Tebakan Zeera

Arandia tercengang ketika saat ini ia malah kembali di kejutkan. Akan kedatangan seorang pria tampan yang kadar ketampanan nya juga di atas rata rata. Meskipun keduanya sama sama mempunyai aura yang tinggi. Namun, Kedua pria itu memiliki ciri khas masing masing.

"Hei, Calon kakak ipar. Jangan begitu menatap calon suamiku!. Dia memang sangat tampan bukan?. Tapi, Aku juga cemburu jika ada seorang wanita menatapnya penuh puja. Beruntung kakak ipar kekasih bang Ze...

" Cici, Apa mau kalian aku pulangkan sekarang juga ke Amerika? ". Ancam Zello menatap tajam adik bungsu nya.

" Darling, Lihatlah pria dingin itu!. Dia kembali mengancamku". Cici malah merengek manja pada Andes sosok pria tampan. Yang saat ini telah menjadi kekasihnya. Dan sekaligus kakak tertuanya, Karena sejak kecil Andes telah di anggap anak oleh kedua orang tuanya.

Sedangkan Zello hanya memutar bolanya jengah. Akan sikap adik bungsu nya itu. Yang baginya sangat membuatnya muak sendiri. Lantaran sejak kecil sampai sekarang. Cici terus terusan saja menempel pada Andes. Meskipun keduanya sempat longgar karena Andes dulu juga sempat memiliki seorang kekasih. Hanya untuk membuat hubungan dirinya dan keluarga nya tidak rusak.

"Apa perlu kita tinggal di Apartemen saja, Selama disini baby?? ". Andes malah dengan sengaja nya menggoda Cici di depan Zello.

" Berani kalian keluar dan tinggal bersama dalam satu Apartemen. Maka aku akan....

Zello menggantung ucapannya, Saat ia sadar di sana ada Arandia. Yang menurut nya belum waktunya gadis itu tahu. Siapa dirinya sebenarnya. Karena Zein tidak pernah sama sekali berucap kasar dan mengumpat seperti dirinya.

Zeera hanya menggeleng kan kepalanya saja. Ia saat ini belum mau membuat ulah.Sebab, Ia juga takut jika sampai kedua orang tuanya tahu. Jika dirinya sembunyi di mension Mommy nya. Dan melibatkan Mayra sepupunya. Padahal, Mayra juga sedang ada masalah dengan tunangan nya sendiri.

"Hei, Lebih baik kita menyingkir saja dari sini!". Zeera menyenggol tangan Arandia. " Ayo bawa sarapan mu!. Kita pergi dari ruangan ini". Usul Zeera sambil meraih sandwich di hadapan nya.

"Selesai kan sarapan nya!. Siapa yang menyuruh mu untuk pergi? ". Sentak Zello menatap tajam kearah Arandia.

"Ba... ik bang". Jawab Arandia gugup.

" Haiss... Dasar mafia gila". Guman Zeera pelan sambil mencebikkan bibirnya.

Andes pun ikutan duduk di samping Zello. Sedangkan Cici pun kembali fokus pada Arandia. Menatap wajah gadis cantik. Yang usianya juga berada di bawahnya. Karena Arandia seumuran dengan Zeera.

"Kamu asli mana sih? ". Tanya Cici tiba tiba sambil terus memperhatikan Arandia.

" Yang pasti dia bukan asli orang Indonesia kak Cici. Coba saja perhatikan wajahnya!. Dia pasti keturunan Jepang". Seloroh Zeera dengan santainya.

"Iya kan? ". Zeera ikutan menatap Arandia. Membuat gadis itu hanya bisa mengangguk kepalanya saja dengan jujur.

Mendengar itu Zello dan Andes langsung saling tatap dalam diam. Dan Zello langsung berusaha mengingat kembali masa masa dimana ia pernah ke Jepang. Untuk melakukan sebuah misi. Dan saat itu usianya juga masih sangat muda.

"Andes, Ikut aku! ". Zello langsung berdiri dari kursi nya. Dan mengajak Andes untuk mengikuti nya. Entah apa yang membuat Zello langsung meninggalkan sarapan nya begitu saja.

" Aku belum sempat sarapan. Nanti saja! ". Jawab Andes yang juga ingin menikmati hidangan sarapan pagi ini.

"Andes... ". Zello memberi kode pada kakaknya itu. Dan membuat Andes menghela nafasnya dalam.

" Zeera, Cici jangan coba coba untuk kabur dari mansion ini!! _. Zello memberi ancaman nya. Pada adik dan juga sepupunya itu. Karena kemungkinan mereka juga akan sedikit lama mengobrolnya.