Tawaran Pekerjaan untuk Alana

"Apa?! Jadi kalian gagal menyeret dia ke kantor polisi! kalian ini tidak becus, memfitnah si pincang itu saja kalian tidak mampu. Buat apa saya capek-capek bayar kalian mahal tapi nyatanya nihil."

Seorang wanita marah-marah kepada ibu-ibu dan juga dua orang pria yang tadi berniat memfitnah Alana.

"Kami tidak berani berurusan dengan orang yang menyelamatkannya. Dia itu juga polisi kalau kami ditangkap bagaimana? emangnya kau mau mendekam di penjara atas tuduhan pencemaran nama baik?" seru ibu-ibu kesal terus disalahkan begitu.

"Iya bener, lebih baik kami tidak mengikuti perintahmu daripada kami yang dipenjara."

"Masih mending kami bersedia membantumu eh, malah disalahkan seperti ini. Kenapa tidak kau saja yang membuat dia di bui."

"Halah kalian semua sama saja, sama-sama tidak becus bekerja. Mana uangnya kembalikan lagi!" wanita itu memaksa meminta kembali uang yang ia berikan kepada ketiga orang itu. Si pelari yang melemparkan tas, pemilik tas, dan si ibu-ibu yang mengompori biar tambah panas.

"Uang yang kau berikan kepada kami tidak bisa kau ambil kembali." sentak pria yang pura-pura pemilik tas.

"Sudahlah, mending kita pergi saja dari sini. Percuma meladeni wanita gila ini," sahut ibu-ibu rempong.

"Hei, sialan kembalikan dulu uangku..!" dia memaksa mengambil tas yang ada di pria yang melemparkan tas ke Alana.

Pria itu kekeh mempertahankan uangnya dan mendorong secara kasar wanita yang bernama Ica ini hingga terbentur ke tembok punggungnya.

Ica meringis kesakitan, "Sialan, ini semua gara-gara si pincang, aku sampai kehilangan uang 3 juta."

Dengan teganya Ica ingin menyeret Alana ke kantor polisi. Alasannya karena Alana sudah berani melawannya dan tanpa diduga kekasihnya Dimas menyebut nama Alana di saat tengah menikmati indahnya surga dunia. Dan itu membuat Ica tidak terima ingin menghilangkan Alana dari rumahnya tanpa harus mengotori tangan dirinya sendiri.

Jahat sekali Kakak Alana ini. Dia benar-benar tidak memiliki perasaan, padahal kan Alana adalah adik kandungnya tapi kenapa dia bersikap seperti itu? namanya juga orang jahat pasti tidak melihat dia saudara, ataupun tetangga, ataupun orang-orang terdekat kita.

********

Keheningan terjadi di dalam mobil, untungnya ada Ariel membuat suasana di dalam mobil terasa hangat oleh celotehannya.

"Tante, sedari tadi kita belum kenalan. Kenalin aku Ariel Delano anaknya Ayah Delano dan juga Papa Mike. Kalau Tante siapa namanya?" Ariel mengulurkan tangan mungilnya memulai perkenalan kepada Alana. Anak lelaki itu sampai harus menekuk kedua lututnya di atas jok kursi ingin melihat wanita yang ada di dalam mobil ayahnya.

Alana bingung karena Ariel mengenalkan dua ayah tapi Tak urung dia menerima uluran tangan Ariel.

"Nama tante Alana, senang berkenalan dengan anak setampan dan sepintar kamu." Balasnya tersenyum manis hingga memperlihatkan lesung pipi di kedua wajahnya.

Di saat Alana menjawab seperti itu Tristan melirik arah spion yang ada di atas kepalanya. Ia bisa melihat wajah Alana dan untuk pertama kalinya dia melihat senyum tulus serta manis dan cantik meski banyak bintik-bintik hitam bekas berjerawat di wajah Alana. Apalagi kedua lesung pipi itu menambah kesan tersendiri.

"Ariel memang sangat tampan dan pintar Tante, ketampanan Ariel perpaduan antara Mama Claudia dan ayah Tristan. Kalau kepintaran Ariel turun dari papa Mike."

"Kok cuman Papa Mike, Ayah enggak pintar?"

"Kan Ayah sudah mewakili ketampanan Ariel jadi Papa Mike yang mewakili kepintaran Ariel. Jadi sama-sama adil, kan?" dengan bijak balita berusia 4 tahun itu berkata seakan dua orang pria tersebut adalah pria yang paling dibanggakan olehnya.

Tristan tersenyum, dia bersyukur kalau ayah sambungnya Ariel mampu mendidik putranya dengan baik. Tristan akui jika peran Mike begitu banyak dalam tumbuh kembang Sang putra. Tristan pun mengakui jika kepintaran Ariel memang lebih banyak diajarkan oleh Mike dan Claudia.

Tristan tak sedikitpun merasa iri jika putranya selalu membawa nama Mike saat tengah berbicara apapun. Karena Tristan bahagia ada orang yang begitu menyayangi putranya dan selalu bersyukur bisa membuat putranya bahagia.

Tristan aku kalau dirinya belum lah mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, soal wajah Ariel memang sangat berdominan dengannya. Mirip bagaikan pinang dibelah dua.

Sejak tadi Alana diam menyimak dua pria beda generasi itu. Meski dia bingung, ia enggan bertanya.

Hingga tibalah mereka di tempat tujuan. Toko baju bernama Delano fashion bukan hanya sekedar toko kecil melainkan toko baju megah berlantai 2 yang ada di pinggir jalan raya.

Alana terperangah menatap bangunan megah tersebut. "Ini..!"

"Pasti Tante kaget, ya? ini itu memang milik ayah. Ini salah satu dari sekian toko yang ada di kota ini. Ayah pun masih memiliki toko-toko lainnya yang ada di mall milik Om Andrian." Begitu polos dan jujurnya Ariel menceritakan perihal perusahaan yang Tristan pegang.

"Jangan dengarkan Ariel, Alana. Ini hanyalah titipan dan tetap saja aku tidak memiliki apapun di dunia ini." ujar Tristan menoleh ke belakang lalu tangannya membuka pintu mobil.

Dia turun memutar jalannya membukakan pintu mobil Alana dan juga Ariel lalu menggendong Ariel.

"Bisa ku bantu?" Tristan menawarkan diri di saat karena tengah bersusah payah turun dari mobil.

Gadis itu menggelengkan kepala sambil tersenyum tulus. "Tidak, terima kasih aku masih bisa berusaha sendiri dan makasih juga sudah membukakan pintunya."

Tristan mengganggu kembali memperhatikan ala anak setelah berhasil turun Tristan pun mengajak anak-anak masuk tapi Gadis itu justru tidak bergeming.

"Mengapa masih berdiam diri di situ? ayo masuk!"

Bukan tidak ingin masuk, melainkan Alana menjadi minder sendiri melihat toko megah itu. Alana pikir hanya toko kecil biasa tapi ternyata luar biasa megahnya.

Dirinya memperhatikan penampilan diri sendiri. Penampilan kucel, udik dan tentunya tidak rapi.

Seakan tahu kekhawatiran Alana, Tristan pun berkata, "Tidak perlu minder dengan apa yang kamu pakai yang penting pakaianmu menutupi tubuhmu dan nyaman engkau pakai. Bukankah kau ingin bekerja? aku tahu pasti kau menginginkan pekerjaan ini bukan?"

"Udah Tante, kita masuk aja. Nanti juga Tante bisa pilih-pilih baju yang ada di dalam. Ayah tidak akan marah kok, kan Ayah sering bagi-bagi satu setel baju setiap minggu."

Satu kegiatan yang sering Tristan lakukan Ariel bocorkan kepada Alana. Alana masih tidak bergeming, bukan dia tidak mau, bukan ia tidak ingin, tapi mampu kah dirinya bekerja di dalam? apakah ia bisa berbaur dengan orang-orang yang ada di sana? hanya satu jawabannya dicoba dulu.

"Kau yakinkan akan mempekerjakan aku di sini?"

"Tentu saja yakin, kalau tidak yakin mana mungkin saya membawamu ke sini. Aneh-aneh saja."

"Ya siapa tahu saja kau hanya nge-prank saya agar saya...."

"Pikiranmu dangkal sekali. Kalau saya nge-prank mana mungkin membawa kau ke sini."

Alana cengengesan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ada benarnya juga, sih." batin Alana.

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

Geram betul dengan Ica..
boleh aku tarik telinga nya? ku pulas sampai putus.
sampai hati nya, jahat dengan adik sendiri yang jelas² golongan OKU

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Meminta Maaf
3 Alana
4 Di Tolak
5 Putus
6 Insiden Kecil
7 Mengantarkan Pulang
8 My Imperfection ( ketidak sempurnaanku )
9 Roti Melayang
10 Delano fashion ( Mencari )
11 Di Tuduh Pencuri
12 Tawaran Pekerjaan untuk Alana
13 Keluar Rumah
14 Insiden 2
15 Mengajak Alana
16 Izin Mama Jihan dan Papa Marko
17 Sarapan
18 Caca Mari ca
19 Keusilan Alana
20 Maaf Aku Tidak Bisa!
21 Di rampas
22 Keinginan Jihan dan Marko
23 Keluarga Hangat
24 Rencana Ica
25 Rebutan Baju
26 Berdebar
27 Main Sosor Saja
28 Sebuah Rencana
29 Ingin Menikah
30 Ungkapan Tristan
31 Apa..! Alana..! Tidak Mungkin..!
32 Kesediaan Alana
33 Anak Tiri
34 Rencana Terselubung
35 Penasaran Kan Pemirsa?
36 Reaksi Tristan
37 Ikut Merasakan Sedih
38 Tidak Terjadi Sesuatu
39 Di omeli
40 Pembicaraan Ariel dan Alana
41 Persiapan dan Penyesalan
42 Melepas Gelar Duda
43 Aku Menginginkan Kamu, Alana!
44 Buaya ke rawa-rawa
45 Permintaan Alana
46 Sebuah Kenyataan
47 Masih tidak taubat juga Ica
48 Masakan Tristan
49 Tatapan Berbeda
50 Viral
51 Secepatnya Bertindak
52 Mencari Dalang
53 Di Tangkap
54 Konferensi pers
55 Kedatangan Lisa
56 Salah paham
57 Meminta Maaf & Ungkapan
58 Lisa vs Alana
59 Cemburu
60 Penawaran
61 Penolakan
62 Marah
63 Tristan Kelimpungan.
64 Kejutan
65 Kena Semuanya
66 Periksa Kembali
67 Perdebatan Menantu dan Mertua
68 Sensitifnya Tristan
69 Tak mau kalah
70 Dewi Kesal
71 Berdua
72 Rencana Lisa
73 Semakin Romantis
74 Peringatan
75 Video Call
76 Kesalahan
77 Prustasi
78 Cepatlah Pulang!
79 Drama Bunuh Diri
80 Malam Indah
81 Bantuan Dimas
82 Alana
83 Obrolan di Bawah Langit Senja
84 Berkunjung ke Rumah Dewi
85 Masalah Uang
86 Alana Pingsan
87 Keantusiasan Para Keluarga
88 Bergembira Bersama
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Awal mula
2
Meminta Maaf
3
Alana
4
Di Tolak
5
Putus
6
Insiden Kecil
7
Mengantarkan Pulang
8
My Imperfection ( ketidak sempurnaanku )
9
Roti Melayang
10
Delano fashion ( Mencari )
11
Di Tuduh Pencuri
12
Tawaran Pekerjaan untuk Alana
13
Keluar Rumah
14
Insiden 2
15
Mengajak Alana
16
Izin Mama Jihan dan Papa Marko
17
Sarapan
18
Caca Mari ca
19
Keusilan Alana
20
Maaf Aku Tidak Bisa!
21
Di rampas
22
Keinginan Jihan dan Marko
23
Keluarga Hangat
24
Rencana Ica
25
Rebutan Baju
26
Berdebar
27
Main Sosor Saja
28
Sebuah Rencana
29
Ingin Menikah
30
Ungkapan Tristan
31
Apa..! Alana..! Tidak Mungkin..!
32
Kesediaan Alana
33
Anak Tiri
34
Rencana Terselubung
35
Penasaran Kan Pemirsa?
36
Reaksi Tristan
37
Ikut Merasakan Sedih
38
Tidak Terjadi Sesuatu
39
Di omeli
40
Pembicaraan Ariel dan Alana
41
Persiapan dan Penyesalan
42
Melepas Gelar Duda
43
Aku Menginginkan Kamu, Alana!
44
Buaya ke rawa-rawa
45
Permintaan Alana
46
Sebuah Kenyataan
47
Masih tidak taubat juga Ica
48
Masakan Tristan
49
Tatapan Berbeda
50
Viral
51
Secepatnya Bertindak
52
Mencari Dalang
53
Di Tangkap
54
Konferensi pers
55
Kedatangan Lisa
56
Salah paham
57
Meminta Maaf & Ungkapan
58
Lisa vs Alana
59
Cemburu
60
Penawaran
61
Penolakan
62
Marah
63
Tristan Kelimpungan.
64
Kejutan
65
Kena Semuanya
66
Periksa Kembali
67
Perdebatan Menantu dan Mertua
68
Sensitifnya Tristan
69
Tak mau kalah
70
Dewi Kesal
71
Berdua
72
Rencana Lisa
73
Semakin Romantis
74
Peringatan
75
Video Call
76
Kesalahan
77
Prustasi
78
Cepatlah Pulang!
79
Drama Bunuh Diri
80
Malam Indah
81
Bantuan Dimas
82
Alana
83
Obrolan di Bawah Langit Senja
84
Berkunjung ke Rumah Dewi
85
Masalah Uang
86
Alana Pingsan
87
Keantusiasan Para Keluarga
88
Bergembira Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!