maaf Aku Tidak Bisa!
21 Di rampas
22 Keinginan Jihan dan Marko
23 Keluarga Hangat
24 Rencana Ica
25 Rebutan Baju
26 Berdebar
27 Main Sosor Saja
28 Sebuah Rencana
29 Ingin Menikah
30 Ungkapan Tristan
31 Apa..! Alana..! Tidak Mungkin..!
32 Kesediaan Alana
33 Anak Tiri
34 Rencana Terselubung
35 Penasaran Kan Pemirsa?
36 Reaksi Tristan
37 Ikut Merasakan Sedih
38 Tidak Terjadi Sesuatu
39 Di omeli
40 Pembicaraan Ariel dan Alana
41 Persiapan dan Penyesalan
42 Melepas Gelar Duda
43 Aku Menginginkan Kamu, Alana!
44 Buaya ke rawa-rawa
45 Permintaan Alana
46 Sebuah Kenyataan
47 Masih tidak taubat juga Ica
48 Masakan Tristan
49 Tatapan Berbeda
50 Viral
51 Secepatnya Bertindak
52 Mencari Dalang
53 Di Tangkap
54 Konferensi pers
55 Kedatangan Lisa
56 Salah paham
57 Meminta Maaf & Ungkapan
58 Lisa vs Alana
59 Cemburu
60 Penawaran
61 Penolakan
62 Marah
63 Tristan Kelimpungan.
64 Kejutan
65 Kena Semuanya
66 Periksa Kembali
67 Perdebatan Menantu dan Mertua
68 Sensitifnya Tristan
69 Tak mau kalah
70 Dewi Kesal
71 Berdua
72 Rencana Lisa
73 Semakin Romantis
74 Peringatan
75 Video Call
76 Kesalahan
77 Prustasi
78 Cepatlah Pulang!
79 Drama Bunuh Diri
80 Malam Indah
81 Bantuan Dimas
82 Alana
83 Obrolan di Bawah Langit Senja
84 Berkunjung ke Rumah Dewi
85 Masalah Uang
86 Alana Pingsan
87 Keantusiasan Para Keluarga
88 Bergembira Bersama
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Awal mula
2
Meminta Maaf
3
Alana
4
Di Tolak
5
Putus
6
Insiden Kecil
7
Mengantarkan Pulang
8
My Imperfection ( ketidak sempurnaanku )
9
Roti Melayang
10
Delano fashion ( Mencari )
11
Di Tuduh Pencuri
12
Tawaran Pekerjaan untuk Alana
13
Keluar Rumah
14
Insiden 2
15
Mengajak Alana
16
Izin Mama Jihan dan Papa Marko
17
Sarapan
18
Caca Mari ca
19
Keusilan Alana
20
Maaf Aku Tidak Bisa!
21
Di rampas
22
Keinginan Jihan dan Marko
23
Keluarga Hangat
24
Rencana Ica
25
Rebutan Baju
26
Berdebar
27
Main Sosor Saja
28
Sebuah Rencana
29
Ingin Menikah
30
Ungkapan Tristan
31
Apa..! Alana..! Tidak Mungkin..!
32
Kesediaan Alana
33
Anak Tiri
34
Rencana Terselubung
35
Penasaran Kan Pemirsa?
36
Reaksi Tristan
37
Ikut Merasakan Sedih
38
Tidak Terjadi Sesuatu
39
Di omeli
40
Pembicaraan Ariel dan Alana
41
Persiapan dan Penyesalan
42
Melepas Gelar Duda
43
Aku Menginginkan Kamu, Alana!
44
Buaya ke rawa-rawa
45
Permintaan Alana
46
Sebuah Kenyataan
47
Masih tidak taubat juga Ica
48
Masakan Tristan
49
Tatapan Berbeda
50
Viral
51
Secepatnya Bertindak
52
Mencari Dalang
53
Di Tangkap
54
Konferensi pers
55
Kedatangan Lisa
56
Salah paham
57
Meminta Maaf & Ungkapan
58
Lisa vs Alana
59
Cemburu
60
Penawaran
61
Penolakan
62
Marah
63
Tristan Kelimpungan.
64
Kejutan
65
Kena Semuanya
66
Periksa Kembali
67
Perdebatan Menantu dan Mertua
68
Sensitifnya Tristan
69
Tak mau kalah
70
Dewi Kesal
71
Berdua
72
Rencana Lisa
73
Semakin Romantis
74
Peringatan
75
Video Call
76
Kesalahan
77
Prustasi
78
Cepatlah Pulang!
79
Drama Bunuh Diri
80
Malam Indah
81
Bantuan Dimas
82
Alana
83
Obrolan di Bawah Langit Senja
84
Berkunjung ke Rumah Dewi
85
Masalah Uang
86
Alana Pingsan
87
Keantusiasan Para Keluarga
88
Bergembira Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!