Luka Mendalam

Seluruh Nusantara di kejutkan dengan kejadian yang baru baru ini viral di seluruh belahan dunia, seluruh pihak militer Nusantara merasakan pukulan hebat akibat kejadian yang melibatkan seorang komandan berbakat mereka yang telah tiga hari ini tak tau dimana rimbanya.

Satria yang kini berada di sebuah rumah besar milik Gubernur Kaltim masih pingsan setelah ditemukan oleh Prof Andi, Prof Wang, Dr Dian, Dr Anne dan Prof Bram.

pemuda yang kini di buru pihak militer, kepolisian dan kelompok mafia yang masih mendendam kepadanya, berada dalam kondisi kritis yang sangat mengkhawatirkan.

dalam ruangan itu tampak Satria rebah dengan berbagai macam alat yang terhubung ke seluruh bagian tubuhnya, wajah mereka semua dalam keadaan tegang, hanya seorang yang tampak sembab matanya yaitu gadis cantik yang kini berusia 17 atau 18 tahun bernama Tari Anggara yang lebih kita kenal dengan nama Sari.

telah tiga hari Satria rebah tanpa bangun sedikitpun, akibat radiasi zat kimia berbahaya yang berlawanan dengan antibodi tubuhnya yang dipenuhi racun berbisa yang kini telah menjalar ke sekitar otak dan jantungnya,

"untuk dapat menyelamatkan pemuda ini amatlah tidak mungkin kecuali,, Tuhan berkehendak dia berumur panjang."

ucap Dr Dian Muharsyah yang kini telah mendengar riwayat pemuda yang menjadi murid kek Isa dari Sari.

"tidak ada yang tidak mungkin Dr, aku akan mencari cara agar dia bisa di selamatkan."

seru Prof Andi perlahan, namun jelas terlihat dari wajahnya keraguan yang besar atas apa yang telah di ucapkannya.

"bagaimana perkembangan orang suruhan mu menjemput kakek di Aceh Andi?" tanya Dr Dian.

"tentu membutuhkan waktu yang lumayan lama karena memang kakek berdua tinggal di dasar jurang yang sangat sulit di jangkau," ucap Prof Andi yang kini telah keluar ruangan meninggalkan Satria di ikuti oleh ilmuan lainnya yang hanya meninggalkan Sari sendiri di situ menjaga Satria.

.---***---. .---***---. .---***---.

Suatu pagi di desa Gesik kabupaten Kutai Barat yang berada di perbatasan antara Kalimantan Timur Dan Kalimantan Tengah, terjadi kegaduhan yang membuat warga sekitar panik dan kaget.

pasalnya dari malam tadi ada beberapa kejadian hingga pagi ini yang membuat warga sekitar gemetaran saking takutnya.

sekitar tengah malam tiba tiba muncul seorang monster dalam hutan lebat yang ada jauh di dalam hutan belakang desa Gesik.

belum hilang kaget warga sekitar, mereka kembali di kejutkan oleh pembunuhan massal yang di lakukan oleh monster itu pula hingga menyebabkan belasan jiwa melayang.

manusia berbentuk monster buruk rupa yang tingginya mencapai 2 meter terlihat sedang mengamuk hebat di desa Gesik yang memang luas dan masih lumayan berhutan.

hingga pukul sebelas siang monster aneh itu membabi buta dan pada akhirnya dia melarikan diri ke jurusan Kalsel di mana berbatasan dengan pantai laut yang ada di Selat Makasar.

salah seorang warga Aceh yang telah lama merantau dan bekerja di tambang batu bara juga merasakan hal yang sama akibat amukan monster aneh yang baru pertama kali di lihatnya.

belasan orang yang tewas siang itu segera di semayamkan secara massal, sedangkan puluhan orang yang luka luka mereka bawa ke rumah warga Aceh tersebut yang biasa mereka panggil dengan nama Pak Haji Ahmad.

berbagai macam pasien di obatinya, hingga saat menjelang sore hari, masih ada 23 pasien lagi yang mengantri dengan tulang patah dan luka cakaran serta tamparan yang mengandung zat kimia aneh yang menggerogoti kulit hingga membuat pembuluh darah dalam kulit pecah hancur membusuk.

sudah ada pula 3 orang yang meninggal setelah mengalami pengobatan namun memang keadaannya sangat parah hingga kelihaian Haji Ahmad di bidang pengobatan tradisional dan akupuntur pun seakan tak mampu menyaingi kedahsyatan luka luka yang di derita warga.

terbatasnya obat obatan pun menjadi kendala tersendiri bagi Haji Ahmad dalam melakukan pengobatannya.

soalnya obat yang di gunakannya adalah obat alami yang berasal dari daun dan akar akaran liar yang terdapat di hutan Kalimantan itu dan mempunyai efek lambat dalam mengobati, sedangkan sebab luka yang di derita warga adalah zat kimia yang bercampur yang memiliki efek penyerangan statis dan tiba tiba.

sampai malam tiba, Haji Ahmad sudah menyelesaikan pengobatannya kepada lebih dari 40 orang warga dan sekitar 7 orang warga menemui ajalnya yang membuat Pak Haji berduka.

keesokan harinya ada 3 orang lagi yang meninggal dan pada hari itu juga, dari pekerja yang datang dari Kalsel pagi itu Pak H Ahmad pun mendengar penuturan dimana monster itu kembali membumi hanguskan sebuah dusun tak jauh dari pantai di Selat Makasar.

berita itu seperti membuat Haji Ahmad bertambah kesedihannya, namun pada akhirnya, Haji Ahmad hanya pasrah kepada kehendak Tuhan semesta alam.

SELURUH YANG DI KEHENDAKI TUHAN AKAN BERLAKU SESUAI DENGAN KEHENDAKNYA.

.---***---. .---***---. .---***---.

Satria masih rebah terbaring dalam keadaan koma, sudah seminggu dia terbaring di kamar belakang Istana itu yang selalu di jaga oleh Sari dan dua orang perawat yang datang dan pergi keluar masuk menyiapkan perlengkapan yang di perintahkan oleh Prof Andi.

hari minggu itu tepat 7 hari Satria pingsan dan koma dengan kondisi badan yang mengerikan, kulit di kedua lengannya bergerak berdenyut di seluruh permukaan nya dan banyak sudah Dokter yang di panggil oleh Gubernur atas permintaan Prof Andi, namun tak ada satupun yang dapat menyembuhkannya.

Gubernur Thomas agaknya dapat melihat isi hati putrinya yang rela siang malam setiap hari berada di sisi pemuda tampan yang sedang di landa cakar maut itu.

saat malam tiba, para penghuni rumah yang terdiri dari Pak Thom dan Bu Tisa, Prof Andi dan Dr Dian serta Prof Wang beserta para pembantu rumah tangga itu di kejutkan oleh teriakan seorang perawat dari dalam kamar belakang.

saat seluruh penghuni telah menuju kesitu, mereka melihat Sari ( Tari Anggara ) kini rebah telentang di atas lantai dengan wajah pucat kehijauan dengan tarikan urat biru yang halus di permukaan tubuhnya.

bu Tisa sudah menangisi putri semata wayangnya yang kini telah di rebahkan di sebuah kasur yang baru di bentang di sudut ruangan.

"hen, apa yang terjadi dengan Sari? sudah ku bilang jangan menyentuh tubuh Satria dengan tangan telanjang," seru Prof Andi yang kini sibuk dan kebingungan.

belum pernah Prof Andi, Prof Wang dan Dr Dian mengalami kekalutan pikiran seperti sekarang ini.

apalagi Dr Dian yang memang spesialisasi kesehatan seperti di ejek oleh penyakit yang kini mulai menjangkiti keponakannya Sari.

malam itu mereka semua tidak bisa tidur, hanya tidur seperti tidur ayam saja, sebentar tertidur sebentar kemudian terjaga, Buk Tisa yang tampak sangat mengkhawatirkan anaknya bahkan tidak tidur sama sekali hingga pagi hari berganti.

selesai sholat secara bergantian, para pelayan kini pun mulai melakukan aktifitas mereka seperti menyiapkan makanan sarapan buat keluarga besar itu.

suara bel pintu mengagetkan mereka semua, saat melihat siapa yang datang, mereka merasa gembira dan untuk sesaat hilang semua kekhawatiran dari wajah mereka.

wajah dua orang kakek tua dan seorang gadis bersama dua orang ajudan Gubernur kini tampak di depan pintu utama istana tersebut.

yang paling girang dan hanyut dalam tangisan haru adalah Dr Dian Muharsyah yang kini berjumpa dengan kakek kakek nya dan putri tercinta di ruangan tengah.

setelah sarapan sambil menjelaskan keadaan Satria dan Sari, Prof Andi berkata,

"subuh tadi aku mendengar musibah yang menimpa warga Gesik dengan kemunculan monster yang kami perkirakan tentu komandan Hans, dan ada seorang ahli pengobatan di sana, aku akan berangkat menjemput Haji Ahmad kemari hari ini juga,"

"apa? Haji Ahmad? tidak perlu kau jemput Andi karena dia merupakan cucu murid Bang Isa, biar kakek mu yang memanggilnya,"

bak gayung bersambut, seperti sebuah gunung yang menghimpit mereka di pindahkan dari tengkuk masing masing.

"aku harus menghadiri rapat, mungkin membahas kekacauan yang terjadi di wilayah ini dengan pihak kepresidenan yang telah tiba malam tadi." seru Pak Thomas seraya menyelesaikan sarapannya.

berangkatlah Thomas menuju ke kantor Gubernur di pusat kota yang tidak berapa jauh dari pendopo.

kek Mahesa, kek Muhardi dan Lina di bawa oleh Prof Andi ke ruang belakang dimana terbaring dua tubuh yang tampaknya semakin memprihatinkan.

hari hari berlalu, malam berganti pagi hingga tak terasa tiga hari kemudian, sampailah Haji Ahmad bersama seorang pemuda tampan berusia 25 tahun dan seorang gadis cantik berusia 20 tahun di kediaman Gubernur Thom.

setelah duduk dan bercakap cakap melepas rindu, mulailah pengobatan menggunakan jarum emas dan perak di bantu oleh kedua putra putrinya di ruangan tertutup itu.

karena seluruh obat yang di perlukan Haji Ahmad bisa di sediakan dengan mudah, maka pengobatan pun hanya butuh waktu sehari semalam hingga berangsur angsur mereka berdua pulih.

Sari yang lebih dulu siuman, begitu mengeluh, langsung nama Satria yang di panggilnya,

hanya Kek Isa dan Kek Muhardi yang mengerutkan keningnya melihat hal ini karena mereka dapat menangkap masalah serius yang akan terjadi kelak di akibatkan kedua cucu mereka yang mencintai Satria.

dua hari kemudian, Satria telah kembali pulih, luka di tubuhnya pun tak butuh waktu lama untuk sembuh karena memang otot dan urat uratnya telah mengalami keanehan.

selama seminggu mereka semua tinggal di situ dalam keadaan suka dan tawa, hanya kek muhardi dan kek Mahesa yang kadang kadang menarik nafas panjang melihat persaingan kasih sayang Sari dan Lina kepada Satria.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!