Jerat Cinta CEO Amnesia

Jerat Cinta CEO Amnesia

Bab 1 Terbawa Arus Sungai

Senyum cerah tersungging dari kedua sudut bibir seorang pemuda tampan dengan segudang prestasi. Dia sangat bahagia saat memenangkan pelelangan lahan di sebuah kota kecil yang akan dijadikan sebagai kota industri. Dari sekian banyak pengusaha tanah air yang menginginkan lahan itu, akhirnya dialah yang menjadi pemenangnya.

Erlangga Bramantyo, seorang CEO muda perusahaan Elang Group. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, berencana akan mendirikan pabrik di kota itu. Dengan upah yang lebih kecil dari upah di kota besar, tentu akan memberikan keuntungan yang berlimpah untuknya.

"Calvin, kamu urus dulu surat-suratnya. Aku akan ke kota Bandung dulu. Darwin bilang, Felisha ada di sana. Aku ingin bertemu dengannya," suruh Elang pada assisten pribadinya saat dia keluar dari ruang pelelangan.

"Siap, Bos! Hati-hati di jalan! Sepertinya sebentar lagi hujan," pesan Calvin Barrack, assisten pribadi sekaligus sahabat Erlangga, saat melihat langit yang sudah gelap.

"Kamu tenang saja! Jarak dari sini ke kota Bandung tidak sampai dua jam. Aku berangkat sekarang," ucap Erlangga seraya memasuki mobilnya.

Benar saja apa yang dikatakan oleh assisten-nya. Tidak lama kemudian hujan deras mengguyur kota di bagian timur Jawa Barat. Dengan kilatan petir dan suaranya yang memekakkan telinga. Namun, Erlangga terus saja mengendarai kendaraan roda empat dengan kecepatan tinggi

Bukan tanpa sebab Erlangga melakukan hal itu. Rasa penasaran dan kerinduannya pada cinta pertama yang telah meninggalkan dia. Membuat dia tidak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri. Sampai pada jalan yang berliku, dia baru menyadari kalau rem mobilnya tidak bisa bekerja dengan baik.

"Sial! Rem mobilnya blong. Siapa yang melakukan hal ini? Apa karena aku yang memenangkan lahan di kota Majalengka sehingga dia balas dendam padaku?" gumam Erlangga.

"Mana jalannya licin, berkelok lagi. Tuhan, ampuni semua dosaku jika saat ini waktuku menghadap padamu." Akhirnya Erlangga hanya bisa pasrah saat dia tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya.

Sampai pada sebuah tikungan tajam, dengan sisi kiri sungai yang deras sedangkan sisi kanan jalan tebing yang tinggi. Dia benar-benar pasrah saat tidak bisa mengendalikan mobilnya, sehingga mobil yang dikendarainya terjun bebas ke dalam sungai

Byurrr ....

Erlangga berusaha keluar dari mobil. Niatnya akan berenang ke tepian. Namun arus sungai yang sangat deras, membuat dia hanyut terbawa arus sungai.

...***...

Keesokan harinya, di sebuah lapangan sepakbola yang ada di pinggir sungai Cimanuk, nampak anak-anak sekolah menengah atas sedang berlari mengitari lapangan itu. Mereka sedang melakukan test fisik untuk syarat ujian kelulusannya.

Rafika Qatrunada, salah seorang siswi yang sedang melakukan test fisik itu sangat bersemangat dengan apa yang dilakukannya. Dia memang sangat menyukai olahraga. Berbeda dengan sahabatnya Kiranti Wulandari. Gadis itu selalu saja menjadi yang terakhir setiap kali ada test lari.

"Karena kalian test di jam terakhir, setelah test selesai langsung pulang saja. Tidak boleh main di sungai dulu. Arusnya sangat deras," pesan Pak Samsudin, guru olahraga Rafika.

"Baik, Pak!" sahut semua muridnya.

Namun, bukan Rafika namanya jika dia langsung patuh pada perintah guru. Gadis tomboy yang sering kali nyeleneh, dia memutuskan untuk membersihkan tangan dan kakinya di sungai setelah test fisik itu selesai. Tidak ketinggalan Kiranti yang selalu mengekor pada gadis itu.

"Fika, jangan terlalu jauh, arus sungainya deras sekali." Kiranti nampak ragu saat dia akan turun ke tepian sungai.

"Kamu tenang saja! Aku kan pintar renang. Memangnya kamu, renang saja gaya batu." Rafika memajukan bibir bawah untuk mencibir sahabatnya.

"Kamu mah, dikasih tahu juga. Awas saja kalau kamu hanyut, aku gak mau nolongin."

"Gimana mau nolongin, kalau kamu ikutan hanyut. Hahaha ...."

"Eh, Fika Fika, lihat itu yang mengapung warna putih apaan? Jangan-jangan itu lelembut. Ayo kita pulang saja!" Wajah cantik Kiranti berubah pucat. Dia selalu takut dengan makhluk yang tak kasat mata.

Bukannya takut, Rafika yang memang memiliki ajian sambatan pamacan yang diturunkan oleh kakeknya, malah penasaran dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya. Dia langsung mendekat ke arah kain putih yang terlihat mengapung di antara bebatuan besar.

Matanya langsung melotot saat melihat sesosok orang yang dia kira mayat. "Kiran, lain jurig. Jelema dodol!" seru Rafika.

"Seriusan? Jangan-jangan yang dibilang Tantra itu," tanya Kiranti seraya mendekat ke arah Rafika

Rafika langsung membalikkan badan orang yang menelungkup di antara bebatuan besar itu. Lagi-lagi matanya membulat sempurna. Saat melihat wajah tampan yang pucat di depannya

"Fika, jurigna kasep!"

Rafika tidak menanggapi ucapan sahabatnya. Dia langsung menempelkan telunjuknya ke lubang hidung laki-laki tampan itu. Saat dia merasakan hembusan napas laki-laki itu, barulah dia berbicara pada Kiranti.

"Kiran, dia masih hidup. Cepat minta bantuan ke abang-abang penambang pasir itu. Pasti mereka masih ada di sana," suruh Rafika.

"Malu Fika. Mereka suka genit. Apalagi bosnya yang perutnya buncit itu, dia senang sekali godain anak sekolah yang cantik kayak aku."

"Astaga, Kiran! Ini urgent. Tapi kalau kamu gak mau, kamu balik badan sana! Awas jangan melihat ke arahku," pesan Rafika.

"Iya, iya. Kamu mau panggil kakek kamu kan?"

"Sudah tahu nanya, cepetan balik badan!"

Kiranti dengan patuh membalikkan badannya. Lalu Rafika mulai mengeluarkan ajian sambatan pamacan yang dimilikinya. Dengan mulut yang komat-kamit, dia mulai memanggil para leluhurnya.

"Aki Arya, Aki Anja datanglah! Bantulah cucumu yang kesusahan. Datanglah Aki! Datanglah!"

Rafika terus saja memanggil kakeknya dengan mengucapkan jampi-jampi yang lain. Sampai akhirnya ada sebuah kekuatan yang masuk ke dalam tubuhnya. Dia pun langsung mengangkat lelaki itu ke atas sungai. Tanpa diketahui pergerakannya oleh Kiranti.

Rafika memang tidak pernah memberi tahu pada siapa pun dengan ilmu yang dimilikinya. Dia bahkan menyembunyikan hal itu dari orang-orang. Hanya orang terdekat dan orang yang sangat dia percaya yang mengetahuinya.

"Kiran ayo naik!" seru Rafika saat dia sudah berada di atas sungai.

"Hah! Kapan kamu naiknya?" tanya Kiranti langsung berjalan cepat ke arah Rafika.

"Gak usah tahu, kamu yang manggil angkot atau jaga dia di sini? Kita harus bawa dia ke rumah sakit agar nyawanya bisa diselamatkan."

"Aku yang panggil angkot. Aku gak mau nemenin laki-laki itu, takut!" tukas Kiranti.

Setelah Kiranti mendapatkan angkot yang kosong, mereka pun segera membawa korban sungai itu ke rumah sakit daerah yang ada di Kota Majalengka. Demi membayar ongkos angkot, dua gadis itu memutuskan untuk patungan karena uang jajan masing-masing memang tidak terlalu besar.

"Fika, sekarang bagaimana? Uangku sudah habis buat bayar angkot tadi," tanya Kiranti cemas.

"Aku mau nelpon Kakek Guru dulu. Rumahnya kan dekat dari rumah sakit ini," jawab Rafika. Dia pun segera menghubungi adik neneknya untuk membantunya.

Berkat bantuan dari kakeknya, mereka akhirnya bisa pulang ke rumah dan menitipkan laki-laki yang ditolongnya itu pada dokter dan perawat yang menangani. Karena tidak mungkin jika kedua gadis itu harus menginap di sana.

Barulah keesokan harinya mereka kembali ke rumah sakit untuk memastikan kondisi lelaki itu. Namun, sepertinya Rafika tidak bisa menemukan laki-laki itu di ruang IGD. Dia sudah dipindahkan ke ruang perawatan.

Saat keduanya akan bertanya pada resepsionis, seorang dokter keluar dari ruang IGD. Rafika dan Kiranti pun segera menghampiri dokter itu.

"Bagaimana, Dok keadaan pasien yang hanyut dari sungai kemarin?" tanya Rafika.

"Pasien sudah sadar, tapi dia kehilangan ingatannya. Selain itu dia juga kehilangan penglihatannya. Tapi itu hanya untuk sementara. Dengan pengobatan yang tepat pasti dia bisa kembali pulih," jelas dokter.

"Syukurlah, Dok!"

...~Bersambung~...

NOTE :

Lelembut : Makhluk halus

Jurig : Setan

Kasep : Tampan

Jelema : Manusia

Terpopuler

Comments

ciptoami

ciptoami

assalamualaikum q mampir thor

2022-10-31

2

kemuning

kemuning

salah yaaa' ternyata bukan di cikarang lg tp sudah pindah ke majalengka🙏

2022-09-22

2

kemuning

kemuning

kota industrinya di cikarang y kak🙊

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Terbawa Arus Sungai
2 Bab 2 Aku Tidak Ingat
3 Bab 3 Ayo Pulang!
4 Bab 4 Menolak Ikut
5 Bab 5 Kang, rujakan yuk!
6 Bab 6 Memancing Ikan
7 Bab 7 Ajari kita dong, Kang!
8 Bab 8 Bukti Kuat
9 Bab 9 Periksa Mata
10 Bab 10 Suka dan Duka
11 Bab 11 Rencana Operasi
12 Bab 12 Malam Terakhir
13 Bab 13 Berpisah
14 Bab 14 Ujian
15 Bab 15 Membaik
16 Bab 16 Suara Gadis Dalam Mimpi
17 Bab 17 Layu Sebelum Berkembang
18 Bab 18 Kelulusan
19 Bab 19 Life Must Go On
20 Bab 20 Move On
21 Bab 21 Dia Berbeda
22 Bab 22 Bos Aneh
23 Bab 23 Makan Bersama
24 Bab 24 Mungkinkah dia?
25 Bab 25 Tertidur Di Bahu
26 Bab 26 Langit dan Bumi
27 Bab 27 Melepaskan Perasaan
28 Bab 28 Pura-pura Sakit
29 Bab 29 Dipanggil Bos
30 Bab 30 Bonus
31 Bab 31 Mabuk
32 Bab 32 Peringatan Calvin
33 Bab 33 Berdamai
34 Bab 34 Bibir Kamu Manis
35 Bab 35 Kang Asep Bukan Bos
36 Bab 36 Kedatangan Tuan Ageng
37 Bab 37 Cicilan
38 Bab 38 Kang Asep Akan Menepati Janji
39 Bab 39 Tawaran Erlangga
40 Bab 40 Kembali Bersama
41 Bab 41 Cokelat Cinta
42 Bab 42 Menyamar
43 Bab 43 Tragedi Pesta Dansa
44 Bab 44 Kekasih Gelap Bos
45 Bab 45 Menguntit
46 Bab 46 Mencari Rafika
47 Bab 47 Belajar Realistis
48 Bab 48 Lamaran
49 Bab 49 Ganti Rugi
50 Bab 50 Gugurkan anak itu!
51 Bab 51 Cukup, Kakek!
52 Bab 52 Keputusan Kakek
53 Bab 53 Serah Terima Jabatan
54 Bab 54 Dihadang Penguntit
55 Bab 55 Rahasia Rafika
56 Bab 56 Terciduk
57 Bab 57 Gara-gara Ketiduran
58 Bab 58 Sah
59 Bab 59 Malam Pengantin
60 Bab 60 Palang Merah
61 Bab 61 Lupakan!
62 Bab 62 Tanggung Jawab Calvin
63 Bab 63 Rencana Yang Sukses
64 Bab 64 Salah Mencintai
65 Bab 65 Mencoba Rumah Baru
66 Bab 66 Pulang
67 Bab 67 Terungkap Fakta
68 Bab 68 Permintaan Kakek
69 Bab 69 Kenapa harus malu?
70 Bab 70 Gara-gara Rafika
71 Bab 71 Bermain di Taman Hiburan
72 Bab 72 Manjanya Rafika
73 Bab 73 Peringatan Fika
74 Bab 74 Pemandangan Panas Dingin
75 Bab 75 Mual di Pagi Hari
76 Bab 76 Periksa Kandungan
77 Bab 77 Makan Siang
78 Bab 78 Kiran Jatuh
79 Bab 79 Azab
80 Bab 80 Kemarahan Erlangga
81 Bab 81 Rumput Fatimah
82 Bab 82 Kontraksi
83 Bab 83 Koma
84 Bab 84 Pelajaran Berharga
85 Bab 85 Syukuran
86 Bab 86 Buka Puasa
87 Bab 87 Calvin Pingsan
88 Bab 88 Bang, lihat apa?
89 Bab 89 Ghibah
90 Bab 90 Berlibur Bersama
91 Bab 91 Sunrise
92 Bab 92 Puber Kedua
93 Bab 93 Terima Kasih ( End )
94 Promo Mainan CEO Arogant
95 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Terbawa Arus Sungai
2
Bab 2 Aku Tidak Ingat
3
Bab 3 Ayo Pulang!
4
Bab 4 Menolak Ikut
5
Bab 5 Kang, rujakan yuk!
6
Bab 6 Memancing Ikan
7
Bab 7 Ajari kita dong, Kang!
8
Bab 8 Bukti Kuat
9
Bab 9 Periksa Mata
10
Bab 10 Suka dan Duka
11
Bab 11 Rencana Operasi
12
Bab 12 Malam Terakhir
13
Bab 13 Berpisah
14
Bab 14 Ujian
15
Bab 15 Membaik
16
Bab 16 Suara Gadis Dalam Mimpi
17
Bab 17 Layu Sebelum Berkembang
18
Bab 18 Kelulusan
19
Bab 19 Life Must Go On
20
Bab 20 Move On
21
Bab 21 Dia Berbeda
22
Bab 22 Bos Aneh
23
Bab 23 Makan Bersama
24
Bab 24 Mungkinkah dia?
25
Bab 25 Tertidur Di Bahu
26
Bab 26 Langit dan Bumi
27
Bab 27 Melepaskan Perasaan
28
Bab 28 Pura-pura Sakit
29
Bab 29 Dipanggil Bos
30
Bab 30 Bonus
31
Bab 31 Mabuk
32
Bab 32 Peringatan Calvin
33
Bab 33 Berdamai
34
Bab 34 Bibir Kamu Manis
35
Bab 35 Kang Asep Bukan Bos
36
Bab 36 Kedatangan Tuan Ageng
37
Bab 37 Cicilan
38
Bab 38 Kang Asep Akan Menepati Janji
39
Bab 39 Tawaran Erlangga
40
Bab 40 Kembali Bersama
41
Bab 41 Cokelat Cinta
42
Bab 42 Menyamar
43
Bab 43 Tragedi Pesta Dansa
44
Bab 44 Kekasih Gelap Bos
45
Bab 45 Menguntit
46
Bab 46 Mencari Rafika
47
Bab 47 Belajar Realistis
48
Bab 48 Lamaran
49
Bab 49 Ganti Rugi
50
Bab 50 Gugurkan anak itu!
51
Bab 51 Cukup, Kakek!
52
Bab 52 Keputusan Kakek
53
Bab 53 Serah Terima Jabatan
54
Bab 54 Dihadang Penguntit
55
Bab 55 Rahasia Rafika
56
Bab 56 Terciduk
57
Bab 57 Gara-gara Ketiduran
58
Bab 58 Sah
59
Bab 59 Malam Pengantin
60
Bab 60 Palang Merah
61
Bab 61 Lupakan!
62
Bab 62 Tanggung Jawab Calvin
63
Bab 63 Rencana Yang Sukses
64
Bab 64 Salah Mencintai
65
Bab 65 Mencoba Rumah Baru
66
Bab 66 Pulang
67
Bab 67 Terungkap Fakta
68
Bab 68 Permintaan Kakek
69
Bab 69 Kenapa harus malu?
70
Bab 70 Gara-gara Rafika
71
Bab 71 Bermain di Taman Hiburan
72
Bab 72 Manjanya Rafika
73
Bab 73 Peringatan Fika
74
Bab 74 Pemandangan Panas Dingin
75
Bab 75 Mual di Pagi Hari
76
Bab 76 Periksa Kandungan
77
Bab 77 Makan Siang
78
Bab 78 Kiran Jatuh
79
Bab 79 Azab
80
Bab 80 Kemarahan Erlangga
81
Bab 81 Rumput Fatimah
82
Bab 82 Kontraksi
83
Bab 83 Koma
84
Bab 84 Pelajaran Berharga
85
Bab 85 Syukuran
86
Bab 86 Buka Puasa
87
Bab 87 Calvin Pingsan
88
Bab 88 Bang, lihat apa?
89
Bab 89 Ghibah
90
Bab 90 Berlibur Bersama
91
Bab 91 Sunrise
92
Bab 92 Puber Kedua
93
Bab 93 Terima Kasih ( End )
94
Promo Mainan CEO Arogant
95
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!