BAB 4

Angela berbincang dengan shella, hal-hal tentang masa lalu ketika masa kuliah mereka. Tentang lelaki yang pernah mereka rebutkan, tentang berlibur ke eropa. Sampai tak terasa mereka berdua berbicara selama hampir dua jam. Angela melihat jam tangannya, ia hanya ijin selama tiga jam.

Akhirnya sudah waktunya, ia pun berpamitan pada temannya, sekali lagi memeluk hangat shella. "Makasih shel dan maaf aku merepotkanmu. Semoga cepat sembuh," pamit Angela.

Angela melambaikan tangannya di pintu saat akan keluar dari ruangan, tersenyum sekali lagi sebelum dirinya menghilang dari pandangan temannya.

Tenang Angela, kamu pasti bisa! Bathinnya.

Saat diperjalanan akan keluar ke tempat parkir, Angela berpura-pura menekan perutnya. "Ah... ! sebentar greta, perutku melilit. Tunggu! Aku akan ke toilet sebentar, aduh... " dengan lancar Angela berbohong, tapi dia tau asistennya akan selalu berada dalam jarak dekat di belakangnya.

Angela dengan cepat masuk ke dalam toilet, mengetuk satu-satu pintu bilik toilet 4 kali ketuk sebagai tanda. Tak berapa lama terdengar balasan dari bilik ke tiga kiri, pintu terbuka dan angela segera masuk.

Di dalam Angela terkejut melihat penampilan yang tidak dikenalinya. Samuel, dengan segala atribut wanita. Dari rambut wig pirang panjang sepinggang juga dress panjang. Angela ingin tertawa, tapi dirinya urung melakukannya. Jika ia tertawa berantakan sudah rencananya.

Samuel yang melihat Angela ingin menertawainya, seketika membuat wajahnya cemberut.

"Hei Kalau bukan karena kita tidak dekat sejak kecil dan aku pernah menyukaimu, apa menurutmu aku mau melakukan semua ini, huh!" gerutu samuel.

"Uhh... kamu memang sahabatku yang terbaik. Gimana siap mendengar rencanaku?" Angela menepuk pelan pundak sahabatnya.

Samuel mengangguk, Angela mulai menjabarkan rencananya, dia juga menceritakan akan kehamilannya yang sudah berusia lima minggu.

Angela hanya tidak ingin lazarus mengetahui kehamilannya. Hanya berpikir anaknya mempunyai ayah seperti lazarus membuatnya ngeri. Pernah sekali dirinya meminum pil pencegah kandungan agar tidak hamil, tapi lazarus mengetahuinya dan mengurungnya dalam kamar.

Samuel menghela nafas berat, dirinya sebenarnya enggan melakukannya. Bagaimana pun dirinya menyayangi Angela seperti saudaranya sekarang, meskipun dulu pernah menyukainya sebagai wanita.

"Kamu yakin tidak akan ada masalah bagimu? Aku hanya takut kamu terkena masalah. Kita sama-sama tau perangai s brengsek Lazarus," samuel menggelengkan kepalanya tanda tak setuju akan rencana angela.

"Aku tau, tapi jika tidak pernah mencobanya bagaimana kita tau kan? Bahkan jika akhirnya kehamilanku diketahuinya, aku akan berbohong, bahwa anak ini bukan darah dagingnya." Angela hanya berpikir itu jalan yang harus dia tempuh agar anaknya kelak terbebas dari dunia yang seperti neraka.

Angela tidak ingin anaknya tumbuh dalam keluarga lazarus, harem dimana ayah lazarus mengnormalkan sistem poligami dengan berbagi suami. Bahkan istri-istri Ayah lazarus semua tinggal di harem. Bukan tidak mungkin sebentar lagi lazarus membawa istri barunya masuk ke dalam harem.

Angela bahkan mendengar selentingan gosip dari para pekerja, saat dirinya mengendap tengah malam keluar kamar saat para pengawal kalah oleh rasa kantuk mereka. Dirinya keluar hanya ingin merasakan udara malam, ia melewati kamar para pegawai di sayap timur harem untuk sampai di kebun bunga milik istri kedua ayah mertuanya.

Saat mendengarnya, Angela membayangkannya saja sudah bergidik ngeri. Sekarang saja hanya dirinya istri lazarus tapi perlakuan lazarus padanya sudah seperti itu. Rasa memiliki yang terlalu berlebihan, terlalu menutup dunia luar darinya sudah membuatnya muak. Ditambah masalah tentang perusahaan Ayahnya, ia ingin mulai menyelidiki semuanya, berada di dalam harem tidak bisa membantu, ruang lingkupnya sudah jelas terbatas.