memilih tak perduli

"Ma!" akhirnya Pandu memilih untuk menegur Risma dan membuat Clara tercekat, langsung melepaskan tangannya dari lengan Pandu.

Mengalihkan pandangannya pada sosok perempuan cantik yang memakai hijab warna dusty.

Clara langsung gemetar dan menundukkan kepalanya. Namun justru Risma dengan anggun hanya menatapnya dengan senyuman tipis dan berwajah dingin. Bungkam dan menatap tajam pada pasangan yang terlihat salah tingkah dengan wajah pucat pasi nya.

Pandu tidak menyangka, jika Risma memilih tidak menggubris panggilannya. Risma hanya menatapnya sekilas dengan senyuman tipis dengan ekspresi yang tak bisa di jelaskan.

" Ma, tunggu!" Pandu melangkah ke arah Risma yang akan meneruskan langkahnya, seolah tidak mau tau dengan dua manusia di hadapannya.

Risma tetap memilih pura pura tuli dengan panggilan Pandu. Hatinya benar benar hancur dan tak ada lagi yang bisa di harapkan dari pernikahannya. Mungkin jika wanita lain, pasti sudah mengamuk, mencaci maki suami dan wanita selingkuhannya. Tapi tidak untuk Risma.

Risma lebih memilih diam dan bersikap tak perduli, demi menjaga harga dirinya dan menunjukkan kualitas dirinya sebagai perempuan terhormat yang menjunjung adab sebagai seorang muslimah. Namun Risma mempunyai cara yang lebih akan membuat suaminya tersiksa.

Merasa di abaikan dan kalut, Pandu meninggalkan Clara yang masih mematung, dan mengejar Risma yang sedang menuju ke tempat kasir.

"Aku tau ini berat dan menyakitkan, tapi aku juga gak mau pergi begitu saja demi melancarkan hubungan mereka, ada harga yang harus kalian bayar dari rasa sakit seorang istri yang sudah diabaikan selama bertahun tahun lamanya." Risma bergumam di dalam hatinya dengan segala sesak yang menghujam ulu hatinya. Namun memilih untuk tegar dan bersikap baik baik saja.

Luka terabaikan nya selama ini, telah membuatnya tumbuh menjadi wanita kuat dan siap menghadapi apapun itu.

"Ma, tunggu, Ma! Tolong dengarkan penjelasan ku, kita bicarakan ini. Aku minta maaf, kita bicara dirumah setelah ini. Aku mohon." Pandu mencekal pergelangan tangan istrinya, tak perduli dengan tatapan orang orang yang kini sudah fokus pada dirinya.

"Bicara?

Apa yang akan dibicarakan?

Bukankah itu tidak akan merubah keputusanmu untuk wanita itu. Silahkan berbuat semau kamu, Pa! Bukankah kamu selalu bersikap seperti itu padaku selama ini?"

Risma melepaskan cekalan tangan Pandu dan kembali meneruskan langkah menuju kasir.

Pandu tertegun, hatinya merasakan sakit dengan ucapan istrinya. Perasaan bersalah kembali mengusik pikirannya. Sekejam itu dirinya selama ini kepada wanita yang sudah menemaninya hingga menjadi seorang perwira tinggi yang sangat disegani.

Clara masih belum beranjak dari tempatnya berdiri, menatap nanar laki laki yang memilih mengejar perempuan yang sudah lebih dulu menemani Pandu. Ada perih saat Pandu memperdulikan istri pertamanya dan pergi meninggalkannya begitu saja. Namun dia bisa apa, posisinya ada di tempat yang salah.

Terlihat Pandu memutar arah melangkah menuju dimana Clara berdiri.

"Kita pergi sekarang."

Dingin dan tanpa menoleh Pandu mengajak Clara meninggalkan toko. Tanpa bantahan, Clara mengikuti langkah Pandu yang melangkah lebar keluar tanpa menunggu dirinya.

Hening, tak ada pembahasan apapun di dalam mobil, Pandu memilih fokus mengarahkan pandangannya ke jalan raya dengan dada bergemuruh menahan sakit sekaligus marah.

Sedangkan Clara memilih bungkam dengan rasa kecewa dengan sikap Pandu yang berubah dingin dan tak memikirkan perasaannya.

Hotel Merdeka jadi tujuan Pandu. Pandu tidak berniat turun dari mobil, pikirannya ingin segera sampai dirumah, bicara dan menjelaskan semuanya pada istrinya yang mungkin saat ini masih berada di jalan, karena Risma naik kendaraannya sendiri. Pikiran Pandu kacau, tak tau apa yang sedang ada di hatinya saat ini. Di abaikan Risma ternyata sesakit ini.

"Turunlah, ini kuncinya. Istirahatlah. Besok aku akan menemui kamu. Sekarang aku harus pergi, bicara dengan Risma. Semoga dia bisa menerima hubungan kita." Pandu bicara tanpa menoleh ke arah Clara yang sudah basah oleh air mata. Sakit, iya hatinya sangat sakit.

"Iya, Mas. Hati hati.

Asalamualaikum." Clara tak ingin mendebat, dia sadar diri dengan posisinya.

Meraih tangan pandu dan menyaliminya takzim, tanpa ada kecupan dan tatapan mesra dari sang suami, yang ada, mata pandu sudah berkaca kaca, dan satu tetes bening telah berhasil lolos dari matanya.

"Mas." Clara tercekat, menatap suaminya yang terlihat begitu tertekan.

"Maafkan mas, Clara. Ini salahku, yang membawa kalian dalam situasi sulit ini. Tolong, pahami posisiku saat ini, aku tidak bisa membiarkan Risma dengan kekecewaan nya saat ini. Aku akan menjelaskan semuanya lebih dulu.

Aku pamit ya, kamu istirahatlah."

Clara menatap kepergian Pandu dengan perasaan perih. Cinta yang kemarin begitu indah, dalam sekejap menjadi duka. Hubungan yang diawali dari ketidakjujuran tanpa memikirkan akibatnya, sudah membuatnya ada dalam situasi yang mungkin akan menjadi bumerang dalam perjalanan hidupnya setelah ini.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Sedangkan di lain tempat. Risma sedang menikmati secangkir kopi di sebuah cafe. Memilih menyendiri dan menenangkan dirinya, sebelum nanti dia harus memasang wajah kuat menghadapi Pandu.

Sebuah pesan dia kirimkan untuk dokter Abas, sahabat kecilnya. Laki laki yang selama ini begitu memahami dirinya dan satu satunya orang yang tau permasalahan rumah tangganya.

Tidak butuh lama, Abas sudah datang dan muncul dihadapannya dengan wajah cemas.

"Kamu ada apa lagi, Ris?

Apa yang sudah Pandu lakukan padamu?"

Abas langsung mencerca banyak pertanyaan untuk wanita yang terlihat lesu di hadapannya.

"Duduklah dulu, dokter Abas. Dan pesanlah kopi, kita nikmati sore ini. Aku ingin mas menemaniku menghabiskan hari ini, hari dimana hidupku benar benar hancur, agar besok aku bisa menjalani hidupku dengan warna baru. Karena Risma dulu sudah tidak ada, yang ada Risma yang berbeda yang akan hidup hanya untuk anak anaknya."

Sahut Risma tenang, dengan mata yang masih berkaca kaca.

"Menangis lah, buang semua rasa sakit di hatimu. Menangis saja di depanku. Aku akan diam menemanimu melepaskan rasa sakit itu.

Menangis lah, tapi setelah itu. Berbahagialah dan lupakan rasa sakit itu. Kamu tidak pantas terus menangisi Pandu. Lupakan dia, hidupmu jauh lebih berharga dari semua itu." sahut dokter Abas memberi kekuatan pada wanita yang masih sangat dia harapkan.

"Dia bersama perempuan itu, baru saja kita bertemu di Cokro." Risma membuka suara setelah menghapus air matanya.

Abas mendongak menatap lekat pada Risma yang terlihat sembab karena terlalu banyak menangis.

Hatinya ikut merasakan sakit, ingin sekali dia menemui Pandu dan memberinya pelajaran karena sudah menghancurkan hati wanita yang begitu dia jaga.

"Lalu?" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Abas.

"Aku memilih tak perduli, memilih mengabaikan panggilan mas Pandu dan membiarkannya melakukan apapun yang dia mau. Dan dia memilih pergi membawa perempuan itu. Di hadapan aku, istrinya!

Miris bukan?

Menyedihkan sekali nasibku?" sahut Risma datar dengan tatapan kosong menatap sekitar.

"Keterlaluan! Kurang ajar sekali dia!

Aku harus bertemu dengan laki laki itu, dia harus di beri pelajaran, agar bisa menghargai kamu, Ris!"

Abas murka, suaranya yang meninggi langsung mengundang perhatian pengunjung cafe.

Terpopuler

Comments

fatmah nolly

fatmah nolly

bagaimanapun Abas gak berhak ikut campur tmh tangga Risma pandu

2023-05-10

0

Ririn Danayanti

Ririn Danayanti

Clara hanya segitu Uda nangis apalagi kamu tuker posisi jadi Risma mungkin langsung pingsan,

2023-05-10

0

HENI Ariyanti

HENI Ariyanti

lokasi madiun,kantor perwira AU di iswahyudi-magetan thor..paham2..😁

2023-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 perempuan masa lalu
2 menyatunya dua hati
3 Menjadi yang kedua
4 POV Pandu
5 sah
6 uang nafkah
7 pulang
8 POV Risma
9 kecurigaan Risma
10 Mahar rumah mewah
11 Lupa keluarga
12 obat di dalam kamar
13 Sakitnya Risma
14 Berhenti berjuang
15 perubahan sikap
16 Cemburu nya Pandu.
17 Cinta itu buta, ketika cinta tidak menggunakan logika
18 Pertemuan tak terduga antara Clara dan Risma.
19 memilih tak perduli
20 Abai
21 Pembalasan Risma
22 power istri sah sang perwira
23 Penyesalan yang terlambat
24 Penolakan Risma
25 Sama sama pilihan yang sulit
26 Munafik
27 Risma tak sadarkan diri
28 Cemburunya Pandu pada dokter Abas
29 Lepaskan dia Pandu
30 penyesalan Pandu
31 dugaan yang menyiksa
32 ungkapan cemburu yang menghadirkan luka
33 Lagi lagi Pandu cemburu
34 Menghubungi Clara
35 Risma dan rencananya
36 cerita mbak Romlah
37 Kamu tega, aku akan jauh lebih tega
38 Kedatangan Risma kerumah ibu mertua
39 Dukungan keluarga Pandu
40 Pandu tak berkutik
41 pertengkaran Clara dan Pandu
42 keputusan Pandu
43 Menuntut
44 Kamu akan hancur oleh penyesalan kamu Mas!
45 Kekecewaan Clara
46 Mengulur Waktu
47 Semua sudah berbeda, Mas!
48 uang hasil panen
49 Beli bibit ikan apa buat perempuan itu, mas?
50 Story watshap
51 permainan baru dimulai
52 POV Clara
53 tangisan Clara
54 Perubahan sikap Pandu
55 Sikap tegas Pandu untuk Clara
56 Kemunculan Clara di Madiun
57 sulit di atur
58 kecewa yang berujung sesal
59 pilihan yang sulit
60 ditolak petugas
61 kedatangan mertua
62 peringatan Pandu untuk Clara
63 kembalikan pada ayah
64 kesempatan
65 kepergian Risma juga Clara
66 tetap menunggu
67 tentukan pilihanmu
68 menemui Clara
69 Talaq aku, Mas. Dengan saksi ibuku
70 tersiksa lahir batin
71 pergi menjauh
72 Bertahan
73 aku sudah bercerai dengannya
74 butuh pelepasan hormon
75 Hamil
76 istri seutuhnya
77 Sandi
78 penolakan
79 Cintanya Pandu
80 Bertemu Sandi
81 kebahagian Risma
82 pernikahan Clara dengan Sandi
83 kejujuran
84 Sikap dingin Sandi
85 berbenah dan memberi waktu
86 insting seorang ibu
87 model majalah dewasa
88 Menjaga hati
89 usaha Erna mendapatkan nomor Ponsel Pandu
90 keinginan Sandi
91 melemaskan otot-otot yang tegang dengan air
92 menunggu
93 Kepulangan Pandu
94 kejujuran Pandu
95 kebersamaan di pagi hari
96 kenekatan Erna
97 luka pengabaian
98 Keteguhan cinta Pandu
99 kegelisahan Risma
100 Cemas
101 kedatangan Erna
102 Terusir
103 Pengakuan Sandi
104 Hanya luka masa lalu
105 kelucuan Galang
106 kecurigaan Pandu
107 teman sekolah
108 Erna vs Clara
109 selayaknya Pasangan suami istri
110 Kerumah nenek
111 pertemuan dua sahabat
112 Erna dengan masa lalunya
113 terimakasih
114 pertemuan sandi dengan Erna
115 jatuh cinta kembali
116 Sikap Sandi
117 kembali dingin
118 Surabaya
119 penyatuan
120 Cinta seorang ayah
121 perubahan
122 penampilan baru
123 luka masa lalu
124 baik baik saja
125 meneguhkan niatnya
126 tobatnya Erna
127 Dokter Abas
128 pamit
129 Pandu vs Sandi
130 kepergian Clara
131 penyesalan Sandi
132 jodoh takdir illahi
133 kehangatan keluarga
134 ke pondok Abah Faisal
135 kehamilan Clara yg kedua
136 Kecewa
137 Pandu ketemu lawannya
138 Meminta maaf
139 menyelesaikan luka masa lalu
140 perjodohan
141 tak dapat di bantah
142 bertemu Risma
143 menerima
144 Menikah
145 kritis
146 Temui Pandu
147 Pesan dari Sandi
148 gelisah
149 terungkap
150 Pandu bertemu dengan Dania
151 Ending
152 Cinta Suamiku untuk Wanita Lain Part 2
153 bukan ranahnya
154 Tak ada lagi air mata
155 rencana
156 Pemindahan aset
157 Tak tau malu
158 Silahkan bersenang senang, mas. Tapi saat kamu pulang, siapkan mentalmu.....
159 Kejujuran pak Roni
160 Kejutan untuk gundik suamiku
161 Jangan mengakui apa yang bukan milikmu
162 Modal lah sedikit
163 aku hanya mengambil apa yang menjadi hakku
164 Ancaman Risma
165 mengganti kunci
166 Nikmati masa sulitmu itu dengan gundikmu, mas. Aku tidak perduli!
167 Cinta itu masih ada
168 Ikut campur ibu mertua
169 perasaan seorang ibu
170 Senjata yang makan tuanya
171 Maafkan anak mama
172 Salah tetaplah salah
173 Terserah
174 jangan mengkambing hitamkan istrimu
175 Tidak ada kesempatan lagi
176 guna guna
177 Sakitnya sebuah pengkhianatan
178 Panik
179 mempermalukan gundik anakku
180 kebodohan Farid
181 ketegasan Risma
182 apa kamu masih mencintai istrimu, mas?
183 Ambil saja, mas
184 Surat cerai
185 Cinta tanpa syarat
186 penyesalan
187 tuan putri di hati Pandu
188 anak istimewa
189 Menyesal
190 Lia vs ibunya
191 Pergilah
192 Kebahagiaan Risma bersama anak anak
193 Pamit
194 meminta restu
195 Seperti orang kesurupan
196 aksi Galang dan Hamzah
197 Aksi Cinta
198 kompor
199 tak ingin terjebak
200 buat perhitungan
201 mendengar semuanya
202 Main cantik dan halus
203 cara terakhir
204 meminta mahar untuk kontrak rumah
205 ondel ondel
206 orang berkelas dan orang rendahan
207 kamu punya apa?
208 tak diundang
209 istri pertama ayah mu
210 kalian tidak sedarah
211 dendam yang tak terkatakan
212 kopi dengan sedikit gula
213 tidak dianggap
214 apapun caranya
Episodes

Updated 214 Episodes

1
perempuan masa lalu
2
menyatunya dua hati
3
Menjadi yang kedua
4
POV Pandu
5
sah
6
uang nafkah
7
pulang
8
POV Risma
9
kecurigaan Risma
10
Mahar rumah mewah
11
Lupa keluarga
12
obat di dalam kamar
13
Sakitnya Risma
14
Berhenti berjuang
15
perubahan sikap
16
Cemburu nya Pandu.
17
Cinta itu buta, ketika cinta tidak menggunakan logika
18
Pertemuan tak terduga antara Clara dan Risma.
19
memilih tak perduli
20
Abai
21
Pembalasan Risma
22
power istri sah sang perwira
23
Penyesalan yang terlambat
24
Penolakan Risma
25
Sama sama pilihan yang sulit
26
Munafik
27
Risma tak sadarkan diri
28
Cemburunya Pandu pada dokter Abas
29
Lepaskan dia Pandu
30
penyesalan Pandu
31
dugaan yang menyiksa
32
ungkapan cemburu yang menghadirkan luka
33
Lagi lagi Pandu cemburu
34
Menghubungi Clara
35
Risma dan rencananya
36
cerita mbak Romlah
37
Kamu tega, aku akan jauh lebih tega
38
Kedatangan Risma kerumah ibu mertua
39
Dukungan keluarga Pandu
40
Pandu tak berkutik
41
pertengkaran Clara dan Pandu
42
keputusan Pandu
43
Menuntut
44
Kamu akan hancur oleh penyesalan kamu Mas!
45
Kekecewaan Clara
46
Mengulur Waktu
47
Semua sudah berbeda, Mas!
48
uang hasil panen
49
Beli bibit ikan apa buat perempuan itu, mas?
50
Story watshap
51
permainan baru dimulai
52
POV Clara
53
tangisan Clara
54
Perubahan sikap Pandu
55
Sikap tegas Pandu untuk Clara
56
Kemunculan Clara di Madiun
57
sulit di atur
58
kecewa yang berujung sesal
59
pilihan yang sulit
60
ditolak petugas
61
kedatangan mertua
62
peringatan Pandu untuk Clara
63
kembalikan pada ayah
64
kesempatan
65
kepergian Risma juga Clara
66
tetap menunggu
67
tentukan pilihanmu
68
menemui Clara
69
Talaq aku, Mas. Dengan saksi ibuku
70
tersiksa lahir batin
71
pergi menjauh
72
Bertahan
73
aku sudah bercerai dengannya
74
butuh pelepasan hormon
75
Hamil
76
istri seutuhnya
77
Sandi
78
penolakan
79
Cintanya Pandu
80
Bertemu Sandi
81
kebahagian Risma
82
pernikahan Clara dengan Sandi
83
kejujuran
84
Sikap dingin Sandi
85
berbenah dan memberi waktu
86
insting seorang ibu
87
model majalah dewasa
88
Menjaga hati
89
usaha Erna mendapatkan nomor Ponsel Pandu
90
keinginan Sandi
91
melemaskan otot-otot yang tegang dengan air
92
menunggu
93
Kepulangan Pandu
94
kejujuran Pandu
95
kebersamaan di pagi hari
96
kenekatan Erna
97
luka pengabaian
98
Keteguhan cinta Pandu
99
kegelisahan Risma
100
Cemas
101
kedatangan Erna
102
Terusir
103
Pengakuan Sandi
104
Hanya luka masa lalu
105
kelucuan Galang
106
kecurigaan Pandu
107
teman sekolah
108
Erna vs Clara
109
selayaknya Pasangan suami istri
110
Kerumah nenek
111
pertemuan dua sahabat
112
Erna dengan masa lalunya
113
terimakasih
114
pertemuan sandi dengan Erna
115
jatuh cinta kembali
116
Sikap Sandi
117
kembali dingin
118
Surabaya
119
penyatuan
120
Cinta seorang ayah
121
perubahan
122
penampilan baru
123
luka masa lalu
124
baik baik saja
125
meneguhkan niatnya
126
tobatnya Erna
127
Dokter Abas
128
pamit
129
Pandu vs Sandi
130
kepergian Clara
131
penyesalan Sandi
132
jodoh takdir illahi
133
kehangatan keluarga
134
ke pondok Abah Faisal
135
kehamilan Clara yg kedua
136
Kecewa
137
Pandu ketemu lawannya
138
Meminta maaf
139
menyelesaikan luka masa lalu
140
perjodohan
141
tak dapat di bantah
142
bertemu Risma
143
menerima
144
Menikah
145
kritis
146
Temui Pandu
147
Pesan dari Sandi
148
gelisah
149
terungkap
150
Pandu bertemu dengan Dania
151
Ending
152
Cinta Suamiku untuk Wanita Lain Part 2
153
bukan ranahnya
154
Tak ada lagi air mata
155
rencana
156
Pemindahan aset
157
Tak tau malu
158
Silahkan bersenang senang, mas. Tapi saat kamu pulang, siapkan mentalmu.....
159
Kejujuran pak Roni
160
Kejutan untuk gundik suamiku
161
Jangan mengakui apa yang bukan milikmu
162
Modal lah sedikit
163
aku hanya mengambil apa yang menjadi hakku
164
Ancaman Risma
165
mengganti kunci
166
Nikmati masa sulitmu itu dengan gundikmu, mas. Aku tidak perduli!
167
Cinta itu masih ada
168
Ikut campur ibu mertua
169
perasaan seorang ibu
170
Senjata yang makan tuanya
171
Maafkan anak mama
172
Salah tetaplah salah
173
Terserah
174
jangan mengkambing hitamkan istrimu
175
Tidak ada kesempatan lagi
176
guna guna
177
Sakitnya sebuah pengkhianatan
178
Panik
179
mempermalukan gundik anakku
180
kebodohan Farid
181
ketegasan Risma
182
apa kamu masih mencintai istrimu, mas?
183
Ambil saja, mas
184
Surat cerai
185
Cinta tanpa syarat
186
penyesalan
187
tuan putri di hati Pandu
188
anak istimewa
189
Menyesal
190
Lia vs ibunya
191
Pergilah
192
Kebahagiaan Risma bersama anak anak
193
Pamit
194
meminta restu
195
Seperti orang kesurupan
196
aksi Galang dan Hamzah
197
Aksi Cinta
198
kompor
199
tak ingin terjebak
200
buat perhitungan
201
mendengar semuanya
202
Main cantik dan halus
203
cara terakhir
204
meminta mahar untuk kontrak rumah
205
ondel ondel
206
orang berkelas dan orang rendahan
207
kamu punya apa?
208
tak diundang
209
istri pertama ayah mu
210
kalian tidak sedarah
211
dendam yang tak terkatakan
212
kopi dengan sedikit gula
213
tidak dianggap
214
apapun caranya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!