Tidak terasa waktu berlalu, akhirnya mereka bertiga sudah sampai di gapura desa. Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan segera sampai dekat rumah Yuna.
"dede, kak Isti ayo kita sekarang main kerumah Yuna" yuna sudah tidak sabar membawa dede main kerumahnya.
"Nanti saja ya mainnya, aku sepertinya sedikit lelah setelah melalui kejadian yang aku alami hari ini'' kata dede sambil melihat wajah cantik Yuna.
"Mungkin sore kita bisa main kerumah mu" kata Isti menambahkan.
"Baiklah kalau begitu, aku tunggu kedatangan kalian nanti sore ya" kata Yuna sambil melambaikan tangan dia masuk ke pelataran rumahnya yang mewah.
"Bu aku pulang !!" kata Yuna menyalami ibunya
Terlihat disana ada Anita sedang menjemur baju, kemudian sekilas dia melihat dede.
"dede, Isti kalian pulang bareng Yuna? sini mampir dulu", kata Anita tersenyum kearah dede dan Isti.
"Iya tante nanti mainnya, aku mau istirahat dulu" jawab dede sambil membungkukkan badan pada Anita.
Kemudian dede dan Isti berlalu pergi dari sana. Sesampainya dirumah mereka melihat pintu sudah terbuka. Berarti ibunya sudah pulang dari sawah.
"Ibu kami pulang" kata mereka bersamaan sambil membuka sepatu dan menyimpannya di rak sepatu.
"Selamat datang nak, kemarilah ibu sudah menyiapkan makan siang sama orak-arik telur. Pasti kalian berdua belum makan siang" kata ibu Masitoh menyambut mereka, terlihat dia masih memakai celemek.
"Yeah kita makan sama orak-arik telur" teriak Isti senang karena itu makanan kesukaannya semenjak dia kecil.
"Jangan lupa ganti baju dulu terus cuci tangan" kata Masitoh mengingatkan.
"Baik bu" kemudian mereka berdua masuk ke kamar masing-masing dan berganti baju. Mencuci tangan kemudian mereka berkumpul makan bersama.
Sesudah selesai makan kemudian Isti bercerita "Bu tadi dede nolongin banyak orang loh, bahkan dia mendapatkan pin murid teladan dari bapak kepala sekolah".
"Benar itu dede?" Masitoh memandang dede penasaran.
"Iya bu, dede tidak bisa diam saja jika ada orang lain yang membutuhkan" kata dede jujur.
"Bisa ceritakan, ibu penasaran bagaimana kamu menolong mereka" kata Masitoh dengan wajah berbinar merasa bangga mempunyai anak yang suka menolong orang yang kesusahan.
Sebelum dede bercerita, Isti sudah nyerobot duluan "Jadi begini bu......" Isti kemudian menceritakan semua kejadian yang dialami dede dari mulai menolong Yuna dari anak jalanan, memadamkan api di kantin sampai menceritakan tentang penyelamatan seorang nenek yang akan tertabrak mobil.
dede diam saja dia tidak ikut bicara, dia membiarkan kakaknya yang menceritakan semuanya. Walaupun tidak lengkap tapi itu tidak masalah buat dede.
dede juga tidak mau jika ibunya tahu dia dikeroyok anak jalanan. Sedangkan Masitoh yang mendengarkan cerita Isti perasaannya menjadi campur aduk. Ada rasa senang, bangga, dan juga khawatir jika dede kenapa-napa.
"Nak kakak mu bilang tadi kamu ditabrak mobil, apa kamu tidak ada yang sakit?" Masitoh berdiri lalu memeriksa tubuh dede, dari kepala sampai ujung kaki dia raba-raba.
"Sudah bu geli, dede baik-baik saja kok" kata dede sambil tertawa-tawa karena kegelian.
Setelah yakin anaknya tidak ada yang terluka barulah Masitoh merasa tenang.
"dede mana pin pemberian pak kepala sekolah itu ibu mau lihat" tentu saja dia merasa senang memiliki anak yang menjadi murid teladan di sekolahnya.
"Baik bu dede akan membawanya" kata dede kemudian masuk kamar.
"Oh iya Isti juga akan memperlihatkan sesuatu sama ibu" Isti pun masuk kamar dan membawa amplop pemberian wanita paruh baya tadi. Isti sudah bisa menebak isinya pasti uang tapi jumlahnya dia tidak bisa memastikan.
Masitoh menunggu kedua anaknya di kursi ruang keluarga. Tidak lama kemudian merekapun keluar hampir bersamaan.
"Ini bu pin pemberian pak kepala sekolah" dede memberikan pun itu pada ibunya.
"Wah hebat anak ibu sudah menjadi murid teladan" Masitoh berdiri kemudian memeluk dede. Dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Kemudian Masitoh melepaskan pelukannya dan menciumi pipi kiri dan kanan dede.
"Ibu, pak kepala sekolah juga memberikan ini sebagai tanda terimakasih katanya" dede menyodorkan amplop coklat pada ibunya.
"Bu ini juga ada amplop yang diberikan olah ibu2 anaknya nenek yang diselamatkan oleh dede tadi", Isti juga menyodorkan amplop yang sama bentuknya kepada Masitoh.
Bu Masitoh menerima kedua amplop itu dengan tangan gemetaran, kemudian dia membuka kedua amplop itu. Dia hampir saja terkena serangan jantung setelah melihat jumlah uang yang ada didalamnya.
Jumlah uang pada masing-masing amplop sebanyak satu jutaan. Berarti total rezeki yang yang Tuhan berikan pada keluarga mereka hari ini sebanyak 2 juta rupiah.
Refleks ibu Masitoh langsung sujud syukur dihadapan kedua anaknya. dede dan Isti bingung melihat ibunya tersungkur sambil menangis.
"Bu ibu kenapa?" tanya dede khawatir dengan ibunya. Dia takut membuat ibunya bersedih. Begitupun dengan Isti dia ikut berkaca-kaca.
Masitoh kemudian selesai melakukan sujud syukurnya, dia mengangkat kepala perlahan. Kedua matanya masih basah oleh air mata bahagia.
"Ibu maafkan kami jika ibu menjadi sedih karena kami" kata Isti matanya mulai mengeluarkan air mata. Masitoh melihat kedua anaknya bersikap seperti itu menjadi merasa lucu.
Masitoh menjadi tertawa bahagia. Sedangkan kedua anaknya merasa aneh dengan perubahan sikap ibunya. Tadi menangis sambil tersungkur, sekarang malah tertawa tawa. dede dan Isti tidak sadar keduanya mundur selangkah kebelakang.
"Kok kalian malah mundur nak?" kata Masitoh sambil terus tertawa-tawa.
Isti dan dede keduanya semakin dibuat bingung sama ibunya, mereka kemudian saling pandang.
"Kak, jangan-jangan ibu kerasukan" kata dede berbisik, takut suaranya terdengar ibunya.
Mendengar itu Masitoh semakin keras tertawanya.
"Terus gimana sekarang dik? apa yang harus kita lakukan?" bisik Isti pada dede.
Kemudian Masitoh berhenti tertawa, dia menyeka kedua matanya. "Kemarilah nak ibu tidak kenapa-kenapa" Masitoh melebarkan kedua tangannya bermaksud ingin memeluk kedua anaknya.
"Kak, sepertinya ibu sudah sembuh"
"Iya dik kamu benar"
"Jangan takut nak, ibu tidak kesurupan, ibu hanya merasa bahagia kerena tuhan telah menghadirkan kalian dalam kehidupan ibu" Masitoh meyakinkan mereka.
"Ibu"
"Ibu"
Kemudian mereka bertiga saling berpelukan. Sampai beberapa menit akhirnya mereka duduk kembali di kursi ruang keluarga. Uang sebesar 2jt rupiah itu masih tergeletak didalam amplopnya. Karena semuanya pemberian buat dede maka Masitoh meminta pendapat anaknya mau diapakan uang sebesar itu.
"dede uang pemberian itu menurutmu akan dipakai apa?" tanya Masitoh menatap anak bungsunya.
"Menurut dede lebih baik ibu menyimpannya, ibu bisa pakai untuk kebutuhan kita sehari-hari". jawab dede yang tidak mempunyai sifat serakah.
"Bu Isti mau sepatu baru, saat ini sepatu Isti sudah pada bolong." kata Isti sambil memegang tangan Ibunya, dan melirik kearah dede. "Bolehkan dik?" tanya Isti.
"Boleh dong kak, uang itu milik kita bersama. Bukan milik dede sendiri" kata dede tersenyum pada Kakaknya.
"Baiklah nanti sore ibu akan membelikan kalian berdua sepatu dan seragam baru" kata Masitoh. Dia tidak tega melihat kedua anaknya memakai seragam yang sudah kumal.
bersambung....
Silahkan like, komentar, hadiah, dan vote.
Jangan lupa pijit tombol Favorit agar tidak ketinggalan up date selanjutnya.
Terimakasih sampai jumpa lagi bos ku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Makmur Djajamihardja
Biar miskin tapi mereka bahagia
2023-01-24
1
Annisa Nur Sayuti
Alhamdulillah kluarga kecil yg bahagia
2022-12-21
0
Cil Tutorial
kakak adik yang saling mengasihi..😍.😍
2022-11-02
1