Perangkap Alam

Suatu pagi, terlihat seorang remaja tanggung berusia 13 tahun turun dari kapal penumpang yang besar dengan sebuah tas di pundaknya.

Setelah melakukan pelayaran berhari hari, sampailah Satria di pelabuhan Negara India setelah melewati Teluk Benggala melalui pelayaran dari Simpang Pulau Weh.

Banyak mata memandangnya dengan heran. Setelah bertemu pandang dengannya, banyak pula mata menunduk karena Satria mempunyai kilat mata tajam seperti iblis.

Setelah di periksa oleh petugas pelabuhan, Satria dengan langkah lebar berjalan melewati gerbang. Berkurang juga kesedihannya akibat perpisahan dengan Gurunya dan ... Sari.

Kini Satria telah terbentuk menjadi seorang remaja tampan yang mempunyai batin kuat hasil dari gemblengan Kiai Mahesa yang merupakan seorang ahli dalam hal kebatinan dan ilmu hikmah beladiri.

Atas petunjuk gurunya, dia mendapat tugas untuk pergi ke daerah perbatasan Tiongkok daerah pegunungan Himalaya yang berada di antara Nepal dan Tibet.

Pada saat itu, terjadi kesenjangan antara pihak India yang banyak menempatkan prajuritnya di daerah Ladakh dengan pemerintah Tiongkok dalam perlombaan mereka membangun Dam saluran air dan Pembangkit Tenaga Listrik.

Satria yang kini telah tertempa menjadi seorang yang sepenuhnya berserah diri kepada kekuasaan sang pencipta, terus berjalan baik dengan menggunakan kendaraan umum maupun berjalan menyusuri hutan yang lebat.

Pada suatu malam, tibalah Satria di daerah yang sangat dingin. Tampak pegunungan pegunungan tinggi berwarna putih menjulang mencakar langit.

Satria yang telah mengalami banyak pengalaman pahit selama perjalanan, melihat sekumpulan bangunan bangunan besar dalam pagar kawat duri yang tinggi.

Tiba tiba, dari arah belakang terdengar suara gonggongan anjing herder menyalak, lampu penerangan melayang layang serta terdengar pula suara derap sepatu banyak orang mendekat ke arahnya.

"Stop, Wait" Suara hardikan menghentikan langkah bocah remaja itu.

Banyak orang bersama lima ekor anjing mendekat ke arahnya. Dua diantara mereka yang berpakaian lengkap segera meringkus Satria.

Mata dan kepalanya di tutup. Dengan tangan terikat, Satria di bawa ke markas mereka menggunakan Jeep.

Setelah sampai di sebuah ruangan luas, Satria yang terikat segera di tanyai dengan kasar menggunakan bahasa bahasa asing yang tidak dimengerti.

Melihat bocah remaja yang hanya menggeleng geleng saja ketika di tanya, segera di pukuli hingga babak belur.

Pada suatu ketika, saat Satria dihadapkan dengan pimpinan markas tersebut, ia merenggut tali secara paksa dan melawan dengan kondisinya yang kini tampak mengerikan.

Sebuah setrum listrik menghentikan perlawanannya dan membuat Satria pingsan.

3 jam kemudian, Satria mendapatkan dirinya terkurung di sebuah tahanan ruang bawah tanah berdinding batu.

Perlahan tapi pasti, Satria bangun dengan tubuh luka luka akibat pukulan dan siksaan dari para tentara yang menjadi penjaga khusus daerah tersebut.

Satria melihat lubang sebesar kelereng meski ruangan itu gelap bagi mata orang biasa. Berkat saraf nya yang telah mengalami pergeseran dan kelainan fungsi, Satria dapat melihat segalanya dengan jelas dalam kegelapan.

Perlahan Satria mendekat, di bawah kakinya terdapat lempengan batu keras berbentuk persegi panjang.

Di sekitar lubang kecil tersebut merupakan bebatuan rapuh yang kini di gali nya dengan menggunakan lempengan batu memanjang.

Semalaman bekerja dengan tubuh kiut miut rasanya. Lelah dan lapar yang terasa seperti menjadi penyemangat untuk terus menggali.

Setelah sore hari, barulah kegigihannya membuahkan hasil. Lobang galian itu mengarah ke sebuah sungai yang deras. Dengan segera Satria melompat ke sungai setelah merangkak melewati lobang sepanjang dua meter yang di gali nya.

"Byuuurr" Suara air sungai deras saat menerima tubuhnya yang jatuh dari lubang batu tersebut.

Di dalam arus yang deras itu, Satria berusaha mempertahankan dirinya. Karena memang tenaga nya sudah habis sama sekali, kembali dia jatuh pingsan di bawa arus air dan akhirnya terdampar di pinggir sungai.

Tepat tengah malam, tubuh Satria di temukan oleh penduduk pinggir sungai yang sedang mencari ikan.

Satria yang kembali sadar hanya dapat melihat wajah penolongnya yang merupakan seorang nelayan bermata sipit dengan pakaian sederhana.

Keesokan paginya, Satria terbangun dalam kondisi yang agak mendingan setelah makan dan minum di rumah Nelayan Wei.

Tanpa mengucap sepatah katapun, Satria mohon pamit dengan membungkuk tanda terimakasih.

Kembali dia melanjutkan perjalanan dengan lebih hati hati. Luka di muka dan tubuhnya masih terasa perih. Namun tidak separah kemarin.

Akhirnya tibalah dia di kaki gunung yang berhutan lebat. Karena kelelahan, maka Satria memutuskan untuk beristirahat di situ.

Guyuran hujan deras membangunkannya. Kini, Satria berlari dalam hujan deras yang terasa sangat menusuk tulangnya saking dinginnya air tersebut.

Melihat sebuah gua di depan, dengan segera dia masuk untuk berteduh sedalam lima meter.

Mulut gua selebar 2 meter tersebut semakin ke dalam semakin kecil, Satria yang kembali tertidur di dalam gua tidak terasa bahwa banyak ular bermacam jenis berseliweran di sekitarnya. Namun, ada sesuatu yang menahan ular ular itu untuk tidak menyerangnya.

Baru sebentar Satria pulas dalam tidurnya, tiba tiba goncangan dahsyat terasa menggetar yang tentu saja membangunkannya. Namun terlambat, Belum sempat Satria keluar dari lubang di kaki gunung, longsoran batu pecah berhamburan membuat batu besar kecil menimpanya.

Dengan kesadaran dan kekuatannya yang masih tersisa, Satria merangkak makin ke dalam saluran gua yang kini terbuka makin luas. Mungkin karena pergeseran dasar gunung akibat gempa dahsyat maka ruang gua yang semakin menurun ke bawah itu semakin meluas.

Batu batuan kecil dan besar sebesar kelapa masih saja menimpanya dan terus saja Satria yang kini telah bangun berlari menuju ke lubang luas menurun di kejar runtuhan batu besar di belakangnya.

Setengah jam dia berlari sampai getaran gempa terhenti sama sekali. Satria yang baru sadar bahwa dirinya kini berada dalam ruangan yang sangat besar dan tertutup sama sekali oleh batu yang melingkupi ruangan tersebut ketakutan dan berlari ke sana kemari mencari jalan keluar.

Hanya karena kemampuannya melihat dalam gelap saja yang membuatnya tidak pingsan.

semakin lama berputar semakin pening kepalanya dan hatinya semakin merasa ketakutan.

Belum pernah Satria mengalami ketakutan seperti sekarang ini. Berbagai macam perasaan mengaduk hatinya hingga terbesit 'Apakah gurunya sengaja mengirimnya kemari untuk mengalami kematian seperti ini?'

Gurunya, ya, Gurunya. Teringat kepada Gurunya, Satria perlahan kembali tenang. masih terngiang di telinganya,

*Segala kejadian hanya merupakan kejadian. Baik buruknya ada di dalam hati dan pikiran yang selalu menilai dengan bermacam penilaian sehingga menimbulkan bermacam perasaan yang tidak semestinya ada*

Satria yang kembali tenang hatinya kini memilih sebuah gundukan batu di dalam ruang besar tersebut. Dengan duduk bersila, kembali dia mengingat keadaannya.

Dia kini berada di dalam dunia yang dilingkupi batu di sekelilingnya. Jangankan cahaya matahari, udara saja tidak ada jalan masuk kesitu. Bagaimana kalau dia kehabisan Oksigen? Saat perasaan dan pikirannya buntu, kembali terngiang pesan Gurunya,

*Mati hidup manusia tidak bergantung kepada apapun dan siapapun. Tuhan sajalah yang berhak atas itu semua. Kalau kita menerima ketika diberi hidup, mengapa kita menyesal ketika Tuhan mengambil hidup? Bukankah sewajarnya kalau pemberi itu suatu saat akan mengambil? Dalam kesulitan apapun, ingatlah. Bahwa penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan adalah hal yang lebih penting daripada mempertahankan hidup*

Kembali perasaan nya tenang. Kini Satria hanya bersemedi sesuai petunjuk gurunya dulu. Hingga, jangankan keadaannya, keberadaan nya sendiri tidak terasa lagi olehnya. Karena perasaan nya telah larut bersama alam yang ada di sekelilingnya.

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!