pulang

"Banyaklah berdoa dan memohon ampun Clara, dan berusahalah menjadi istri yang baik dan taat untuk suamimu, Insyaallah ibu sudah merestui, itu artinya ibu sudah siap dengan apa yang nanti akan terjadi. Sudah siang, sana katanya mau berangkat kerja. Ingat, sekarang kamu sudah menjadi wanita bersuami, rubah cara pergaulan mu dengan lawan jenis, jaga hati dan martabat suamimu." Aku mengangguk dan memeluk ibu erat, wanita hebat yang selalu mencurahkan cintanya pada anak anaknya, Ibu adalah tipe orang yang sangat tegas dalam mendidik anaknya, namun ibu juga sangat menyayangi kami dengan semua kelembutannya. Aku sangat beruntung memilik ibu sepertinya.

🌸🌸🌸🌸

Jarak antara Kediri ke Madiun sekarang tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan lewat jalan tol, tidak sampai satu jam aku sudah sampai dirumah. Dimana terlihat istriku sedang menyuapi anakku yang masih berumur empat tahun. Risma istriku memang cantik, kulitnya putih dan memiliki bodi yang sintal, dia kerja di salah satu rumah sakit di Madiun. Tapi entah kenapa, sampai saat ini aku belum bisa mencintai dia seutuhnya, sebenarnya Risma tau apa yang aku rasakan padanya, tapi dia memilih diam dan tetep melayaniku dengan sangat baik. Risma itu pendiam dan tidak suka dengan dunia luar, tiap kali kerjanya libur, dia lebih memilih untuk istirahat dirumah menghabiskan waktu bersama anak anak dan tidur. Kadang aku merasa rumah tangga yang kujalani dengannya sangatlah monoton.

"papa" Galang berlari menyambutku saat matanya melihat kedatangan mobilku. Tubuh gembil nya makin membuat gemas ingin menciumnya. Meraih anak balita ku dalam gendongan. "Wah, anak papa tambah pintar saja, lagi makan sama apa?"

Bukannya menjawab justru Galang makin mempererat tangannya memeluk leher ini, dengan mulut yang belepotan. Menggemaskan anakku satu ini. Risma datang dan meraih uluran tangan menyalimi dengan takzim.

" Kok tumben pah, di Kediri sampai tiga hari." tanya istriku dengan wajah kalem nya.

" Iya, ada acara mendadak soalnya. Masak apa?"

"Masak sayur bayam sama ayam goreng, papa sarapan sekarang? biar aku siapin."

" Iya, tadi tidak sempat sarapan. Aku ganti baju dulu. Habis sarapan mau langsung ke kantor." Entahlah perasaan apa yang kini sedang ada di hati ini, saat melihat Risma dengan wajah kalem nya bahkan sikapnya yang selalu lembut, membuat aku merasa bersalah karena sudah mengkhianati pernikahan kami. Aku tidak ingin selamanya menutupi pernikahanku dengan Clara, aku akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Risma. Karena kasihan Clara kalau harus terus sembunyi dari hubungan ini. Dan aku juga gak ingin terus terusan berbohong pada Risma. Dia terlalu baik jika harus terus aku bohongi. Apapun nanti keputusannya aku sudah siap.

Aku bergegas masuk ke dalam sambil menggendong jagoan kecilku, baru tiga hari tidak ketemu dia sudah sangat merindukan papanya.

"Hari ini kamu libur ma?" tanyaku saat aku mendudukkan bokong ini ke kursi, Risma sudah menyiapkan sarapanku di meja. Nasi lengkap dengan sayur dan lauknya, tidak lupa dia juga membuatkan secangkir kopi hitam untukku.

"Iya, besok kena sip malam. Papa piket kapan?"

"Seperti biasa, Jumat papa ada piket. Sabtu libur."

Risma tidak lagi bertanya, tangannya mengambil alih Galang dari gendonganku. Agar aku bisa makan dengan leluasa.

"Pa, sepertinya kamu lagi bahagia. Dari tadi mama perhatikan papa senyum senyum terus, ada apa?" aku mengernyit dengan pertanyaan Risma yang tidak biasanya, apakah dia sedang mencurigai ku?

"Iya nih, papa memang lagi bahagia. Bahagia ketemu sama kamu dan anak anak. kangen." jawabku, tapi memang benar aku senang bisa kembali kumpul dan bertemu dengan mereka, anak dan istriku.

"Papa yakin, sedang tidak menyembunyikan sesuatu dari mama kan?"

Aku menatap lekat manik mata coklat milik istri pertamaku. Cantik, tapi cinta belum bisa aku berikan seutuhnya pada nya, entahlah aku sendiri tak bisa memahami. Rasa yang tak biasa selalu hadir saat aku memikirkan Clara, seolah aku menemukan kehidupanku memiliki warna yang lebih ceria.

Memutuskan hidup bersama di masa depan adalah takdir yang kemudian aku jalani dengan Clara sepenuh hati. Ada kebetulan-kebetulan yang manis, yang kemudian kita nikmati seiring berjalannya waktu. Ada hal-hal rutin yang kita lakukan bersama, atas dasar cinta, yang kemudian tak lekang sebab terbiasa dan dibiasakan.

Benar, tak dapat dipungkiri bahwa pesona Clara telah membuatku luluh. Parasnya telah membuatku jatuh hati tepat sejak pertama kali aku sering memperhatikan kebiasaannya. Gurat senyumnya, caranya bertutur, membuatku banyak terinspirasi. Aku jatuh, pada caranya bangkit dari segala keterpurukan. Juga aku semangat, pada caranya merespons pertemuan setelah sekian banyak tahun yang terlewati.

Kata pepatah, pesona fisik akan pudar. Namun cinta lebih dalam dari pada itu. Perasaan akan tetap ada, bahkan semakin menguat dari hari ke hari. Ada rasa yang lebih daripada kekaguman. Ada jatuh hati yang jauh lebih dalam daripada sekadar ketertarikan pada lekuk tubuh yang seseorang punya.

Tepatnya, ada yang mengalahkan paras dalam menyita perhatianku. Yaitu ketulusannya mencintaiku dan kesetiaannya menungguku.

"Kok jadi bengong pah?" suara Risma membuyarkan angan ku tentang sosok istri keduaku.

Kuhembuskan nafas dalam, sebelum menjawab pertanyaan Risma yang nampaknya mulai merasa curiga dengan perubahan sikapku.

"Gak papa, nanti kalau sudah waktunya, papa akan cerita sama kamu, untuk saat ini, hanya kata maaf yang ingin aku sampaikan sama kamu mah, maafkan papa dan semua kekhilafan papa selama ini ya, terimakasih sudah jadi istri yang sempurna buat aku."

"Pa, kenapa hatiku tiba tiba merasakan nyeri begini, apa aku baper dengan yang kamu katakan?"

"Sudah jangan terlalu dipikirkan, semua akan baik baik saja, aku berangkat ke kantor dulu ya. Titip anak anak, asalamualaikum." aku memilih untuk segera berangkat ke kantor, karena takut jika mulut ini keceplosan, belum saatnya Risma mengetahui pernikahanku dengan Clara. Aku akan menyiapkan keduanya dulu, agar saat mereka ketemu, meskipun akan ada kecewa setidaknya bisa menyelesaikan dan menyikapi keadaan dengan bijak dan kepala dingin. Karena bagaimanapun, aku tidak ingin kehilangan keduanya, egois memang. Tapi aku bisa apa, pada Clara kulabuhkan cinta sejati ku, padanya aku menemukan keindahan dan rasa yang belum pernah aku temukan. Pada Risma tak mungkin aku abai begitu saja, ada anak anak yang mengisi hubungan kami, meskipun rasa yang ada terkadang membuat tersiksa, namun sebagai laki laki yang memiliki tanggung jawab, aku wajib menjaga hati istri dan anakku.

Terpopuler

Comments

Endang Priya

Endang Priya

tipikel laki" bastard. kalo mmg tak pernah bisa mencintai katakan dgn jujur dan lepaskan. bukan malah mengkhianati.

2023-07-20

1

Ririn Danayanti

Ririn Danayanti

tdak ada rasa tapi sampe punya anak,harusnya kalo istri monoton suami yg harus punya ide mencari suasana baru bukan malah di tinggal menikah lagi,gmn rasanya pandu kalo di duakan sama Clara

2023-05-09

0

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

atasan muu tau kamu punya istri dua....
tamat riwayat muuu

2023-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 perempuan masa lalu
2 menyatunya dua hati
3 Menjadi yang kedua
4 POV Pandu
5 sah
6 uang nafkah
7 pulang
8 POV Risma
9 kecurigaan Risma
10 Mahar rumah mewah
11 Lupa keluarga
12 obat di dalam kamar
13 Sakitnya Risma
14 Berhenti berjuang
15 perubahan sikap
16 Cemburu nya Pandu.
17 Cinta itu buta, ketika cinta tidak menggunakan logika
18 Pertemuan tak terduga antara Clara dan Risma.
19 memilih tak perduli
20 Abai
21 Pembalasan Risma
22 power istri sah sang perwira
23 Penyesalan yang terlambat
24 Penolakan Risma
25 Sama sama pilihan yang sulit
26 Munafik
27 Risma tak sadarkan diri
28 Cemburunya Pandu pada dokter Abas
29 Lepaskan dia Pandu
30 penyesalan Pandu
31 dugaan yang menyiksa
32 ungkapan cemburu yang menghadirkan luka
33 Lagi lagi Pandu cemburu
34 Menghubungi Clara
35 Risma dan rencananya
36 cerita mbak Romlah
37 Kamu tega, aku akan jauh lebih tega
38 Kedatangan Risma kerumah ibu mertua
39 Dukungan keluarga Pandu
40 Pandu tak berkutik
41 pertengkaran Clara dan Pandu
42 keputusan Pandu
43 Menuntut
44 Kamu akan hancur oleh penyesalan kamu Mas!
45 Kekecewaan Clara
46 Mengulur Waktu
47 Semua sudah berbeda, Mas!
48 uang hasil panen
49 Beli bibit ikan apa buat perempuan itu, mas?
50 Story watshap
51 permainan baru dimulai
52 POV Clara
53 tangisan Clara
54 Perubahan sikap Pandu
55 Sikap tegas Pandu untuk Clara
56 Kemunculan Clara di Madiun
57 sulit di atur
58 kecewa yang berujung sesal
59 pilihan yang sulit
60 ditolak petugas
61 kedatangan mertua
62 peringatan Pandu untuk Clara
63 kembalikan pada ayah
64 kesempatan
65 kepergian Risma juga Clara
66 tetap menunggu
67 tentukan pilihanmu
68 menemui Clara
69 Talaq aku, Mas. Dengan saksi ibuku
70 tersiksa lahir batin
71 pergi menjauh
72 Bertahan
73 aku sudah bercerai dengannya
74 butuh pelepasan hormon
75 Hamil
76 istri seutuhnya
77 Sandi
78 penolakan
79 Cintanya Pandu
80 Bertemu Sandi
81 kebahagian Risma
82 pernikahan Clara dengan Sandi
83 kejujuran
84 Sikap dingin Sandi
85 berbenah dan memberi waktu
86 insting seorang ibu
87 model majalah dewasa
88 Menjaga hati
89 usaha Erna mendapatkan nomor Ponsel Pandu
90 keinginan Sandi
91 melemaskan otot-otot yang tegang dengan air
92 menunggu
93 Kepulangan Pandu
94 kejujuran Pandu
95 kebersamaan di pagi hari
96 kenekatan Erna
97 luka pengabaian
98 Keteguhan cinta Pandu
99 kegelisahan Risma
100 Cemas
101 kedatangan Erna
102 Terusir
103 Pengakuan Sandi
104 Hanya luka masa lalu
105 kelucuan Galang
106 kecurigaan Pandu
107 teman sekolah
108 Erna vs Clara
109 selayaknya Pasangan suami istri
110 Kerumah nenek
111 pertemuan dua sahabat
112 Erna dengan masa lalunya
113 terimakasih
114 pertemuan sandi dengan Erna
115 jatuh cinta kembali
116 Sikap Sandi
117 kembali dingin
118 Surabaya
119 penyatuan
120 Cinta seorang ayah
121 perubahan
122 penampilan baru
123 luka masa lalu
124 baik baik saja
125 meneguhkan niatnya
126 tobatnya Erna
127 Dokter Abas
128 pamit
129 Pandu vs Sandi
130 kepergian Clara
131 penyesalan Sandi
132 jodoh takdir illahi
133 kehangatan keluarga
134 ke pondok Abah Faisal
135 kehamilan Clara yg kedua
136 Kecewa
137 Pandu ketemu lawannya
138 Meminta maaf
139 menyelesaikan luka masa lalu
140 perjodohan
141 tak dapat di bantah
142 bertemu Risma
143 menerima
144 Menikah
145 kritis
146 Temui Pandu
147 Pesan dari Sandi
148 gelisah
149 terungkap
150 Pandu bertemu dengan Dania
151 Ending
152 Cinta Suamiku untuk Wanita Lain Part 2
153 bukan ranahnya
154 Tak ada lagi air mata
155 rencana
156 Pemindahan aset
157 Tak tau malu
158 Silahkan bersenang senang, mas. Tapi saat kamu pulang, siapkan mentalmu.....
159 Kejujuran pak Roni
160 Kejutan untuk gundik suamiku
161 Jangan mengakui apa yang bukan milikmu
162 Modal lah sedikit
163 aku hanya mengambil apa yang menjadi hakku
164 Ancaman Risma
165 mengganti kunci
166 Nikmati masa sulitmu itu dengan gundikmu, mas. Aku tidak perduli!
167 Cinta itu masih ada
168 Ikut campur ibu mertua
169 perasaan seorang ibu
170 Senjata yang makan tuanya
171 Maafkan anak mama
172 Salah tetaplah salah
173 Terserah
174 jangan mengkambing hitamkan istrimu
175 Tidak ada kesempatan lagi
176 guna guna
177 Sakitnya sebuah pengkhianatan
178 Panik
179 mempermalukan gundik anakku
180 kebodohan Farid
181 ketegasan Risma
182 apa kamu masih mencintai istrimu, mas?
183 Ambil saja, mas
184 Surat cerai
185 Cinta tanpa syarat
186 penyesalan
187 tuan putri di hati Pandu
188 anak istimewa
189 Menyesal
190 Lia vs ibunya
191 Pergilah
192 Kebahagiaan Risma bersama anak anak
193 Pamit
194 meminta restu
195 Seperti orang kesurupan
196 aksi Galang dan Hamzah
197 Aksi Cinta
198 kompor
199 tak ingin terjebak
200 buat perhitungan
201 mendengar semuanya
202 Main cantik dan halus
203 cara terakhir
204 meminta mahar untuk kontrak rumah
205 ondel ondel
206 orang berkelas dan orang rendahan
207 kamu punya apa?
208 tak diundang
209 istri pertama ayah mu
210 kalian tidak sedarah
211 dendam yang tak terkatakan
212 kopi dengan sedikit gula
213 tidak dianggap
214 apapun caranya
Episodes

Updated 214 Episodes

1
perempuan masa lalu
2
menyatunya dua hati
3
Menjadi yang kedua
4
POV Pandu
5
sah
6
uang nafkah
7
pulang
8
POV Risma
9
kecurigaan Risma
10
Mahar rumah mewah
11
Lupa keluarga
12
obat di dalam kamar
13
Sakitnya Risma
14
Berhenti berjuang
15
perubahan sikap
16
Cemburu nya Pandu.
17
Cinta itu buta, ketika cinta tidak menggunakan logika
18
Pertemuan tak terduga antara Clara dan Risma.
19
memilih tak perduli
20
Abai
21
Pembalasan Risma
22
power istri sah sang perwira
23
Penyesalan yang terlambat
24
Penolakan Risma
25
Sama sama pilihan yang sulit
26
Munafik
27
Risma tak sadarkan diri
28
Cemburunya Pandu pada dokter Abas
29
Lepaskan dia Pandu
30
penyesalan Pandu
31
dugaan yang menyiksa
32
ungkapan cemburu yang menghadirkan luka
33
Lagi lagi Pandu cemburu
34
Menghubungi Clara
35
Risma dan rencananya
36
cerita mbak Romlah
37
Kamu tega, aku akan jauh lebih tega
38
Kedatangan Risma kerumah ibu mertua
39
Dukungan keluarga Pandu
40
Pandu tak berkutik
41
pertengkaran Clara dan Pandu
42
keputusan Pandu
43
Menuntut
44
Kamu akan hancur oleh penyesalan kamu Mas!
45
Kekecewaan Clara
46
Mengulur Waktu
47
Semua sudah berbeda, Mas!
48
uang hasil panen
49
Beli bibit ikan apa buat perempuan itu, mas?
50
Story watshap
51
permainan baru dimulai
52
POV Clara
53
tangisan Clara
54
Perubahan sikap Pandu
55
Sikap tegas Pandu untuk Clara
56
Kemunculan Clara di Madiun
57
sulit di atur
58
kecewa yang berujung sesal
59
pilihan yang sulit
60
ditolak petugas
61
kedatangan mertua
62
peringatan Pandu untuk Clara
63
kembalikan pada ayah
64
kesempatan
65
kepergian Risma juga Clara
66
tetap menunggu
67
tentukan pilihanmu
68
menemui Clara
69
Talaq aku, Mas. Dengan saksi ibuku
70
tersiksa lahir batin
71
pergi menjauh
72
Bertahan
73
aku sudah bercerai dengannya
74
butuh pelepasan hormon
75
Hamil
76
istri seutuhnya
77
Sandi
78
penolakan
79
Cintanya Pandu
80
Bertemu Sandi
81
kebahagian Risma
82
pernikahan Clara dengan Sandi
83
kejujuran
84
Sikap dingin Sandi
85
berbenah dan memberi waktu
86
insting seorang ibu
87
model majalah dewasa
88
Menjaga hati
89
usaha Erna mendapatkan nomor Ponsel Pandu
90
keinginan Sandi
91
melemaskan otot-otot yang tegang dengan air
92
menunggu
93
Kepulangan Pandu
94
kejujuran Pandu
95
kebersamaan di pagi hari
96
kenekatan Erna
97
luka pengabaian
98
Keteguhan cinta Pandu
99
kegelisahan Risma
100
Cemas
101
kedatangan Erna
102
Terusir
103
Pengakuan Sandi
104
Hanya luka masa lalu
105
kelucuan Galang
106
kecurigaan Pandu
107
teman sekolah
108
Erna vs Clara
109
selayaknya Pasangan suami istri
110
Kerumah nenek
111
pertemuan dua sahabat
112
Erna dengan masa lalunya
113
terimakasih
114
pertemuan sandi dengan Erna
115
jatuh cinta kembali
116
Sikap Sandi
117
kembali dingin
118
Surabaya
119
penyatuan
120
Cinta seorang ayah
121
perubahan
122
penampilan baru
123
luka masa lalu
124
baik baik saja
125
meneguhkan niatnya
126
tobatnya Erna
127
Dokter Abas
128
pamit
129
Pandu vs Sandi
130
kepergian Clara
131
penyesalan Sandi
132
jodoh takdir illahi
133
kehangatan keluarga
134
ke pondok Abah Faisal
135
kehamilan Clara yg kedua
136
Kecewa
137
Pandu ketemu lawannya
138
Meminta maaf
139
menyelesaikan luka masa lalu
140
perjodohan
141
tak dapat di bantah
142
bertemu Risma
143
menerima
144
Menikah
145
kritis
146
Temui Pandu
147
Pesan dari Sandi
148
gelisah
149
terungkap
150
Pandu bertemu dengan Dania
151
Ending
152
Cinta Suamiku untuk Wanita Lain Part 2
153
bukan ranahnya
154
Tak ada lagi air mata
155
rencana
156
Pemindahan aset
157
Tak tau malu
158
Silahkan bersenang senang, mas. Tapi saat kamu pulang, siapkan mentalmu.....
159
Kejujuran pak Roni
160
Kejutan untuk gundik suamiku
161
Jangan mengakui apa yang bukan milikmu
162
Modal lah sedikit
163
aku hanya mengambil apa yang menjadi hakku
164
Ancaman Risma
165
mengganti kunci
166
Nikmati masa sulitmu itu dengan gundikmu, mas. Aku tidak perduli!
167
Cinta itu masih ada
168
Ikut campur ibu mertua
169
perasaan seorang ibu
170
Senjata yang makan tuanya
171
Maafkan anak mama
172
Salah tetaplah salah
173
Terserah
174
jangan mengkambing hitamkan istrimu
175
Tidak ada kesempatan lagi
176
guna guna
177
Sakitnya sebuah pengkhianatan
178
Panik
179
mempermalukan gundik anakku
180
kebodohan Farid
181
ketegasan Risma
182
apa kamu masih mencintai istrimu, mas?
183
Ambil saja, mas
184
Surat cerai
185
Cinta tanpa syarat
186
penyesalan
187
tuan putri di hati Pandu
188
anak istimewa
189
Menyesal
190
Lia vs ibunya
191
Pergilah
192
Kebahagiaan Risma bersama anak anak
193
Pamit
194
meminta restu
195
Seperti orang kesurupan
196
aksi Galang dan Hamzah
197
Aksi Cinta
198
kompor
199
tak ingin terjebak
200
buat perhitungan
201
mendengar semuanya
202
Main cantik dan halus
203
cara terakhir
204
meminta mahar untuk kontrak rumah
205
ondel ondel
206
orang berkelas dan orang rendahan
207
kamu punya apa?
208
tak diundang
209
istri pertama ayah mu
210
kalian tidak sedarah
211
dendam yang tak terkatakan
212
kopi dengan sedikit gula
213
tidak dianggap
214
apapun caranya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!