Bab 6 Memancing Ikan

Semenjak perbincangan Rafika dan Erlangga sore itu, kini keduanya menjadi semakin dekat. Mereka seolah-olah ingin mengukir kebersamaannya yang tidak akan lama lagi. Seperti hari ini, saat Rafika disuruh ibunya menangkap ikan di empang milik kakeknya, dia pun tak lupa mengajak Erlangga untuk ikut serta.

"Kang Asep, mau mancing gak? Fika mau ke empang dulu nangkap ikan. Ada yang pesan ikan mujair satu kilo."

"Boleh! Memang ada pancingannya?" tanya Asep.

"Ada, sebentar Fika ambil dulu di belakang!"

Gadis yang selalu enerjik itu segera berlari ke arah belakang dapur rumahnya. Dia mengambil pancingan peninggalan almarhum kakeknya. Setelah mendapatkannya, Fika pun segera kembali ke depan dan menuntun Asep menuju empang yang ada di seberang jalan rumah Rafika.

Setelah dia menempatkan Erlangga di saung yang ada di atas empang, Rafika pun bersiap untuk turun ke dalam empang. Karena jika menunggu hasil memancing, maka akan lama dia mendapatkan ikannya.

"Kang, aku turun dulu ya! Akang di sini saja. Aku udah pasang cacing di kailnya. Nanti kalau terasa ada yang narik, Akang tarik ya karena itu ada ikannya."

"Iya, Fika!"

Kenapa aku merasa pernah mendengar kata-kata itu dari seorang laki-laki, batin Erlangga.

Saat sudah di bawah, Rafika segera menabur pelet ikan terlebih dahulu, agar ikan-ikan itu datang dan masuk ke dalam serokan yang dibawanya. Benar saja dugaannya, ikan-ikan itu segera datang berebut pelet ikan. Tentu saja Rafika langsung tersenyum senang, karena tanpa bersusah payah dia menangkap banyak ikan.

"Fika, hati-hati di bawah!" Erlangga sedikit berteriak membuat ikan yang akan memakan umpannya malah kabur lagi.

"Kang Asep, jangan berteriak! Nanti ikannya gak ada yang mau makan umpan. Aku ke ibu dulu ya! Mau kasih ikan hasil tangkapan aku," teriak Rafika seraya naik ke atas empang dengan ikan yang sudah didapatnya.

Dia segera menyebrang jalan dan berjalan menuju ke warung ibunya. Terlihat di sana Bi Ijoh sedang menunggu ikan pesanannya. Rafika segera memberikan ikan itu setelah menimbangnya terlebih dahulu.

"Fika, itu laki-laki yang sekarang tinggal di rumah kamu? Mani kasep! Pantas saja kamu mau merawatnya," celetuk Bi Ijoh.

"Bukan masalah kasepna, Bi. Kita kalau menolong orang itu tidak setengah-setengah ...." Belum selesai Rafika bicara, ibunya sudah memotong pembicaraannya.

"Fika, tolong kupas kelapa ya! Tadi Bu Haji Tuti minta kelapa sebelah. Ibu lupa bilang."

"Iya, Bu!" sahut Rafika.

Dia segera mencari golok untuk mengupas kelapa seperti yang disuruh ibunya. Rafika memang selalu membantu ibunya jika dia libur sekolah. Dia seperti pengganti ayahnya jika berurusan dengan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh laki-laki. Ibunya pun tidak segan untuk menyuruh Rafika mengerjakan apa yang tidak bisa dia kerjakan.

"Bu, goloknya di mana? Kho gak ada?" tanya Rafika yang sedari tadi terus mencari golok di bawah meja kompor.

"Mungkin dipinjam sama Wa Kumis, coba tanyakan dulu. Kalau gak ada di Wa Kumis, kamu tanyakan saja ke Wa Janggot. Pasti dia yang memakainya. Biasanya juga suka asal ambil, tidak pernah bilang."

Tanpa menyahut ucapan ibunya, dia pun segera pergi mencari golok. Setelah mendapatkannya, Rafika langsung mengupas kelapa. Sedikit pun tidak ada rasa takut di hati Rafika, saat dia mengayunkan golok itu untuk mengupas kelapa. Saat batoknya sudah terpisah dari daging kelapa, barulah dia memberikan pada ibunya.

"Bu, Fika mau mancing ikan, tadi Kang Asep masih di sana."

"Fika, masih ada gak ikannya? Ibu pesan dua kilo ya! Anak ibu mau datang dari kota," serobot Bu Haji Tuti yang baru datang.

"Iya, Bu Haji. Nanti Fika anterin ke rumah," ucap Rafika lalu dia pergi kembali ke empang.

Terlihat Erlangga sedang menarik pancingannya. Rupanya ada ikan yang lumayan besar tertipu oleh umpan yang Erlangga berikan. Rafika yang baru datang segera membantu melepaskan ikan itu dan memasukkannya ke dalam ember.

"Wah, Kang Asep ternyata pintar mancing. Sudah dapat lima aja," puji Rafika.

"Syukurlah, Abang jadi tidak malu-maluin dari kamu."

"Kenapa harus malu?"

"Nanti Akang jadi kepala keluarga kalau kita menikah, tentu Akang harus serba bisa. Masa kalah dengan istri sendiri." Ceplos Erlangga tanpa sadar.

"Memang kita akan menikah? Fika kan masih sekolah," tanya Rafika kaget.

"I-i-iya nanti!" sahut Erlangga gugup.

Kenapa aku sampai keceplosan? Bagaimana kalau Fika tidak mau dan malah terganggu dengan ucapan aku. Bisa-bisa kita jadi canggung, batin Erlangga.

"Kalau udah besar, Fika mau kho Kang. Tapi nanti kalau Fika sudah sarjana. Ibu ingin Fika sekolah yang tinggi biar jadi orang," ucap Rafika saat melihat Erlangga jadi terdiam. Dia langsung turun ke empang untuk menangkap ikan lagi.

"Akang akan menunggu," lirih Erlangga. Dadanya terasa berdebar-debar mendengar penuturan Rafika. Terasa bunga-bunga bermekaran di hatinya. Dia pun tersenyum dengan begitu manisnya.

Kang Asep terlihat sangat sempurna, ditambah lagi ternyata dia orang kaya. Rasanya tidak mungkin aku bisa berada di sisinya. Kisah cinta dengan latar belakang yang berbeda akan hancur di depan kenyataan. Seorang pangeran hanya akan menikah dengan seorang putri. Selalu begitu akhir ceritanya. Sementara aku, hanyalah punguk yang merindukan bulan. Lalu bagaimana dengan hatiku? Aku pun menginginkan dia untuk selalu bersamaku, batin Rafika.

"Woy, Fika! Itu ikannya sudah kabur lagi. Kenapa kamu tidak naikin serokannya?" teriak Kiranti yang baru datang. "Malah melamun lagi, mikirin apa sih? Ayam tetangga juga gara-gara melamun terus jadi mati."

"Bohong banget kamu." Rafika kembali menabur pelet ikan agar ikan-ikannya kembali datang.

"Mana ada bohong, orang ayamnya dipotong sama yang punya. Hahaha ...." Kiranti langsung tertawa keras, merasa candaan garingnya itu lucu.

Rafika berlalu begitu saja meninggalkan Kiranti yang masih tertawa geli. Dia segera memberikan ikan pesanan Bu Haji ke ibunya. Setelah mencuci kaki dan tangannya, dia kembali ke saung menemui Asep dan Kiranti.

"Fika, memang benar Kang Asep ada yang menjemput? Ibu-ibu di warung Bi Ipah pada cerita. Aku kan jadi kepo," tanya Kiranti.

"Iya, kemarin. Memangnya kenapa?" tanya Rafika.

"Aku sekarang yakin kalau Kang Asep memang manusia. Maaf Kang, aku pikir Kang Asep jurig leuwi, hehehe ...." Kiranti cengengesan sendiri.

"Tidak apa. Terima kasih kamu sudah menolong aku," ucap Erlangga tulus.

"Nanti kalau sudah pulang jangan lupa main ke sini!" pesan Kiranti lagi. "Kasian nanti ada yang termehek-mehek kalau Kang Asep pergi dan tidak kembali. Nanti aku yang repot," lanjutnya.

"Apaan sih Kiran? Ngarang aja," Wajah Rafika langsung bersemu merah mendapatkan godaan dari sahabatnya.

"Tuh kan blushing! Hahaha ... Jujur banget sih tubuh kamu, kalau kamu suka sama Kang Asep."

Syukurlah, kalau Fika juga memiliki perasaan yang sama dengan aku. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk mengatakan perasaan padanya dan memintanya untuk menunggu aku kembali.

...~Bersambung~...

...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, rate, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Ami batam

Ami batam

baru kali ini ada orang buta mancing ikan dapt, sampai 5 ekor lagi🤭, q yg bisa melihat saja mancing ikan ku tungguin sampe seharian tak dapat dapat 🤭😄

2022-09-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terbawa Arus Sungai
2 Bab 2 Aku Tidak Ingat
3 Bab 3 Ayo Pulang!
4 Bab 4 Menolak Ikut
5 Bab 5 Kang, rujakan yuk!
6 Bab 6 Memancing Ikan
7 Bab 7 Ajari kita dong, Kang!
8 Bab 8 Bukti Kuat
9 Bab 9 Periksa Mata
10 Bab 10 Suka dan Duka
11 Bab 11 Rencana Operasi
12 Bab 12 Malam Terakhir
13 Bab 13 Berpisah
14 Bab 14 Ujian
15 Bab 15 Membaik
16 Bab 16 Suara Gadis Dalam Mimpi
17 Bab 17 Layu Sebelum Berkembang
18 Bab 18 Kelulusan
19 Bab 19 Life Must Go On
20 Bab 20 Move On
21 Bab 21 Dia Berbeda
22 Bab 22 Bos Aneh
23 Bab 23 Makan Bersama
24 Bab 24 Mungkinkah dia?
25 Bab 25 Tertidur Di Bahu
26 Bab 26 Langit dan Bumi
27 Bab 27 Melepaskan Perasaan
28 Bab 28 Pura-pura Sakit
29 Bab 29 Dipanggil Bos
30 Bab 30 Bonus
31 Bab 31 Mabuk
32 Bab 32 Peringatan Calvin
33 Bab 33 Berdamai
34 Bab 34 Bibir Kamu Manis
35 Bab 35 Kang Asep Bukan Bos
36 Bab 36 Kedatangan Tuan Ageng
37 Bab 37 Cicilan
38 Bab 38 Kang Asep Akan Menepati Janji
39 Bab 39 Tawaran Erlangga
40 Bab 40 Kembali Bersama
41 Bab 41 Cokelat Cinta
42 Bab 42 Menyamar
43 Bab 43 Tragedi Pesta Dansa
44 Bab 44 Kekasih Gelap Bos
45 Bab 45 Menguntit
46 Bab 46 Mencari Rafika
47 Bab 47 Belajar Realistis
48 Bab 48 Lamaran
49 Bab 49 Ganti Rugi
50 Bab 50 Gugurkan anak itu!
51 Bab 51 Cukup, Kakek!
52 Bab 52 Keputusan Kakek
53 Bab 53 Serah Terima Jabatan
54 Bab 54 Dihadang Penguntit
55 Bab 55 Rahasia Rafika
56 Bab 56 Terciduk
57 Bab 57 Gara-gara Ketiduran
58 Bab 58 Sah
59 Bab 59 Malam Pengantin
60 Bab 60 Palang Merah
61 Bab 61 Lupakan!
62 Bab 62 Tanggung Jawab Calvin
63 Bab 63 Rencana Yang Sukses
64 Bab 64 Salah Mencintai
65 Bab 65 Mencoba Rumah Baru
66 Bab 66 Pulang
67 Bab 67 Terungkap Fakta
68 Bab 68 Permintaan Kakek
69 Bab 69 Kenapa harus malu?
70 Bab 70 Gara-gara Rafika
71 Bab 71 Bermain di Taman Hiburan
72 Bab 72 Manjanya Rafika
73 Bab 73 Peringatan Fika
74 Bab 74 Pemandangan Panas Dingin
75 Bab 75 Mual di Pagi Hari
76 Bab 76 Periksa Kandungan
77 Bab 77 Makan Siang
78 Bab 78 Kiran Jatuh
79 Bab 79 Azab
80 Bab 80 Kemarahan Erlangga
81 Bab 81 Rumput Fatimah
82 Bab 82 Kontraksi
83 Bab 83 Koma
84 Bab 84 Pelajaran Berharga
85 Bab 85 Syukuran
86 Bab 86 Buka Puasa
87 Bab 87 Calvin Pingsan
88 Bab 88 Bang, lihat apa?
89 Bab 89 Ghibah
90 Bab 90 Berlibur Bersama
91 Bab 91 Sunrise
92 Bab 92 Puber Kedua
93 Bab 93 Terima Kasih ( End )
94 Promo Mainan CEO Arogant
95 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Terbawa Arus Sungai
2
Bab 2 Aku Tidak Ingat
3
Bab 3 Ayo Pulang!
4
Bab 4 Menolak Ikut
5
Bab 5 Kang, rujakan yuk!
6
Bab 6 Memancing Ikan
7
Bab 7 Ajari kita dong, Kang!
8
Bab 8 Bukti Kuat
9
Bab 9 Periksa Mata
10
Bab 10 Suka dan Duka
11
Bab 11 Rencana Operasi
12
Bab 12 Malam Terakhir
13
Bab 13 Berpisah
14
Bab 14 Ujian
15
Bab 15 Membaik
16
Bab 16 Suara Gadis Dalam Mimpi
17
Bab 17 Layu Sebelum Berkembang
18
Bab 18 Kelulusan
19
Bab 19 Life Must Go On
20
Bab 20 Move On
21
Bab 21 Dia Berbeda
22
Bab 22 Bos Aneh
23
Bab 23 Makan Bersama
24
Bab 24 Mungkinkah dia?
25
Bab 25 Tertidur Di Bahu
26
Bab 26 Langit dan Bumi
27
Bab 27 Melepaskan Perasaan
28
Bab 28 Pura-pura Sakit
29
Bab 29 Dipanggil Bos
30
Bab 30 Bonus
31
Bab 31 Mabuk
32
Bab 32 Peringatan Calvin
33
Bab 33 Berdamai
34
Bab 34 Bibir Kamu Manis
35
Bab 35 Kang Asep Bukan Bos
36
Bab 36 Kedatangan Tuan Ageng
37
Bab 37 Cicilan
38
Bab 38 Kang Asep Akan Menepati Janji
39
Bab 39 Tawaran Erlangga
40
Bab 40 Kembali Bersama
41
Bab 41 Cokelat Cinta
42
Bab 42 Menyamar
43
Bab 43 Tragedi Pesta Dansa
44
Bab 44 Kekasih Gelap Bos
45
Bab 45 Menguntit
46
Bab 46 Mencari Rafika
47
Bab 47 Belajar Realistis
48
Bab 48 Lamaran
49
Bab 49 Ganti Rugi
50
Bab 50 Gugurkan anak itu!
51
Bab 51 Cukup, Kakek!
52
Bab 52 Keputusan Kakek
53
Bab 53 Serah Terima Jabatan
54
Bab 54 Dihadang Penguntit
55
Bab 55 Rahasia Rafika
56
Bab 56 Terciduk
57
Bab 57 Gara-gara Ketiduran
58
Bab 58 Sah
59
Bab 59 Malam Pengantin
60
Bab 60 Palang Merah
61
Bab 61 Lupakan!
62
Bab 62 Tanggung Jawab Calvin
63
Bab 63 Rencana Yang Sukses
64
Bab 64 Salah Mencintai
65
Bab 65 Mencoba Rumah Baru
66
Bab 66 Pulang
67
Bab 67 Terungkap Fakta
68
Bab 68 Permintaan Kakek
69
Bab 69 Kenapa harus malu?
70
Bab 70 Gara-gara Rafika
71
Bab 71 Bermain di Taman Hiburan
72
Bab 72 Manjanya Rafika
73
Bab 73 Peringatan Fika
74
Bab 74 Pemandangan Panas Dingin
75
Bab 75 Mual di Pagi Hari
76
Bab 76 Periksa Kandungan
77
Bab 77 Makan Siang
78
Bab 78 Kiran Jatuh
79
Bab 79 Azab
80
Bab 80 Kemarahan Erlangga
81
Bab 81 Rumput Fatimah
82
Bab 82 Kontraksi
83
Bab 83 Koma
84
Bab 84 Pelajaran Berharga
85
Bab 85 Syukuran
86
Bab 86 Buka Puasa
87
Bab 87 Calvin Pingsan
88
Bab 88 Bang, lihat apa?
89
Bab 89 Ghibah
90
Bab 90 Berlibur Bersama
91
Bab 91 Sunrise
92
Bab 92 Puber Kedua
93
Bab 93 Terima Kasih ( End )
94
Promo Mainan CEO Arogant
95
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!