Chapter 3 : Berdua

Krik krik krik

Hanya suara jangkrik yang terdengar, sunyi melanda istana Shonnet. Tak ada lagi pelayan-pelayan yang berkeliaran, hanya beberapa penjaga istana

Beatrice terbangun di tengah malam, mimpi buruk membuat mata nya tak kuasa untuk merapat lagi

Meminum sedikit air di nakas yang berada di samping kasur nya yang berukuran king size

Berniat untuk mencari angin sebentar agar menenangkan hati. Beatrice bangun dari kasur nya dan mengulurkan tangan berusaha mengambil lentera dan korek, lalu menyalakan satu-satu nya penerangan yang ia punya

Kriett

"Tuan Putri"

"EKHH" Beatrice berteriak sedikit menandakan keterkejutan nya

"Maaf mengagetkan anda, apa yang anda lakukan tengah malam begini?" ucap penjaga istana

"Hanya mencari angin" jawab Beatrice sedikit tersenyum

"Mau saya temani, tuan putri?"

"Tidak perlu, aku bisa sendiri"

"Uhm baiklah, selamat menikmati waktu anda tuan putri"

Beatrice menjawab nya dengan deheman lalu kembali berjalan menelusuri lorong istana

Tatapan Beatrice lumayan sendu entah ia meresahkan apa, ia merasa ada yang kurang belakangan ini, dia selalu memikirkan Areez

Selalu terbenak di pikiran nya "Dimanakah Areez? Ia tidur dimana?" seharus nya suami istri tidur bersama tapi entah kenapa Areez malah berkeliaran seperti kucing hilang tanpa induk

...----------------...

Beatrice membuka pintu besar yang ada di depan nya, ia melangkah ke arah balkon besar itu

Whushh

Angin menerpa wajah Beatrice dengan pelan, sejuk yang ia rasakan. Ia naik ke pembatas balkon dan duduk mengarah kota kekaisaran Castris. Ia tak merasakan takut, yang ia inginkan adalah menghilangkan segala resah dan berharap semua ini hanya mimpi sehingga ia bisa melakukan aktivitas sehari-hari nya, mendengarkan lagu nya, memarahi teman nya dan belajar dengan baik

"Kira kira apa yang terjadi denganku di duniaku yang sebenar nya, apakah aku mati?" batin Beatrice

Whushh!

Tak!!

Bunyi sepatu menghantam balkon itu, Beatrice sedikit melengkungkan bibir nya berniat membuat senyuman walau tak terlihat 　　　　　　　　　　　　　　Orang di sebelah nya membuka suara

"Apa yang kau lakukan di sini? tak biasa nya kau ke balkon di tengah malam seperti ini" ucap orang di sebelah nya

"Aku hanya menunggumu, yang mulia pangeran" ucap Beatrice menolehkan kepala nya dan tanpa sadar menunjukkan 3 bulan sabit di wajah nya　　　　　　　　　　　　Areez sedikit merona melihat senyuman Beatrice yang begitu manis

"Sial senyuman nya manis sekali" batin Areez namun milidetik setelah nya ia menampar wajah nya sendiri

"A-ada apa yang mulia pangeran?" terkejut Beatrice dengan suara tamparan yang keras itu

"Tidak apa, jangan pedulikan aku" ucap Areez memalingkan wajah malu nya

"Anda kenapa pulang semalam ini? apa yang anda lakukan" tanya Beatrice

"Kenapa? kau ingin memberitahu nya ke permaisuri?" ucap Areez jutek

"Apa? kenapa aku harus memberitahu nya ke yang mulia permaisuri?"

"Bukankah kau adalah mata-mata nya permaisuri, bukti nya kemaren kau bersenang ria dengan permaisuri!"

"Pfft! Hahahah! Astaga yang mulia pangeran, aku hanya memberikan salam kepada yang mulia permaisuri. Mana mungkin aku mengkhianati mu, kau kan suamiku sendiri"

"Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja!"

"Huhhh, memang nya kenapa yang mulia pangeran membenci yang mulia permaisuri?"

"Aku...dia lebih mementingkan anak perempuan nya tch! dia itu nenek lampir! dia tidak pernah merawatku dan menelantarkan ku di istana Shonnet!"

"Ahh kawaii ne~, Ternyata yang mulia pangeran mempunyai sikap imut ya"

"H-huh bahasa mana itu? dan aku tidak mempunyai sikap imut!"

"Haik haik, mari kita tidur"

"Kau mengucapkan bahasa aneh itu lagi"

"Haha aku hanya mempelajari bahasa daerah lain"

Beatrice dan Areez pun telah melangkahkan kaki dari balkon

Tanpa Beatrice sadari ada beberapa orang yang memantau mereka berdua di atas

"Yang mulia pangeran mempunyai sikap seperti ini?! sungguh tidak memungkinkan!!!"

"Ck aku kalah dengan anak umur 12 tahun"