Chapter 05

Putaran terakhir, Sean tampak santai begitu juga dengan tuan Erison. Mata Amara sedikit segar karena gadis ini penasaran siapa yang akan menang.

Kartu kembali di sebar, Senyum tuan Erison melebar saat ia mengintip kartu bagian miliknya. Sedangkan Sean tampak biasa saja.

"Ada baiknya kau mengaku kalah saja Sean," ucap tuan Erison dengan tawa mengejeknya.

"Aku tidak mungkin kalah, dia keberuntungan ku." Sahut Sean lalu menoleh ke arah Amara.

"Ciiih,....apa yang kau banggakan dari seorang gadis murahan?" Cibir tuan Erison.

"Aku bukan murahan!" Sentak Amara.

"Lalu, apa kata yang pantas untuk mu yang di taruhkan di atas meja judi?"

Amara tertunduk, tuan Erison ada benarnya juga.

"Dia ku beli dengan harga mahal. Jaga bicara anda!" Sahut Sean suka.

"Jika kau memang aku ingin sekali menarik jenggot pak tua ini. Apa boleh?" Tanya Amara berbisik. Sean merasa lucu atas permintaan istrinya keduanya ini.

"Tuan Erison, jika aku menang apa boleh dewi keberuntungan ku ini menarik jenggot mu?"

Pertanyaan Sean membuat semua orang tertawa termasuk tuan Erison sendiri.

"Boleh, itu pun jika kau menang!" Jawab tuan Erison.

Amara benar-benar geram, gadis ini sudah tidak sabar melihat kartu di buka.

Kembali ke mode serius, Sean dan tuan Erison saling pandang dengan senyum tipis mereka.

"Aku menang....!" Ucap tuan Erison dengan bangganya membuka semua kartu.

Sean lalu melirik kemudian pria ini membuka semua kartunya.

"Kali ini, siapa yang menang?" Goda Sean dengan kartu angka sepuluh, QJKA.

Ekspresi wajah tuan Erison mendadak masam. Ia tak menyangka jika Sean memegang semua kartu yang tinggi.

"Proyek menjadi milikku," ucap Sean dengan senyum lebarnya.

Tuan Ersion hanya bisa mendengus kesal kemudian menyerahkan surat serah terima proyek kepada Sean.

"Ayo kita pulang," ajak Sean pada Amara.

"Aku ingin menarik jenggot pak tua ini," ujar Amara. "Bukankah dia sudah mengizinkan aku tadi?"

Sean tak bisa berkata lagi, begitu juga dengan tuan Erison. Mau tidak mau ia harus menerima saat Amara menarik bahkan memperlintir jenggotnya hingga membuat tuan Erison kesakitan.

"Lain kali kalau bicara di takar dulu. Mereka memang mempertaruhkan aku di atas meja judi tapi, kalian tidak berhak menghina ku!" Ucap Amara membuat Sean terdiam.

Tanpa banyak bicara mereka pun pulang. Suasana di dalam mobil sangat hening karena Amara lebih memilih untuk tidur.

Satu jam kemudian mereka tiba di lobi apartemen. Sean membangunkan Amara, dengan cepat gadis itu membuka mata.

"Cepat masuk dan jangan pergi ke mana-mana," Kata Sean sebelum Amara keluar dari dalam mobil.

Gadis ini begitu acuh, ia tak menjawab apa lagi menanggapi ucapan suaminya. Amara keluar begitu saja dari dalam mobil.

Memastikan Amara hilang dari pandangannya, Sean langsung pergi begitu saja. Bukannya pulang ke mansion melainkan pergi ke sebuah gudang yang berada sedikit jauh dari mansion.

"Dari mana kau dapatkan pria ini?" Tanya Sean pada Daren.

"Dia salah satu anak buah kita yang berkhianat. Bisa-bisanya dia menjadi mata-mata dari geng Bruiser." Jelas Daren pada Sean.

"Ampun tuan, maafkan saya tuan." Ucap pria tersebut sambil memeluk kaki Sean.

"Kau pasti sudah tahu konsekuensi-nya di saat kau berkhianat. Tidak ada ampun bagi mu," ucap Sean dengan suara beratnya.

"Ampun tuan,....ampun....!"

"Daren...!" Panggil Sean.

"Ya tuan...!"

"Seperti biasa, jual dan kirim semua uang pada keluarganya!" Titah Sean kemudian pria ini menarik pelatuk pistolnya.

Sssst......

Bukk......

Tembakan tanpa suara, pria yang memeluk kaki Sean tersebut jatuh tanpa nyawa. Sean tersenyum tipis kemudian pergi dari tempat itu.

Sekali pun ada pengkhianat, Sean akan memusnahkan dengan tangannya sendiri.

Pukul tiga lima pagi, Sean baru saja pulang ke mansion. Selesai mandi pria ini langsung pergi tidur.

"Bajingan satu ini, seenaknya saja pergi dan pulang." Batin Alena yang geram pada suaminya.

Alena kembali melanjutkan tidurnya karena wanita ini juga sebenarnya baru pulang pukul empat dini hari tadi. Setiap kali Sean pergi, Alena juga akan ikut pergi.

Pukul sembilan pagi, Sean dan Alena baru bangun. Tanpa mandi mereka sarapan berdua seperti biasa.

"Sayang, kapan kau akan mengajak gadis itu pulang?" Tanya Alena di sela makan mereka.

"Jika kau masih menghajarnya seperti waktu itu, aku tidak akan membawanya pulang."

"Tidak, aku berjanji pada mu!"

Sean tidak menanggapi, pria ini segera menghabiskan makanannya setelah itu pergi.

"Paman, kenapa mansion ini sepi? Kemana semua orang?" Tanya Alena tampak heran.

"Semua anak buah sedang pergi berlatih nyonya," jawab pak Pet.

Alena hanya mengangguk, itu artinya ia mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dalam ruang kerja suaminya yang berada di lantai dua.

"Aku harus segera menemukan rahasia-rahasia tentang Sean," ucap Alena kemudian wanita ini bergegas pergi ke lantai dua mansion.

Di bukanya pintu ruang kerja yang tak terkunci. Alena langsung menyelinap masuk ke dalam sana.

"Aku harus menemukan berkas kepemilikan perusahaan sesuai permintaan Remon. Di mana berkasnya?"

Alena sibuk mencari, lemari-lemari besar yang tersusun buku-buku tak luput ia jelajahi. Sudah berulang kali wanita ini masuk ke dalam ruang kerja milik Sean tapi, seperti biasa dia tidak menemukan apa-apa.

"Sial....!" Umpat Alen. "Di mana Sean menyimpan semua hartanya?"

Alena pusing, wanita ini tak menemukan apa pun selain pekerjaan susunan buku.

"Aku yakin jika Sean menyimpannya di ruang ini karena dia selalu berada di tempat ini dengan waktu yang sangat lama."

Alena pun memutuskan untuk keluar karena ia tak mau ada orang yang mencurigai dirinya. Tapi, tanpa sepengetahuan Alena sejak tadi pak Petrus mengintai dirinya.

"Kau tidak akan menemukan apa pun di ruangan itu, Alena." Batin pak Pet.

Pak Pet kembali ke belakang, setiap kali Alena berada di mansion ia akan selalu mengawasi sesuai perintah dari Sean.

Sementara itu saat ini Sean sedang berada di apartemen Amara. Gadis itu sudah bangun sejak pagi dan juga sudah sarapan.

"Siang ini kau akan ikut aku kembali pulang ke mansion," ucap Sean memberitahu Amara.

"Aku tidak ingin di pukuli lagi oleh istri mu," sahut Amara.

"Dia tidak akan berani memukul mu lagi."

"Apa jaminannya?" Tanya Amara kesal. "Sekarang aku bingung harus menyikapi diriku sendiri seperti apa. Menangis pun percuma karena kau pasti tidak akan melepaskan aku."

"Kau sudah menjadi istri ku, aku berhak mengatur mu!"

"Jika aku bisa mengembalikan uang yang makan kak Darwin, apa kau akan melepaskan aku?" Tanya Amara dengan beraninya.

Sean malah tertawa mengejek.

"Bagaimana bisa kau mendapatkan uang sebanyak itu?"

"Aku akan menukar dengan nyawaku," jawab Amara membuat ekspresi wajah Sean dingin di tambah lagi sorot matanya tajam.

Terpopuler

Comments

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

pantesan gue merasa familiar dengan Nove ini ternyata sudah baca 3 kali dan dah jadi TF 😂😂😂😂😂

2025-01-17

4

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

dinikahi tanpa dicintai itu sangat menyakitkan Amara🥺

2025-01-15

1

Ds Phone

Ds Phone

itu lebih baik lebih baik mati

2025-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Tamat
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!