Saling Memanfaatkan

Benar saja beberapa menit yang lalu. Zello telah memberi peringatan pada adik bungsu dan sepupunya itu. Untuk tidak keluar mension. Tetapi, Karena keduanya juga tak ingin membiarkan Arandia. Pergi seorang diri ke Apartemen. Untuk mengambil barang nya yang ketinggalan disana. Dengan senang hati kedua gadis cantik itu ikut menemani Arandia.

Padahal mereka juga baru kenalan beberapa menit yang lalu. Tetapi, Ketiganya malah sudah tampak akrab dan juga saling nyambung jika bicara. Sebab, Zeera dan Cici memang sangat humble dan juga mudah menyesuaikan diri. Terang saja semua orang akan betah berteman dengan kedua gadis cantik itu.

"Gimana minta izin tidak? ". Zeera bertanya pada Cici. Saat mereka telah berada di depan garasi mobil.

" Udah, Kita kan hanya sebentar saja perginya. Lagian ada para bodyguard kan yang akan ikut bersama kita". Cici tampak enggan untuk meminta izin pada abangnya apalagi kekasihnya. Sudah pasti mereka tidak akan diberi izin sama sekali.

"Yaudah, Tanggung jawab ya!. Kalau sampai dia marah dan aku juga tidak mau dipulangkan kerumah kak". Zeera mulai was was. Karena selama ia kabur kalau tidak nurut dengan Zello, Resikonya pasti dia akan dipulangkan ke rumah kedua orang tuanya.

" Iya iya bawel banget sih. Buruan kamu yang nyetir!. Kakak kan masih capek ". Cici menaik tutunkan alis nya. Membuat Zeera hanya menurut saja. Dan mulai memilih mobil yang akan ia keluarkan dari dalam garasi tersebut.

Arandia hanya tersenyum sambil menggeleng kan kepalanya saja. Melihat tingkah kedua gadis yang ada di hadapan itu. Karena meskipun mereka saling cibir dan juga saking bully satu sama lainnya. Kelihatan sekali jika kehidupan mereka sangat damai dan juga penuh kasih sayang. Tidak seperti dirinya, Yang sudah lama tidak pernah mendapatkan perhatian dari orang orang terdekatnya.

🌿🌿🌿🌿🌿

Dan di tempat yang berbeda pula saat ini. Seorang wanita dan juga seorang pria tengah saling tatap tajam satu sama lainnya. Sepertinya keduanya sedang berselisih paham saat ini.

"Jangan coba coba memanfaatkan ku ". Seru sang pria yang mulai mencurigai sang wanita berpakaian minim itu.

" Kau pikir aku sedang membodohi mu?. Aku juga dirugikan dalam hal ini. Lihat saja sekarang semuanya menjadi kacau bukan?. Itu karena anak buahmu tidak becus melakukan tugasnya". Wanita itu pun tampak emosi.

"Kau... ".

" Apa??. Ingin ikut menyalahkan aku juga?. Lihat ini!! ". Wanita itu menunjuk tubuhnya.

"Sial". Umpat sang pria sadar akan dirinya.

Wanita itu hanya tersenyum sinis. Lalu menepuk bahu sang pria. "Lakukan rencana kedua!!. Maka aku akan melakukan rencana ku sendiri". Ucapnya yang langsung berlalu pergi dari hadapan sang pria.

Membuat pria itu langsung memukul tembok, Yang ada di sampingnya. Hingga buku buku jarinya terluka mengeluarkan darah segarnya. Karena hantaman kerasnya tembok balkon kamar itu.

Wanita yang tadi bersamanya. Kini melangkah keluar ruangan kamar tersebut. Dengan sudut bibir yang terangkat. Karena dengan semua kejadian ini. Ia bisa mendapatkan apa yang telah menjadi incaran nya selama ini.

"Dasar bodoh". Guman sang wanita pelan sambil terus melangkah kan kakinya keluar dari tempat sang pria.

Entah apa yang sedang mereka rencanakan lagi saat ini. Yang jelas mereka berdua hanya saling memanfaatkan satu sama lainnya. Hanya untuk kepentingan pribadinya masing-masing. Namun, Semua rencana yang telah sang pria susun rapi rapi. Malah menjadi berantakan di saat semuanya hanya tinggal beberapa langkah lagi.

Kini mereka harus menyusun rencana ulang kembali. Meskipun sang pria tidak yakin jika rencananya kali ini akan kembali berhasil. Karena ia juga bisa melihat pertahanan klan nya saat ini. Sudah jauh di atasnya.