Setelah keduanya sampai di sebuah pusat perbelanjaan ternama dan paling populer di kota Surabaya. Icon dimana hanya para Crazy Rich Surabaya yang berbelanja. Rey keluar dari mobil dan membanting pintunya. Elea tahu mengapa Rey bersikap demikian kepadanya.
" Huh...Harus kuat mengahadapi pria seperti itu. Mengapa pria kaya seperti tidak punya adab seperti itu. Tuan Di sangat baik sekali, bagaimana bisa dia memiliki anak seperti Rey." Kesal Elea yang melihat tingkah Rey seperti itu. Elea membuka pintu mobil dan berjalan sedikit berlari karena Rey sudah cukup jauh berjalan menyusuri parkiran mobil. " Punya kekuatan apa sih dia? berjalan cepat seperti itu. O...bodoh sekali kamu Elea mengejar dia dan berharap berjalan beriringan dengan dia. Asal kamu tahu Elea, dia sengaja berjalan cepat seperti itu karena dia malu berjalan di dekat kamu. Apa kamu lupa? di dalam mobil tadi dia bicara apa?" Elea pun mengubah gaya jalannya dengan santai. Dia tahu, Rey akan semakin berjalan cepat jika dia berusaha mengejarnya. Elea berpikir akan memberi sedikit pelajaran buat calon suami terpaksa nya itu. Dengan ekspresi wajah jahil dia mulai berpikir sembunyi masuk ke sebuah toko-toko brand ternama. Dengan santai Elea melihat-lihat berbagai pakaian yang dijual di dalam Toko Brand tersebut.
Rey yang mulai sadar, ketika menaiki eskalator menuju lantai dua. Menoleh ke arah belakang, namun tak ada Elea yang berjalan di belakangnya. " Hah...belum jadi istri, sudah nyusahin. Apa lagi kalau sudah jadi istri." Rey yang terlihat kesal dengan ulah Elea. " Kemana lagi dia?" Rey yang celingukan mencari-cari Elea. Setengah jam berlalu dan Rey belum juga mendapati Elea berada dimana. " Tidak-tidak, kalau memakai pengeras suara, jatuh harga diriku. Penampilannya memalukan." Rey yang kesal dengan menggaruk keras kepalanya dan mengusap rambutnya dengan putus asa. Di tengah keputusasaan nya. Tiba-tiba dia melihat sosok Elea yang sedang berdiri di depannya. Rey yang tadinya menundukkan kepala, kemudian mulai melihat dari bawah ke atas. Pertama matanya tertuju melihat ke sebuah sandal dekil yang melekat di kaki. Kemudian ke atas memandangi setelan jeans biru Dongker panjang lalu ke bagian atas yaitu kaos putih yang sangat sederhana bergambarkan tokok kartun Mikey mouse. Mata Rey terpejam. Rasanya malas melihat wanita yang tidak menjaga penampilannya seperti Elea. Rey menguatkan retina matanya untuk membukanya kembali. Kaca mata tebal dan rambut kepang yang menghiasi wajah Elea. Melihat wajah Elea, Rey merasa jijik dan geli. Malas melihatnya terlalu lama. Rey memalingkan wajahnya. " Kamu sudah menyia-nyiakan kan waktu setengah jam. Buruan!" Rey yang bergegas menuju eskalator.
Elea yang baru saja akan berkata maaf, dia urungkan karena Rey terlanjur marah dan berlalu dari hadapannya. Elea tahu diri. Meskipun hanya ada Rey dan dirinya yang menaiki eskalator, namun Elea tidak berusaha memposisikan dirinya di samping Rey atau bahkan satu tangga dibawahnya tangga eskalator dimana Rey berdiri. Ada 10 tangga eskalator jarak keduanya dimana keduanya berdiri. Rey bahkan tidak menoleh ke bawah. Sementara Elea, siapa lagi yang dia lihat? kalau bukan punggung Rey.
Sampai di sebuah salon. " Mbak tolong di make over ya."
" Baik pak."
" Kamu mau kemana?" Elea yang ketakutan karena Rey bergegas meninggalkannya sendirian. Elea berusaha meraih pergelangan tangan Rey, namun sialnya Rey berjalan dengan cepat.
" Mari Mbak." Salah satu pegawai salon yang tahu maksud dari langganannya itu.
" Baik, mbak." Jawab Elea dengan raut wajah bingung. Apa dia mau membalas perbuatan ku? Dengan meninggalkan aku seharian disini. " Hah..." Elea yang membulatkan sempurna bola matanya dan menutup setengah area wajah bagian bawah dengan kedua telapak tangannya.
" Sudah siap mbak."
" Iya mbak."
Diawali dengan membersihkan wajahnya Elea dengan alat kecantikan khusus. Elea yang begitu patuh terhadap seluruh rangkaian yang dihidangkan oleh salon kecantikan tersebut. Hingga lima jam berlalu. Wajah Elea yang berubah drastis dari yang terlihat cupu menjelma bak bidadari turun dari khayangan. Kutek-kutek berwarna manis menghiasi kuku-kuku seluruh jemarinya. Rey kemudian datang dengan membawa beberapa pasang setelan kasual dan juga sandal untuk dikenakan oleh Elea. Rey ternyata tahu ukuran sandal Elea karena melihat bentuk kaki Elea dan memperkirakannya. Rey mencari keberadaan Elea. Namun Rey tampak kebingungan. Padahal jelas-jelas Elea sedang di make over dan terlihat duduk di depan cermin. Hanya saja Elea memakai handuk berbentuk kimono karena baru saja melakukan massage dan juga suntik vitamin untuk kulitnya supaya terlihat cerah. Elea yang sadar, melihat Rey tampak kebingungan.
" Ini mbak nya Pak." Elea yang menatap ke arah Rey dengan tatapan datar. Membiarkan nya hanyut dan menikmati wajah dan rambut yang selama ini dia hina dengan pandangan matanya.
Satu menit pertama, Rey masih terdiam. Dua menit, Rey menatap dengan seksama area wajah Elea tanpa kaca mata tebal yang menghiasinya. Tiga menit, mata Rey mulai mengedarkan ke seluruh jari-jari kuku yang tampak manis dengan sentuhan kutek. Empat menit, Rey menelan ludahnya. Dan menit terakhir, Rey mengembalikan pandangannya ke arah atas yaitu wajah dan rambut Elea yang menawan. Rambut yang tergerai dengan sentuhan Curly dan cat coklat yang menghiasi dan juga sentuhan tipis bedak yang melekat di wajahnya. Tidak ketinggalan polesan lipstik yang menempel di bibirnya. Tak ubahnya Elea menjelma seperti wanita blesteran luar negeri. 360 derajat Elea berubah dari Elea yang dilihat sebelumnya. Rey kemudian menyadarkan lamunannya. " Ini kamu pakai ya! Mbak tolong dibantu ya!"
" Baik pak."
Elea menuju ruang ganti dan memakai setelan pakaian kasual yang diberikan kepadanya. Elea membuka paper bag dan melongo ketika melihat banderol harga dari baju-baju yang tidak sopan untuk di pakainya. Kaos branded ternama dengan celana jins yang jika dipakai hanya sepaha. " Hah..." Elea yang menjereng semua setelan pakaian yang dibelikan oleh Rey kepadanya. " Apa-apaan ini?" Kesal Elea yang malu melihat dirinya di cermin dengan pakaian yang seperti kurang bahan. " Tapi hanya ini, yang sepertinya masih terlihat sopan. Apanya yang sopan?" Dengan menunduk pasrah membawahkan lengan baju yang model lengannya tidak menyatu. Terlihat sekali area dadanya dan lengan atasnya. " Sepertinya, aku harus terbiasa dengan semua ini. Apalagi calon suami ku ini, pemilik Perusahaan ANDRO. Huh...meskipun aku sedikit risih memakai semua ini."
Rey yang berdiri dan berjalan mondar-mandir di depan ruang ganti, tepat ketika Elea akan membuka pintu, Rey berdiri dengan menyenderkan area tubuh sisi kanannya di dinding dekat pintu. " Hah." Elea yang terkejut melihat sosok Rey yang tiba-tiba ada di dekat pintu ruang ganti.
Rey yang memandangi Elea untuk kedua kalinya. Melipatkan lidahnya masuk ke dalam mulutnya. Cantik juga dia. Aish, apaan sih. Seberapa cantiknya, dia tetap kampungan. Dia tetap berbeda jauh dengan Jessica yang lebih smart dan berkelas.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments