04

Nira membuka matanya, kepalanya terasa sangat pusing dan Ia merasa ini bukan kamarnya.

Nira mengerjap berkali kali hingga nyawanya terkumpul dan memang benar ini bukan kamarnya.

Jantung Nira berdegup sangat kencang karena takut berada di tempat asing.

Nira kembali mengingat apa yang terjadi semalam, tidak ada yang mencurigakan, Ia tidur dan terbangun di tempat ini.

"Kamar siapa ini?" gumam Nira, wajahnya memucat takut, Nira benar benar takut mengingat dulu Ia hampir di jual oleh Ayah kandungnya sendiri.

Ceklek, pintu terbuka seseorang memasuki kamar yang langsung membuat Nira merasa lega karena orang itu adalah Vans.

Nira lega karena Ia tidak berada di tempat orang jahat namun Ia juga khawatir karena jujur Ia masih belum siap bertemu dengan Vans.

Tanpa mengatakan apapun, Vans langsung memeluk Nira yang masih terlihat kebingungan.

"Aku merindukanmu, sangat."

Jantung Nira kembali berdegup kencang, bibirnya kaku tidak tahu apa yang harus Ia ucapkan.

Vans melepaskan pelukannya, Ia menatap wajah Nira, "Apa kau masih marah padaku sayang?"

"Ke kenapa aku bisa ada disini?" tanya Nira tidak memperdulikan ucapan Vans.

Vans tersenyum, "Aku terpaksa menculikmu, kau tahu aku sangat merindukanmu. kau mengabaikan pesan dan panggilan telepon. aku sangat khawatir." ungkap Vans.

Nira akhirnya sadar, sekarang Vans adalah seorang mafia jadi sangat mudah untuk Vans membawa dirinya kesini.

"Ternyata kau masih marah? maafkan aku sayang aku benar benar tidak bisa datang waktu itu, aku sangat menyesal." ungkap Vans lagi.

Nira menunduk, tidak tahu harus mengatakan apa. Menyalahkan Vans pun percuma karena Ia juga tidak tahu kalau Raka berniat jahat padanya waktu itu.

"Aku ingin kembali ke asrama." kata Nira tanpa menatap Vans.

"Sebenarnya apa yang terjadi? aku merasa kau menjauh akhir akhir ini dan aku yakin bukan karena aku tidak datang ke wisuda mu."

Nira terdiam, Rasanya saat ini Ia ingin memeluk Vans dan menceritakan semua yang terjadi padanya. Ia ingin menceritakan pada Vans jika Ia diperkosa oleh Raka namun Nira tidak mampu, bibirnya bahkan tidak mau mengucap apapun saat ini.

"Ak aku hanya sedikit lelah akhir akhir ini, aku sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu siapapun." kata Nira.

"Ada apa? ceritakan masalahmu padaku. apa kau sedih karena ingat dengan kakakmu?"

Nira mengangguk, "Ya aku rindu pada kakak jadi ku mohon biarkan aku sendiri di asrama." pinta Nira.

Vans tersenyum, "Tidak perlu kembali ke asrama, tinggalah disini sayang. bukankah sebentar lagi kita akan menikah?"

"TIDAK! aku ingin kembali ke asrama."

Vans terkejut, sangat terkejut dengan sikap Nira yang berbeda tidak seperti biasanya yang selalu menuruti keinginannya.

"Sebenarnya apa masalahmu?" tanya Vans mulai kesal membuat Nira ketakutan.

Selama ini Nira memang mencintai Vans namun Ia dibawah kendali Vans. Ia tidak ingin membuat Vans marah. Nira takut membuat seorang pria marah padanya. Nira takut dibentak dan dikasari.

Nira akhirnya menangis, Vans yang merasa bersalah langsung memeluk Nira.

"Maafkan aku sayang, maafkan aku." ucap Vans sambil mengelus punggung Nira.

"Ku mohon biarkan aku di asrama."

Vans mengangguk, "Baiklah baiklah aku tidak akan memaksa lagi dan aku mengizinkan mu berada di asrama dengan satu syarat."

Nira mendongak menatap Vans,

"Kau harus membalas pesan dan menerima panggilan dari ku, bagaimana?"

Nira mengangguk, setuju dengan syarat yang diberikan Vans.

Vans menghela nafas panjang, Ia akhirnya mengantar Nira kembali ke asrama.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu sayang? tidak biasanya kau seperti ini." Gumam Vans menatap punggung Nira yang berjalan memasuki asrama.

Hari hari berlalu, namun Nira masih di landa kesedihan. Tiga hari lagi Nira harus pindah dari asrama namun Ia masih belum memiliki tujuan akan pergi kemana.

Semua teman teman Nira bahkan sudah pulang kerumah mereka masing masing, hanya tersisa Nira yang masih berada di asrama.

"Apa aku harus kembali ke rumah?" Gumam Nira namun sejenak Ia langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin, rumah itu mungkin sudah disita bank." kata Nira lagi mengingat sebelum pergi Ayahnya sempat mengadaikan rumah yang mereka tinggali.

"Aku harus bekerja tapi bekerja apa?" gumam Nira lagi masih tampak bingung karena Ia sama sekali belum memiliki pengalaman bekerja.

"Apa sebaiknya aku menikah saja dengan Vans jadi aku tidak perlu memikirkan tempat tinggal dan uang?"

Nira kembali menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak mungkin bisa menikah dengan Vans lagi. aku ini wanita kotor."

Nira akhirnya menangis karena tak tahu lagi apa yang harus Ia lakukan saat ini.

Paginya, Nira bertekad jalan jalan keluar dari asrama untuk mencoba melamar pekerjaan. Dengan membawa ijazah SMA, Nira melamar di Toko ataupun restoran namun sayangnya saat ini banyak yang tidak membutuhkan karyawan baru.

Nira merasa letih setelah berjalan mengelilingi kota untuk melamar pekerjaan, Ia akhirnya duduk istirahat disebuah bangku taman.

Mata Nira menatap ke arah penjual rujak gerobak, melihat buah segar yang tertata rapi disana membuat Nira merasa ingin. Ya Nira ingin rujak buah padahal sebelumnya Nira tidak menyukai Rujak buah namun entah mengapa saat ini Nira ingin memakan rujak buah itu.

Nira mengambil uang lalu membeli seporsi rujak buah.

"Pakai mangga muda saja yang mang." pinta Nira yang ingin makan rujak buah namun hanya mangga nya saja.

"Lagi ngidam Neng?" tanya Penjual Rujak yang membuat Nira langsung kesal.

"Enak saja, saya belum menikah Mang!"

"Maaf maaf Neng, soalnya yang suka makan mangga muda biasanya orang ngidam Neng." jelas Penjual Rujak merasa tidak enak.

Nira tidak lagi menanggapi ucapan Penjual rujak itu, setelah mendapatkan rujaknya Ia segera kembali duduk di bangku taman.

"Dasar menyebalkan, bisa bisa dia mengatakan itu. dia pikir aku hamil!" gerutu Nira masih kesal.

Nira menyuapkan satu sendok rujak dan tidak ingi berhenti, Ia ingin lagi dan lagi hingga seporsi rujak sudah ludes.

"Ternyata rasanya enak sekali." gumam Nira ingin membeli lagi namun Nira ingat jika uang cashnya sudah habis dan sekitar sini tidak ada mesin Atm.

Nira kembali ke asrama, sampai diasrama Ia merasa perutnya mual.

Nira langsung memuntahkan isi perutnya ke kamar mandi.

"Apa gara gara makan rujak tadi ya?" gumam Nira merasa ada yang aneh dengan perutnya.

Nira akhirnya istirahat agar mualnya sedikit reda namun saat malam hari Nira kembali merasa mual lagi. Ia bingung padahal Ia sudah tidak makan apapun dan masih mual.

Nira kembali ke ranjang, Ia mengingat ucapan Mang yang mengatakan jika dia ngidam.

Nira menggelengkan kepalanya, tidak ingin mempercayai apa yang Ia pikirkan saat ini,

"Tidak, tidak mungkin!"

Bersambung....

Raka disini jadi jahat dulu yaa nanti kalo udah ketemu pawangnya dia pasti kalems lagi kok hehe

jangan lupa like vote dan komenn yaahh

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

sama raka sekali lngsung hamil

2022-09-14

0

3 semprul

3 semprul

hamil.... anaknya Raka...

2022-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!