Hari Minggu datang, pagi ini sangat cerah banyak orang yang sedang olahraga pagi. Seperti hari minggu pada umumnya, dimana hari itu sebagian besar orang berolahraga dipagi hari. Tapi hari ini berbeda Frans, Naila dan Roy tidak berolahraga. Mereka beralas-malasan, karena semalam mereka berbincang hingga larut malam. Setelah sarapan mereka pun bersiap-siap untuk menyelesaikan misi yang semalam tertunda karena ibu Frans.
"yuk kita mulai, biar cepet selesai trus kita ambil quest baru lagi" ajak Frans Frans.
Merekapun mengiyakan. "Frans masuk lobby dulu lu isi MP sama HP dulu sekalian Naila beli item buat nanti lawan bos" saran Roy
"ya betul, item gua juga mau abis takut ga cukup" Naila menyambung perkataan Roy
Mereka memulai permainan, di lobby mereka mempersiapkan keperluan. "dah pada beres belum?" tanya Frans, "dah, yok kita lanjutin yang kemaren" jawab mereka
.
Frans membuka menu dan memilih opsi melanjutkan quest sebelumnya, dengan otomatis Naila dan Roy terbawa ke ruang pertempuran yang mereka tinggalkan sebelumnya. "Frans kok bukannya kita kemaren lagi ngelawan bos stage, kok malas di depan istanya sekarang?" tanya Naila heran.
Frans dan Roy bingung dengan kejadian ini. Karena seingat mereka bila meningkatkan game setelah menyimpan (save game) pasti akan melanjutkan pada keadaan/posisi terakhir.
" gua juga bingung, kemaren waktu gua save HP bosnya tinggal 45%" jawab Frans yang masih bingung.
"mungkin semalam abis maintenace servernya. Udah kita lanjutin aja, lagian tinggal lawan bosnya doang" sela Naila dengan pasrah.
Karena tak ada pilihan lain merekapun berjalan memasuki istana. Mereka semakin heran karena saat berjalan tak ada suara tawa ataupun teriakan dari bos stage. Dimana sebelumnya hal itu terjadi.
"hai pria tampan" terdengar suara wanita yang duduk di kursi singgasana.
"loh kok dialognya berubah" mereka berkata dengan kompak sambil saling pandang heran.
"hai kamu pria yang memegang pistol, kemari" lanjut wanita itu yang rupanya bos stage. Frans makin heran dimana dialog itu benar-benar tidak ada. Dan VRnya pun tidak mengeluarkan dialog.
"cepat kemari" lanjut wanita itu. Frans langsung menghampirinya.
"mari kita lanjutkan pertarungannya" ajak Frans.
"pertarungan apa?" Frans semakin bingung. Karena ingin menyelesaikan misi Frans langsung menyerang wanita itu. Pukulan dena tendangan diluncurkan. Wanita itu hanya mengelak tampak melawan. Teman-temannya hanya diam melihat Frans sambil berjaga-jaga.
"kenapa kau menyerang?"
"karena kau setan yang telah menyengsarakan banyak orang"
"Aku tidak merasa melakukan itu"
"memang bukan kau yang melakukan tapi anak buahmulah yang melakukan itu" Frans terus menyerang. Pedagangnyapun dikeluarkan karena serangan sebelumnya tidak ada satupun yang mengenai wanita itu. Walaupun menggunakan pedagang tetap wanita itu hanya mengelak tanpa menyerang balik.
"Aku tidak punya anak buah. Walaupun aku setan aku tidak pernah menyakiti orang yang tidak bersalah"
"mana ada penjahat mengakui perbuatannya" jawab Frans dengan sinis. Roy dan Naila heran melihat pertarungan mereka berdua. Yang satu menyerang dan satu lagi hanya mengelak. Ditambah lagi ada percakapan yang seperti percapan biasa, yang seharusnya NPC tidak bisa melakukan itu.
"Nai coba lu liat kearah bos stage, statusnya apa?" Naila langsung memegang kepalanya dan mengarahkan pandangan kewanitaan itu. Dengan sesama Naila terus mencek wanita itu.
"Roy namanya Hazel kaya kemarin, rasnya juga demon tapi anehnya status lainnya ga terdeteksi" terang Naila. Mereka berdua kebingungan.
"Frans berenti dulu" pinta Naila.
"ga mau. Gua harus kalahin nih musuh, biar misi cepet selesai" tolaknya dan terus menyerang wanita yang diketahui bernama Hazel. Mendengar perkataan mereka berdua Hazel hanya tersenyum.
"kenapa kau tersenyum, sudah mau mati masih tersenyum" tanya Frans heran.
"saran temanmu itu benar. Berhenti saja dulu, aku takkan lari. Apa kau tidak lelah" jawab Hazel dengan tersenyum manis sambil terus mengelak serangan Frans.
"sudah Frans berenti dulu ada yang mau gua omongin" pinta Naila sekali lagi. Iapun menuruti permintaan Naila dan menghampirinya. Hazel tersenyum sambil berjalan ke kursi singgasana. "mau ngomong apa sih Nai?" tanya Frans setelah mendekati Roy dan Naila.
"coba lu scan musuh trus lu perhatiin" Roy yang menjawab. Iapun memang kepala dan mengarahkan pandangan ke Hazel. Tapi wanita itu malah tersenyum seakan menggoda Frans. Melihat hal itu Naila dan Roy semakin heran, seakan mereka bertanya mengapa baru ditinggal semalam game yang mereka mainkan banyak perubahan.
Sementara Frans telah selesai menscan Hazel, "buset dah, gimana ini?" teriak Frans.
"kenapa?" Roy dan Naila bertanya serentak.
"gua jelasin ya. Namanya masih Hazel rasnya tetep demon atau setan yang lain ga kebaca"
"sama kaya gua, tadi gua juga scan dia" sela Naila.
"ntar dulu gua belum selesai, ada yang aneh lagi. Masa ada side job nya. Coba lu pada scan lagi" terang Frans. Mereka pun melakukannya.
"hahahahahha" Naila dan Roy tertawa terbahak-bahak melihat hasilnya.
"ada setan bucin sama lu Frans" ejek Naila
"loh kok kalian malah ketawain gua?" Frans hera melihat tingkah temannya yang menertawakannya.
"ada side job MENCINTAI FRANS" Roy semakin mengejek. "kalau gini sampe kiamat nih game ga bakal bisa ngalahin tuh setan bucin" tambahnya.
"udahlah mending keluar game aja dulu, daripada cape ga bisa ngalahin tuh setan bucin" ajak Naila. Merekapun dengan kompak keluar dari game. Tetapi tanpa mereka sadari Hazel mengikuti mereka. Hazel memperkecil tubuhnya dan hinggap di rambut dekat telinga Frans. Dimana titik itu tempat VR game.
Saat keluar game mereka melepas VR dan akan mematikannya. Disaat Frans akan mematikan VR nya ia melihat kedipan cahaya sekejap lalu menghilang. Mereka semua pergi meninggalkan VR dan menuju ruang makan. Naila dan Roy terus menertawakan Frans. Mereka saling mengejek, tetapi mereka tetap membahas keanehan yang terjadi pada game hari ini.
Siang ini merekam akan merencanakan makan di luar, merasa sudah lama tidak jalan-jalan karena terlalu sibuk dengan game dan kuliah. Roy menyarankan untuk makan diwarung baso langganan dekat gerbang perumahan Frans. Karena mereka sudah terbiasa makan di sana. Setelah makan siang itu mereka berpisah ke rumah masing-masing. Mereka bersiap untuk esok hari karena harus menghadapi rutinitas sehari-hari.
Sesampainya di rumah Frans menuju ke kamarnya karena tidak melihat ibunya di rumah. Begitu membuka kamarnya Frans sangat terkejut, karena ia melihat sesosok orang yang seperti dia kenal. Orang itupun melambaikan tangannya seraya tersenyum. Frans menutup kembali pintu kamarnya lalu bersandar ke dinding. Seakan ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya Frans kembali membuka pintu kamar dan tetap saja ia melihat sesosok itu.
"hai pria tampan" sapa orang yang telah berada di depannya. Tak percaya apa yang dia lihat hanya terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments