Anya mendorong kursi roda Anton dengan langkah ringan menuju sebuah pasar kaget tidak jauh dari daerah rumahnya.
Pagi itu cuaca cerah berawan dan udara terasa sejuk, menjadi waktu yang tepat untuk pergi keluar rumah. Tampak di kejauhan keramaian pengunjung memadati pasar kaget yang akan didatangi Anya.
Sudah lama sekali rasanya Anya tidak pergi ke tempat yang ramai. Sebab Anya lebih suka datang ke tempat-tempat yang sepi untuk menyendiri. Tapi kini Anya seolah punya alasan yang tepat untuk sekedar berjalan-jalan di tengah keramaian. Anya berjalan membelah lautan manusia. Dengan Anton berada dikursi roda, orang-orang dengan sukarela menepi untuk memberi jalan. Di sepanjang jalan, para pedagang berjejer menjajakan aneka barang dagangan. Mulai dari pakaian, aksesoris, hingga aneka jenis makanan dan minuman yang terlihat menggiurkan.
Mata Anya berbinar, seolah melihat harta karun yang telah lama dicarinya. Lalu tanpa sadar Anya meninggalkan kursi roda Anton begitu saja, untuk kemudian melangkah berpindah dari satu stand ke stand yang lain sekedar untuk memuaskan mata dan rasa penasarannya. Sesekali Anya mengambil baju dan aksesori, untuk kemudian dicoba, lalu Anya mengambil beberapa potret dirinya. Setelah itu Anya hanya mengembalikan kembali barang-barang yang telah dicobanya. Tanpa disadari di samping stand itu, Anton duduk mematung sambil mengamati tingkah Anya sambil geleng-geleng kepala.
"Dasar perempuan, ada-ada saja tingkahnya...", begitu batin Anton.
Anya kemudian mengambil sebuah blouse dan membayarnya dan itu bukanlah barang yang tadi dicobanya.
Keluar dari stand itu, Anya baru menyadari kalau Anton sedari tadi memperhatikan dan menunggunya.
"Maaf aku jadi mengabaikanmu, ayo kita cari sarapan..."
Anya kembali mendorong kursi roda Anton dengan santainya lalu berjalan menyusuri stand-stand yang menjual aneka makanan.
"Mau makan apa?"
"Apa saja yang kamu suka..."
Setelah beberapa kali berkeliling akhirnya Anya menjatuhkan pilihannya pada nasi kuning banjar. Anya memesan dua porsi lengkap dengan ayam dan minuman. Mereka makan dengan lahab sampai isi piringnya tandas tak bersisa. Ternyata berbelanja di tempat seperti itu cukup melelahkan dan membuat perut lapar.
Selesai makan tenaga Anya seolah kembali terisi. Gadis itu lalu melanjutkan aksinya berpindah dari satu stand ke stand lain, sekedar untuk memuaskan matanya tanpa membeli satupun barang. Dan Anton kembali harus tersingkir di satu sudut stand sambil termenung memandangi Anya.
"Ayah....ayah...."
Tiba-tiba seorang anak kecil berteriak sambil berlari ke arahnya. Di tengah jalan gadis kecil itu kehilangan keseimbangan hingga akhirnya jatuh menabrak Anton yang sedang duduk di atas kursi roda.
Gadis kecil itu dengan susah payah berdiri, lalu menatap wajah Anton lekat-lekat.
"Kenapa adek, apa ada yang sakit?"
Anak itu masih diam sambil memandangi wajah Anton.
Sekejap terlintas di benak Anton, apakah anak ini mengenal dirinya?
"Ayah....mana?", tanya gadis itu dengan terbata, sambil kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.
Tidak lama berselang seorang pria dewasa datang dan segera menggendong gadis kecil itu.
"Maaf, anak saya terpisah tadi.."
Teryata hanya pikirannya saja yang berlebihan. Gadis kecil itu hanya salah orang. Dan entah mengapa ada perasaan kecewa menelusup di hatinya. Sebab Anton sempat berharap bahwa anak itu mengenalnya, dan itu bisa jadi petunjuk berharga bagi ingatannya.
Tidak lama kemudian Anya datang menghampiri Anton dan mendorong kursi rodanya.
"Ayo kita pulang!", ajak Anya dengan riang.
Mereka lalu bergegas kembali pulang ke rumah.
Hari yang cukup seru sekaligus melelahkan. Baik Anya maupun Anton hanya ingin segera sampai dirumah dan beristirahat.
Namun begitu sampai dirumah, Anya dan Anton justru dikejutkan dengan keberadaan tamu tak diundang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Lesly Manurung
ayoo ,siapa ya
2022-11-27
0