Bab 2

Saat Alvin akan beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke kantin, seorang siswi berambut hitam panjang dengan iris matanya berwarna ungu datang sembari membawa kotak makan. Wajah gadis itu memerah saat dia berjalan mendekati Aiken.

Lalu gadis itu memberikan kotak makannya pada Aiken. "Apa ini?" tanya Aiken.

"Anu... aku tahu jika kau belum makan. Ini aku buat khusus untukmu," ucap gadis bernama Erica itu.

Aiken menerima kotak makan dari Erica lalu Aiken membuka kotak makan itu. Ada dua roti lapis berada dalam kotak makan itu.

"Ini yang kubutuhkan. Terimakasih cantik," ucap Aiken dengan nada tenang. Tatapan mautnya yang elegan dan cool membuat Erica langsung mengalihkan pandangannya dari Aiken, lalu Erica dengan wajahnya memerah berjalan pergi kembali ke tempat duduknya.

"Kawan, kau tidak sungguh-sungguh memujinya cantik kan?" tanya Alvin yang sepertinya sudah hafal dengan sikap Aiken.

"Tidak. Itu tidak penting untukku. Yang penting untukku adalah, dia akan terus membawakan aku makanan dan aku tidak perlu mengeluarkan uangku untuk makan," ucap Aiken sambil dia menikmati roti lapis itu sebelum guru datang.

"Kau memang begitu sih. Playboy, tapi banyak gadis yang masih aja suka sama kau walau kau itu playboy," ucap Alvin.

Saat pulang sekolah, Aiken berjalan keluar kelas bersama Alvin. Jika saat berangkat sekolah Aiken dan Alvin tidak akan berangkat bersama karena kebiasaan Aiken yang berangkat siang. Tapi jika pulang sekolah Aiken dan Alvin akan pulang bersama.

"Alvin, lebih baik kau panggil taxi aja. Aku akan tunggu di sini," ucap Aiken sembari duduk santai di tempat yang teduh, sementara Alvin menunggu taxi datang di pinggir jalan yang cuaca saat ini sedang panas.

"Ngomong-ngomong apakah hari ini aku tidak ada misi? Hah... bagus sih tidak ada misi," batin Aiken.

"Tapi jika tidak ada misi aku akan menghabiskan uangku untuk hal yang tidak perlu," ucap Aiken.

Saat tidak ada misi atau sedang ada waktu luang, Aiken akan menjalankan hobinya. Tapi yang dimaksud dengan menghabiskan uang, adalah saat Aiken membaca buku novel dan komiknya, atau bahkan bermain game, dia tidak bisa jika melakukan hal itu tanpa adanya camilan. Hal itulah yang membuat Aiken terus mengeluarkan uang untuk beli camilan. Usaha sebesar apapun untuk Aiken menghemat uangnya, tetap saja akan sulit baginya jika dia sedang tidak menjalankan misi.

Untuk saat ini Aiken masih menjalankan tugas membunuhnya untuk orang yang sama. Agen 'Reco', adalah sebuah cabang agensi yang beroperasi di bawah naungan sebuah organisasi rahasia bernama organisasi 'Cleton'. Masih belum diketahui apa tujuan agen Reco membunuh banyak target. Dan bahkan Aiken pun juga tidak tahu apa tujuan mereka. Itu karena Aiken memang sengaja tidak bertanya pada mereka, Aiken bukan tipe orang yang mudah merasa penasaran dengan hal apapun. Dia memiliki rasa ketidakpedulian tinggi. Dan sampai saat ini Aiken masih menjalin kontrak dan bekerja untuk agen Reco. Karena mereka menawarkan bayaran tinggi untuk Aiken, dan hal itulah yang membuat Aiken masih mau bekerja untuk mereka.

Setibanya di apartemen Aiken, tiba-tiba saja ponsel Aiken berdering. Dan ternyata salah satu dari agen Reco menelfon Aiken.

"Apa ada tugas baru untukku?" tanya Aiken.

"Tenang dulu. Kita bisa bicarakan hal ini. Kita akan bertemu di kafe Breast nanti pukul 15.00 sore."

"Oke," jawab Aiken lalu dia pun menutup telfonnya.

"Ada tugas baru, pasti akan ada bayaran baru," ucap Aiken sembari dia membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.

Jam yang dijanjikan pun tiba. Aiken bergegas ganti baju, sedari dia pulang sekolah tadi dia masih belum mengganti seragam sekolahnya yang masih dia pakai. Lalu Aiken pun pergi menuju kafe Breast. Di sana seorang wanita berambut hijau tua panjang dengan iris matanya berwarna merah memakai topi duduk santai sembari menikmati segelas kopi.

"Apa kau sudah menunggu lama?"

Wanita bernama Alyssa itu mendongak dan melihat ke arah Aiken. "Belum terlalu lama. Duduklah," ucapnya tersenyum tipis pada Aiken.

"Baiklah langsung saja. Apa tugasku?"

Lalu Alyssa memberikan sebuah foto seorang pria yang berumur sekitar 30 tahun. "Apa ini targetku?" tanya Aiken sembari dia mengambil foto itu.

"Benar. Bernard Woordward, itu namanya. Dia adalah seorang pemimpin di sebuah perusahaan legal di Amerika. Saat ini dia berada di Tokyo. Kapten ingin kau membunuhnya," ucap Alyssa.

"Hmm... pria ini tidak terlihat hebat. Aku pasti akan dengan cepat membunuhnya tanpa dia sadari," ucap Aiken.

"Bagus. Jika tugas ini berhasil kau akan mendapat bayaran lebih besar dari bayaranmu sebelumnya," ucap Alyssa.

"Pintar. Agen Reco memang selalu pengertian jika soal uang," ucap Aiken lalu dia berjalan pergi meninggalkan kafe.

Setelah tugas yang diberikan oleh Alyssa, malam harinya Aiken akan langsung menjalankan misinya. Bukan karena Aiken menghormati agen Reco atau menganggap tugasnya itu penting. Tapi Aiken tergiur dengan bayaran yang sudah Alyssa janjikan. Saat pukul 20.00 malam, Aiken mulai beraksi. Saat ini target Aiken, Bernard Woordward tinggal di sebuah hotel bintang lima tepatnya di lokasi jalan Kaido. Hotel itu adalah hotel kelas elit yang hanya tinggal satu malam saja sudah harus membayar beberapa puluh juta. Benar-benar khusus untuk kelas elit.

Aiken bukan akan menemui langsung targetnya. Tapi Aiken akan menbunuh targetnya itu dari jarak jauh tanpa target itu sendiri sadari.

Aiken berada di sebuah atap gedung dekat dengan lokasi hotel bintang lima itu. Dia akan mengawasi targetnya itu dengan menggunakan teropong jarak jauh. Tapi tampaknya membunuh targetnya itu tidak semudah yang dia bayangkan.

"Cih. Ternyata tidak semudah itu, ya," ucap Aiken saat dia melihat ada banyak sekali bodyguard yang juga mengawasi semua tempat dengan teropong jarak jauh. Dan yang lebih sulit lagi ada beberapa drone yang juga menjaga kamar hotel Bernard Woordward.

"Wah, wah. Benar-benar gila, dia benar-benar sultan. Tapi ini masih terlihat mudah untukku," ucap Aiken sembari dia mengeluarkan pistolnya.

Aiken mengambil tempat yang sesuai untuk menembak. Dia mengunci target yang akan dia tembak. Aiken akan menembak Bernard saat drone dan para bodyguard itu mengalihkan perhatian mereka dari arah Aiken berdiri saat itu.

Saat drone dan bodyguard berpindah lokasi, saat itulah Aiken mulai menyiapkan pelurunya. Dengan tenang tapi gesit Aiken langsung menembakkan peluru itu menuju arah Bernard Woordward yang saat ini tampak sedang duduk santai di sebuah sofa sembari membaca buku.

"Berhasil!" ucap Aiken berbangga diri. Tapi memang benar, satu peluru maut yang dia tembak tepat sasaran. Dan peluru itu meluncur tepat pada bagian jantung Bernard Woordward. Para bodyguard nya yang menyadari bos mereka sudah tidak bernyawa pun langsung waspada, mata mereka mulai tertuju pada banyak tempat.

"Baiklah. Saatnya uang besar," ucap Aiken berjalan pergi meninggalkan atap gedung sambil dia melempar tangkap pistolnya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

kaido.. kya nama tokoh di comik one peace☺

2022-12-16

0

NEE-SANN

NEE-SANN

Udah cogan kerjanya bunuh orang lagi

2022-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!