Bab 3

Aiken tidak akan langsung pulang. Tapi dia akan langsung ke tempat markas agen Reco. Jika soal uang Aiken tidak akan bisa bersabar lebih lama lagi

Dengan jalan santai dan tenang, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, Aiken berjalan untuk menemui Alyssa di ruangannya.

"Alyssa, aku sudah mengerjakan tugasnya. Sekarang tinggal bayarannya," ucap Aiken sembari duduk di sebuah sofa dengan santainya tanpa mengenal jika Alyssa adalah salah satu agen pangkat tinggi di Reco.

"Luar biasa! Benar-benar sesuai ekspektasi. Aku juga sudah melihat kematian Bernard lewat drone yang aku luncurkan," ucap Alyssa.

"Tentu saja. Sangat mudah bagiku," ucap Aiken dengan wajah tenangnya.

"Sesuai yang dijanjikan," Alyssa memberikan sebuah koper yang berisi uang jutaan rupiah.

Aiken menerima koper itu. "Bagus. Jika bayaran yang kalian berikan seperti ini terus, aku akan tetap bekerja untuk kalian," ucap Aiken lalu dia berjalan pergi meninggalkan markas.

Saat di pertengahan jalan, Aiken dihadang oleh beberapa penjahat. Dan Aiken masih dengan santai dan tenang saat dia sadar sudah terkepung oleh beberapa penjahat itu.

"Hei kawan. Sepertinya yang kau bawa itu berat. Kami bisa membantu lho," ucap salah satu penjahat tersenyum licik.

"Itu bagus sih. Tapi sepertinya kalian tidak pantas memegang koper ini," ucap Aiken dengan nada merendah.

"Cih. Habisi dia!" perintah bos mereka.

Penjahat-penjahat itu menyerang Aiken. Aiken melempar kopernya ke arah para penjahat itu dan membuat mereka terjatuh karena koper itu meluncur tepat pada tubuh mereka. Lalu dengan cepat Aiken menghajar mereka sampai babak belur. Saat koper Aiken berada di tangan bos penjahat itu...

"Aku sudah mendapatkannya. Walau kau sudah menghajar habis anak buahku, tapi aku dapat apa yang aku mau," ucap bos penjahat itu tersenyum jahat.

Lalu Aiken mengeluarkan pistolnya dan menembak kaki bos penjahat itu dan membuat bos penjahat itu terjatuh. Aiken mengambil koper dari tangan pria itu lalu dia menodongkan pistolnya pada wajah pria itu.

"Kau ingin membawa koper ini? Tidak semudah itu," ucap Aiken dengan tatapan dingin dan wajah tenangnya.

Anak buah dari pria itu hanya diam saja melihat bos mereka terpojok. Lalu Aiken menghubungi polisi, dan setelah itu polisi itu pun datang dan menangkap para penjahat dan bos mereka. Aiken tidak menbunuh mereka karena itu akan mempengaruhi identitasnya sebagai pembunuh bayaran.

"Hah, benar-benar hari yang cukup menantang," ucap Aiken sembari perlahan dia mulai memejamkan matanya dan pergi tidur.

Pagi itu lagi-lagi Aiken masih belum sempat sarapan. Kali ini agar Aiken tidak terlambat lagi, dia memesan taxi. Walau itu akan mengeluarkan uang lebih banyak dari dia menaiki bus, tapi itu dia lakukan agar dia tidak terkena hukuman lagi.

Setibanya di sekolah masih aman. Satpam bahkan sampai terkejut melihat Aiken tidak terlambat kali ini. Satpam sudah terbiasa dengan keterlambatan Aiken dari saat Aiken berada di kelas X.

"Tumben sekali kamu tidak terlambat hari ini?" tanya pak satpam tersenyum meledek.

"Hukuman dari Bu Hana lebih berat bagiku ketimbang mengeluarkan uang lebih untuk naik taxi," jawab Aiken lalu dia berjalan pergi menuju kelasnya.

Setibanya di kelas, seperti kemarin Erica kembali membawakan makanan untuk Aiken. Dan Aiken pun menerima kotak makan itu. Kali ini Erica tidak membuat roti lapis, tapi nasi goreng.

"Nasi goreng, ya. Erica, aku tidak perlu membayarmu dengan kau selalu membawakanku makanan kan?" tanya Aiken.

Erica menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Aku tulus memberikan makanan itu untukmu," jawab Erica.

"Bagus. Karena aku tidak akan mengeluarkan uang untuk makanan ini," ucap Aiken dengan begitu santainya. Temannya Alvin pun sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Aiken.

Sepulang sekolah, saat dia sedang santai jalan kaki menyebrang zebra cross dengan earphone berada di kedua telinganya, tiba-tiba saja muncul monster dengan ukuran yang cukup besar entah keluar darimana. Dan monster itu tampak terlihat ganas. Aiken sampai menghentikan langkah kakinya di pertengahan zebra cross. Orang-orang yang juga berada di sana pun juga langsung terhenti mematung karena melihat monster yang begitu besar dan ganasnya.

Tapi walau Aiken melihat monster itu dekat dengan pandangannya, dia masih terlihat tenang sembari dia mengkalungkan earphone nya di lehernya. Monster itu meraung dan mulai menghancurkan kendaraan yang berada di sana. Semua orang yang berada di sana ketakutan dan berhamburan menjauh dari monster itu.

"Apa itu makhluk gaib? Kenapa sampai ada makhluk gaib di Tokyo?" pikir Aiken yang masih berdiri di pertengahan zebra cross.

Dan monster itu sibuk dengan menginjak-injak kendaraan berupa mobil dan sepeda motor. Monster itu juga sampai melempar truk dari jalan itu. Aiken tidak akan peduli dengan semua kendaraan yang hancur itu selama itu tak akan merugikannya. Tapi tiba-tiba saja bus yang Aiken selalu tumpangi berada di jalan itu. Dan monster itu juga akan melempar bus itu. Aiken yang tidak ingin bus dengan bayaran murah dia tumpangi sampai hancur hanya karena perbuatan dari monster itu.

"Eits... jangan bus itu. Bus itu adalah satu-satunya bus dengan ongkos termurah di Tokyo. Kau tidak bisa menghancurkannya," ucap Aiken sembari dia berdiri di depan bus itu dan membuat monster itu terhenti.

Monster itu merasa marah, monster itu mulai mengayunkan tangannya dan mengarahkan ayunan tangannya itu pada Aiken. Aiken dengan tenang dan santai melompat untuk menghindari serangan monster itu dan berdiri di atas sebuah tiang.

"Lebih bagus kau hadapi aku. Aku tak akan membiarkan penghematan uangku sampai terhenti hanya karena kau," ucap Aiken sambil dia menunjuk monster itu.

Karena marah, tubuh monster itu tiba-tiba saja menyala dan mengeluarkan banyak duri tajam yang terbuat dari tubuh monster itu sendiri. Tapi Aiken masih menyikapi apa yang monster itu lakukan dengan sikap tenangnya.

Monster itu manatap marah pada Aiken. Dan Aiken menatap tenang monster itu. Lalu monster itu meraung dan dia mulai mengeluarkan semua duri-durinya ke arah Aiken. Karena ada banyak orang-orang berada di sana Sepertinya Aiken tak bisa menggunakan pistolnya. Jika dia menggunakan pistolnya, maka orang-orang itu akan merasa curiga dengan Aiken.

Aiken hanya melompat ke tiang satu dengn tiang lainnya. Lalu Aiken mengambil sebuah tongkat yang terbuat dari besi untuk menahan serangan duri-duri itu.

"Apa aku keluarkan saja ya pistolnya? Tapi pasti orang-orang itu akan mengira aku orang jahat," batin Aiken.

Lalu tidak lama kemudian datang polisi. Polisi itu menembak monster itu dengan pistol dan juga senapan. Tapi tubuh monster itu sangat keras, sampai tembakan senapan dan senjata api pun tidak bisa membuat monster itu lumpuh.

"Pasti ada kelemahan," ucap Aiken.

Terpopuler

Comments

Arthurzynxavier

Arthurzynxavier

Katanya ditokyo, kok jutaan rupiah, lu ngelindur kah tor pas bikin novelnya

2023-01-14

0

NEE-SANN

NEE-SANN

Kok bisaaa

2022-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!