"Maafkan aku, Bu. Aku tidak sengaja melakukannya. Aku tidak tahu jika ada sesuatu di depan kakiku."
"Kenapa sih kau selalu bikin Ibu marah, hah? selera makan Ibu jadi jelek gara-gara kamu." Dewi pergi dalam keadaan kesal.
Ica pun mengambil sapu, lap, dan juga pengki lalu ia lemparkan ke hadapan Alana. "Bersihkan ini semua! Jangan sampai ada kotoran yang tersisa di lantai ini!"
"Jika Ibu kembali lantai ini masih kotor, jangan harap kau dapat jatah makan!" sambung Ica.
Alana meratapi nasibnya yang berubah 180° setelah kepergian Ayah kandungnya. Tangannya mengambil lap dan juga sapu yang Ica lemparkan tadi. Isak tangis terdengar begitu lirih.
"Tuhan, kapan aku mendapatkan kasih sayang dari Ibu? aku juga ingin merasakan di sayang Ibu. Jadikanlah aku wanita kuat menghadapi semua ini."
*******
Sehabis mengajak jalan-jalan anak dan Keponakannya, Tristan membawa mereka kembali ke orang tuanya masing-masing.
"Berhubung Uncle Ayah sudah mengajak kalian jalan-jalan, maka sekarang Uncle Ayah akan mengantar kalian pulang ke ke rumah orang tua masing-masing."
"Yah, padahal aku masih ingin sama Ayah."
"Aku juga masih ingin main sama Uncle." timpal Andrew.
"Kapan-kapan kita main lagi, ya. Malam ini Ayah ada urusan sama seseorang." pertama Tristan mengantarkan Ariel ke rumah Claudia.
Sesampainya di rumah Claudia Tristan menggandeng tangan Ariel sedangkan Andrew menunggu di mobil.
"Aku mengantarkan Ariel pulang. Terima kasih sudah mengizinkan dia menginap di rumahku." ujar Tristan pada Mike dan juga Claudia.
"Sama-sama, dia juga anakmu. Jadi kami tidak akan melarangnya kalau sewaktu-waktu Ariel ataupun kamu ingin bersama. ucap Claudia
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu mau mengantarkan Andrew pulang."
"Ya, silakan. Kapan-kapan kau boleh mengajak Ariel bermain sesuka hatimu menginap setiap hari pun tentu boleh," ujar Mike
"Ck, itu mah sih keinginanmu agar engkau tidak terganggu saat kalian tengah membuat adik kedua untuk Ariel," cebik Tristan.
"Hahaha rupanya kau tahu."
"Kalian bicara apa sih aku tidak mengerti?" celetuk Ariel yang sedari tadi memperhatikan orang tuanya bicara namun tidak dimengerti.
"Oh tidak apa-apa, ini papa sama mamamu siap lagi memberikan kamu adik," ucap Tristan.
Ariel menatap Claudia dan Mike. "Mama, Adek Sinta masih kecil, masa mau kasih Adek lagi."
Ketiga orang tua itu menggaruk kepalanya saling pandang satu sama lain.
"Tidak sayang, Ayah sama Papa suka bercanda. Mana mungkin Mama kasih kamu adik lagi di saat adik Sinta masih berusia 1 tahun. Kan masih kecil, ya. Jangan dulu, ya?"
Ariel mengangguk. "Pokoknya sebelum Adek Sinta besar jangan ada adik lagi, ya!" ucap Ariel memperingati. Para orangtuanya hanya tersenyum cengengesan.
***********
Tristan kembali mengantarkan Andrew. Seperti biasa, dia selalu menggoda Naya dan Andrian yang juga sama-sama suka bermain berdua di saat tidak ada bocil yang mengganggu aktifitasnya.
"Bisa tidak sih bertamu ya setelah kita selesai bermain?" keluh Andrian kesal kegiatannya diganggu oleh Tristan dan putranya. Andrew langsung saja bermain bareng Naya di taman belakang.
"Ya, mana aku tahu kalau kalian sedang nganu? seandainya pun tahu tidak akan kubiarkan putra kalian mengganggu aktivitas kalian."
Andrew menggedor-gedor pintu kamar orang tuanya di saat mereka lagi tegang-tegangnya. Adrian menatap tajam pada Tristan, ia benar-benar kesal karena hasratnya tidak tertuntaskan.
"Sudah ah, daripada kena omelan baku hantam mendingku kabur saja dari sini. Selamat gagal bercocok tanam, bye." Tristan terkekeh seraya berlari melambaikan tangan.
"Kakak ipar durjana," sergah Andrian mengacak rambutnya kesal.
*******
Penampilan rapi, parfum wangi menyeruak setiap indra penciuman orang-orang. Ini adalah hal yang paling di tunggunya, ingin mengutarakan niatnya melamar wanita yang menjadi kekasihnya sejak 6 bulan terakhir ini.
Namun, ada hal yang selalu Tristan takutkan. Yaitu mengenai ke kurangnya. Meski dirinya tengah melakukan pengobatan, namun tetap saja takut di tolak. Tristan harus berterus terang mengenai kekurangannya yang akan sulit memberikan keturunan terhadap pasangannya. Saat ini pun, senjatanya masih dalam masa pengobatan. Dan pengobatan yang paling ampuh adalah praktek langsung bersama orang yang tepat.
Wajahnya sudah terlihat cerah, dia sedang berada di depan cermin memperhatikan kembali penampilan nya.
"Ok, Tristan, kau sudah terlihat tampan, rapi, wangi dan tentunya menawan. Semoga Lisa mau menerima lamaranmu dan kau harus jujur tentang kekuranganmu." Tristan menyakinkan diri sendiri jika Lisa akan menerimanya. Selama menjalani hubungan dengan Lisa, wanita itu terlihat sangat baik.
Tristan mengambil rangkaian bunga yang telah ia pesan dan juga mengambil kotak perhiasan berisi cincin permata yang ia pesan khusus.
********
Setibanya di Sunshine Cafe & Resto, Tristan mencari keberadaan Lisa. Setelah menemukannya dia mendekati sambil tersenyum menyembunyikan bunga mawar merah di belakang punggungnya.
Lalu, Tristan berdiri di belakangnya Lisa.
"Happy anniversary, sayang." bisik Tristan mengagetkan kekasihnya.
Lisa menoleh ke samping tersenyum manis. "Sayang, happy anniversary juga."
Hari ini tanggal jadian mereka yang ke 6 bulan. Di tanggal ini pula Tristan akan melamar kekasihnya.
Tristan memberikan bunga tersebut tepat di hadapannya wajahnya Lisa. "Bunga cantik untuk wanita cantik seperti dirimu."
Lisa menerima bunga tersebut. "Makasih, sayang. Aku suka bunganya." ucapnya sambil menghirup aroma wangi bunga tersebut.
Tristan duduk di hadapan Lisa. "Apa kamu suka?" Lisa mengangguk. "Suka, seperti yang sering aku katakan kalau aku menyukai bunga mawar."
Tristan tersenyum. "Kenapa belum pesan makanan?"
"Aku nunggu kamu dulu, sayang. Kan maunya makan bareng kamu."
"Kamu ini. Padahal, kalau kamu sudah lapar tinggal pesan saja. Nanti aku yang akan bayar, kok."
"Gak enak yang, masa aku duluan kamu yang bayar. Bukan sekali dua kali tapi sering. Jadi untuk hari ini nunggu kamu datang dulu."
"Hmmm baiklah, apapun asalkan kamu suka dan bahagia." Tristan memanggil salah satu waiters kemudian memesan beberapa makanan dan minuman.
Setelah makanan datang, keduanya makan bersama sesekali mengobrol.
"Sayang, aku mau bicara serius," ucap Tristan setelah selesai makan.
"Bicara apa?"
Tristan mengumpulkan dulu keberaniannya untuk melamar Lisa. Kemudian, dia mengambil sebuah benda yang ia siapkan di dalam saku celananya.
"Hmmmm... Lisa, mau kah kamu menikah denganku?" ucapnya tanpa basa-basi membuka kotak perhiasan berisi cincin.
Lisa terbelalak kaget. "Kamu serius melamar ku?" Tristan mengangguk. Lisa tersenyum senang bisa di lamar oleh kekasihnya. Diapun mengangguk antusias. Tristan tersenyum lega kemudian memasangkan cincin itu di jari manis Lisa.
"Tapi, ada sesuatu yang harus kamu ketahui mengenai diriku." Tristan kembali serius membuat Lisa mengernyit.
"Apa?"
Tristan menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan. "Aku bukanlah pria sempurna. Aku hanyalah pria cacat yang tidak akan mungkin memberikanmu keturunan."
Deg...
Lisa terhenyak kaget mendengar berita ini. Berita yang membuatnya syok dan berpikir jika Tristan mandul.
"Ma-maksud kamu, kamu mandul?" Tristan mengangguk. Lisa mendadak lesu. Dia melepaskan cincinnya lalu di simpan di atas meja.
"Maaf, aku tidak bisa menikah dengan pria mandul sepertimu. Orangtuaku segera menginginkan cucu dariku sebagai pewaris. Tapi, kalau aku menikah dengan pria mandul sepertimu aku tidak akan bisa hamil. Maaf, aku menolak lamaranmu."
Deg...
[ Di tolak. ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mungkin ini KARMA karna kamu dulu tukang selingkuh,Udah punya isteri tapi malah selingkuh..
2024-01-15
0
Dara Muhtar
Yaa kasian kamu Tristan di tolak gara² mandul
2022-09-29
0
玫瑰
yah.. ditolak secara langsung.
Jangan risau..bunga bukan sekuntum ..hahaha
2022-09-27
0