Setibanya di kos kosan, Arani segera mengunci pintunya. Menutup tirai jendela. Rasa takut menyelimutinya. Badannya bergetar, sampai-sampai menjatuhkan HP ditangannya.
Tok tok tok tok
Ketukan pintu terdengar. Seketika itu Arani menjauhi pintu. Meringkus badannya di sudut pojok ruangan. Membekap mulutnya sendiri berharap tidak mengeluarkan suara.
Tok tok tok
Ketukan pintu terdengar lagi. Arani memejamkan matanya.
" Sayang........!"
Suara itu, suara Sai Ail bukan? batin Arani.
"Sayang....., Arani kau didalam ?"
Ya benar suara suamiku...
Buru-buru ia segera beranjak dari tempatnya dan segera membuka pintu.
Melihat suaminya diambang pintu yang ia buka, seketika itu Arani memeluk suaminya dengan erat.
Yang tadinya Derriel menebar senyum bahagia karena bisa bertemu dan melihat Arani didepannya, senyum itupun sirna manakala ia merasakan tubuh Arani yang bergetar ketakutan saat memeluk dirinya.
"Ayo kita masuk dulu." ajak Derriel yang masih memeluknya.
"Ada apa sayang ? kenapa kamu ketakutan seperti ini. Apa yang terjadi?". Tanya Derriel cemas, masih memeluk istri mungilnya itu.
" Dia, dia,.... dia datang lagi ! . " Ucap Arani dan meneteskan air matanya, yang sedari tadi ia tahan.
Perlahan Derriel melepaskan pelukan Arani, dan menuntunnya untuk duduk di kursi belajarnya. Derriel berlutut dihadapan Arani, melihat wanita yang teramat ia sayangi ketakutan seperti ini, membuat hatinya resah.
"Dia, Dia siapa yang kamu maksud sayang? " Tanya Derriel sembari mengusap bahu Arani dengan lembut dan memasang muka tenang . Berharap Arani juga ikut tenang. Dan tangan satunya mengusap air mata yang membasahi pipi Arani.
"Orang yang punyai tato elang di pergelangan tangannya". Ucapan Arani terbata bata.
"Sebenrnya siapa dia? apakah kamu mengenalnya?".
Arani menggelengkan kepalanya. Lalu menundukkan kepalanya.
"Sayang sudah ku bilang, jangan ada satu hal pun yang ditutup tutupi !. Kebiasaan kamu. Kalau menundukkan kepala saat ditanya suatu hal, kamu ingin menutupinya".
"Maafkan aku, aku, a, aku takut say sekarang." rintih Arani.
Derriel pun memeluk Arani.
"Ceritakan kalau kamu siap menceritakannya. Apakah kamu sudah makan?"
"Sudah. Di sekolah tadi makan bakso bersama teman teman."
"Baiklah, kamu masih memakai seragam seperti ini, segerah lah mandi, agar lebih segar".
Arani mengangguk dan lekas ke kamar mandi.
#####
Menjelang malamnya...
"Ayo kita keluar jalan jalan merayakan ujianmu yang telah usai".
"Aku takut. Didalam saja."
"Baiklah kalau itu mau mu. Jadi kamu siap menceritakannya?."
Hening sesaat. Lalu Arani mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ia tatap Derriel setenang mungkin.
"Sebenarnya orang yang mempunyai tato elang di pergelangan tangan itu, aku sudah tiga kali berjumpa denganya."
"Tiga kali?"
"Iya. Pertama saat kelas 1 SMK waktu libur semester 1. Terakhir Ara ke kota AAA. Saat Ara marah sama Kakek Dirdja di perusahaannya karena wanita yang dibawa kakek enggak ada yang bener bagi Ara.
Setelah keluar dari halaman kantor kakek, di pinggir jalan, dari kejahuan Ara melihat pengendara bermotor Moga yang melaju ke arah Ara. Seperti mencoba sengaja menabrak Ara. Seketika itu Ara berkesiap mundur dari tepi trotoar.
Ara sempat melihat ada tato elang di pergelangan tangan kirinya sebelum Ara jatuh terduduk.
Ke 2 kalinya saat Ara terperosok di pinggir tebing waktu camping . Ara sempat melihat sekilas orang bertato elang dipergelangan tangan kanannya dibalik pohon dekat tebing saat Ara tergelincir.
Lalu yang ketiganya tadi saat Ara pulang sekolah. Tidak sengaja Ara menabrak seseorang saat berjalan. "
"Apakah kamu mengingat wajah orangnya?"
"Tidak Say. Saat itu muka mereka semua tertutup. Pengendara moge tertutup helm berkaca hitam. Waktu yang di hutan kepalanya tertutup topi, berkacamata hitam, dan memakai masker. Yang tadi Ara jumpai pun juga sama".
"Kenapa kamu tidak cerita saat itu?" Tanya Derriel yang kesal sekali tidak mengetahui hal tersebut.
"Maafin Ara, menyepelekan hal tersebut...
Ara tersadar saat tadi disekolah Anet mengenang kejadian waktu di hutan itu.
Orang bertato itu ada saat kejadian di tebing. Enggak mungkin orang yang bertato elang itu di hutan, sepintas Ara melihat keberadaannya, bahkan ia hanya melihat saja saat Ara terjatuh . Tidak ada pergerakan reflek menolong saat Ara akan jatuh padahal posisinya dekat.
Dua kali orang bertato itu ada saat kejadian berbahaya terhadap Ara, Jadi Ara menyimpulkan orang itu berbahaya untuk Ara. Makanya saat bertemu tadi Ara takut."
"Sebentar aku koreksi dulu. Orang yang Ara temui tadi mempunyai tato elang di tangan..."
"Kanan." spontan Arani jawab.
"Yang waktu kejadian Orang bermotor moge tatonya ada di pergelangan tangan..."
"Kiri...." Mereka pun saling bertatapan dengan penuh keyakinan.
Dan kejadian yang di tebing, tatonya ada di tangan kanan. Arani-Derriel
"Apakah orang yang bertato elang di pergelangan tangan.... "
"Bisa jadi lebih dari 1 orang." ucap Derriel memotong kalimat yang akan diucapkan Arani.
"Say...." mata Ara mulai berkaca kaca.
"Tenanglah. Mulai sekarang kita akan selalu bersama. Aku akan menjagamu sebaik mungki. Tidak akan ada orang yang akan melukaimu lagi. " kata Derriel lalu memeluk Ara dengan erat. Sebaliknya ara pun memeluk Derriel dengan erat juga.
Apakah ini ada kaitannya dengan kejadian 18 tahun silam. Saat pertama kali aku menemuimu Sayang... Derriel.
##########
Flasback on
18 tahun silam
Dipinggir desa terpencil. Ditengah malam dengan udara dingin sehabis hujan, seorang ibu paruh baya berlari tertatih tatih sambil menggendong bayi usia kurang lebih 1 tahun. Ia terus berlali meski kakinya terkena tembakan.
Sampai akhirnya ia bertemu Derriel kecil saat usia 10 tahun.
Derriel yang saat itu sedang berjalan dipinggir jalan dekat hutan, tidak sengaja melihat ibu paruh baya berlali, ia pun segera menghampirinya. Saat keberadaannya semakin dekat dengan ibu tersebut. Betapa kagetnya ia melihat luka tembang di kaki ibu tersebut.
"Nak tolong bawa pergi bayi ini sejauh mungkin. Selamatkan ia. Nyawanya saat ini terancam. Tolong.." Pinta ibu itu segera menyerahkan bayi mungil itu kepada Derriel.
"Tidak ada waktu lagi. Aku sudah tidak sanggup untuk berlari dengan kondisi kakiku terluka seperti ini. Tolong selamatkan ia. jaga ia jangan sampai mereka menemukannya."
Sekilas ia melihat bayi mungil yang ada di gendongnnya saat ini. Merasa ada yang aneh dengan bayi ini. Melihat gurat keanehan dimuka Derriel. Ibu itu pun berkata.
"Ia hanya tertidur karena efek obat bius. 3 jam lagi ia akan bangun. Aku sangat memohon kepadamu. Tolong bawa ia pergi sejauh mungkin. Dan jaga iya. Aku mohon !." Pinta ibu tersebut dengan penuh harap dan berlinang air mata.
"Pergila sekarang juga. Lekas..."
"Bagaimana dengan ibu".
"Jangan khawatirkan aku."
Sayup sayup terdengar suara orang berteriak dan menyebutkan kalimat harus menemukan bayi itu.
"Pergilah. Mereka hampir mendekat."
Segera Derriel masuk kedalam hutan . Lari secepat mungkin sambil menggendong bayi itu didekapannya.
"Itu dia..." ucap laki-laki yang melihat keberadaan ibu itu berlali di pinggir jalan.
"Habisi dia dan juga bayinya." kata laki-laki lainnya.
Laki-laki yang melihat ibu itu pun segera berlali mendekatinya. Saat jaraknya sudah dekat ia pun menembak ibu itu beberapa kali, Sampai terkapar di tengah Jalan.
Setibanya mereka mendekati mayat ibu itu, dan membalikkan badannya yang tengkurep, betapa kagetnya mereka melihat didalan selimut bayi yang ia gendong hanya beberapa ranting pohon.
"Sial... ! dimana bayi itu . Cepat cari bayi itu sekitar sini dan dijalanan yang kita lalui tadi. Minta bantuan, Perluas pencariannya.
"Baik bos !". jawab bahannya.
Setibanya Derriel di ujung hutan lain yang dekat dengan Desa lainnya. Ia pun segera lari menuju pemukiman warga. Dan melihat ada mobil pickup pengantar sayur yang hendak menuju Kota. Derriel pun segera membuka terpal yang menutupi sayuran, ia dan bayi yang ada di dekapannya pun segera naik keatasnya dan menutupnya kembali..
Sang sopirpun keluar dari rumahnya. Dan melajukan mobilnya tanpa ia sadari ada penyusup yang naik diatas mobilnya.
######
Hampir 3 jam berlalu mobil pick up tersebut memasuki Kota. Saat berhenti di pinggir jalan, sang sopir membeli rokok dan kopi. Saat itu pula Derriel Turun dari mobil pick up sayur itu.
Ia terus berjalan tanpa arah sampai akhirnya ia melihat panti asuhan. Setibanya di pintu halaman panti asuhan itu. Bayi yang ia gendong bangun dan langsung menangis kencang.
Orang yang ada didalam panti asuhan pun keluar saat mendengar bayi menangis. Dan melihat anak laki laki yang menggendong bayi.
Bayi itu Derriel serahkan kepanti asuhan. Dia berdalih. Jika bayi itu keponakannya. Dan mengarang cerita kalau kakak Derriel ayah dari bayi tersebut baru saja meninggal. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Orang tua Derriel juga sudah meninggal. Ia tidak bisa dan tidak tahu cara merawat bayi. Maka dari itu ia menitipkan keponakannya disini.
"Kalau begitu tinggalah disini juga." Pinta orang dari panti asuhan tersebut.
"Bukannya saya tidak mau. Saya harus kembali ke desa untuk merawat rumah peninggalan orang tua. Satu satunya warisan yang saya dan keponakan saya ini miliki. Agar kehidupan keponakan saya ini terjamin lebih baik saya titipkan disini. Saya berjanji akan berkunjung setiap saat untuk menemuinya."
"Nak hari masih gelap, kembalilah nanti setelah fajar".
"Baiklah."
"Siapa nama bayi cantik ini?"
Eh ternyata bayi ini perempuan. Tanya Derriel dalam hati. Ibu itu tidak menyebutkan nama bayi ini. Baiklah, akan aku namai...
"Namanya Arani....! "
flasback off
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
**Itulah cerita mengapa Derriel dipanggil Om oleh Arani ya....
Masih banya misteri yang belum terungkap.
Mohon dukungannya ya teman teman. Like. komen, dan jangan lupa votenya... .. 🤗🤗🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments