Chapter 14

"Kami menemukan Amara, ada seorang pria yang mengaku sebagai suaminya. Darwin, kenapa Amara bisa tiba-tiba menikah?" Tanya Marta yang menatap curiga pada anak laki-lakinya.

"Aku sudah menjual Amara," jawab Darwin begitu santainya.

"Apa.....???"

Marta dan Selena terbelalak tidak percaya.

"Berapa kakak menjualnya?" Tanya Selena penasaran.

"Satu setengah miliar," jawab Darwin benar-benar membuat mata ibu dan adiknya terbelalak.

"Lalu, mana uangnya?" Tanya Marta seraya mengulurkan tangannya meminta.

"Sudah habis!" Jawab Darwin yang merasa tak berdosa.

Plak...plak...

Marta memukul Darwin.

"Bajingan satu ini, yang sebanyak itu kau habiskan untuk apa hah?" Sentak Marta tidak terima.

"Kak, aku juga mau uang hasil penjualan Amara. Cepat beri aku uang...!" Pinta Selena.

"Sudah ku bilang habis, kenapa kalian tidak mengerti hah?"

Marta memijat keningnya yang terasa nyeri.

"Anak sialan, anak bajingan. Bisa-bisanya kau tidak ingat pada ibu dan adik mu. Sekarang Amara tidak ada, siapa yang akan bekerja untuk kita hah?"

"Ibu memegang semua uang asuransi peninggalan ayah tiri ku. Dimana uang itu?" Tanya Darwin.

"Uang itu tidak bisa di cairkan. Entah kenapa perusahaan tempat ayah mu bekerja meminta ahli waris yang sah."

"Amara maksud ibu?"

Marta hanya mengangguk.

"Tapi, ibu istrinya. Itu artinya ibu adalah wali yang sah!" Ujar Darwin.

"Ibu tidak memiliki anak kandung dari dia. Makanya tidak bisa!" Sahut Marta yang kesal.

Darwin menarik nafas panjang, pria ini langsung bersandar memikirkan cara.

"Ayahnya Amara tidak hanya meninggalkan satu asuransi. Ada beberapa asuransi yang ternyata di atas namakan Amara. Bajingan itu, sudah mati malah menyusahkan!" Ucap Marta yang geram.

"Padahal selama ini ayah sama sekali tidak peduli pada Amara. Bahkan dia tidak mengizinkan Amara untuk bersekolah. Tapi, bisa-bisanya semua asuransi atas nama dia." Kata Selena yang ikut kesal.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Marta pada kedua anaknya.

"Apa lagi selain memaksa Amara pulang. Kita paksa dia untuk mengambil semua asuransi tersebut setelah itu kita buang dia. Kalian tahu sendiri, Amara itu bodoh, dia tidak sekolah dan dia tidak akan mengerti masalah seperti itu." Kata Darwin langsung di setujui oleh Marta dan Selena.

Marta dan kedua anaknya mulai merencanakan sesuatu untuk menguasai semua uang milik Amara.

Di sisi lain, saat ini Amara sedang memperhatikan pak Pet yang sedang menyusun semua barang-barang belanjaan yang di beli Sean tadi.

Ingin membantu tapi, Sean melarang istrinya. Setelah semua beres, pak Pet pamit keluar dari kamar Amara.

Di perhatikannya satu persatu isi lemari miliknya yang sangat banyak. Amara mendadak sedih karena selama dirinya hidup belum pernah membeli barang apapun yang ia sukai. Yang dia pakai pun hanyalah barang bekas milik Selena.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Sean mengejutkan Amara.

"Tidak ada!" jawab Amara singkat.

"Aku ada pekerjaan malam ini. Pergilah tidur dulu," ujar Sean memberitahu istrinya.

"Malam-malam pun ada pekerjaan. Sekarang sudah waktunya untuk tidur, seperti tidak ada hari saja!" Kata Amara sedikit mengomel.

Sean menelan ludahnya kasar, baru sekarang ada yang berani mengomelinya saat ia ingin pergi.

"Alena tidak pernah melarang aku pergi," ucap Sean memancing.

"Aturan Alena saat kau sedang bersama dia. Jika kau bersama ku, beda lagi aturannya!" Jawab Amara.

"Kau sudah berani mengatur ku?"

Sean berjalan mendekat ke arah istrinya.

"Jangan membuat ku takut!" Ujar Amara.

"Aku suami mu, kenapa kau harus takut?"

"Sean.....!!"

"Aku lebih tua dari mu, panggil aku yang sopan!"

"Katanya ada pekerjaan. Sana, pergilah....!" Usir Amara.

Sean melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Aku akan pulang jam satu malam. Tidurlah dulu," ucap Sean yang kembali bersiap-siap untuk pergi.

"Lagian, siapa juga yang mau menunggu selama itu." Sahut Amara benar-benar membuat Sean geram.

Tanpa banyak bicara Sean pergi sedangkan Amara langsung naik ke atas tempat tidurnya. Ia memikirkan lagi apa saja yang sudah ia lewati selama ini.

Tak jauh Sean pergi, pria ini pergi ke markasnya untuk melihat kinerja para anak buahnya.

"Bagaimana kabar anak itu?" Tanya Sean pada Daren.

"Operasi berhasil dan sekarang dalam masa pemulihan. Masalah obat-obatan yang palsu sudah selesai, mereka mengaku salah!" Jelas Daren.

"Hati-hati...!" Ucap Sean singkat.

"Baik tuan...!" Jawab Daren.

"Malam ini ada transaksi, apa kau ingin bermain malam ini?" Tawar Leon.

"Aku sudah janji pada Amara pulang jam satu malam. Bagaimana dong?" Sean bingung.

"Masih sempat, transaksi jam dua belas tepat." Ujar Leon memberitahu.

"Oh, kalau begitu kita pergi sekarang!" Ajak Sean. "Apa kau sudah mempersiapkan semuanya?"

"Tenang, aku sudah mengaturnya!" Jawab Leon kemudian kedua pria ini pergi dengan menggunakan motor.

Cukup jauh, butuh satu jam perjalanan untuk sampai ke lokasi tujuan. Sean senang bermain seperti ini, menggagalkan setiap kali ada yang melakukan transaksi obat-obatan terlarang.

"Masa iya di sini?" Tanya Sean yang tidak percaya saat melihat tempatnya.

"Entahlah, aku mendapatkan kabar jika mereka akan menjadikan panti asuhan ini sebagai tameng." Jawab Leon.

"Benar-benar keterlaluan," ucap Sean yang tidak terima.

Mereka terus mengintai dari atas atap, menunggu orang-orang yang akan melakukan transaksi.

"Kepala panti....!" Ujar Leon.

"Ini tidak benar, itu artinya kepala panti asuhan salah satu orang mereka!"

Tak berapa lama, ada dua mobil yang masuk ke dalam halaman panti asuhan. Dengan santainya beberapa orang tersebut masuk ke dalam panti dengan membawa dua koper besar.

Sean dan Leon turun dari atas atap, kedua pria ini mencoba mengintip ke dalam salah satu ruangan. Jelas terlihat banyaknya barang haram yang di dalam.

"Sekarang.....!" Titah Sean kemudian Leon memberi aba-aba pada banyaknya polisi yang ternyata sejak tadi sudah mengepung area panti asuhan.

Jika masalah seperti ini Sean sangat suka berkerja sama dengan pihak kepolisian.

Tok....tok.... Sean mengetuk jendela kaca belakang.

"Haii......!" Sapa Sean dengan wajah yang tertutup masker.

Paniklah semua orang yang ada di dalam ruangan. beberapa orang dari mereka langsung menghampiri Sean dan Leon.

"Sial....!" Umpat salah seorang. "Siapa yang sudah mengintip tadi?"

Mereka bergegas keluar untuk membatalkan transaksi tersebut tapi, sayang sekali karena tempat tersebut sudah di hadang banyak polisi.

Adu tembak mulai terjadi, polisi tidak begitu bodoh, mereka sudah mengenakan pakaian anti peluru.

Sean hanya menonton dengan santainya, hal seperti ini bagai hiburan tersendiri bagi dirinya. Berkat Sean dan Leon, sudah banyak polisi yang naik pangkat dengan jaminan, pihak kepolisian tidak bisa menangkap Sean beserta anak buahnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

JUAL aja diri kamu sendiri,Enak aja mau uang hasil menjual diri Amara..😡

2025-03-07

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

BAGUS..RASAIN TUH,ENAK AJA MAKAN HARTA ORANG LAIN..

2025-03-07

0

eva Sekayu123

eva Sekayu123

kenapa kasar sekali marah pdhal udah belah duren

2025-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Tamat
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!