#19

“Oke Sky, kembali ke topik! Apa kau melihat dua wanita ini?” tanya Cristian lagi.

“mereka ada di dalam taman tadi.” Ucap Sky.

“Dan kau kenal??” Tanya Cristian lagi.

“kenal nama ya, kalau kenal sekali tidak.” jawab Sky.

“Itu saja sudah cukup!” Ujar Cristian.

“Maksud nya?” tanya Sky.

“Maksud ku adalah segitu saja sudah cukup! Misi ini kau saja yang jalankan. Aku akan melihat mu dari jauh sekaligus untuk melancarkan misi ini.” Ucap Cristian berusaha meyakinkan Sky untuk mengambil alih misi ini sebab sebenarnya Cristian tidak paham dengan hal-hal yang berbau seperti ini.

Apalagi yang berhubungan dengan wanita, Cristian selalu menjaga jarak.

Mungkin satu-satu nya wanita yang dekat dengan Cristian selain ibu yang bernama Ariana, maka wanita itu sudah pasti adalah Azzura.

Sky menghela nafas panjang.

Seharusnya Sky sudah dapat menduga kalau dirinya akan di jadikan tumbal oleh Cristian yang jelas-jelas anti dengan wanita ini.

“Hmmm baiklah! Sini ramuan nya! Serahkan pada ku! Dan pastikan kau sudah stand bye saaat aku membutuhkan bantuan mu kak Tian.” Seru Sky.

“tenang saja!” Cristian pun akhirnya terbebas dari tugas yang merepotkan ini.

Kini saat nya menjalankan misi ini dengan petugas yang telah berganti.

Sky yang akhirnya melaksanakan misi ini.

Sky dengan penuh percaya diri menghampiri Vannessa dan Fla yang sedang merumpi asik di taman perusahaan.

"Hai.. boleh aku gabung disini? Perkenalkan nama ku Sky Hardata. Putra dari Zayden Hardata." ucapnya dengan senyum nya yang menawan.

Layaknya sang ayah, Skyladen Hardata ini memiliki paras yang tampan. Berwajah bule Itali dengan tinggin badan 184cm. Sungguh tipikal pria yang sulit untuk di skip keberadaannya.

"Sky?" Ulang Vannessa terkejut. "Kau tuan muda Sky?" ulangnya lagi.

"Heem.. tidak perlu pakai tuan muda, walaupun benar aku masih muda. Cukup panggil Sky saja." jawab nya, terdengar sangat friendly.

"Jadi apa aku boleh bergabung? heeem.. maaf, boleh ku tahu nama mu?" Tanya Sky tiba-tiba menoleh pda Fla yang ada di samping Vannissa.

Fla menoleh pada Vannessa. Matanya terlihat sangat girang karena diajak berkenalan oleh anak pemilik perusahaan.

"cepat sebutkan nama mu kak?" bisik Vannessa, dengan rasa iri di hati nya pada kakak nya.

"Kenapa harus Fla sih?" batin Vannessa, sambil tersenyum seolah menyupport Fla.

"Nama ku Fla.!" Ucap Fla, memberikan tangannya pada SKy.

"Nama yang cantik Fla, secantik orang nya. Apa kau bekerja di perusahaan ayah ku?" tanya Sky, mengikuti instruksi yang Cristian berikan.

"Heem.. ya. Aku bekerja sebagai designer di perusahaan ini." Jawab Fla berusaha untuk tidak grogi.

"Tangan mu halus sekali Fla, . I like it." Bisik Sky lalu mencium tangan Fla.

"Astaga! apa Sky sedang menggoda ku?" batin Fla, menatap Sky harap harap cemas..

"Apa boleh aku mengenal mu lebih jauh. Tapi tidak disini... Di tempat lain." Bisik Sky di telinga Fla.

"DImana?" tanya Fla yang mulai tergoda untuk mencari kesenangan nya sendiri.-

"Bagaimana kalau di ruang kerja ku di lantai atas?" sebut Sky, dengan berbisiik.

"Ruang kerja mu??" Ulang Fla, dengan suara yang seksinya.

"Memangnya apa yang bisa dibicarakan di dalam ruang kerja mu.?" tanya Fla lagi, lebih berani kali ini.

"Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan di dalam ruang kerja ku Jawab Sky sambil meraba punggung Fla.

"Bagaimana? Apa kau tertarik untuk berbincang dengan ku Fla?" tanya Sky.

"Sure.." jawab Fla, menatap wajah tampan Sky.

"Kalau begitu mari."

Sky pun melepaskan pegangan nya di pinggang Fla dan menarik tangan wanita itu ke untuk mengikutinya.

Fla merasa mendapatkan jackpot hari ini.

Bagaimana tidak, dia baru saja usai membalaskan sakit hatinya pada Clare, dan tiba-tiba saja seorang pangeran kaya raya membawanya one night stand ke ruangan nya.