Chapter 09

Alena sudah pergi, tinggallah Amara sendiri di mansion ini. Sean juga sudah berangkat ke kantor pagi ini.

Amara merasa bosan sendirian, gadis ini memutuskan untuk keluar melihat-lihat keadaan mansion.

"Aku merasa bosan," ucap Amara. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Pergi berbelanja saja nona," jawab pak Pet membuat Amara terkejut.

"Pak Pet, astaga. Membuat ku terkejut saja!"

Pak Pet hanya tersenyum tipis.

"Jika nona ingin pergi ke mall atau kemana pun, Daren siap mengantar!" Ujar pak Pet memberitahu.

"Siapa Daren?" Tanya Amara tidak kenal.

"Dia salah satu anak buah tuan Sean. Pergilah jika nona bosan!"

"Nanti tuan mu marah," ucap Amara.

"Tidak akan!" Jawab pak Pet. "Nyonya Alena saja pergi setiap kali tuan pergi. Jadi, tidak masalah jika nona pergi untuk sekedar menghibur diri."

"Aku belum pernah pergi ke mall. Pak Pet, serius aku boleh pergi ke sana?" Tanya Amara dengan polosnya.

"Iya nona. Pergilah....!"

Amara bergegas kembali ke kamar untuk sekedar berganti pakaian. Gadis ini pun kemudian pergi di antar oleh Daren.

"Percuma saja punya rumah mewah tapi, di tengah hutan!" Ucap Amara yang merasa heran.

"Hutan penuh kedamaian," sahut Daren. "Hutan ini di buat sendiri oleh tuan Sean berserta anak buahnya."

"Apa pekerjaan tuan mu itu?" Tanya Amara penasaran.

"Tuan Sean memiliki perusahaan yang bergerak di bidang properti, produksi, dan masih banyak lagi salah satunya sorum-sorum kendaraan mewah."

"Sekaya itu masih suka bermain judi. Dasar kurang kerjaan!"

"Tuan Sean juga memiliki rumah sakit pribadi. Pasti kau tidak tahu!" Sahut Daren.

"Wah, apa dia seorang Dokter?" Tanya Amara kagum.

"Dia ahlinya dalam urusan bedah membedah!" Jawab Daren. "Sudah sampai, turunlah nona. Aku akan menunggu di parkiran!"

"Panggil aku Amara, kau jauh lebih tua dari ku, tuan Daren!"

Daren tidak menanggapi, pria ini keluar dari dalam mobil untuk membukakan pintu untuk Amara.

"Selamat bersenang-senang," ucap Daren.

Amara hanya mengangguk, gadis ini pun masuk ke dalam tempat yang seumur hidupnya belum pernah ia masuki.

"Tempat orang kaya berkumpul," ucap Amara.

Gadis ini pun sibuk berkeliling, melihat ini dan itu. Satu tempat yang menjadi pusat perhatian Amara, wahana permainan yang menarik hatinya.

Satu permainan di cobanya, melempar bola basket. Seperti anak kecil, Amara tidak malu bermain sendirian.

Pindah lagi ke permainan yang lain, Amara begitu menikmati waktunya sekarang.

"Wah, permainan menembak. Jika aku berhasil menembak semua monyet itu, aku akan mendapatkan boneka besar itu. Keren....!"

Mulailah dia bermain, terus menembak satu persatu boneka monyet yang berjarak enam meter tapi, tak satu pun berhasil di tembak Amara.

"Biar aku yang main," ucap Sean yang tiba-tiba muncul.

"Hai, dari mana kau tahu aku di sini?" Tanya Amara yang kaget.

"Pertanyaan mu tidak penting!" Jawab Sean.

"Menyebalkan!" Seru Amara.

"Jika aku berhasil menembak semua monyet kecil itu, apa yang akan kau berikan pada ku?" Tanya Sean.

"Tidak ada!" Jawab Amara singkat.

"Harus ada. Jika aku berhasil menembak, malam ini aku tidur di kamar mu!"

"Mesum! Kau tidak akan bisa!" Cibir Amara.

Sean tersenyum sini lalu pria ini mengambil alat tembak di tangan istrinya.

Dor....dor....dor....

Satu persatu boneka monyet jatuh di tembak Sean dalam waktu tak sampai satu menit.

"Wuuuah,....hebat!" Puji Amara.

"Ambil hadiah mu!" Titah Sean.

"Asyik. Baru sekarang aku punya boneka besar," ucap Amara.

Sean memperhatikan istrinya, pria ini tersenyum tipis melihat tingkah Amara yang seperti anak kecil.

"Siapa yang menyarankan mu pergi ke tempat ini?" Tanya Sean.

"Pak Pet...!" Jawab Amara singkat.

"Aku lapar, ayo pergi....!" Ajak Sean.

"Dasar batu es. Kau merusak kesenangan ku," ucap Amara yang kesal.

Sean tidak peduli, pria ini tak melepaskan genggaman tangan istrinya. Mereka masuk ke dalam outlet yang menjual makanan dari negara K.

"Kau tidak pernah makan makanan seperti ini?" Tanya Sean penasaran.

"Jangankan makan seperti ini. Aku tidak pernah mendapatkan uang jajan, sekali pun dapat dari hasil ku bekerja, pasti di rampas kak Darwin untuk bermain judi."

"Kakak mu sangat jahat!" Seru Sean tak sadar diri.

"Dia hanya kakak tiri ku," ucap Amara memberitahu. Sean pun terkejut, ia tidak tahu jika Darwin adalah kakak tirinya. "Kenapa kau menemani aku? Kenapa tidak bersama istri mu?" Tanya Amara penasaran.

"Kau istri ku juga, wajar jika ku menghabiskan waktu bersama mu!"

"Aku tidak mencintai mu," ucap Amara ketus.

Sean menatap wajah Amara yang begitu acuh padanya.

"Alena tidak ada, mulai sekarang kau satu-satunya istri yang aku miliki sekarang." Ucap Sean.

"Ucap lelaki mata keranjang!" Sahut Amara.

"Bisa-bisanya kau mengatai suami mu mata keranjang. Apa sudah bosan hidup hah?"

"Nyatanya, kau memiliki dua istri. Jika bukan mata keranjang, lalu apa namanya?"

Sean benar-benar geram, pria ini hanya bisa mengalah.

"Belilah beberapa pakaian, beli semua kebutuhan yang kau suka. Aku tidak tahu selera mu."

"Nanti uang mu habis," ujar Amara.

"Kau meremehkan aku?"

"Tidak. Aku tahu kau orang kaya jadi, aku tidak akan sungkan pada mu!"

"Selain Darwin, apa kau tidak memiliki saudara sekandung?" Tanya Sean penasaran karena pria ini belum sempat menyelidiki latar belakang Amara.

"Aku anak tunggal dari ayah dan ibu ku. Ibu meninggal saat aku lahir. Saat aku berusia satu tahun ayah menikah lagi dengan janda dua anak. Mereka tidak memiliki anak lagi selain kami bertiga." Jelas Amara.

"Jadi, seumur hidup mu belum pernah melihat wajah ibu mu secara langsung?"

"Nanti, setelah aku mati." Jawab Amara. "Aku tidak terlalu memusingkan kehidupan di dunia, aku hanya ingin bertemu dengan ibu ku."

Sean tertegun mendengar cerita istrinya, meskipun dia pria yang keras dan kejam, Sean masih memiliki sifat lembut jika dalam masalah perasaan.

"Sudah selesai makannya?" Tanya Sean terdengar begitu lembut di telinga Amara.

"Hem, sudah. Bayarlah, katanya kaya!"

Sean menghela nafas panjang, kesabarannya benar-benar di uji menghadapi sikap Amara.

Sean mengajak Amara pergi berbelanja semua kebutuhan Amara. Ke sana ke mari sambil membawa boneka besarnya.

Setelah puas berbelanja, Sean mengajak mengajak Amara pulang karena tak terasa hari sudah malam.

Amara yang kelelahan tidur sambil memeluk boneka besarnya. Dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di mansion.

Mobil berhenti, Amara langsung bangun dan keluar begitu saja tanpa menghiraukan Sean. Sean hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Amara.

"Amara, ingat janji mu!" Ucap Sean mengingatkan.

"Terserah kau lah!" Sahut Amara yang benar-benar kelelahan.

Terpopuler

Comments

Tyaz Wahyu

Tyaz Wahyu

wuah mlm ni sean mau unboxing nih wuakkkkkkkk jlskan yg bnr sean si alena bin sasimosalome itu tiada krn mati atau tiada lg jln² sean

2025-02-02

1

Ning Suswati

Ning Suswati

hhhhhh amara2 siapa yg kau hadapi, secara agama sean bertanggung jawab penuh dirimu, jauh lebih baik dibandi hidup dg keluarga iblis, bukankan sean lebih manusiawi

2025-03-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ngebet banget pengen wik2 dgn Amara,Lha sama Alena malah dia suruh orang lain..😂

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Tamat
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!