Bab 2. Fakta Baru

Dua tahun menjalin hubungan dengan Yansen membuat Aleesa semakin larut akan perasaaan yang dia miliki. Bagaimana tidak, Yansen selalu membuat hari-hari Aleesa dipenuhi bahagia.

Contohnya hari ini, Aleesa baru turun dari mobil sang ayah. Dia mencium tangan sang ayah sebelum keluar dari mobil. Baru beberapa langkah menuju halaman kampus, beberapa teman Aleesa sudah memberikan kejutan. Mereka memberikan cake cokelat bertuliskan happy anniversary Sasa dan Sensen. Lengkungan senyum terukir di wajah Aleesa.

"Langgeng terus, ya." Sebuah doa yang begitu tulus dari para teman Aleesa ucapkan.

Namun, Aleesa tidak menjawab apapun. Dia hanya tersenyum dengan raut yang tak terbaca.

"Tiup lilinnya dong," ucap teman Aleesa yang lainnya.

Aleesa sudah menundukkan sedikit tubuhnya ke arah lilin. Namun, dia merasa ada kalung yang menggantung di lehernya. Dia segera menoleh dan sang kekasih yang sudah memasangkannya. Dia tersenyum ke arah Aleesa.

"SS, Sasa Sensen."

Aleesa segera melihat ke arah liontin kalungnya. Ternyata inisial panggilan mereka berdua. Tak hentinya Aleesa melengkungkan senyum.

"Makasih," ucap Aleesa. Yansen tersenyum dan tangannya mengusap lembut ujung kepala Aleesa. Hal sederhana yang selalu membuat Aleesa merasa nyaman diperlakukan seperti ini oleh Yansen.

"Ini kapan ditiupnya? Lilinnya udah mau abis woiy." Aleesa dan Yansen pun tertawa. Mereka berdua meniup lilin yang ada di atas kue tersebut.

"Doanya apa nih?" tanya teman Yansen yang usil.

"Sederhana aja," jawab Yansen dengan begitu santai. Seketika Aleesa menatap ke arah Yansen.

"Selama jantung gua masih berdetak, gua akan selalu ada di samping Sasa." Yansen menatap Aleesa yang membeku dengan mata yang berair.

"Aku benci kamu nangis, Sa." Yansen menarik tangan Aleesa ke dalam pelukannya.

"Manis banget sih," puji teman Aleesa yang lain.

Aleesa dan Yansen bisa dikategorikan pasangan yang teramat manis oleh para mahasiswa di sana.

"Pulang dijemput sopir?" tanya Yansen kepada Aleesa.

"Gak tahu, tadi Baba gak bilang apa-apa. Kenapa emang?"

"Nonton yuk," ajak Yansen.

"Tapi, gak mau cerita horor. Bukannya takut aku malah geli. Setan aslinya juga gak gitu-gitu amat." Yansen malah tertawa. Setiap kali diajak nonton film horor, pulangnya Aleesa akan mengoceh ria.

"Aku pengen nonton film action." Yansen tahu Aleesa tidak menyukai film tersebut. Mimik wajah Aleesa pun sudah berubah. Namun, dia sangat ingin menontonnya. "Aku lagi ingin ditemani kamu. Kamu mau 'kan?" Yansen sudah menggenggam tangan Aleesa. Sorot matanya sangat memohon.

"Iya," jawab Aleesa. "Aku kangen popcorn di bioskop."

.

Yansen masih setia menunggu Aleesa menyelesaikan kelasnya. Dia menunggu di kantin kampus di mana banyak wanita yang mengidolakan Yansen. Namun, Yansen seakan acuh.

"Kakak," panggil seorang perempuan dengan begitu manja. Dia duduk di samping Yansen dan Yansen segera menggeser duduknya. Terdengar perempuan itu berdecak kesal.

"Kenapa sih, Kak? Mau dekat aja susah."

Yansen menatap ke arah perempuan itu. Sorot mata tidak suka dia perlihatkan.

"Kamu tahu alasannya 'kan."

"Perempuan itu? Perempuan yang beda agama itu?" Mulut perempuan itu seperti tidak ada filternya. Ingin rasanya Yansen meremas mulutnya.

"Cukup Nathalie!" seru Yansen. Tak dia permasalahan dia menjadi pusat perhatian para mahasiswa yang tengah berada di kantin.

"Kenapa, Kak? Kak Grace saja bilang jika Kakak dan perempuan itu hanya berteman. Tidak ada yang spesial. Itu tandanya apa? Kak Grace aja gak merestui hubungan Kakak dengan perempuan itu."

Tubuh Aleesa menegang ketika mendengar penuturan dari Nathalie. Adik kelasnya yang secara terang- terangan menyukai Yansen.

"Apa aku harus melanjutkan hubungan ini?" gumam Aleesa.

Aleesa memilih untuk pergi ke kamar mandi dengan wajah yang sendu. Satu fakta lagi terungkap bahwa kakak dari Yansen ternyata tidak merestuinya. Dia melihat pantulan dirinya dari cermin. Dia tersenyum kecut.

"Hubungan yang dimulai dengan air mata, pasti akan berakhir dengan lelehan air mata jua."

Suara yang jelas terdengar di telinga. Aleesa mencari asal suara tersebut, tetapi tidak ada. Para penunggu toilet pun tidak ada sama sekali. Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.

Aleesa mencuci wajahnya untuk menghilangkan semua rasa yang bersarang di dada. Dia tidak boleh egois, pasti Yansen juga merasakan hal yang sama ketika mengetahui jika kedua orang tuanya tidak merestui hubungan mereka.

Langkah Aleesa terhenti ketika Yansen menghadangnya tepat di depan toilet wanita.

"Aku kira kamu pergi."

"Pergi?" ulang Aleesa pura-pura tak mengerti. Yansen mengusap lembut rambut Aleesa.

"Mau 'kan temani aku nonton?" Aleesa pun mengangguk.

"Betapa kuatnya hati yang dimiliki Sasa," ujar teman Sasa dari kejauhan.

"Padahal dia sudah mendengar jelas ucapan si Nathalie tadi."

Itulah yang Yansen khawatirkan. Maka dari itu, dia mengejar Aleesa ke toilet setelah Aleesa tak kunjung ke kantin. Sedangkan kedua teman Aleesa sudaj berada di sana. Untungnya, Aleesa masih ada. Yansen takut Aleesa mendengar apa yang dikatakan Nathalie perihal sang kakak. Dia tidak ingin Aleesa terluka.

.

Yansen menarik tangan Aleesa yang berada di samping pinggangnya ketika motor yang dia kendarai berhenti di lampu merah. Dia menggenggam erat dan mengusap lembut punggung tangan Aleesa. Aleesa yang tengah terbengong pun sedikit terkejut. Namun, dia membiarkannya saja.

Di samping motor Yansen, ada sebuah mobil hitam mengkilap di mana sang pengemudi tengah menatap sendu ke arah Aleesa dan Yansen yang tengah begitu dekat di matanya.

Lampu pun sudah berubah. Motor dan mobil itu pun melaju kembali. Motor sudah terparkir di parkiran mall cukup besar. Yansen sudah membantu Aleesa membuka helm yang tersemat di kepalanya.

Kemudian, dia membantu Aleesa membenarkan rambutnya dan menggenggam erat tangan Aleesa memasuki mall tersebut. Kali ini, Aleesa tidak banyak bicara. Dia mengikuti saja ke mana Yansen membawanya.

Yansen sudah membeli tiket secara online dan dia hanya tinggal menunggu jadwal yang tertera di tiket tersebut saja.

"Satu jam lagi," ucap Yansen kepada Aleesa. "Apa mau makan dulu?" Aleesa menggeleng. Mendadak dia kenyang semenjak mendengar ucapan Nathalie tadi.

Lima belas menit menunggu, Aleesa terbangun dari duduknya. Yansen mencekal tangan Aleesa.

"Mau ke mana?"

"Mau beli makanan dulu," jawabnya.

"Aku antar." Yansen baru saja hendak berdiri, tapi ponselnya berdering. Sang kakaklah yang menghubunginya.

"Kak Grace."

"Jawab saja. Aku beli makanan sebentar." Yansen pun akhirnya mengangguk.

Aleesa sudah berdiri di depan counter makanan. Dia tengah memilih makanan yang dia inginkan. Padahal, perutnya tidak lapar. Dua makanan yang sama dia pesan begitu juga dengan minumannya. Ketika dia hendak membayar ternyata dompetnya ketinggalan. Juga ponselnya ini belum dipasang m-banking karena baru dua hari yang lalu dia ganti ponsel.

"Tunggu sebentar ya, Mbak." Penjaga counter pun mengangguk.

Ketika Aleesa menghampiri Yansen, seorang pria berkaos putih dengan topi berwarna hitam juga masker berwarna putih mendekat ke arah penjaga counter tersebut.

"Berapa yang harus dibayar perempuan tadi?" Sang penjaga counter pun menyebutkan nominalnya.

Pria itu memberikan kartu kepada penjaga counter tersebut. Kemudian, dia menekan pin dan makanan yang Aleesa pesan sudah dia bayar.

"Nanti tinggal kasih ke perempuan tadi aja, ya." Si penjaga counter pun mengangguk.

Si pria misterius itupun pergi dan Aleesa kembali dengan membawa kartu yang Yansen berikan.

"Maaf, Mbak. Ini kartunya."

"Ini semua sudah dibayar, Mbak." Aleesa tercengang dengan apa yang dikatakan oleh si penjaga tersebut.

"Siapa yang membayarnya?"

"Saya juga tidak tahu, Mbak. Setelah membayar makanan ini, Mas-nya langsung pergi."

"Mas?"

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Adila Ardani

Adila Ardani

mampir maaf telat

2023-02-23

0

Anha Ruheni

Anha Ruheni

restu sudah kembali

2022-10-03

2

ms. yati74

ms. yati74

Oooh nak Gantengnya emak daah pulang😘😘

2022-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Berbeda
2 Bab 2. Fakta Baru
3 Bab 3. Cengeng
4 Bab 4. Jaket Denim
5 Bab 5. Pria Misterius
6 Bab 6. Harapan Bertemu
7 Bab 7. Sesak
8 Bab 8. Tiba (Swiss)
9 Bab 9. Pengawal
10 Bab 10. Melepas Rindu
11 Bab 11. Pergi Sulit Bertahan Sakit
12 Bab 12. Penghapus Sedih
13 Bab 13. Sadap
14 Bab 14. Rubah Nakal.
15 Bab 15. Kegep
16 Bab 16. Hutang Penjelasan
17 Bab 17. Menyambut Rio
18 Bab 18. Sang Pencemburu
19 Bab 19. Orang Indonesia
20 Bab 20. Lovely
21 Bab 21. Lampu Hijau
22 Bab 22. Hanya Pikirkan Aku
23 Bab 23. Kecemasan
24 Bab 24. Aku Hancur
25 Bab 25. Aritmia
26 Bab 26. Bersujud
27 Bab 27. Alasan Kuat
28 Bab 28. Bertekuk Lutut
29 Bab 29. Mengkhianati
30 Bab 30. Cemburu
31 Bab 31. Diabetes (Terlalu Manis)
32 Bab 32. Teror
33 Bab 33. Dua Pilihan
34 Bab 34. Amanat
35 Bab 35. Cinta dan Nyaman
36 Bab 36. Dikhianati
37 Bab 37. Mata-mata
38 Bab 38. Lebih Panas
39 Bab 39. Pria Sejati
40 Bab 40. Murung
41 Bab 41. Semut Rang-rang
42 Bab 42. Nekat
43 Bab 43. Pertikaian Kecil
44 Bab 44. Pergi
45 Bab 45. Meminta Maaf
46 Bab 46. Tanpa Pamrih
47 Bab 47. Duka
48 Bab 48. Tak Ingin Bertengkar
49 Bab 49. Orang Baik
50 Bab 50. Kembali (Zurich)
51 Bab 51. Kesal
52 Bab 52. Tidak Suka Diganggu
53 Bab 53. Nasihat (Aska)
54 Bab 54. Kotak Merah Kecil
55 Bab 55. Bertemu (Bandara)
56 Bab 56. Kembali (Jakarta)
57 Bab 57. Melepas Rindu
58 Bab 58. Menyalahkan
59 Bab 59. Ingin Pulang
60 Bab 60. Kecewa (Radit)
61 Bab 61. Profesional
62 Bab 62. Jangan Ganggu Dulu
63 Bab 63. Berdamailah!
64 Bab 64. Seminar Akbar
65 Bab 65. Pemakaman Elite
66 Bab 66. Ruang Tindakan
67 Bab 67. Pindah Rumah Sakit
68 Bab 69. Menyesal
69 Bab 69. Tentang Restu (Bagian A)
70 bab 70. Bapak Moyang
71 Bab 71. Berubah
72 bab 72. Jordan Genea
73 Bab 73. Rasa Yang Berbeda
74 Bab 74. Memberi Kesempatan
75 bab 76. Cinta Segitiga
76 bab 76. Dendam
77 bab 77. Aku, Kamu, Berhak Bahagia
78 bab 79. Malaikat Tak Bersayap
79 bab 80. Masih Sakit
80 Pengumuman
81 Bab 82. Ziarah
82 Bab 83. Takut
83 Bab 84. Keputusan
84 Bab 85. Test DNA
85 Bab 86. Paket Tanpa Nama
86 Bab 87. Kejanggalan
87 Bab 88. Kecewa
88 Bab 89. Mengulang Memori
89 Bab 90. Keegoisan
90 Bab 91. Ikatan Batin
91 Bab 91. Semut-senut kecil
92 Bab 93. Tidak Bisa Dibeli Dengan Uang
93 Bab 94. Siapa Dia?
94 Bab 95. Skenario
95 Bab 96. Iblis
96 Bab 97. Pangeran
97 Bab 98. Bangunlah!
98 Bab 99. Feeling
99 Bab 100. Belum Saatnya (Pergi)
100 Bab 101. Tidak Tega
101 Bab 102. Pengkhianat
102 Bab 103. Kubu Mr. R
103 Bab 104. Muak
104 Bab105. I'm Okay
105 Bab 106. Menyesali Keadaan
106 Bab 107. IJAH
107 Ban 108. Bahaya
108 Bab 109. Saling Menuduh
109 Bab 110. Prosesi Pemakaman
110 Bab 111. Bersujud
111 Bab 112. Ahjussi
112 Bab 113. Malas dan Lelah
113 Bab 114. Ngebet
114 Bab 115. Tak Terkira
115 Bab 116. Tak Ada Kabar
116 Bab 117. (Belum) Mendapat Jawaban
117 Baca Dengan Seksama
118 Bab 118. Gentle
119 Bab 119. Momen Langka
120 Bab 120. Menyimpan Dendam
121 Bab 121. Mengindari Pertengkaran
122 Bab 122. Lubang Semut
123 Bab 123. Pro dan Kontra
124 Bab 124. Merahasiakan
125 Bab 125. Momen Pada Waktu Itu
126 Bab 126. Biang Keributan
127 Bab 127. Keputusan
128 Bab 128. Break
129 Bab 129. Cinta Boleh Be-go Jangan
130 Bab 130. Pertemuan
131 Bab 131. Terkuat Dengan Sendirinya
132 Bab 132. Maafkan Yaya
133 Bab 133. Terlalu Manis Cenderung Lebay
134 Bab 134. Kubur Dalam-dalam
135 Bab 135. Berandai-andai
136 Bab 136. Singapura
137 Bab 137. Ungkapan Perasaan
138 Bab 138. Kuamplet
139 Bab 139. Kantor
140 Bab 140. Om-om
141 Bab. Sedikit tentang Rangga
142 Bab. Pov Aleena
143 Bab 141. Pertemuan
144 ADA YANG BARU
145 142. Bingung
146 Bab. Tugas dan Pengorbanan Rangga
147 Bab 143. Mahal
148 Bab 144. Peluk Aku Hingga Pagi Datang
149 Bab 145. Semuanya Akan Tetap Sama
150 Bab 146. Cinta Tak Bersyarat
151 Bab 147. Tak Ingin Memilih Keduanya
152 Bab 148. Bagai Guci Langka Nan Mahal
153 Bab 149. Bukan Perihal Mewah, Tapi Sah
154 Bab 150. Tidak Gratis
155 Bab 151. Wajah Malas
156 Bab 152. Berkumpul Bersama
157 Bab 153. Pipo
158 Bab 154. Akan Selalu Hidup Di Hati Kalian
159 Bab 155. Menangis Dengan Bibir Melengkungkan Senyum
160 Bab 156. Keselarasan
161 Bab 157. Pundakku Tak Terlalu Kuat
162 Bab 158. Rindu
163 Bab 159. Hingga Luka Mengering
164 Bab 160. Keluarga Bermuka Dua
165 Bab 161. Direktur Utama
166 Bab 162. Hadiah Sebelum Pernikahan
167 Bab 163. Mengundang Langsung
168 Bab 164. POV. Yansen
169 Bab 165. Puasa Bertemu
170 Bab 166. Selamat Berbahagia
171 Bab 167. Unfaedah
172 Bab 168. Kasih Sayang Tulus
173 Bab 169. Hadir Sebentar
174 Bab 170. Kata Sah Terdengar
175 Bab 171. SAH!
176 Bab 172. Coretan Tinta
177 Bab 173. Hilang Kontak
178 Bab 174. Menunggu Keputusan
179 Bab 175. Menolak Haknya
180 Bab 176. Membalut Kebingungan
181 Bab 177. Selamat Tinggal
182 Bab 178. Belum Bisa Percaya
183 Bab 179. Berikan Aku Kepastian
184 Bab 180. Luka Yang Begitu Lebar
185 Bab 181. Butuh Ketenangan Bukan Kebisingan
186 Bab 182. Pov Grace
187 Bab 183. Senyum Kebahagiaan
188 bab 184. Gara-Gara Mie Instan
189 Bab 185. Jaga Barang Mahal
190 Pengumuman
191 Bab 186. Belalai Bongsor
192 Bab 187. Payung Pantai
193 Bab 188. Dedemit
194 Bab189. Salep
195 Bab 190. Memberi Waktu
196 Bab 191. Sudah Tidak Tahan
197 Bab 192. Jangan Buat Kesal
198 Bab 193. Jangan Salah Nyari Lawan
199 Bab 194. Membuat Down
200 Bab 195. Lakukan Saja
201 Bab 196. Mengancam
202 Bab 197. Wajar
203 Bab 198. Buktikan Dengan Tindakan.
204 Bab 199. Apa Mau Diam Saja?
205 Bab 200. Meminta Ijin
206 Bab 201. Perang Saudara
207 Bab 202. Peluru
208 Bab 203. Drama Satria
209 Bab 204. Harus Menjelaskan
210 Bab 205. Bau Bang-kai Terendus
211 Bab 206. Emosi
212 Bab 207. Dua Belas Tahun
213 Bab 208. Tanah Yang Berbeda
214 209. Syarat Satria
215 210. Bertindak Dalam Diam
216 211. Merasa Nyaman
217 212. Siapa?
218 213. Siapa Dia?
219 214. Tak Memberikan Alasan
220 215. Terkejut 'Kan
221 216. Membongkar Sendiri
222 217. Ratu Karina
223 218. Video Pelipur Rindu
224 219. Satu Peluru
225 220. Menggali Bangkai
226 221. Itu Lebih Bagus
227 222. Menerima Ganjaran
228 223. Aku Lelah, Tuhan.
229 224. Lebih Baik Tak Kenal
230 225. Pamit Pergi
231 226. Dugaan
232 227. Es Krim
233 228. Hamil
234 229. Dokter Obgyn
235 230. Kebiasaan Aneh
236 231. Suami Siaga
237 232. Cewek Atau Cowok?
238 233. Restu Junior
239 234. Harta Paling Berharga, Keluarga
240 235. Aqiqah
241 236. Nama Sang Putra
242 Bab 237 A. (Berkunjung Ke Goa) Bab 237 B. (Hal Yang Aneh)
243 238. Nothings Gonna Change My Love For You
244 Bab 239. Pembawa Perubahan Dan Kebahagiaan
245 Bab 240. Menunjukkan Pada Dunia
246 Pengumuman
247 Bab 241.Mengenalkan Pada Dunia
248 Bab 242. Abang Er
249 Bab 243. Keinginan Aneh
250 Bab 244. Abang Er (2)
251 255. Menjadi Restu Junior
252 Bab 256. Hotel Mewah
253 Bab 257. Cerita Berbeda Di Setiap Wisuda
254 Pengumuman
255 Bab 258. Pesta Setelah Wisuda
256 Bab 259. Restu Untukmu Aleesa
257 Bab 260. Kejang
258 Bab 261. Lego
259 Bab 262. Coretan Krayon
260 263. Momen Yang Tak Terlupakan
261 Bab 264. Kembar Tak Identik
262 Bab 265. Abang Er dan Si Kembar
263 Judul Baru
264 Bab 266. Duo Bangor
265 Judul Baru Lagi
266 Bab 267. Adik Laknat
Episodes

Updated 266 Episodes

1
Bab 1. Berbeda
2
Bab 2. Fakta Baru
3
Bab 3. Cengeng
4
Bab 4. Jaket Denim
5
Bab 5. Pria Misterius
6
Bab 6. Harapan Bertemu
7
Bab 7. Sesak
8
Bab 8. Tiba (Swiss)
9
Bab 9. Pengawal
10
Bab 10. Melepas Rindu
11
Bab 11. Pergi Sulit Bertahan Sakit
12
Bab 12. Penghapus Sedih
13
Bab 13. Sadap
14
Bab 14. Rubah Nakal.
15
Bab 15. Kegep
16
Bab 16. Hutang Penjelasan
17
Bab 17. Menyambut Rio
18
Bab 18. Sang Pencemburu
19
Bab 19. Orang Indonesia
20
Bab 20. Lovely
21
Bab 21. Lampu Hijau
22
Bab 22. Hanya Pikirkan Aku
23
Bab 23. Kecemasan
24
Bab 24. Aku Hancur
25
Bab 25. Aritmia
26
Bab 26. Bersujud
27
Bab 27. Alasan Kuat
28
Bab 28. Bertekuk Lutut
29
Bab 29. Mengkhianati
30
Bab 30. Cemburu
31
Bab 31. Diabetes (Terlalu Manis)
32
Bab 32. Teror
33
Bab 33. Dua Pilihan
34
Bab 34. Amanat
35
Bab 35. Cinta dan Nyaman
36
Bab 36. Dikhianati
37
Bab 37. Mata-mata
38
Bab 38. Lebih Panas
39
Bab 39. Pria Sejati
40
Bab 40. Murung
41
Bab 41. Semut Rang-rang
42
Bab 42. Nekat
43
Bab 43. Pertikaian Kecil
44
Bab 44. Pergi
45
Bab 45. Meminta Maaf
46
Bab 46. Tanpa Pamrih
47
Bab 47. Duka
48
Bab 48. Tak Ingin Bertengkar
49
Bab 49. Orang Baik
50
Bab 50. Kembali (Zurich)
51
Bab 51. Kesal
52
Bab 52. Tidak Suka Diganggu
53
Bab 53. Nasihat (Aska)
54
Bab 54. Kotak Merah Kecil
55
Bab 55. Bertemu (Bandara)
56
Bab 56. Kembali (Jakarta)
57
Bab 57. Melepas Rindu
58
Bab 58. Menyalahkan
59
Bab 59. Ingin Pulang
60
Bab 60. Kecewa (Radit)
61
Bab 61. Profesional
62
Bab 62. Jangan Ganggu Dulu
63
Bab 63. Berdamailah!
64
Bab 64. Seminar Akbar
65
Bab 65. Pemakaman Elite
66
Bab 66. Ruang Tindakan
67
Bab 67. Pindah Rumah Sakit
68
Bab 69. Menyesal
69
Bab 69. Tentang Restu (Bagian A)
70
bab 70. Bapak Moyang
71
Bab 71. Berubah
72
bab 72. Jordan Genea
73
Bab 73. Rasa Yang Berbeda
74
Bab 74. Memberi Kesempatan
75
bab 76. Cinta Segitiga
76
bab 76. Dendam
77
bab 77. Aku, Kamu, Berhak Bahagia
78
bab 79. Malaikat Tak Bersayap
79
bab 80. Masih Sakit
80
Pengumuman
81
Bab 82. Ziarah
82
Bab 83. Takut
83
Bab 84. Keputusan
84
Bab 85. Test DNA
85
Bab 86. Paket Tanpa Nama
86
Bab 87. Kejanggalan
87
Bab 88. Kecewa
88
Bab 89. Mengulang Memori
89
Bab 90. Keegoisan
90
Bab 91. Ikatan Batin
91
Bab 91. Semut-senut kecil
92
Bab 93. Tidak Bisa Dibeli Dengan Uang
93
Bab 94. Siapa Dia?
94
Bab 95. Skenario
95
Bab 96. Iblis
96
Bab 97. Pangeran
97
Bab 98. Bangunlah!
98
Bab 99. Feeling
99
Bab 100. Belum Saatnya (Pergi)
100
Bab 101. Tidak Tega
101
Bab 102. Pengkhianat
102
Bab 103. Kubu Mr. R
103
Bab 104. Muak
104
Bab105. I'm Okay
105
Bab 106. Menyesali Keadaan
106
Bab 107. IJAH
107
Ban 108. Bahaya
108
Bab 109. Saling Menuduh
109
Bab 110. Prosesi Pemakaman
110
Bab 111. Bersujud
111
Bab 112. Ahjussi
112
Bab 113. Malas dan Lelah
113
Bab 114. Ngebet
114
Bab 115. Tak Terkira
115
Bab 116. Tak Ada Kabar
116
Bab 117. (Belum) Mendapat Jawaban
117
Baca Dengan Seksama
118
Bab 118. Gentle
119
Bab 119. Momen Langka
120
Bab 120. Menyimpan Dendam
121
Bab 121. Mengindari Pertengkaran
122
Bab 122. Lubang Semut
123
Bab 123. Pro dan Kontra
124
Bab 124. Merahasiakan
125
Bab 125. Momen Pada Waktu Itu
126
Bab 126. Biang Keributan
127
Bab 127. Keputusan
128
Bab 128. Break
129
Bab 129. Cinta Boleh Be-go Jangan
130
Bab 130. Pertemuan
131
Bab 131. Terkuat Dengan Sendirinya
132
Bab 132. Maafkan Yaya
133
Bab 133. Terlalu Manis Cenderung Lebay
134
Bab 134. Kubur Dalam-dalam
135
Bab 135. Berandai-andai
136
Bab 136. Singapura
137
Bab 137. Ungkapan Perasaan
138
Bab 138. Kuamplet
139
Bab 139. Kantor
140
Bab 140. Om-om
141
Bab. Sedikit tentang Rangga
142
Bab. Pov Aleena
143
Bab 141. Pertemuan
144
ADA YANG BARU
145
142. Bingung
146
Bab. Tugas dan Pengorbanan Rangga
147
Bab 143. Mahal
148
Bab 144. Peluk Aku Hingga Pagi Datang
149
Bab 145. Semuanya Akan Tetap Sama
150
Bab 146. Cinta Tak Bersyarat
151
Bab 147. Tak Ingin Memilih Keduanya
152
Bab 148. Bagai Guci Langka Nan Mahal
153
Bab 149. Bukan Perihal Mewah, Tapi Sah
154
Bab 150. Tidak Gratis
155
Bab 151. Wajah Malas
156
Bab 152. Berkumpul Bersama
157
Bab 153. Pipo
158
Bab 154. Akan Selalu Hidup Di Hati Kalian
159
Bab 155. Menangis Dengan Bibir Melengkungkan Senyum
160
Bab 156. Keselarasan
161
Bab 157. Pundakku Tak Terlalu Kuat
162
Bab 158. Rindu
163
Bab 159. Hingga Luka Mengering
164
Bab 160. Keluarga Bermuka Dua
165
Bab 161. Direktur Utama
166
Bab 162. Hadiah Sebelum Pernikahan
167
Bab 163. Mengundang Langsung
168
Bab 164. POV. Yansen
169
Bab 165. Puasa Bertemu
170
Bab 166. Selamat Berbahagia
171
Bab 167. Unfaedah
172
Bab 168. Kasih Sayang Tulus
173
Bab 169. Hadir Sebentar
174
Bab 170. Kata Sah Terdengar
175
Bab 171. SAH!
176
Bab 172. Coretan Tinta
177
Bab 173. Hilang Kontak
178
Bab 174. Menunggu Keputusan
179
Bab 175. Menolak Haknya
180
Bab 176. Membalut Kebingungan
181
Bab 177. Selamat Tinggal
182
Bab 178. Belum Bisa Percaya
183
Bab 179. Berikan Aku Kepastian
184
Bab 180. Luka Yang Begitu Lebar
185
Bab 181. Butuh Ketenangan Bukan Kebisingan
186
Bab 182. Pov Grace
187
Bab 183. Senyum Kebahagiaan
188
bab 184. Gara-Gara Mie Instan
189
Bab 185. Jaga Barang Mahal
190
Pengumuman
191
Bab 186. Belalai Bongsor
192
Bab 187. Payung Pantai
193
Bab 188. Dedemit
194
Bab189. Salep
195
Bab 190. Memberi Waktu
196
Bab 191. Sudah Tidak Tahan
197
Bab 192. Jangan Buat Kesal
198
Bab 193. Jangan Salah Nyari Lawan
199
Bab 194. Membuat Down
200
Bab 195. Lakukan Saja
201
Bab 196. Mengancam
202
Bab 197. Wajar
203
Bab 198. Buktikan Dengan Tindakan.
204
Bab 199. Apa Mau Diam Saja?
205
Bab 200. Meminta Ijin
206
Bab 201. Perang Saudara
207
Bab 202. Peluru
208
Bab 203. Drama Satria
209
Bab 204. Harus Menjelaskan
210
Bab 205. Bau Bang-kai Terendus
211
Bab 206. Emosi
212
Bab 207. Dua Belas Tahun
213
Bab 208. Tanah Yang Berbeda
214
209. Syarat Satria
215
210. Bertindak Dalam Diam
216
211. Merasa Nyaman
217
212. Siapa?
218
213. Siapa Dia?
219
214. Tak Memberikan Alasan
220
215. Terkejut 'Kan
221
216. Membongkar Sendiri
222
217. Ratu Karina
223
218. Video Pelipur Rindu
224
219. Satu Peluru
225
220. Menggali Bangkai
226
221. Itu Lebih Bagus
227
222. Menerima Ganjaran
228
223. Aku Lelah, Tuhan.
229
224. Lebih Baik Tak Kenal
230
225. Pamit Pergi
231
226. Dugaan
232
227. Es Krim
233
228. Hamil
234
229. Dokter Obgyn
235
230. Kebiasaan Aneh
236
231. Suami Siaga
237
232. Cewek Atau Cowok?
238
233. Restu Junior
239
234. Harta Paling Berharga, Keluarga
240
235. Aqiqah
241
236. Nama Sang Putra
242
Bab 237 A. (Berkunjung Ke Goa) Bab 237 B. (Hal Yang Aneh)
243
238. Nothings Gonna Change My Love For You
244
Bab 239. Pembawa Perubahan Dan Kebahagiaan
245
Bab 240. Menunjukkan Pada Dunia
246
Pengumuman
247
Bab 241.Mengenalkan Pada Dunia
248
Bab 242. Abang Er
249
Bab 243. Keinginan Aneh
250
Bab 244. Abang Er (2)
251
255. Menjadi Restu Junior
252
Bab 256. Hotel Mewah
253
Bab 257. Cerita Berbeda Di Setiap Wisuda
254
Pengumuman
255
Bab 258. Pesta Setelah Wisuda
256
Bab 259. Restu Untukmu Aleesa
257
Bab 260. Kejang
258
Bab 261. Lego
259
Bab 262. Coretan Krayon
260
263. Momen Yang Tak Terlupakan
261
Bab 264. Kembar Tak Identik
262
Bab 265. Abang Er dan Si Kembar
263
Judul Baru
264
Bab 266. Duo Bangor
265
Judul Baru Lagi
266
Bab 267. Adik Laknat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!