Chapter 04

"Aku tidak melihat perempuan itu. Di mana dia?" Tanya Alena pada suaminya saat mereka sedang makan malam.

"kenapa kau menyiksanya?"

"Aku hanya melupakan emosi ku. Wajar bukan?"

Sean tidak menanggapi, pria ini kembali fokus pada makanannya.

"Bawa dia pulang. Aku sudah menganggap dia sebagai adik ku," ujar Alena.

"Jangan lagi menyentuhnya," ucap Sean.

"Kenapa? Apa kau mencintai bocah itu?" Tanya Alena dengan tawa sinisnya.

" Tidak....!" Jawab Sean singkat.

"Siapa namanya?" Tanya Alena.

"Amara,...!"

"Bawa dia kembali. Aku janji tidak akan menyiksanya lagi."

Sean menatap wajah istrinya, pria ini tahu betul jika Alena memiliki rencana.

"Aku sudah selesai. Jangan lupa besok bawa dia pulang!"

Alena beranjak dari meja makan, wanita ini memutuskan untuk pergi ke kamar. Tak berapa lama Sean menyusul istrinya.

"Mau kemana lagi?" Tanya Alena saat melihat sang suami mengambil mantelnya.

"Ada pekerjaan sedikit. Tidurlah dulu, aku harus pergi sekarang!"

Alena sudah biasa seperti ini, wanita ini tidak pernah melarang Sean untuk pergi ke mana pun yang dia mau.

Sean pergi ke apartemen menjemput Amara yang saat ini sudah terlelap tidur.

"Amara, bangun....!"

Sean membangunkan istrinya tapi, gadis itu tak kunjung bangun.

"Amara cepat bangun!"

Deg.....

Amara yang terkejut langsung bangun.

"Kau,.....!"

"Cepat bangun dan ikut aku!"

"Mau kemana?" Tanya Amara.

"Jangan banyak tanya. Cepat!" Sentak Sean membuat Amara takut.

Gadis ini beranjak dari tempat tidur kemudian berganti pakaian setelah itu Amara ikut bersama Sean.

"Mau kemana kita?" Tanya Amara penasaran.

"Sudah ku bilang jangan banyak tanya!" Sahut Sean membuat Amara kesal.

Gadis ini terdiam sambil melihat pemandangan malam yang ia lewati. Kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan.

"Leon,....!" Batin Amara. Ia masih mengenali pria yang tadi siang datang ke apartemen.

"Cepatlah. Kau sudah di tunggu!" Ujar Leon pada Sean.

Sean menarik tangan Amara, mengajak gadis ini masuk ke dalam.

Tiba-tiba saja Amara menarik tangannya hingga membuat langkah Sean terhenti.

"Ada apa?" Tanya Sean singkat.

"Kau ingin menjual aku lagi?" Tanya Amara dengan ekspresi wajah ketakutan.

Sean menghembuskan nafas kasar.

"Yang sudah menjadi milik ku akan selalu menjadi milikku. Aku tidak akan menjual istriku sendiri," ucap Sean terdengar tegas.

Sean kembali menarik tangan Amara, mengajak gadis ini masuk ke dalam.

Senyum lebar dari seorang pria paruh baya menyambut kedatangan mereka.

"Wah, ternyata kau berani juga menerima tantangan ku."Ucap tuan Erison dengan sombongnya.

"Aku tidak pernah takut!" Seru Sean.

Tuan Erison melirik ke Amara dengan tatapan mesum.

"Apa kau juga mempertaruhkan gadis cantik yang kau bawa itu?" Tanya tuan Erison..

Sean menarik Amara ke belakang tubuhnya untuk menghindari tatapan mesum dari tuan Erison..

"Kuburan sedang menantimu jadi, tolong jangan mengganggu wanita ku." Ucap Sean membuat tuan Erison tertawa.

"Baiklah, kalau begitu mari bermain sekarang!"

Amara duduk di samping Sean, gadis ini benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sean dan tuan Erison pun memulai permainan. Ronde pertama, bermain judi dengan kartu.

Senyum tuan Erison tampak lebar saat ia mengintip kartu miliknya.

"Ingat Sean, hanya lima pertandingan jika kau kalah, kau harus memberikan proyek itu pada ku."

"Tidak masalah!" Jawab Sean.

Hahahaha.......

Gelak tawa tuan Erison menggema di dalam ruangan tersebut saat ia memenangkan permainan pertama.

Amara benar-benar tidak mengerti apa hubungannya judi dan proyek. Gadis ini hanya memperhatikan saja sambil menahan rasa ngantuknya.

"Aku haus," ucap Amara pada suaminya.

"Leon, apa kau dengar? wanita ku haus!"

Dengan cepat Leon mengambil sebotol air mineral lalu memberikannya pada Amara.

"Terimakasih," ucap Amara.

Sejenak Sean terdiam saat mendengar ucapan terimakasih Amara.

"Hanya sebotol air kau berterimakasih padanya?" Tanya Sean tidak percaya.

"Apa salahnya?" Amara balik bertanya. "Sekecil apa pun pemberian orang itu harus mengucapkan terimakasih." Imbuhnya.

"Wow, hebat sekali gadis ini. Semoga di dewi keberuntungan mu." Ucap tuan Erison.

Permainan kedua di mulai, kartu kembali di bagikan. Ekspresi wajah Sean tampak biasa saja tapi, tuan Erison terlihat sedikit masam.

Terus bermain, pada akhirnya di ronde kedua Sean yang menang.

"Jangan senang dulu, masih ada tiga permainan lagi." Ucap tuan Erison.

Sean tidak menanggapi, pria ini malah mengambil botol mineral milik istrinya lalu meminumnya.

"Tidak sopan!" Seru Amara. "Minum ini milik ku, harusnya kau izin dulu jika ingin minum!"

Sean langsung menoleh ke arah istrinya lalu menarik kepala Amar.

"Ingat, kau istri ku. Yang ada pada ku milik mu begitu juga sebaliknya!" Bisik Sean membuat Amara kesal.

"Menyebalkan!" Seru Amara.

"Kenapa dengan dia? Kemarin menangis tadi pagi menangis tapi, sekarang menyebalkan!" Batin Sean.

"Sudah siap Sean?" Tanya tuan Erison.

"Aku selalu siap!" Jawab Sean dengan santainya.

"Mari merokok dulu," ujar tuan Erison.

"Aku tidak akan merokok di depan wanita ku," kata Sean yang menolak.

Permainan ke tiga di mulai, kartu kembali di sebar. Ekspresi wajah tuan Erison terlihat masam.

Tak butuh waktu lama, semua orang bisa melihat siapa pemenang dalam permainan ke tiga.

"Aku menang lagi," ucap Sean lalu pria ini bersandar di sandaran kursi sambil merangkul pundak Amara.

"Sisa dua permainan, kau harus menang Sean." Ucap Leon sedikit santai.

"Jangan senang dulu Sean, masih ada dua permainan!" Ujar tuan Erison terlihat santai tapi, sebenarnya ia panik. Pria paruh baya ini kenal betul siapa Sean di dunia hitam.

"Sungguh, aku sangat mengantuk!" Ucap Amara.

"Tunggu dulu lima belas menit. Aku akan selesai," jawab Sean.

Di negara ini, judi sangat legal bahkan para pemain besar berasal dari orang-orang kaya yang kelebihan harta.

"Cepatlah, wanita ku sudah mengantuk!" Ujar Sean.

Kartu kembali di sebar, wajah tuan Erison tersenyum tipis saat mengintip kartunya.

Sat set,...... bermain.

"Sean, kali ini aku yang menang!" Ucap tuan Erison.

"Kita seimbang tuan Erison." Sahut Sean.

"Ada baiknya kau mengaku kalah dan memberikan proyek itu pada ku sekarang," ujar tuan Erison seolah mencibir.

"Aku tega membangunkan wanita ku yang sudah terlelap tidur hanya untuk menemani aku bermain. Dia keberuntungan ku," ucap Sean.

"Perempuan kotor dan murahan yang kau pungut di clubs malam tidak akan bisa membuat mu beruntung!" Ejek tuan Erison.

"Mulut anda ini seharusnya di sambar sama malaikat. Aku bukan perempuan murahan," ucap Amara tidak terima.

Mendengar Amara yang begitu berani, Sean dan Leon terkejut.

"Hai, kita lihat saja nanti....!" Ujar tuan Erison.

"Cukur saja jenggot mu agar kau bisa lebih jelas berbicara!" Sahut Amara yang geram membuat semua orang tertawa termasuk Sean.

Terpopuler

Comments

Jancok Asu

Jancok Asu

ayo Amara harus berani

2025-02-19

1

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

Hhhhhh Amara ngelawak 🤣🤣🤣🤣

2025-01-17

0

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

🤔🤔

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Tamat
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!