Mengandung Anak Sahabat

Mengandung Anak Sahabat

INGATAN SEBELUM TRAGEDI

Brakk!!

Sheila Aluna yang disapa Luna sehari hari, memejamkan matanya bersamaan dengan turunnya air mata di pipinya. Ada rasa sakit di hati Luna ketika mendengar setiap kalimat yang di ucapkan suaminya. Meskipun mereka terpaksa melakukan perkawinan siri ini, namun alangkah baiknya jika sang suami juga memperlakukan dia dengan manusiawi.

Karena dia juga terpaksa dan terdesak karena keadaan. Karena sedang membutuhkan biaya rumah sakit untuk sang Ibu yang sedang mengalami koma karena mengalami kecelakaan beberapa waktu yang lalu.

Luna yang saat itu sangat membutuhkan biaya untuk ibunya, bertemu dengan dokter Fahri yang kebetulan menangani sang ibu.

"Dok, apakah rumah sakit ini tak memberikan penangguhan biaya untuk pasien yang kurang mampu? Saya harus mencari kemana uang segitu banyaknya, dok?" tanya Luna seraya berderai air mata di pipinya. Dia bingung harus mencari kemana biaya yang segitu banyaknya untuk ibunya. Sedangkan dia hanya gadis biasa yang kerja di sebuah toko roti dengan gaji yang pas-pasan.

Dokter itu menggelengkan kepalanya lemah, bertanda tak ada jalan lain untuk itu. Jika saja dia mempunyai banyak uang, bukan hal yang sulit untuk membantu Luna dalam urusan biaya rumah sakit. Karena dia juga pernah merasakan bagaimana sulitnya ketika berada di posisi Luna.

Luna menangis, menutup wajahnya sambil terus terisak dalam tangisnya. Mungkin terbesit di pikirannya untuk menyerah pada takdir dan melepaskan alat yang menopang hidup sang ibu. Dan itu artinya dia harus rela kehilangan sang ibu untuk selamanya.

Mereka saling diam. Dokter Fahri pun hanya menatap Luna yang masih menangis itu. Dia ragu saat akan mengatakan sesuatu yang mungkin bisa membantu Luna untuk melewati masalah ini.

"Lun,"

Luna mengalihkan pandangan pada dokter Fahri. Menunggu apa yang akan di katakan dokter itu selanjutnya.

"Ada satu jalan Lun yang mungkin bisa menyelamatkan ibumu. Apa kamu mau mengambil itu sebagai jalan untuk ibumu?"

Sontak Luna menatap tak percaya ke arah dokter muda tersebut, "Apa dok?" Tanya Luna penasaran. Ada semburat semangat di mata Luna saat mendengar penuturan dokter Fahri.

"Mau kah kamu menghasilkan anak untuk teman saya?" tanya Dokter Fahri dengan takut dan sedikit ragu.

"Ma_maksud dokter, apa?!" tanya Luna tak mengerti dengan apa yang barusan dia dengar.

"Jadilah istri kedua untuk menghasilkan anak untuk sahabat saya,"

Duarr!!!

Bagai di sambar petir rasanya. Dia yang sama sekali tak ada pikiran untuk menikah, harus menikah dengan pria yang tak di kenal. Yang lebih parahnya harus menjadi yang kedua. Lalu bagaimana hidupnya untuk kedepan?

Rasanya lututnya lemas seketika, membayangkan saja sudah membuatnya takut dan bagaimana dia bisa menjalani pernikahan konyol ini dan hanya menjadi alat pencetak anak untuk suaminya. Sungguh dia tak sanggup untuk membayangkannya.

Awalnya Luna enggan menjadi gundik penghasil anak, namun karena keadaan yang terus mendesak, akhirnya Luna menyetujui penawaran itu setelah berpikir panjang.

Setelah mengucapkan ijab qabul, akhirnya Luna dan Hiko telah sah menjadi suami istri. Hanya beberapa orang yang menghadiri pernikahan mereka termasuk dokter Fahri sendiri yang menjadi jalan mereka berdua.

"Silahkan mbak Luna untuk mengecup tangan suaminya, Mas Hiko," ucap penghulu pada Luna.

Dengan tangan gemetar Luna meraih tangan suaminya. Ada setitik lara yang keluar dari ekor matanya. Ibu, keluarga satu-satunya yang dia punya sedang tergolek bagai mayat hidup di rumah sakit. Sedangkan pernikahannya yang dia lakukan saat ini bukanlah pernikahan impian yang selama ini dia idamkan. Justru pernikahan ini lah yang mungkin akan membuatnya jatuh ke lubang kenastapaan yang tiada berujung.

Yang lebih parah lagi, dia telah menyakiti hati seorang wanita dengan menikahi suaminya. Wanita mana yang akan menerima semua kedustaan ini. Sesabarnya seorang wanita, dia akan berubah menjadi sosok yang mengerikan jika miliknya di renggut oleh wanita lain. Dan mungkin dia akan pasrah jika istri pertama suaminya akan menolaknya, bahkan bisa saja membunuhnya. Mungkin itulah salah satu resiko menjadi duri dalam daging rumah tangga seseorang.

Luna memejamkan matanya, bukanya dia tak paham. Namun dia berusaha menerima garis tangan yang sudah Tuhan tentukan untuknya. Jika boleh memilih nasibnya sendiri, dia tak akan mau menjalani hidup susah seperti sekarang ini. Namun apa mau di kata, dia hanya bisa berpasrah dengan takdir Tuhan untuknya.

***

Brakk..

Pintu terbanting dengan kerasnya. Membuat Luna yang sudah hampir terlelap berjengkit terkejut. Dia segera beranjak duduk dan melihat sang suami yang berdiri di depan ranjang dalam keadaan berantakan.

"Cepat, buka bajumu!!" perintah Hiko dengan tiba-tiba. Matanya memerah seolah sedang menahan sesuatu. Sungguh, membuat Luna sangat ketakutan.

"Hah!! U_untuk apa?!" tanya Luna gugup. Tangannya meremas kancing piyamanya dengan erat.

Luna menatap sinis ke arah Luna.

"Bukankah kita suami istri sekarang? Jadi sudah sewajarnya jika kita melakukannya. Karena kita juga sudah sah di mata agama. Apa kamu lupa, Luna." terang Hiko dengan suara serak. Membuat Luna merinding mendengarnya.

Luna segera memundurkan tubuhnya takut ketika Hiko mulai mendekatinya.

"Jangan. Aku mohon!!" lirih Luna dengan gemetar. Ia ketakutan setengah mati ketika melihat Hiko yang sudah mulai menanggalkan setiap pakaiannya dan melemparnya ke sembarang arah.

"Apakah aku harus melakukan pemaksaan pada istriku sendiri. Hem??" tantang Hiko dengan pandangan tajamnya.

Dia mendekati Luna yang sudah tidak bisa bergerak lagi. Dengan segera dia meraih dagu wanita itu dan mendekatkan wajahnya.

Cukup lama Hiko menatap wajah istri barunya itu dengan dekat. Tapi yang ada hanya kebencian di mata Hiko. Benci karena takdir memaksanya untuk menikahi wanita lain untuk bisa melahirkan keturunannya. Karena istri yang sangat di cintainya tak mampu untuk melahirkan buah cintanya.

Hiko melahap bibir itu dengan brutal, meskipun beberapa kali Luna menolak ******* itu, namun Hiko mengabaikannya. Tangan Luna pun tak henti memukul dada Hiko untuk melepas pagutan mereka.

"Aakkhh!!!" Luna memekik karena rasa sakit dan perih menghantam inti tubuhnya. Dia mencengkram sprei dengan kuat hingga kukunya berubah memutih.

"Sakiit!!! Hentikan!!" pinta Luna. Ia merintih kesakitan karena ulah Hiko yang tiada kelembutan menjamah tubuhnya. Pria itu dengan brutal mendorong inti tubuhnya yang sangat sakit dan sesak.

Namun Hiko tak menggubrisnya. Dia masih menggoyangkan tubuhnya di atas tubuh Luna. Tiada kenikmatan yang terasa, hanya rasa terpaksa yang mendominasi hati Hiko saat ini.

Wajah cantik dan polos Luna pun tak mampu menggoyangkan imannya. Dan hanya wajah Laura lah yang tergambar jelas di pelupuk matanya saat ini. Istrinya.

"Laura, aku mencintaimu!!" Erang Hiko ketika mencapai puncak kenikmatannya. Tanpa sadar bibirnya berucap demikian.

Hati Luna mencolos, merasakan pilu sang amat sangat karena suaminya menyebut wanita lain ketika sedang bersamanya. Tak terasa air matanya tumpah kepermukaan. Hatinya amat perih saat ini.

Luna dengan cepat menutupi tubuhnya setelah Hiko bangkit dari tubuhnya. Dia meringkuk, air matanya deras mengaliri pipinya.

"Kenapa rasanya sesakit ini?" Tanyanya dalam pilu. Yang bisa dia lakukan sekarang hanya lah menangis, meratapi nasibnya yang entah bagaimana kelanjutannya.

Brukk..

Sebuah handuk dengan sengaja Hiko lempar ke arah Luna. "Cepat bersihkan tubuhmu. Aku tak ingin jejak kepemilikanku menempel di tubuhmu," ketus Ananda Hiko yang setelah itu beranjak keluar dari sana.

Kemudian dia berjalan keluar, menuju dapur lebih tepatnya. Mengisi tenggorokannya yang sudah kering karena pergulatan hambarnya dengan Luna.

"Maafkan aku, Lara. Aku berdosa sama kamu, aku terpaksa melakukan ini agar aku tak kehilangan dirimu," lirih Hiko dengan sorot mata yang penuh dengan penyesalan.

Aluna tak percaya, pria yang menikahinya adalah suami sahabatnya. Ia bodoh dan merasa bersalah, ketika menatap layar ponsel foto Ananda Hiko dengan Alara Patricia, yang disapa Lara.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Ratna

Ratna

Sadis

2022-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!