Penolakan Lisa menyadarkan dari keterbatasan dia. Ya, mana ada wanita yang mau padanya setelah mengetahui ketidaksempurnaan nya itu. Pria cacat yang akan sulit membuahi sel telurnya, pria cacat yang sedang berusaha melakukan pengobatan untuk membuat berdiri lagi pedang pusakanya.
"Bukankah kamu pernah bilang akan menerimaku apa adanya? tapi sekarang?" Tristan kecewa, seharusnya dia tidak boleh berharap pada manusia.
"Aku memang pernah bilang begitu, tapi bukan berarti ku harus menikahi pria cacat seperti mu, Tristan. Keluargaku orang kaya, aku anak tunggal dan kemungkinan mereka mengharapkan keturunan dariku. Bagaimana jadinya kalau aku menikahi pria mandul sepertimu?"
Tristan dibuat terperangah oleh perkataan Lisa. Lisa yang lembut disayang bertutur kata sopan Lisa yang tidak pernah mengatai kekurangan seseorang kini berbeda sikap setelah mengetahui ketidaksempurnaan dirinya.
Dia bertanya-tanya apakah ini benar Lisa yang ia kenal? Apa benar ini wanita yang ia cintai? tapi sikapnya sekarang berubah tidak seperti Lisa kemarin-kemarin.
Satu tahun yang lalu dirinya mendapatkan pesanan baju untuk keluarga Lisa, dari sanalah dia kenal dengan wanita di hadapannya ini. Berawal dari sebatas klien, hingga pendekatan dan semakin sering bertemu, semakin sering pula Tristan mengajak Lisa jalan hingga berakhir menjadi pasangan kekasih.
"Aku kira kamu wanita yang berbeda, aku kira kamu tidak akan pernah melihat seseorang dari ketidaksempurnaannya. Ternyata, aku sadar jika hampir semua orang memang menginginkan yang sempurna. Apalah dayaku yang hanya pria biasa, seorang duda beranak satu, dan mempunyai ketidaksempurnaan di dalam dirinya."
"Aku mengerti kegelisahanmu, aku mengerti penolakanmu, maka dari itu, murai hari ini kita akhiri hubungan ini. Kamu berhak memilih pria yang sempurna dibandingkan aku. Kamu berhak bahagia bersama mereka yang memiliki kesempurnaan seperti yang kau inginkan, dan kamu berhak mendapatkan pria yang jauh lebih segala-galanya dibandingkan aku."
Kini Lisa yang terkesiap atas ucapan Tristan. Namun, rasa ketidaksiapannya memiliki pasangan tidak sempurna membuat Lisa jauh lebih tegar daripada menangisi pria tidak berguna sepertinya, begitu pikir Lisa.
"Ya, aku bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik daripada kamu, dan aku terima keputusanmu, mulai hari ini, detik ini, menit ini, kita tidak memiliki hubungan apapun lagi. Percuma aku mencintaimu dan percuma jika menikah denganmu kalau tidak akan mendapatkan keturunan darimu."
Tristan berdiri mengambil beberapa lembar uang di dalam dompetnya, menyimpannya di atas meja. "Kalau begitu, aku pamit pergi dulu. Masih banyak hal yang harus kulakukan dibandingkan harus mengemis cinta apalagi mempertahankan wanita yang tidak mau menerima kekuranganku. Semoga kamu bahagia bersama pria lain di luar sana."
Tristan pun pergi meninggalkan Cafe tersebut dengan hati terluka dan perasaan yang hancur. Impian menjalin mahligai rumah tangga nyatanya kandas di depan mata. Cinta yang ia harapkan mampu menerima segala kekurangannya ternyata tidak bisa dipertahankan hanya karena ketidaksempurnaannya.
*******
Di tempat yang berbeda. Seorang gadis cantik berusia 25 tahun memiliki lesung pipi di wajahnya namun memiliki kekurangan yaitu berjalan menggunakan tongkat. Bisa dibilang kakinya tidak sempurna saat dia dilahirkan ke dunia.
Alana Rahmadianti, gadis itu tengah berdandan rapi ingin menemui kekasihnya. Kekasih yang selama dua tahun ini menemani dirinya di setiap suka dan duka.
Dengan berjalan terpincang-pincang di salah satu kakinya, Alana terus melangkah penuh semangat ke tempat pangkalan ojek. Dia selalu menggunakan jasa ojek saat dirinya bepergian ke manapun.
"Mang, ojek, ya. Ke rumah makan masakan Sunda yang ada di dekat supermarket."
"Siap Neng, mari Mamang antar." Tukang ojek di sana sudah hapal siapa Alana. Gadis cantik baik hati namun selalu di perlakukan layaknya anak tiri oleh ibu kandungnya sendiri.
Setelah menempuh perjalanan beberapa saat dia tiba di tempat di mana dirinya tengah janjian dengan kekasihnya. Alana membayar tukang ojek lalu masuk ke rumah makan langganan mereka.
Di setiap langkahnya, senyum manis ketulusan terus mengembang di bibir tipis nya. Namun setibanya di dalam rumah makan tersebut, senyum yang tadi mengembang sirna begitu saja ketika melihat kekasihnya tengah di rangkul mesra oleh seorang wanita yang ia kenal. Wanita itu juga menyuapi sang kekasih begitu mesra dan apa yang kedua orang itu lakukan membuat Alana bagaikan bunga gugur terhantam badai.
"Dimas." panggil Alana tepat di hadapan pria yang ia cintai. Kedua orang itu mendongak.
"Eh, ada Alana." Ucap wanita yang ada di samping Dimas. Alana meliriknya namun tatapannya kembali beralih pada kekasihnya meminta penjelasan apa maksud dari tingkah kedua nya.
"Dim, kenapa ada Kak Ica di sini?" Orang yang dimaksud Alana adalah Ica Kakaknya sendiri.
Ica berdiri, dia mengulurkan tangannya. "Kenalin, aku kekasihnya Dimas."
Deg...
Alana terpaku, dia terkekeh menertawakan kekonyolan tersebut. "Hahaha aku tidak percaya Kakak pacarnya Dimas."
"Tanya saja sama dia siapa aku untuknya," ucap Ica meminta Dimas mengklarifikasi hubungan keduanya.
Jantung Alana semakin berdegup kencang, dia takut sebuah kenyataan perselingkuhan selama ini ada, namun ia tidak menyadarinya. Harap-harap cemas Alana menantikan sebuah jawaban kepastian dari Dimas.
"Alana, sebaiknya kamu duduk dulu. Aku akan menjelaskan semuanya." Pinta Dimas menuntun Alana untuk duduk namun gadis itu enggan duduk.
"Aku butuh penjelasan! Tidak perlu kau berbasa-basi lagi. Tolong jelaskan semuanya apa maksud dari ucapan Kak Icha?"
Dimas menarik nafaas dalam-dalam kemudian membuangnya secara kasar. "Maafkan aku, hubungan kita harus berakhir sampai di sini."
Deg...
Alana tertegun ia terkejut atas apa yang ia dengar barusan. Benarkah Dimas memutuskan hubungannya? Kenapa? Apa semua ini ada hubungannya dengan kakaknya.
"Kenapa kamu mengakhiri hubungan kita? apa salahku?" tanya Alana memastikan apa kesalahannya karena ia merasa selama menjalin hubungan dengan Dimas tidak pernah sedikitpun membuat kesalahan.
"Kamu tidak salah apa-apa, tapi aku yang salah karena yang aku cintai bukan kamu melaikan Ica."
Deg...
Alana semakin terkejut. "Apa maksud dari semua ini? kenapa kamu bilang Kak Ica yang kamu cintai sedangkan hubungan kita sudah berjalan selama 2 tahun? Tolong jelaskan yang sejelas-jelasnya?!"
Sekuat tenaga Alana mempertahankan air matanya untuk tidak menetes menangisi kejadian ini. Sakit, sesak, kecewa itu yang ia rasakan.
"Selama ini aku mendekatimu hanya untuk memanas-manasi Ica. Aku kira cintaku bertepuk sebelah tangan tapi ternyata Ica juga mencintaiku. Maka dari itu aku lebih memilih Ica dibandingkan kamu."
Alana semakin terperangah, ia tidak menyangka Dimas yang ia kenal sebagai kekasih terbaiknya hanya mempermainkan perasaannya.
"Jadi selama ini kamu mempermainkan perasaanku? Jadi selama ini kamu hanya memanfaatkanku?" luruh sudah air mata dan Sudah dari tadi dia tahan.
"Maafkan aku, Alana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Nurul Faridah
kasihan alana kenapa harus di bikin cacat sih
2023-01-27
0
玫瑰
Kedua-duanya patah hati. Tapi aku lebih kasihan kepada Alana berbanding Tristan. Alana di khianati oleh orang sekeliling nya. Tristan mengalami pembalasan atas kejahatan nya sendiri.
2022-09-28
0