Cinta Pria Tak Dikenal
Sebuah mobil Jeep berhenti di tepi jalan berbatu yang kanan kirinya hanyalah pepohonan dan semak belukar. Bahkan lampu jalan pun tak ada.
Hanya lampu depan mobil yang menyorotkan cahaya di kegelapan malam.
Dua orang pria turun dari mobil. Mereka menurunkan satu pria yang bertelanjang dada, kaki serta tangannya terikat kuat, dan yang lebih mengenaskan, sekujur tubuh pria itu dipenuhi oleh luka-luka memar.
Setelah memastikan tak ada orang selain mereka, dua pria itu melempar tubuh si pria malang ke semak, lalu mereka pun tertawa puas.
"Inilah akhir dari seorang Gustav Green," gumam salah satu pria bertubuh gemuk sambil bibirnya menerbitkan seringai.
"James, kamu yakin ingin membuang dia ke tempat seperti ini?" Pria yang satu lagi bertanya.
"Lantas, di mana lagi? Biarkan dia menjadi mangsa serigala hutan yang kelaparan. Ayo, kita pergi dari sini, sebelum ada yang melihat kita."
James dan satu temannya masuk kembali ke dalam mobil yang kemudian melaju kencang meninggalkan tempat itu. Mereka berpikir jika tempat dibuangnya tubuh pria itu tak akan dilalui oleh orang. Tapi kenyataannya, mereka salah besar. Setengah jam kemudian, ada dua orang berjalan kaki melintasi jalan berbatu itu.
Mereka adalah Lisa, gadis berumur dua puluh tahun, bersama ayahnya, Juna. Lisa dan Juna berjalan dengan masing-masing menenteng dua ember berisi air bersih.
Tampak gurat kelelahan tersirat di wajah Lisa. Sejenak dia meletakan ember, berkacak pinggang dan menarik napas panjang.
"Musim kemarau menyebalkan," keluh Lisa.
Mendengar anaknya mengeluh, Juna hanya bisa tersenyum dan berhenti. Dia memilih duduk di batu besar sambil menunggu Lisa mengumpulkan kembali tenaganya
"Setiap tahun pasti seperti ini terus. Kita harus mengambil air bersih yang jaraknya hampir dua kilometer dari rumah," Lisa menggerutu sembari ikut duduk di samping ayahnya.
Ya, desa tempat tinggal Lisa sedang dilanda musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan dan sulitnya mendapatkan air bersih.
Memang ada sumber mata air yang letaknya ada di pinggir hutan. Namun, jika pagi hari, Lisa harus berebut air bersih dengan warga desa yang lain.
Sehingga terpaksa Lisa dan Juna mengangkut air di malam hari.
Juna hanya diam tak merespon keluhan Lisa. Meskipun begitu, di dalam hati Juna sangat teriris karena tak dapat membahagiakan anak semata wayangnya.
Lalu Juna memicingkan mata yang membuat kerutan di wajahnya semakin terlihat jelas. Dia menangkap sesuatu yang tergeletak tak jauh dari mereka. Tepatnya di balik semak belukar.
"Lisa, kau lihat itu?" Juna mengacungkan jari telunjuk ke arah yang dimaksud.
Lisa mencondongkan tubuh dan ikut menatap ke arah yang ditunjuk Juna.
"Mungkin itu hewan buruan yang ditinggalkan begitu saja," sahut Lisa enteng.
Juna bangkit berdiri, perlahan mengayunkan kaki maju mendekat, lalu menyibakkan semak yang menyembunyikan tubuh manusia penuh luka.
Dia mundur beberapa langkah saking terkejutnya, dan memanggil Lisa untuk melihat hasil temuannya.
Gadis pemilik rambut bergelombang itu pun tak kalah terkejut dengan sang ayah. Dia memekik hingga mengagetkan burung-burung yang kemudian terbang dari dahan pohon.
Bagaimana tidak terkejut? Seorang pria bersimbah darah di bagian kepala yang mengalir hingga ke leher. Bukan hanya itu, seluruh badannya pun penuh akan luka memar.
Sepertinya pria malang itu telah dihajar sampai sekarat, lalu ditelanjangi hanya menyisakan celana jeans panjang.
Lisa berjongkok di samping tubuh si pria, menempelkan jari telunjuk dan jari tengah ke pergelangan tangan si pria untuk mengecek denyut nadinya.
Mata Lisa membola seketika menyadari pria babak belur itu masih hidup. Secepat kilat, dia memalingkan muka menatap Juna.
"Dia hidup?" Juna bertanya.
Lisa hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ayah, pertanda buruk. Cepat! Kita pergi dari sini saja," Lisa menarik lengan Juna sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan raut ketakutan.
"Kenapa, Lisa? Apa maksudmu pertanda buruk," Juna bertanya keheranan akan tingkah Lisa.
"Ayah, kita tidak tahu dia siapa? Bagaimana kalau dia orang jahat buronan polisi?" Lisa berkata dengan gemetar ketakutan.
Namun, Juna tampak biasa saja. Dia mengangkat kedua alisnya, dan menahan Lisa agar tidak pergi.
"Dan bagaimana kalau dia orang baik?"
"Kalau dia orang baik, pasti dia sedang diburu oleh penjahat. Jika kita membantu pria itu, artinya kita juga akan diburu penjahat, Ayah."
"Tapi apakah seorang calon dokter akan membiarkan orang terluka dan meninggalkannya begitu saja?" tanya Juna yang mengetahui cita-cita anaknya menjadi seorang dokter.
"Kita hanya orang miskin, Ayah. Aku tidak mau terlibat masalah yang nantinya hanya merugikan keluarga kita."
Juna menghela napas sejenak. Tak menyangka anaknya memiliki pikiran negatif seperti itu.
Pria yang tetap gagah di usianya yang telah menginjak empat puluh lima tahun itu pun menepuk bahu Lisa, dan mengguncangnya.
"Lisa, apa kau ingat mendiang ibumu? Apakah saat dia menolong seseorang, dia memandang latar belakang orang tersebut?"
Lisa menelan salivanya, mengingat sosok ibu yang kini telah tiada.
Dulu ibunya adalah seorang bidan desa, yang tak hanya menangani ibu hamil dan kelahiran bayi, tapi juga sering membantu warga yang sakit ringan.
Dengan bekal pengetahuan yang didapat, Ibu Lisa menjadi orang pertama yang didatangi warga jika mereka jatuh sakit. Baru jika penyakitnya sangat parah, Ibu Lisa akan menyarankan untuk pergi ke klinik atau rumah sakit.
Pelan-pelan Lisa menganggukan kepala.
"Dan kau ingin menjadi seperti Ibu, ‘kan?"
Lisa mengangguk lagi.
"Kalau begitu, bantu Ayah membawa pria itu ke rumah."
"Tapi, Ayah—"
"Jika kau khawatir, Ayah akan menghilangkan jejak darah pria itu agar tidak ada orang yang tahu, kita telah membawanya."
Juna mengangkat pria penuh luka itu, dan menggendongnya seperti membawa karung beras. Tak peduli kini bajunya kotor oleh darah.
Juna menuangkan air menyiram simbahan darah yang menetes di rerumputan untuk menghilangkan jejak.
Sedangkan Lisa hanya diam mematung. Air yang dia angkut dengan perjuangan keras, harus dihabiskan hanya untuk membantu pria tak dikenal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Kod Driyah
smga orang baik dan cepat sembuh
2022-10-19
0
Nurmayanti 🌽🍇
mampir kk
2022-10-02
1
Hulapao
ya ampun kasihaaannn
2022-09-23
1