Chapter 10

"Oh, astaga. Roti sobek yang sangat sempurna di tambah lagi rambut basahnya membuat bajingan satu ini sangat tampan." Ucap Amara dalam hatinya saat melihat Sean yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Aku tahu aku tampan maka, lihatlah aku sepuas mu." Ucap Sean mengejutkan Amara.

"Cih, percaya diri sekali kau!" Sahut Amara.

"Apa kau sudah pernah tidur dengan seorang pria?" Tanya Sean.

"Aku masih polos tapi, pernahlah kalau menonton adegan berciuman." Jawabnya begitu polos.

"Kau minta cium?" Goda Sean.

"Tentu saja tidak. Pergi ke kamar mu sana!" Usir Amara.

"Ini juga kamar ku," ucap Sean kemudian pria ini merebahkan diri di atas tempat tidur.

"Ada baiknya kau tidur di sofa sana!"

Sean tidak menanggapi.

"Dari pada kau memeluk boneka itu. Ada baiknya kau memeluk aku, suami mu!" Kata Sean sedikit menekan kata suami.

"Kenapa kau tidak memeluk istri kesayangan mu saja?"

"Siapa yang kau maksud? Alena?" Tanya Sean memperjelas. "Di sudah tidak ada dan tidak akan kembali ke mansion ini lagi."

"Kenapa?" Tanya Amara penasaran. "Bukankah dia hanya pergi liburan?"

Sean tak berniat menjawab, pria ini malah memejamkan matanya.

"Ku hitung sampai dua jika kau tidak tidur di samping ku, akan ku gantung kau di balkon sana!" Ancam Sean.

"Coba saja!" Sahut Amara seolah menantang.

"Satu,.......!"

Amara tidak juga naik ke atas ranjan, gadis ini malah semakin erat memeluk bonekanya.

"Dua......!"

Sean membuka matanya, pria ini kesal saat melihat Amara yang tak mengidahkan ancamannya.

Sean turun dari ranjang kemudian menghampiri istrinya.

"Kau pikir aku bohong?"

"Jangan ganggu aku!" Seru Amara.

Sean tidak peduli, pria ini langsung menggendong istrinya lalu melemparnya ke atas ranjang.

"Bajingan satu ini....sakit.....!!" Jerit Amara.

"Suami sendiri kau katai bajingan. Jika begini, apa kau akan mengatai aku bajingan juga?"

Sean menindih tubuh Amara, membuat jantung gadis ini berdebar kencang.

"Turun cepat!"

"Kau istri ku, seharusnya kita melakukan hubungan suami istri sejak kemarin." Ucap Sean membuat bulu kuduk Amara merinding.

"Aku tidak ingin berbagi suami. Apa kau tidak geli masuk sana sini?"

Mendengar perkataan Amara, sebenarnya Sean ingin tertawa tapi, ia tahan.

"Aku tidak pernah menyentuh Alena. Aku menyentuh dia hanya sekali saat malam pertama!" Ucap Sean membuat Amara tertawa terbahak-bahak.

" Kenapa kau tertawa?"

"Ucapan mu terlalu lucu, kau menikah dengan dia sudah tiga tahun tapi, mustahil bagi mu untuk tidak menyentuh istri mu karena dia sangat cantik."

"Kalau tidak percaya ya sudah. Apa kau mau bukti?"

"Bukti apa?" Tanya Amara balik.

"Jika aku masih perkasa!"

"Aku tidak mau.....!" Tolak Amara tapi, Sean tak bisa mengontrol diri karena sejak ia menindih tubuh istri keduanya ini mendadak pedang pusakanya bangun.

Sean mencium Amara dengan liarnya, Amara berusaha memalingkan wajahnya ke kiri dan kanan untuk menghindari ciuman dari suaminya.

Sean menatap wajah Amara, pria ini masih duduk di atas tubuh gadis ini.

"Apa tugas mu sebagai seorang istri?" Tanya Sean kesal.

"Makan tidur....!" Jawab Amara sembarangan.

"Seharusnya kau melayani aku sebagai suami mu!"

"Aku tidak mau, aku tidak mencintai mu!" Tolak Amara.

"Aku juga tidak cinta pada mu tapi, bukankah sudah begitu aturannya? Jangan lupa kodrat mu sebagai seorang istri. Ingat, aku membeli mu dengan sangat mahal!"

Mendengar ucapan Sean, hati Amara mendadak perih. Sean benar, dia hanya perempuan belian.

"Baiklah...!" Ucap Amara dengan suara bergetar. "Kau mau ini kan?"

Amara menarik kaos suaminya sampai robek, melepas semua pakaian bahkan Amara mencium bibir Sean untuk yang pertama kalinya.

Sean dapat merasakan jika Amara sedang menangis sekarang. Pria ini langsung turun dari atas ranjang lalu menyelimuti tubuh istrinya dengan selimut.

"Tidurlah, aku minta maaf!" Ucap Sean kemudian pria ini keluar dari kamar Amara.

Gadis ini hanya bisa menangis mengingat ucapan Sean barusan.

Sean tidak pergi, pria ini berdiri di depan pintu kamar sambil mendengarkan isak tangis istrinya.

Setelah beberapa saat, Sean pun memutuskan untuk pergi ke markasnya. Wajah dingin begitu menakutkan, anak buah Sean tak berani menyapa tuan mereka.

"Siapa mereka berdua?" Tanya Sean saat melihat dua orang pria dengan wajah yang sudah babak belur.

"Mereka anak buah dari geng teratai hitam. Mereka berdua sudah berani menipu kita. Obat yang mereka bawa semua palsu!"

Telinga Sean panas mendengarnya, di tambah lagi ia mengingat bayangan wajah Amara yang menangis tadi.

Buuk....buuk......buuk....

Sean menghajar kedua orang tersebut dengan membabi buta untuk sekedar melepaskan emosinya yang sudah ia pendam sejak tadi.

Daren tak bisa melerai, biasanya jika ada Leon, pria itu lah yang akan menahan.

"Apa obat itu untuk para penderita kanker?" Tanya Sean pada Daren.

"Iya tuan....!" Jawab Daren.

Sean menarik nafas panjang, ekspresi wajahnya semakin memerah emosi.

"Aku lebih baik kehilangan nyawa kalian berdua yang sehat dari pada anak-anak tak berdosa yang menangis atas rasa sakit mereka," ucap Sean dengan suara menekan. "Bunuh mereka lalu kirimkan mayat mereka pada tuanya. Sekalian surat ancaman untuk geng teratai hitam!" Titah Sean pada Daren.

Set........

Tidak lupa Sean menikam salah satu dari mereka hingga ia membiarkan darah segar membasahi tangannya.

"Baik tuan....!''

Sean puas, pria ini kembali pulang ke mansion karena wajah Amara selalu terbanyang di kelopak matanya.

Sean masuk ke kamar istrinya, ternyata Amara belum tidur dan justru gadis itu duduk-duduk di balkon kamarnya.

"Apa yang kau lakukan di luar sana hah?" Tanya Sean begitu mengejutkan Amara.

Amara menoleh, di lihatnya wajah Sean yang begitu kusut dan kedua tangannya berlumuran darah.

"Darah,.....!" Ucap Amara pelan. "Apa itu darah manusia?" Tanya Amara. Sean menjawab iya.

Mata gadis ini terus berkedip, pandangan matanya buram kemudian Amara tidak sadarkan diri.

"Amara,...kau kenapa?"

Sean panik, pria ini tidak bisa menggendong istrinya. Sean pergi mencuci tangan dan tubuhnya terlebih dahulu barulah ia memindahkan istrinya yang pingsan ke atas ranjang.

"Apa dia memiliki trauma akan darah?" Tanya Sean penasaran.

Terus di pandangnya wajah Amara yang mulai memucat dan berkeringat. Ekspresi wajahnya seperti orang yang sedang mengalami mimpi buruk.

"Amara, bangun....kau kenapa....Amara bangun...!"

Sean mengguncang tubuh istrinya, tak berapa lama Amara membuka kedua matanya. Nafasnya naik turun seperti orang ketakutan.

"Hai, kau ini kenapa?" Tanya Sean.

"A-aku....aku takut darah yang berlebihan." Ucap Amara membuat Sean mengerutkan keningnya.

"Kenapa kau sampai takut darah hah?"

Amara menatap mata suaminya.

"Ibu Marta pernah melempar ku dari lantai atas saat aku masih kecil. Kepala ku berdarah, terus mengalir tidak mau berhenti tapi, aku bisa duduk saat itu. Sakit, rasanya sungguh sakit. Hidung dan telinga ku berdarah, mulut ku juga keluar darah, semua darah. Aku benci melihat darah yang berlebihan."

Jelas terasa jika tubuh istrinya bergetar, Sean tidak kenal dengan ibu Marta yang di maksud istrinya.

Sean memeluk Amara, berusaha menenangkan istrinya. Niat hati ingin menakuti Amara, malah berakhir dengan membuka trauma.

Terpopuler

Comments

Erlinda

Erlinda

aq kok ga suka dgn sikap Amara yg kasar dan terkesan seperti ga tau berterima kasih..udah ditolong ngelunjak..coba klo masih sama ibu dan kakak tiri nya udah mampus tuh di hajar...dan dilecehkan...dasar ga tau diuntung

2025-02-15

2

Tyaz Wahyu

Tyaz Wahyu

trnyata loe punya hati msh bisa loe gunakan sean kyk yin dan yang dan kamu di yang e (hitam tp da titip putihnya)

2025-02-02

1

Ning Suswati

Ning Suswati

ya tuhan, derita anak diasuh ibu tiri, kasian sekali nasib amara, semoga amara akan baik2 saja hidup dg sean

2025-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Tamat
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!