NASIHAT

Berhari-hari telah berlalu ketika Karin, Agam dan Nanda berkumpul di sebuah cafe baru yang menjual beragam jenis ice cream. Setelah menjalani serangkaian jadwal ujian semester satu yang melelahkan, akhirnya mereka dapat duduk santai bersama sembari menikmati manisnya ice cream. Tiga ice cream dengan rasa berbeda telah mereka pesan dan tak butuh waktu lama, ice cream pun disajikan. Obrolan mengalir begitu saja hingga saat Karin menceritakan tentang apa yang ia lihat di rumah makan soto ayam. Nanda mengernyit ketika mendengarnya. Karin dapat merasakan kembali rasa mual yang saat itu ia rasakan. Sementara Agam hanya mendengarkan dengan seksama tanpa menimbulkan efek apa-apa pada dirinya.

"Penglaris Jin sih memang ada ya dan aku percaya," timpal Agam.

Perbincangan ketiganya kian seru saja hingga saat, Karin bercerita tentang pengalamannya kondangan ke nikahan jin dengan Serena.

"Kamu, ke kondangan jin? gak mimpi kan?" tanya Nanda menegaskan.

"Enggaklah, aku beneran di sana kok."

"Kalau mau ngerjain aku sih boleh-boleh saja tapi jangan sampai segininya kali, gak masuk akal," sergah Nanda.

Sementara Agam kembali teringat akan sosok Serena. Matanya memandang ke segala arah dengan cemas. Beruntung, Agam tidak melihat Serena di mana pun.

"Aku gak bohong Nan, aku beneran ke nikahan jin waktu itu," jawab Karin.

Nanda memanyunkan bibirnya seolah mengejek, tidak percaya dengan apa yang Karin ucapkan.

"Kayaknya Karin gak bohong deh Nan," sahut Agam.

"Kamu juga percaya Gam?" tanya Nanda disusul tawa lebar.

"Rin, aku masih berteman dengan Serena?" tanya Agam dengan mimik wajah yang serius.

Seolah tahu ke mana arah pembicaraan Agam, Karin lantas menunduk lesu tanpa menjawab.

"Kamu kenapa sih Gam? dari dulu juga Karin sering bahas tentang teman khayalannya itu, si Serena. Kayak baru dengar saja kamu," timpal Nanda.

Agam lantas mengalihkan pandangannya ke Nanda lalu menjawab:

"Kamu mungkin belum tahu tapi aku, sudah melihatnya. Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya aku bisa melihat wujud Serena. Dia benar-benar ada dan bukan sekedar teman khayalan semata."

"Maksud kamu apa Gam?" tanya Nanda yang mulai penasaran.

Agam menatap Karin sesaat sebelum menghela napas panjang lalu kembali menjawab:

"Menurutku, Karin ini memiliki kelebihan khusus dimana dia, bisa melihat makhluk halus. Dengan kata lain, si Serena ini..."

"Hantu? Serena hantu maksud kamu?" sela Nanda.

"Iya."

"Hah? yang bener Rin? yang dibilang Agam beneran?"

Pada akhirnya, Karin tidak memiliki pilihan selain mengatakan yang sebenarnya. Nanda menyandarkan punggungnya, lesu. Nanda tidak menyangka kalau selama ini, sahabatnya juga bersahabat dengan kaum hantu.

"Kalian gak akan ngerti. Rasanya itu biasa saja, seperti persahabatan kita. Aku juga tidak tahu kapan mulainya tapi seingatku, hari-hariku selalu bersama Serena."

...Deg.....

"Dia ngikut ke sini juga dong sekarang?" tanya Nanda dengan panik seraya lekas menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Enggak kok tenang saja! kalau dulu memang dia selalu mengikutiku tapi untuk beberapa waktu terakhir ini, aku sudah memintanya untuk tidak muncul kalau kami tidak sedang berduaan saja."

Nanda dapat bernapas lega.

"Gila sih ini, jangan dilanjutin deh Rin!" saran Nanda.

"Aku tahu, kalian berdua mengkhawatirkanku tapi percaya deh! Serena gak pernah berbuat jahat padaku."

"Sebaik apa pun Serena, kamu harus ingat! tidak ada satu pun jin yang baik. Mereka selalu menyimpan tipu muslihat," sahut Agam.

"Bener kata Agam Rin, jangan terbuai!"

"Satu lagi, setelah kamu cerita kalau kamu pernah dibawa ke nikahan jin, hatiku rasanya nyeri Rin, takut kalau ke depannya, Serena akan berbuat lebih dari pada ini. Kalau misal nih, amit-amit ya! kalau misal dia bawa kamu ke alam jin lagi dan kamu gak dibalikin ke alam manusia gimana?"

"Ih ngeri Rin! bener kata Agam loh, nurut kenapa? jauh-jauh dari si Serena."

"Menurut apa yang pernah aku baca, tersesat di alam ghaib itu, ada juga yang sampai membuat nyawa melayang."

"Duh amit-amit dah! astaghfirulloh!" pekik Nanda.

Melihat kedua sahabatnya yang begitu khawatir, Karin hanya bisa menghela napas dalam-dalam.

"Demi kebaikanmu sendiri, tolong jauhi Serena! kamu pasti bisa."

"Iya Gam, nanti deh aku pikirin lagi," jawab Karin.

Agam dan Nanda saling memandang dan sepakat untuk tidak terlalu memaksa.

...🍁Bersambung... 🍁...

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

Serena nya denger tuh di omongin

2023-07-19

0

Ara Ira

Ara Ira

takut bacanya tapi ketagihan juga pengen lanjut🤭🍓

2022-10-16

1

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

Serena ngupinh gak ya pembicaraan temen2 Karin 🤔🤔🤔

2022-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!