Saat sampai didepan kampus, Alfina bergegas lari memasuki ruang kelasnya, dia tau kalau dia sudah terlambat sepuluh menit mata kuliah pertamanya pagi ini. Alfina berharap belum ada dosen yang memasuki ruang kelasnya, karena kemarin ada pengumuman digrup whatsapp bahwa dosen yang mengajar dikelas Alfina hari ini sedang berhalangan hadir. Tapi bagaimana jika ada dosen yang menggantikan mengajar dikelasnya hari ini?
"YaAllah Alfina takut." Lirih Alfina dalam hati
Selama ini Alfina memang tidak pernah terlambat saat masuk jam kuliah apalagi jika ada mata kuliah pagi dia akan berangkat jam 6 dari rumah menuju kampus. Akan tetapi hari ini sungguh sangat berbeda dari hari sebelumnya.
Saat sudah sampai dipelataran kampus alfina bergegas menyusuri lorong menuju ruang kelasnya. Tepat didepan kelas pintunya sudah tertutup, Alfina sudah menduga jika didalam kelasnya tersebut sudah ada dosen yang mengajar, akan tetapi dia tidak tau siapa dosen yang menggantikan mata kuliah hari ini. Sungguh alfina lelah karena sudah lari-larian dari beberapa gedung fakultas dikampusnya.
"Assalamualaikum". Salam Alfina sambil membuka pintu kelasnya pelan
"Waalaikumussalam". Jawab mahasiswa seisi kelas. Alfan langsung melihat siapa mahasiswi yang berani terlambat saat mata kuliahnya hari ini. Apa dia tidak tau jika tadi pagi ada pengumuman bila kelasnya digantikan oleh dosen baru dikampusnya
"Kenapa kamu terlambat?". Ucap Alfan dengan datar
"Ma - maaf pak, tadi saya harus mengantarkan seseorang pulang kerumahnya dulu, karna beliau tiba-tiba sakit waktu bertemu saya dijalan menuju kampus". Jawab Alfina takut-takut
Melihat dosen didepannya yang tidak kunjung berbicara, Alfina dengan pelan mendongakkan kepalanya melihat siapakah dosen yang sudah menggantikan mata kuliahnya hari ini.
Deg ...
Saat itu dosennya juga menatap dirinya dengan tatapan yang dingin dan datar. Sadar akan tindakannya, Alfina dengan cepat mengalihkan pandangannya dari dosennya tersebut. Alfina hanya bisa pasrah jika dia diberikan hukuman atau diberikan tugas oleh dosennya, karena dia tau dia sudah melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh dosennya tersebut.
"Baiklah saya terima alasan dari kamu, selesai mata kuliah temui saya diruangan, dan sekarang silahkan duduk". Ucap Alfan dengan tegas
"Baik pak terimakasih". Jawab Alfina dengan sopan
"Siapa nama kamu?" Tanya Alfan ketika melihat Alfina sudah menduduki bangkunya
"Alfina Eliza Humaira, pak". Jawab Alfina pada Alfan
Alfan terdiam sebentar saat mendengar Alfina menyebutkan nama lengkapnya tersebut. Alfan merasa aneh dengan nama itu seperti pernah ada dalam pikirannya. Kemudian Alfan mengangguk menanggapi jawaban Alfina.
"Untuk semuanya kerjakan tugas membuat makalah tentang bahasan manajemen, kumpulkan besok pagi diemail saya". Titah Alfan pada semua mahasiswanya
"Baik pak". Jawab seluruh mahasiswa sekelas
Alfina menghela napas lega, akhirnya dia diperbolehkan masuk ke dalam kelasnya walaupun terlambat. Alfina lekas mengucap syukur dalam hati, karena sang dosen masih memberikan dirinya kesempatan untuk belajar.
"Baiklah mata kuliah hari ini telah selesai, dan untuk kamu yang terlambat silahkan temui saya diruangan sekarang". Ujar Alfan datar sebelum meninggalkan kelas dan melihat Alfina sebentar yang tengah menunduk
"Baik pak, saya akan segera kesana". Jawab Alfina
***
Alfina dengan cepat menuruni tangga menuju ruangan dosennya. Dia tidak mau sampai terlambat lagi bisa-bisa ia akan diberi hukuman double nanti. Sebenarnya Alfina tidak tau dimana letak ruangan dosennya tadi, ia mencoba mencari tau dengan bertanya kepada salah satu satpam dikampusnya.
"Assalamualaikum pak". Salam Alfina pada pria paruh baya tersebut
"Waalaikumussalam, ada apa nak?". Jawab pak Andi
"Maaf pak saya mau bertanya, ruangannya pak Alfan ada disebelah mana?". Ucap Alfina dengan sopan
Alfina tadi memang terlambat, akan tetapi dia sempat diberi tau oleh Amel sahabatnya bahwa dosen yang menggantikan mata kuliahnya hari ini bernama Muchammad Haidar Alfanani atau bisa dipanggil dengan sebutan pak Alfan.
"Ruangannya ada dilantai dua bersebelahan dengan ruangan dekan". Jawab pak Andi pada Alfina
"Baik pak terimakasih dan maaf Alfina merepotkan bapak". Kata Alfina
"Sama-sama nak". Balas pak Andi
Alfina berjalan sampai didepan ruangan dosennya, akan tetapi dia masih merasa takut untuk masuk. Dengan hati-hati ia mengetuk pintu dan mengucap salam, dia harus bersikap baik dan sopan dengan dosennya tersebut karena dia tau bahwa seorang dosen haruslah dihormati dan dipatuhi.
"Assalamualaikum". Salam Alfina seraya mengetuk pintu ruangan dosennya
"Waalaikumussalam, masuk". Jawab Alfan pada Alfina kemudian mempersilahkan ia untuk duduk di kursi depan mejanya
"Tau apa kesalahan kamu tadi saat saya mengajar?". Ucap Alfan datar dan to the point
"Maaf pak, tadi saya terlambat saat mata kuliah dihari pertama kelas bapak". Jawab Alfina dengan menunduk
"Tidak hanya itu, kamu juga tidak memperhatikan saya saat sedang menjelaskan materi".
"Jika kamu mengulangi hal yang sama seperti tadi, saya akan memberimu nilai D pada mata kuliah saya". Papar Alfan dengan tegas dan datar
Alfina yang diberitahu seperti itupun lantas mencengkram gamisnya kuat-kuat. Baru pertama kali ini ia ditegur dengan tegas oleh dosennya.
"Saya meminta maaf dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi". Lirih Alfina dengan tetap menunduk. Dia tidak berani melihat kearah dosennya. Saat ini Alfina merasa sedih bahkan matanya pun sudah berembun sedari tadi, tapi dia tahan untuk tidak menangis. Alfina memang lemah ia akan mudah menangis jika ada seseorang yang membentak atau memarahinya. Tapi dia akan berusaha untuk menghormati dan menerima konsekuensi, sebab yang menasehatinya kali ini adalah dosennya sendiri.
"Baiklah saya memaklumi kamu, jika sudah tidak ada mata kuliah lagi silahkan kamu pulang". Ujar Alfan pada Alfina. Sebenarnya Alfan merasa tidak tega ketika melihat Alfina yang sedari tadi terus menunduk, bahkan ia hampir menangis. Tapi sebagai dosen ia harus bersikap tegas kepada mahasiswinya agar mereka bisa lebih disiplin dan menghargai waktu.
"Terimakasih pak, sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan saya, saya pamit Assalamualaikum". Salam Alfina seraya berpamitan
"Waalaikumussalam". Jawab Alfan
Setelah Alfina keluar dari ruangannya Alfan merasa aneh sejak mahasiswinya tersebut memasuki kelasnya tadi. Kenapa nama lengkap perempuan itu tidak asing baginya. Sungguh baru pertama kali ini Alfan memikirkan seseorang yang bukan mahramnya. Dengan cepat ia mengucap istighfar dalam hati.
"Astaghfirullahaladzim, ampuni hamba yaAllah". Ucap Alfan dalam hati
***
Kini Alfina sedang berada di taman kampus bersama dengan sahabatnya Amel. Amel memang berniat menunggu Alfina disini sejak sahabatnya tadi pergi menemui dosennya.
"Kamu kenapa na? Kamu tidak diapa-apain kan sama pak Alfan?". Tanya Amel kepo pada Alfina
Alfina menggeleng "Aku gak papa kok". Jawab Alfina
"Kalau gak papa kenapa mata kamu berair gitu? Kamu nangis ya?". Ucap Amel penasaran melihat sahabatnya
"Gak kok, aku tadi cuman dikasih nasihat sama pak Alfan kalau aku tidak boleh terlambat lagi". Jelas Alfina
"Terus kenapa kamu nangis?". Ujar Amel lagi
"Aku gak nangis kok, aku cuma sedih aja". Jawab Alfina
"Oh ya sahabatku yang satu inikan memang cengeng, gampang banget menangis". Papar Amel seraya memeluk Alfina
"Apaan si Mel?". Balas Alfina seraya mengusap sudut matanya yang berair
"Udah-udah jangan sedih lagi nanti cantiknya hilang loh". Ucap Amel sambil tertawa karena melihat wajah sahabatnya memerah
Alfina dan Amel memang sudah seperti saudara kandung sendiri. Mereka bersahabat sejak zaman SMP sampai kuliah sekarang. Mereka berdua selalu bersama maka tak jarang banyak yang mengira kalau mereka berdua adalah saudara kembar padahal bukan. Alfina anaknya pendiam lemah lembut, sedangkan Amel sahabatnya ia memiliki sifat yang sedikit bar-bar.
"Hari ini kamu kerja jam berapa na?". Tanya Amel
"Aku berangkat jam dua sore, jadi habis ini aku langsung ketempat kerja". Jawab Alfina
"Aku antar ya berangkatnya?". Tawar Amel pada Alfina
"Gak usah Mel lagian rumah kamu sama tempat kerja aku beda arahnya, nanti kamu bakal kejauhan pulangnya". Jelas Alfina pada Amel
"Kamu tidak apa-apa berangkat sendiri?". Tanya Amel khawatir
"Tidak apa-apa kamu tenang saja". Balas Alfina sambil tersenyum
Selama ini Amel sahabatnya lah yang mengantarkan ia ketempat kerjanya, walaupun terkadang Alfina sudah menolak akan tetapi Amel tetap Keukeh untuk mengantarnya. Untuk kali ini biarlah ia berangkat sendiri naik ojek, karena Alfina tidak mau terus-menerus merepotkan Amel sahabatnya.
"Ya sudah kamu hati-hati ya berangkatnya". Ucap Amel pada Alfina
"Kamu juga hati-hati pulangnya, ingat jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya". Ujar Alfina memberi peringatan pada Amel
"Sahabatku perhatian banget sama aku, oke aku gak akan ngebut kok, so kamu tenang aja". Balas Amel seraya memeluk Alfina
"Kalau gitu aku berangkat dulu ya Assalamualaikum". Pamit Alfina
"Waalaikumussalam ukhty". Jawab Amel setengah berteriak
Amel bersyukur bisa bersahabat dengan Alfina, karena berkat alfinalah ia memantapkan hatinya untuk berhijrah semenjak SMA. Alfina selalu memberikan dampak positif untuk dirinya sehingga ia selalu belajar untuk memperdalam ilmu agama Islam. Alfina yang ia kenal selalu bersikap rendah hati, sopan, dan lemah lembut. Amel berharap persahabatannya dengan Alfina ini kelak akan sampai ke Syurga-Nya Allah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Rizky Fahlevie
ya bagus lah kak kalau ada sahabat yang bisa memberi dampak yang positif
2022-12-03
5
ʀᴏʀᴜⁿʸᵃᴇɴᴏᴋʏ
jago juga berhalu nih anak orang 🤣
2022-11-17
4
Shybilla Khanaz
Alfan jgn galak² donk SM alfina🤭
2022-09-13
3