Terimakasih sudah mampir, semoga kita sehat selalu dan tetap bahagia. Selamat membaca....
Sebelumnya Dede menanyakan pada sistem apakah dia bisa menyimpan benda pribadinya kedalam inventori?.
Dia dibuat menjadi semakin bahagia karena sistem menjawab bisa. Dengan begitu Dede tidak akan kerepotan lagi jika harus membawa barang.
Setelah mereka membubarkan diri Dede dan ke lima temannya kembali ke kelas untuk menunggu jam pelajaran selanjutnya. Tidak lama kemudian Yuna dan para anak gemes lainnya masuk kedalam kelas.
Terlihat Yuna membawa sekantong keresek pada tangan kanannya. Didalamnya terdapat beberapa roti yang dia beli dari kantin.
"Dede ini aku belikan roti buat kamu" Yuna tersenyum manis sambil duduk disebelah Dede.
"Makasih Yuna kamu baik banget" kata Dede sambil membuka bungkus roti kejunya.
Serentak ke empat teman Dede yang ada disitu menatap Dede penuh iri. Anak laki-laki mana yang tidak ingin berdekatan sama Yuna yang sudah menjadi bintang kelas.
Apalagi sekarang Dede dengan sengaja dibelikan beberapa roti oleh Yuna. Sungguh dunia yang tidak adil pikir mereka berempat.
"Dede makan apa tuh? minta dong.." celetuk Baim sambil mendekati bangku yang diduduki oleh Dede dan Yuna.
"Roti, kamu mau Baim? ambil saja" kata Dede menawarkan.
Seperti dikomando Ravatar, Dude, dan Niko bergerak mendekat lalu mengambil Roti satu orang satu. Dede membiarkan teman-temannya mengambil roti pemberian Yuna.
Tapi lain halnya dengan Yuna dia terlihat cemberut dan kesal. Dalam hatinya dia menggerutu "Aku sengaja beliin roti agar Dede senang, eh malah para kunyuk ini yang pada ngambil".
"Yuna kamu kamu kenapa?" Dede melihat ekspresi wajah Yuna yang terlihat menggelap.
Ditanya seperti itu oleh Dede, Yuna kemudian merubah ekspresinya menjadi tersenyum manis "Eh enggak apa-apa kok". Kata Yuna sambil melambaikan kedua tangannya.
"Selamat siang anak-anak" kata ibu guru Dila tiba-tiba masuk kelas tanpa permisi. Segera semua anak-anak duduk ditempat duduknya masing-masing.
Kemudian pelajaran pun berlanjut sampai waktunya bel pulang berbunyi. Semua anak bergembira saat mendengar suara bel pulang yang sakral bagi mereka.
"Sekian pelajaran dari ibu hari ini. Kita akan bertemu lagi dilain kesempatan" bu guru Dila menutup pelajarannya.
"Dede tunggu aku" kata Yuna histeris saat Dede melewati tempat duduknya.
"Iya aku tunggu kamu diluar. Kita pulang bareng lagi" balas Dede kemudian dia duduk dipagar tembok pendek yang menyatukan antara dua pilar didepan kelas mereka.
"Ayo" Yuna menjulurkan tangan kanannya mengajak Dede bangun.
"Sebentar kak Isti belum kesini. Tumben dia telat" gumam Dede pelan. Yuna pun akhirnya mengikuti duduk disamping Dede.
[ Ding ]
[ Misi darurat terpicu. Selamatkan Isti dari anak-anak yang akan mencelakainya ]
[ Anda akan mendapatkan satu poin kecepatan jika berhasil menyelesaikan misi ]
[ Apakah anda akan menerima misi sistem ya atau tidak ]
"Tentu saja, tunjukan sekarang dimana keberadaan Isti" kata Dede sambil berdiri tiba-tiba mengagetkan Yuna. Pandangan Dede terpaku kepada gambar peta yang ada dilayar sistem.
"Dede ada apa?" tanya Yuna menatap Dede yang sedang terlihat khawatir.
"Kak Isti sedang berada dalam bahaya" kemudian Dede berlari sangat cepat meninggalkan Yuna sendiri. Yuna pun segera mengejar Dede yang sudah berada jauh darinya.
...
Ditempat yang berbeda saat ini Isti sedang dikelilingi oleh 5 orang anak laki-laki kelas 5 SD. Dia tidak sengaja menabrak Ika adiknya Permadi, sampai pop ice yang baru Ika beli tumpah ke baju seragamnya.
Ika seumuran dengan Dede sama-sama kelas 4 tapi mereka tidak satu kelas.
Tentu Ika sangat marah karena bajunya jadi basah, walaupun Isti sudah meminta maaf berkali-kali dan menjelaskan dia tidak sengaja. Namun tetap dia mengadukan kejadian itu pada kakaknya Permadi.
Dalam waktu singkat Permadi bersama keempat teman karate nya segera mendatangi Isti yang sedang sendirian. Semua temannya sudah pada pulang duluan.
"Heh gadis miskin kau berani merundung adikku Ika hah" bentak Permadi kepada Isti lalu mendorongnya, sehingga Isti terdorong kebelakang dan ditahan kedua teman Permadi.
Kedua tangan Isti dipegangi teman Permadi dari kanan kirinya. Sampai isti tidak bisa bergerak bebas.
"Ika kau mau aku apakan dia?" tanya Permadi kepada adiknya yang sedang tersenyum puas melihat Isti diperlakukan kasar oleh kakak dan teman-temannya.
"Tampar saja dia kakak sampai dia menyesal sudah dilahirkan ke dunia ini" kata Ika menyeringai sinis, menatap isti puas. Ika anak kecil tapi hatinya sudah seperti iblis.
"Ampun aku tidak sengaja menabraknya" Isti memohon dengan air mata mengucur deras mengalir di pipinya.
"Apa kau tuli? jika adikku mau kau ditampar. Maka aku harus menamparmu. Keinginan adikku adalah perintah" teriak Permadi tepat didekat wajah Isti yang sedang menangis.
Napas bau dan Air liur Permadi sampai berhamburan mengenai wajah Isti. Dia hanya memejamkan matanya saat Permadi sudah mengangkat tangannya siap menampar pipi kiri Isti.
Namun setelah beberapa waktu berlalu Isti tidak merasakan apapun. Dia penasaran dengan apa yang terjadi. Saat membuka kedua kedua matanya tangan Permadi sudah ada yang memegang dari arah belakang.
Siapa lagi kalau bukan super Dede. Sebenarnya Isti tidak mengharapkan adiknya ada disini. Dia takut Permadi dan teman-temannya menjadi melampiaskan kemarahannya kepada Dede.
"Oh kau mau membela kakakmu rupanya" kata Permadi datar sambil melirik kearah Dede yang masih memegang tangan kanannya erat-erat.
"Kau harus berlatih dulu ribuan tahun untuk bisa melawanku" Kata Permadi mencoba melepaskan tangannya.
"Dede cepat pergi dari sini tinggalkan kakak sendiri" Isti memohon sambil menangis sedangkan kedua tangannya masih dipegang teman Permadi.
"Tenanglah kak semuanya akan selesai dengan cepat" kata Dede kemudian menotok titik motorik Permadi secara cepat. Lalu bergerak cepat tanpa disadari yang lainnya. Dede sudah menotok semua teman Permadi juga.
Permadi dan empat temannya menjadi panik saat sadar badan mereka tidak bisa di gerakan lagi. "Heh anak miskin apa yang kamu lakukan pada kami?" teriak Permadi karena dia juga melihat semua temannya tidak bisa bergerak seperti dirinya.
Kemudian Dede memeluk Isti yang sudah bisa melepaskan diri dari cengkraman dua teman Permadi. "Tenanglah kak semuanya sudah berakhir" Dede dengan lembut.
"Terus bagaimana dengan mereka?" Isti memandangi mereka berlima yang terdiam kaku. Dede kemudian berbalik kebelakang dan berkata "Bagaimana sekarang apakah kalian masih ingin terus seperti itu?".
"Tidak, lepaskan kami"
"Aku akan melepaskan kalian asalkan, kalian berjanji tidak akan menyentuh kakak ku lagi. Jika tidak aku akan biarkan kalian seperti ini selamanya" jawab Dede manakut-nakuti mereka.
Sedangkan Ika sudah berjongkok ketakutan melihat kondisi kakaknya yang kaku seperti itu. Dia tidak menyangka Dede bisa melakukan trik aneh seperti itu.
Yuna yang baru datang melihat pemandangan itu seperti sebuah dejavu. "Jangan-jangan kejadian waktu dijalan itu Dede yang menjadi penyebabnya" Yuna bergumam.
"Baiklah aku dan yang lainnya berjanji tidak akan menyentuh kakakmu lagi. Sekarang lepaskan kami" pinta Permadi.
"Baik akan melepaskan kalian, tapi awas jika kalian berbuat onar lagi disekolah ini akan ku buat kalian menjadi patung selamanya" ancam Dede kemudian melepaskan totokan mereka semua.
Bersambung...
Jangan lupa like, komen, hadiah dan vote. Serta pencet tombol favoritnya biar tidak ketinggalan up date selanjutnya. Sampai jumpa lagi bos ku :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
.
👍
2022-09-13
3
RAYxy
Si Yuna akan jadi tambah penasaran dengan si Dedi.
dan juga akan semakin tau kalau Dedi punya kekuatan luar biasa.
2022-09-13
4
Hiu Kali
muwantabbb...
2022-09-13
3