Bab 7 Ajari kita dong, Kang!

I hate Monday, itulah yang Rafika rasakan saat ini. Dia benar-benar pusing menghadapi hari senin. Apalagi, guru memberinya banyak tugas yang harus dia kerjakan. Dia harus mengisi latihan soal untuk ujian nasional nanti.

Namun, dasar Rafika yang ingin enaknya saja. Dia langsung mendekati Zaenal agar bisa menyontek jawaban dari setiap soal yang ada. Tentu saja anak laki-laki itu merasa sangat senang, karena dia bisa berdekatan dengan gadis yang disukainya. Meskipun dia tahu kalau Rafika tidak pernah membalas perasaannya.

"Zen, punyaku kerjain, dong!" pinta Rafika dengan wajah memelas.

"Sini duduk dekat aku!" ajak Zaenal.

Dengan senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya, Rafika pun duduk di kursi sebelah Zaenal, karena teman sebangku anak laki-laki itu sedang pergi ke toilet.

"Aku ajarin ya!"

"Gak mau ah! Aku minta jawaban punya kamu aja. Ayolah, Zen!" mohon Rafika dengan puppy eyes andalannya.

"Ya sudah nih," ucap Zaenal seraya memberikan buku tugas miliknya.

"Zen, kata kakek kalau mambantu orang gak boleh setengah-setengah."

"Maksudnya?" tanya Zaenal heran.

"Ya maksud aku, kamu sekalian yang tulis di buku aku, soalnya aku lapar mau ke kantin dulu. Bye Zaenal ...." Rafika langsung berlari pergi keluar kelas meninggalkan Zaenal begitu saja. Anak laki-laki itu hanya menggelengkan kepala melihat kepergian gadis yang dicintainya. Sampai temannya Baim menepuk pundak dia dari belakang.

"Kenapa, Bro? Kena lagi dikerjain Fika? Kamu tuh pinter kalau soal pelajaran, tapi saat berhadapan dengan Fika, kamu mendadak jadi orang bodoh," cibir Baim.

"Namanya juga cinta, sudahlah! Meskipun aku tidak mendapatkan hatinya, setidaknya aku masih bisa dekat dengan dia." Zaenal langsung bergegas menyalin jawaban miliknya ke buku tugas Rafika.

Memang bukan untuk yang pertama kalinya gadis itu mengerjai dia. Akan tetapi, Zaenal tidak pernah bisa menolak permintaannya. Dia akan senang hati melakukan apapun yang Rafika minta.

"Zen, gak sekalian punya aku? Aku mau nyusul Fika ke kantin." Kiranti yang belum selesai mengerjakan soal latihan langsung menghampiri Zaenal.

"Kamu kerjain bareng aku aja, salin jawaban punya aku."

Akhirnya Kiranti mengikuti apa yang Zaenal katakan. Namun sampai jam terakhir pelajaran, Rafika belum juga kembali. Kiranti yang khawatir dengan sahabatnya, langsung menghubungi dia saat guru sudah pergi dari kelasnya.

"Halo, Fika kamu di mana?" tanya Kiranti saat panggilan teleponnya tersambung.

"Jangan nelpon sekarang! Aku lagi lihat yang duel di kebun yang dekat makam."

Klik

Rafika langsung mematikan sambungan teleponnya. Membuat Kiranti menjadi kesal sendiri. Dia langsung membereskan barang-barangnya dan bergegas ke kebun yang Rafika katakan.

"Zen, kamu bilang ke guru! Aku mau ke sana duluan."

Nampak di sana Rafika yang sedang fokus melihat adik kelasnya berantem karena memperebutkan seorang gadis. Tanpa banyak bicara lagi, Kiranti langsung menjewer gadis itu.

"Kamu tuh benar-benar, Fika! Sebentar lagi kita ujian kelulusan, kamu malah asyik-asyikan nonton orang berantem. Kalian juga, aku sudah lapor ke guru kalau ada yang berkelahi di sekolah. Cepat kita pulang sebelum Pak Samsudin datang!" ajak Kiranti seraya menarik tangan Rafika.

Benar saja apa yang dikatakan sahabatnya, guru olahraga itu langsung membawa kedua murid yang berkelahi di jam sekolah ke ruang BP. Sementara Rafika dan Kiranti langsung menghentikan angkot yang menuju ke rumah mereka.

"Kita tuh udah janji mau kuliah bareng mau kerja bareng. Kalau nanti kamu tidak lulus sekolah, apa aku juga harus mengulang satu tahun lagi di SMA? Nanti mamaku bisa ngamuk kalau aku sampai tidak naik kelas," gerutu Kiranti.

"Iya, maaf. Nggak lagi deh kalau aku gak penasaran."

"Aku gak butuh maaf kamu. Aku butuh kamu serius belajar. Jangan hanya saat bersama Kang Asep kamu serius belajar, tapi giliran di sekolah kamu main-main terus."

Sepanjang perjalanan pulang, Kiranti terus saja mengoceh menasehati Rafika. Sementara Rafika hanya diam mendengarkan karena merasa apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu ada benarnya. Sampai akhirnya tercetus sebuah ide di kepalanya.

"Kiran, kenapa kita tidak minta Kang Asep saja buat mengajari kita. Dia pasti mau," usul Rafika.

"Bagaimana dia bisa mengajari kita kalau dia sendiri tidak bisa melihat?" tanya Kiranti merasa sangsi dengan usul Rafika.

"Kamu jangan menghina dia! Meskipun dia tidak bisa melihat, dia bisa menjawab soal-soal Fisika dengan benar. Makanya kalau ada PR nilai aku seratus karena dia yang ngajarin aku," ucap Rafika dengan bangganya.

"Ya sudah, ayo kita coba dengan soal-soal yang sudah ada isinya, kalau dia bisa menjawab dengan benar, berarti dia memang pintar."

Sesampainya di rumah, Rafika dan Kiranti pun langsung mengetes Erlangga dengan berpura-pura belum mengerjakan soal itu. Namun, saat Erlangga bisa menjawab dengan benar, mereka berdua saling berpandangan dengan mulut yang terbuka lebar.

"Kang Asep pinter banget, soal Matematika pun gak dikopeh dulu, jawabannya langsung benar. Ajarin kita dong, Kang! Biar bisa hapal di luar kepala," pinta Rafika.

"Bukannya Akang selalu mengajari Fika tiap hari, memang belum mengerti juga?"

"Bagaimana mau ngerti kalau yang dilihat Fika bukan jawaban soalnya tapi wajah Akang yang tampan," celetuk Kiranti.

"Kiran, kamu jangan buka kartu! Tapi kan ada yang masuk juga, apa yang Akang ajarkan," bela Rafika.

"Kalau lagi belajar jangan melihat Akang terus! Tapi kalau sudah selesai belajar, kamu boleh melihat wajah Akang sepuas hati kamu." Tangan Erlangga terulur mengacak-acak rambut Rafika.

Meskipun dia tidak bisa melihat, tetapi dia bisa merasakan keberadaan Rafika dari suaranya. Erlangga sudah mulai terbiasa dengan dunianya yang gelap. Dia juga sudah bisa merasakan keberadaan benda-benda yang ada di dekatnya.

"Cie ... Cie ... Ada yang jatuh cintrong nih. Udah deh, aku mau tutup mulut tapi Kang Asep harus ngajarin ya!" pinta Kiranti.

"Iya, Akang pasti ajarkan apa yang ingin kalian tahu. Kalian tinggal mendikte saja pertanyaannya, nanti Akang beri tahu cara penyelesaiannya."

"Siplah! Aku pulang dulu, nanti ke sini lagi. Lapar mau makan," pamit Kiranti.

Semenjak perbincangan itu, Rafika dan Kiranti jadi bersemangat belajar karena guru yang mengajari mereka begitu sedap dipandang mata. Apalagi, cara Erlangga mengajari kedua gadis itu sangat lugas dan mudah dimengerti. Membuat keduanya jadi paham apa yang selama ini tidak dimengerti oleh mereka.

Aku senang menjadi seseorang yang berarti buat kalian. Meskipun aku tahu, semua yang aku lakukan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang telah kalian lakukan untuk aku. Saat nanti orang tua itu datang lagi, aku akan meminta uang yang banyak untuk bekal kalian melanjutkan sekolah. Kalau memang benar mereka orang kaya, pasti mereka akan mengabulkan permintaanku, batin Erlangga.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

Evi

Evi

semang thoor

2022-10-14

3

IG : @thatya0316

IG : @thatya0316

pelajarannya langsung masuk ke hati kak🤭

2022-09-13

2

Ami batam

Ami batam

mmng beda ya di ajarin sama guru sekolah, sMa di ajarin dg lelaki yg di suka, pasti lebih cepat pinternya klo di ajarin sama pacar sendiri 😊ibaratkan sambil menyelam minum air

2022-09-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terbawa Arus Sungai
2 Bab 2 Aku Tidak Ingat
3 Bab 3 Ayo Pulang!
4 Bab 4 Menolak Ikut
5 Bab 5 Kang, rujakan yuk!
6 Bab 6 Memancing Ikan
7 Bab 7 Ajari kita dong, Kang!
8 Bab 8 Bukti Kuat
9 Bab 9 Periksa Mata
10 Bab 10 Suka dan Duka
11 Bab 11 Rencana Operasi
12 Bab 12 Malam Terakhir
13 Bab 13 Berpisah
14 Bab 14 Ujian
15 Bab 15 Membaik
16 Bab 16 Suara Gadis Dalam Mimpi
17 Bab 17 Layu Sebelum Berkembang
18 Bab 18 Kelulusan
19 Bab 19 Life Must Go On
20 Bab 20 Move On
21 Bab 21 Dia Berbeda
22 Bab 22 Bos Aneh
23 Bab 23 Makan Bersama
24 Bab 24 Mungkinkah dia?
25 Bab 25 Tertidur Di Bahu
26 Bab 26 Langit dan Bumi
27 Bab 27 Melepaskan Perasaan
28 Bab 28 Pura-pura Sakit
29 Bab 29 Dipanggil Bos
30 Bab 30 Bonus
31 Bab 31 Mabuk
32 Bab 32 Peringatan Calvin
33 Bab 33 Berdamai
34 Bab 34 Bibir Kamu Manis
35 Bab 35 Kang Asep Bukan Bos
36 Bab 36 Kedatangan Tuan Ageng
37 Bab 37 Cicilan
38 Bab 38 Kang Asep Akan Menepati Janji
39 Bab 39 Tawaran Erlangga
40 Bab 40 Kembali Bersama
41 Bab 41 Cokelat Cinta
42 Bab 42 Menyamar
43 Bab 43 Tragedi Pesta Dansa
44 Bab 44 Kekasih Gelap Bos
45 Bab 45 Menguntit
46 Bab 46 Mencari Rafika
47 Bab 47 Belajar Realistis
48 Bab 48 Lamaran
49 Bab 49 Ganti Rugi
50 Bab 50 Gugurkan anak itu!
51 Bab 51 Cukup, Kakek!
52 Bab 52 Keputusan Kakek
53 Bab 53 Serah Terima Jabatan
54 Bab 54 Dihadang Penguntit
55 Bab 55 Rahasia Rafika
56 Bab 56 Terciduk
57 Bab 57 Gara-gara Ketiduran
58 Bab 58 Sah
59 Bab 59 Malam Pengantin
60 Bab 60 Palang Merah
61 Bab 61 Lupakan!
62 Bab 62 Tanggung Jawab Calvin
63 Bab 63 Rencana Yang Sukses
64 Bab 64 Salah Mencintai
65 Bab 65 Mencoba Rumah Baru
66 Bab 66 Pulang
67 Bab 67 Terungkap Fakta
68 Bab 68 Permintaan Kakek
69 Bab 69 Kenapa harus malu?
70 Bab 70 Gara-gara Rafika
71 Bab 71 Bermain di Taman Hiburan
72 Bab 72 Manjanya Rafika
73 Bab 73 Peringatan Fika
74 Bab 74 Pemandangan Panas Dingin
75 Bab 75 Mual di Pagi Hari
76 Bab 76 Periksa Kandungan
77 Bab 77 Makan Siang
78 Bab 78 Kiran Jatuh
79 Bab 79 Azab
80 Bab 80 Kemarahan Erlangga
81 Bab 81 Rumput Fatimah
82 Bab 82 Kontraksi
83 Bab 83 Koma
84 Bab 84 Pelajaran Berharga
85 Bab 85 Syukuran
86 Bab 86 Buka Puasa
87 Bab 87 Calvin Pingsan
88 Bab 88 Bang, lihat apa?
89 Bab 89 Ghibah
90 Bab 90 Berlibur Bersama
91 Bab 91 Sunrise
92 Bab 92 Puber Kedua
93 Bab 93 Terima Kasih ( End )
94 Promo Mainan CEO Arogant
95 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Terbawa Arus Sungai
2
Bab 2 Aku Tidak Ingat
3
Bab 3 Ayo Pulang!
4
Bab 4 Menolak Ikut
5
Bab 5 Kang, rujakan yuk!
6
Bab 6 Memancing Ikan
7
Bab 7 Ajari kita dong, Kang!
8
Bab 8 Bukti Kuat
9
Bab 9 Periksa Mata
10
Bab 10 Suka dan Duka
11
Bab 11 Rencana Operasi
12
Bab 12 Malam Terakhir
13
Bab 13 Berpisah
14
Bab 14 Ujian
15
Bab 15 Membaik
16
Bab 16 Suara Gadis Dalam Mimpi
17
Bab 17 Layu Sebelum Berkembang
18
Bab 18 Kelulusan
19
Bab 19 Life Must Go On
20
Bab 20 Move On
21
Bab 21 Dia Berbeda
22
Bab 22 Bos Aneh
23
Bab 23 Makan Bersama
24
Bab 24 Mungkinkah dia?
25
Bab 25 Tertidur Di Bahu
26
Bab 26 Langit dan Bumi
27
Bab 27 Melepaskan Perasaan
28
Bab 28 Pura-pura Sakit
29
Bab 29 Dipanggil Bos
30
Bab 30 Bonus
31
Bab 31 Mabuk
32
Bab 32 Peringatan Calvin
33
Bab 33 Berdamai
34
Bab 34 Bibir Kamu Manis
35
Bab 35 Kang Asep Bukan Bos
36
Bab 36 Kedatangan Tuan Ageng
37
Bab 37 Cicilan
38
Bab 38 Kang Asep Akan Menepati Janji
39
Bab 39 Tawaran Erlangga
40
Bab 40 Kembali Bersama
41
Bab 41 Cokelat Cinta
42
Bab 42 Menyamar
43
Bab 43 Tragedi Pesta Dansa
44
Bab 44 Kekasih Gelap Bos
45
Bab 45 Menguntit
46
Bab 46 Mencari Rafika
47
Bab 47 Belajar Realistis
48
Bab 48 Lamaran
49
Bab 49 Ganti Rugi
50
Bab 50 Gugurkan anak itu!
51
Bab 51 Cukup, Kakek!
52
Bab 52 Keputusan Kakek
53
Bab 53 Serah Terima Jabatan
54
Bab 54 Dihadang Penguntit
55
Bab 55 Rahasia Rafika
56
Bab 56 Terciduk
57
Bab 57 Gara-gara Ketiduran
58
Bab 58 Sah
59
Bab 59 Malam Pengantin
60
Bab 60 Palang Merah
61
Bab 61 Lupakan!
62
Bab 62 Tanggung Jawab Calvin
63
Bab 63 Rencana Yang Sukses
64
Bab 64 Salah Mencintai
65
Bab 65 Mencoba Rumah Baru
66
Bab 66 Pulang
67
Bab 67 Terungkap Fakta
68
Bab 68 Permintaan Kakek
69
Bab 69 Kenapa harus malu?
70
Bab 70 Gara-gara Rafika
71
Bab 71 Bermain di Taman Hiburan
72
Bab 72 Manjanya Rafika
73
Bab 73 Peringatan Fika
74
Bab 74 Pemandangan Panas Dingin
75
Bab 75 Mual di Pagi Hari
76
Bab 76 Periksa Kandungan
77
Bab 77 Makan Siang
78
Bab 78 Kiran Jatuh
79
Bab 79 Azab
80
Bab 80 Kemarahan Erlangga
81
Bab 81 Rumput Fatimah
82
Bab 82 Kontraksi
83
Bab 83 Koma
84
Bab 84 Pelajaran Berharga
85
Bab 85 Syukuran
86
Bab 86 Buka Puasa
87
Bab 87 Calvin Pingsan
88
Bab 88 Bang, lihat apa?
89
Bab 89 Ghibah
90
Bab 90 Berlibur Bersama
91
Bab 91 Sunrise
92
Bab 92 Puber Kedua
93
Bab 93 Terima Kasih ( End )
94
Promo Mainan CEO Arogant
95
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!